Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Myrna Ariati Mochtar
Abstrak :
ABSTRAK Berbagai penelitian dan para peneliti terdahulu terhadap pertumbuhan butir baja terfokus pada kondisi isothermal, sehingga berbagai tinjauan terhadap topik ini terdapat dalam berbagai literatur. Sedangkan berbagai aplikasi proses material, seperti canal panas pengecoran atau tempa berlangsung dalam kondisi non-isoternal. Prediksi pertumbuhan butir mempergunakan persamaan yang didapat secara empris dalam kondisi anil isothermal sehingga terjadi fluktuasi dalam besar butir dan sifat mekanis produk baja. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi dan mendapatkan pertumbuhan butir austenit dalam kondisi dimana pertumbuhan butirnya setelah dilakukan deformasi canal satu pass, dalam kondisi pendinginan kontinyu. Pendekatan yang digunakan adalah memberikan regangan deformasi canal panas antara O,3-0,4 dengan temperatur pemanasan awal l200°C, dan temperatur deformasi antara 900-1100C dengan kecepatan pendinginan antara 7-12 C/detik dalam rentang waktu rata-rata 30 detik setelah deformasi, kemudian didinginkan cepat ke temperatur ruang. Kecepatan pendinginan direkayasa dengan memasukkan benda iji ke dalam heating jacket dan pendinginan cepat dilakukan dengan water jetspray. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa pertumbuhan butir austenit baja setelah proses canal panas dapat digambarkan sebagai fungsi kecepatan pendinginan. Besar butir austenit semakin menurun dengan meningkatnya kecepatan pendinginan. Kinetika pertumbuhan butir austenit non-isotermal didapat dengan melakukan modifikasi matematis persamaan pertumbuhan butir isotermal dengan memasukkan faktor inverse kecepatan pendinginan berpangkat m. Model modfikasi ini dilakukan iterasi dengan hasil eksperimen dan didapat model empris dengan nilai amat mendekati hasil eksperimen, dengan hubungan besar butir austenit yang berbanding terbalik dengan kecepatan pendinganan berpangkat m (1/Cr), dan penambahan konstanta B. Didapat konstanta kecepatan pendinginan m hampir tidak terpengaruh oleh komposisi baja yaitu sekitar 12 sedangkan konstanta B meningkat dari 3,0 x10'° sampai 8 x l0'° dengan peningkatan prosentase Nb, C atau N dalam baja. Model ini dievaluasi dengan perhitungan penumbuhan butir austenit hasil perhitugan matematis berdasarkan persamaan isothermal dan metode additivity. Didapati bahwa model modifikasi memilih nilai besar butir austenit yang amat mendekati perhitugan matematis , dengan nilai konstanta yang relatif sama dengan model matematis . Didapat bahwa perhitungan dengan model empiris non isotermal memiliki deviasix rendah terhadap nilai eksperimen (4-l5%). sehingga lebih tepat untuk memprediksi pertumbuhan butir austenit kondisi non-isotermal.
ABSTRACT Many reviews in the literatures by many previous investigators on the steel grain growth mostly focused for the isothermal condition. At the same time, many of the materials processing such as hot-rolling, casting, and forging take place under non-isothermal conditions. Grain growth prediction uses empirically obtained formula in an isothermal annealing condition; in this instant, there are possibilities that the fluctuation in the predicted grains size and thus in the mechanical properties will occur. The main purpose of this investigation is to evaluate and to obtain austenite grains growth in a non-isothermal condition. The grain growth of three compositions of HSLA-Nb steel, i.e. 0.019; 0.037; and 0.056 wt.% Nb, was examined after single-pass-hot-rolling process under continuous cooling condition. The materials were hot-rolled about 0.3-0.4 at an initial temperature of 1200C, deformation temperature of 900-1100C, cooling rate of 7-12K/s in an average time period of 30 second after deformation, and the quenched to room temperature. Cooling rate was achieved by putting the specimen into a heating jacket and quenching was performed by using a water jetspray. The results show that the austenite grain growth was obtained by modifying isothermal grain growth relation with respect to the inverse factor of cooling rate to the power of m. This modification model was irerated by using experimental data and results in an empirical model with the value very close to the experimental data, in which the austenite grain size inversely proportional to the cooling rate power m (1/Cr) and an additional content of B. It was also found that the cooling rate m was almost not affected by steel composition, which is around 12, whereas the constant of B increases from 3.0 x 10 to 8 x 10 with the increase of Nb, C, or N content in the steel. The model was evaluated by using the austenite grain growth calculation based on isothermal and addivity methods. This model results in the same value as the calculation model with the same constant. The austenite grain growth calculated by modified empirical model was found has small deviation compare to the experiments value (4-15%). Hence, the model is appropriates to be applied to predicts the non-isothermal austenite grain growth after deformation in hot rolling process.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesiaa, 2010
D1168
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Myrna Ariati Mochtar
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Myrna Ariati Mochtar
Abstrak :
ABSTRAK
Karakteristik elektroda busur mentah dapat dipengaruhi, diantaranya dengan mengatur jumlah bahan pengikat dan temperatur karbonisasi. Pada penelitian ini dilakukan percobaan pada elektroda busur mentah dengan bahan pengisi kokas green petroleum Pertamina Dumai dan bahan pengikat coal tar pitch dari PT. Inalum.

Pengujian dilakukan dengan variabel jumlah bahan pengikat : 26%, 30%, dan 34%, dan temperatur karbonisasi : 900℃, 1100℃ dan 1300℃. Pengujian yang dilakukan yaitu, melihat sifat hambatan listrik spesifik dan kekuatan melintangnya.

Hasil penelitian menunjukkan hambatan listrik spesifik akan mengikat dengan meningkatnya jumlah bahan pengikat dan temperatur karbonisasi, sedangkan kekuatan melintang meningkat dengan meningkatnya temperatur karbonisasi dam akan menurun dengan meningkatnya jumlah bahan pengikat.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Myrna Ariati Mochtar
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Myrna Ariati Mochtar
Abstrak :
Model emperis utk pertumbuhan butir austenir prior baja HSLA-Nb selama proses pemanasan awal (reheating) pd baja HSLA C-Mn-Nb dilakukan pembahasan dr penelitiannya sebelumnya dengan menggunakan model sellars[1].Dr penelitian tsb telah diperoleh nilai parameter n dan A serta energi aktivasi Q, terutama utk baja HSLA mengandung paduan Nb.Dr model tsb nilai diameter butir austenit prior selama pemanasan awal dpt di prediksi.Dengan menggunakan baja HSLA-0,047% Nb, model tsb di evaluasi dlm penelitian ini.Hsil yg didpt ternata ,model tsb tdk mendekati hasil pengamatan yg telah di hasilkan.Dengan melakukan modifikasi model nilai diameter diatas dpt dihitung kembali, dimana nilai n=8,A=1,47 x 10 21 dan energi aktivasi sebesar=400 kl/mol didpt dan memperlihatkan model tsb mendekati hasil pengamatan dr pertumbuhan butir austenit pd baja HSLA yg dipergunakan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
JUTE-XV-1-Mar2001-80
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Myrna Ariati Mochtar
Abstrak :
Dalam penelitian ini telah dicoba untuk menambahkan partikel SiC dari 0 sampai 12,98% volume ke dalam tuangan paduan logam Aluminium-Silikon untuk meningkatkan sifat mekanis paduan tersebut. Pembuatan campuran ini adalah dengan metode pengecoran, yakni menggunakan dapur krusibel dan cetakan yang digunakan adalah cetakan logam. Dalam pengamatan yang dilakukan, didapat hasil bahwa dengan meningkatnya prosentase partikel SiC, didapat sifat mekanis bahan yaitu kuat tarik dan kekerasannya yang meningkat. Juga pengamatan jejak keausan dan hasil perhitungan laju keausan menunjukkan bahwa semakin tinggi prosentase SiC yang ditambahkan dalam campuran mempunyai titik optimal yaitu pada 11,25% volume SiC dimana pada penambahan partikel SiC dalam prosentase yang lebih besar lagi sifat mekanisnya akan turun.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
T83
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library