Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Murtiningsih
Abstrak :
Masalah kesehatan jiwa masyarakat banyak menyangkut sektor diluar kesehatan yang memerlukan penanggulangan bersama misalnya penyalahgunaan obat narkotik, alkohol, kenakalan remaja dan gangguan psikososial lainnya yang menyangkut perceraian, pendidikan, pekerjaan dan lain-lain. Kebijakan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat tentang pembentukan Badan Pembina Kesehatan Jiwa Masyarakat (BPKJM) Tingkat I Jawa Barat merupakan kebijakan yang tepat , karena BPKJM bertujuan membina kerja sama yang berdaya guna dan berhasil guna serta untuk mengatasi masalah-masalah intersektoral yang dihadapi dalam pembinaan kesehatan jiwa masyarakat dan rehabilitasi mental. Meskipun sudah ada kebijakan Gubernur tersebut diatas namun sampai saat ini keberadaan BPKJM Tingkat I Jawa Barat belum berfungsi secara efektif dan efisien masalahnya karena belum adanya pereneanaan strategik yang jelas. Dengan penelitian ini diharapkan BPKJM Tingkat I Jawa Barat mempunyai perencanaan strategik, yang merupakan arah jangka panjang yang dituju dan membantu BPKJM untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi sehingga BPKJM Tingkat I Jawa Barat dapat mengambil keputusan yang lebih baik dimasa datang dalam pengembangan pernbinaan kesehatan jiwa masyarakat di Jawa Barat. Penelitian ini dibatasi pada perumusan visi, misi dan tujuan BPKJM, analisis lingkungan eksternal dan internal, penetapan tujuan jangka panjang, analisis alternatif strategik dan analisis pilihan starategik. Penelitian ini bersifat analisa deskriptif dan analisa strategik dengan menggunakan pendekatan kualitatif., jumlah responder 18 orang . Pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam dan fokus grup. Proses penelitian melalui tahapan-tahapan yang meliputi : I. tahap masukan (input) dengan menggunakan analisa Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE Matrix) den Matriks Evaluasi Faktor Internal ( IFE Matrix). 2.Tahap analisa uji silang (Matching SWOT) sehingga dapat ditentukan alternatif strategik . dan untuk menentukan posisi strategi BPKJM dan pilihan strategik yang tepat melalui analisa Strategic Position and Action Evaluation Matrix ( SPACE Matrix ) 3.Tahap pengambilan keputusan (tahap decision) yang menggunakan analisa Quantitative Planning Strategic Matrix (QPSM) sehingga diperoleh prioritas pilihan strategik. Dari hasil penelitian terdapat faktor-faktor eksternal dan internal yang potensial berupa peluang yang potensial adalah adanya media informasi dan komunikasi serta adanya lembaga-tembaga , organisasi masyarakat, organisasi profesi. Ancaman paling potensial adalah berupa dampak negatif globalisasi antara lain krisis ekonomi clan stigma masyarakat terhadap gangguan kesehatan jiwa. . Kekuatan yang paling potensial adalah adanya Surat Keputusan Gubemur dan buku pedoman BPKJM Tingkat 1 Jawa Barat. Kelemahan paling potensial adalah data khusus BPKJM tidak ada dan saat ini kesehatan jiwa bukan program prioritas. Tips strategik yang paling tepat untuk diterapkan bagi BPKJM Tingkat I Jawa Barat adalah strategi agresif dengan alternatif strategik market penetration dan produck development , yaitu strategi agresif peningkatan kualitas sumber daya manusia antara lain peningkatan pengetahuan dan keterampilan secara rnannjerial maupun operasional bagi anggota BPKJM , Pelatihan kesehatan jiwa bagi anggota BPKJM, dokter dan para medis di puskesmas dan Rumah Sakit Umum.,dan peningkatan sisem informasi manajemen BPKJM Tingkat I Jawa Barat. Dari hasil penelitian disarankan antara lain khususnya bagi Tim BPKJM Tingkat I Jawa Barat agar prioritas strategik yang dihasilkan , ditindak lanjuti dengan adanya pertemuan anggota tim secara rutin untuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi diantara anggota BPKJM Tingkat I Jawa Barat dan untuk penyusunan POA agar palaksanaan pembinaan kesehatan jiwa masyarakat secara operasional dapat beijalan secara efekt f dan efisen , serta evaluasi untuk tindakan korektif bila ada masalah dal am pembinaan.
Strategic Planning in the Development of training (tutoring/guidance/education) in Public Mental Health Giudance , in West Java Province .Public mental health matters much involve sectors beyond health that needs concented afforts, e.g. drug abuse, alkoholics, juvenile delingaency, and other psycho-social disturbances relating to divorce, education, jobs, and other aspects of life. The policy of the Governor of West Java on the establishment of the public mental health guidance Bureau (BPKJM) of West Java is the right policy, as BPKJM aims to anchance , productive and useful cooperation, and to overcome intersectorial problems encountered in public mental health guidance/education and mental rehabilitation. Even with the above mentioned Govemor's policyof mentioned Governor's policy, still the presence of BPKJM West Java has not been funtioning effectively and efficiently , due to the lack of a dear strategic planning. It is hoped that with this study BPKJM West Java will have a strategic planning, as a long term directive goal, in assesting BPKJM to adapt to the changes in the envi ronment (that take place), so that BPKJM of West Java can make better decisions in the future in developing public mental health guidance in West Java. This study is limited to the formulation of defining vision, mission and aim of BPKJM, analysis of external and internal environment, determmiting a long term goal, analysis of alternative strategies and analysis of prioritided strategies . This study is a descriptive analysis and strategic analysis, using a qualitative approach, with 18 people as respondents. data were collected by observation, interviews, and group focus discutions. The process of study was done in stages consisting of : 1. Input stage using external factors evaluation matrix (EFE Matrix), and internal factors evaluation matrix (IFE Matrix), 2. Cross test analysis stage (Matching SWOT) , so that a strategic alternative could be established , the position of BPKJM strategy determined, and the right strategic choice priority obtained. The result of this study revealed potential internal and eksternal factors in the form of potential opprtunity i.e. in the presence of media information and communication, mass organization (ORMAS) institutions , and profesional organisations . The most potential threat is the negative influence of globalisation. The most potential strength is in the Governor's decree and BPKJM guide of West Java.The most potensial weakness is that there is no particular BPKJM funds available and that at present mental health is not a priority program. The most proper strategy for BPKJM of West Java to be applied is aggressive strategy with market penetration strategy as alternative, and product development , i.e. aggressive strategy improving the quality of human resources, upgrading managerial as well as operational knowledge and skill for BPKM members, mental health management training for BPKJM members, doctors and paramedics at health centers and general hospital , and improving the information system of BPKJM West Java management, Based on the result of this study it is suggested particularly for the BPKM West Java team that the obtained priority strategy to be followed up with routine members and team meeting to enhance coordination and communication among BPKJM West Java members, for the establisment of POA (planning of action ), in order that the implementation of public mental health education can be operational, effectively and effisiently, and for the purpose of evaluation to take corrective measures if and when problems in the guidance.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T4426
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Murtiningsih
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi secara mendalam pengalaman hubungan seksual perempuan paska melahirkan dengan seksio sesarea. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 6 partisipan dengan karakteristik berbeda. Perempuan yang menjadi partisipan sudah diidentifikasi mempunyai pengalaman hubungan seksual paska seksio sesarea dan mampu menceritakan pengalamannya. Pengumpulan data dengan tehnik wawancara mendalam. Metoda yang digunakan untuk analisa data yaitu metoda Colaizzi's. Setelah data dianalisa, peneliti mendapatkan 5 thema: (1) persepsi adanya perubahan hubungan seksual sesudah seksio sesarea, hubungan seksual sebagai kewajiban dan hal penting, (2) pengalaman perempuan memulai hubungan seksual setelah 7 minggu sampai 4 bulan paska seksio sesarea, atas inisiatif suami, dan respon seksualnya berbeda-beda (3) perasaan sakit dan takut saat hubungan seksual merupakan masalah yang dialami partisipan (4) perempuan mengharapkan hubungan seksual dilakukan apabila luka operasi sembuh, dilakukan dengan tenang dan perlahan (5) partisipan membutuhkan informasi atau penyuluhan dari perawat, diharapkan lebih tanggap terhadap permasalahannya. Kesimpulan penelitian ini bahwa pengalaman hubungan seksual paska seksio sesarea dari keenam partisipan didominasi oleh perasaan takut. Rekomendasi berupa: pengembangan program disharge teaching, pemberian pendidikan kesehatan yang efektif, membentuk layanan konseling, penelitian lebih lanjut dan masukan untuk program keperawatan maternitas.
The purpose of this research was to explore deeply an experience the woman's sexual activity who delivered with caesarean section. A qualitative research used phenomenological approach. Sample in this research was six participants with different characteristics. The women who became participants were identified that they had an experience of sexual activity post caesarean section and capable to explain their experiences. Data collection utilized in-depth interviews. Colaizzi's method was used for data analysis, so researcher found five themes: (1) perceptions of presence changing after caesarean section in sexual activity, it was as duty and important (2) women's experiences initiated intercourse after 7 weeks until 4 months post caesarean section because of their husband's initiative, and their sexual response were different (3) Feeling of pain and fear were participants problem when they were making love (4) Women's hope that intercourse should be done if the wound repaired, with calmly and slowly (5) the participants needed information or health education from nursing and they hope that nurse could bit, well aware of their problem. Conclusion of this research, the experience of each participant was dominated with fear. Recommendations were: to develop discharge teaching program, to provide effective health education, available counseling program, continuing research and input for maternity nursing program.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18381
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Murtiningsih
Abstrak :
Evaluasi pendapatan tenaga kerja pada sektor industri garmen dengan lamanya jam kerja perharinya. Dengan adanya penambahan jam kerja yang dilakukan oleh tenaga kerja, jam kerja yang dilakukan oleh tenaga kerja telah dapat meningkatkan pendapatan mereka. Peningkatan jam kerja tenaga kerja pada sektor industri garmen ini telah dapat meningkatkan pendapatan mereka, ini berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan pada tabel 5 dan tabel 6. Berdasarkan analisis statistik yang dilakukan dengan koefisien korelasi, hubungan kenaikan pcndapatan dan peningkatan jam kerja ini hanya 16,07% dan pengujian kapasitas terhadap koefisien korelasi ini ditolak karena tb < t005/2 (b) atau 0,064 < 2,306. Untuk kapasitas yang diterima tenaga kerja dapat diterima karena to> ta/2(529) atau 7,5504 > 1,960. Jadi dapat disimpulkan peningkatan jam kerja yang dilakukan tenaga kerja pada sektor industri garmen ini telah dapat meningkatkan pendapatan tenaga kerja.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1998
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Murtiningsih
Abstrak :
Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya akan mengolah sumber alam sehingga menghasilkan barang (produk positif) dan limbah (produk negatif), limbah tersebut dibuang ke alam kembali. Pertambahan penduduk serta semakin maju dan meningkatnya pendapatan per kapita maka kebutuhan hidup manusia akan meningkat, ini berarti kebutuhan sumber alam akan meningkat pula. Dalam memenuhi kebutuhan sumber alam yang meningkat tersebut diusahakan penggunaan sumber alam secara efisien dan mengusahakan persediaan sumber alam lebih banyak, antara lain dengan pemanfaatan kembali limbah. Dengan pemanfaatan kembali limbah, maka limbah tidak seluruhnya di buang kembali ke alam yang berakibat tidak baik tetapi sebagian dimanfaatkan kembali sebagai bahan baku produksi maupun langsung dipakai kembali. Peran serta pemulung sebagai dasar mata rantai pengumpulan limbah yang akan dimanfaatkan kembali untuk di daur ulang maupun langsung dipakai kembali. Pemulung di Jakarta sebagian besar diorganisir lapak dan sebagian kecil bekerja sendiri, bekerja mengelompok bersama teman satu daerah asal. Cara kerja ini merupakan organisasi usaha dari sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu yaitu memperoleh hasil pungutan sampah lebih banyak. Masalah pokok yang diteliti adalah mana yang lebih menguntungkan dilihat dari produktivitas kerjanya, pemulung yang diorganisir atau kah yang tidak diorganisir oleh lapak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran cara kerja pemulung yang diorganisir lapak dan produktivitas. kerjanya, gambaran cara kerja pemulung yang tidak diorganisir lapak dan produktivitas kerjanya, apakah ada perbedaan ke dua cara kerja tersebut serta mana yang lebih menguntungkan dilihat dari produktivitas kerjanya. Hipotesis penelitiannya adalah organisasi usaha pemulung tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerjanya. Untuk mengetahui produktivitas kerja pemulung, dilakukan penelitian dengan cara pengamatan dan penimbangan hasil kerja pemulung selama 14 hari, serta diambil pula data kuestioner, wawancara dan observasi langsung sebagai data penunjang. Pengujian hipotesis dengan cara analisis statistik menggunakan uji t terhadap produktivitas kerja pemulung dan perbedaan hasil kerjanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa organisasi usaha pemulung berpengaruh terhadap produktivitas kerja pemulung, dimana pemulung yang bekerjanya diorganisir lapak mempunyai produktivitas kerja yang lebih besar dibanding pemulung yang tidak diorganisir lapak. Diperlukan ketegasan kebijaksanaan pemerintah tentang keberadaan pemulung di Jakarta, instansi mana yang bertanggung jawab dalam penanganan pembinaan pemulung ini serta perlu pengelompokan pemulung dengan jumlah yang lebih kecil sehingga mempermudah pembinaan dan merupakan kekuatan dalam pemasaran barang.
In his efforts to fulfill his needs, man exploits the resources of nature through which he produces the products which he requires to sustain his living (positive products), as well as waste (negative products). The produced waste is eventually deposited back to nature. Population increase, progress and rise of Gross National Product (GNP) have further increased the life needs of man and in turn, he requires a still bigger amount of natural resources. In order to fulfill the increasing need for natural resources, it is necessary to adopt effective exploitation methods and to take measures so as to secure adequate replenishment of natural resources, among others through their recycling and reusage. As such, the produced waste is not entirely returned to nature, which may produce unfavorable impacts, but instead some of it is recycled into the necessary raw materials or is immediately reused. In this instance, waste-pickers are an indispensable link within the chain of waste recycling and reusage. In Jakarta, most waste-pickers work as organized groups and only a small number of them work independently, or form small groups that are based on their respective districts of origin. Essentially, these organizations or groups have the objective of securing a bigger waste-collection for their members. The present thesis investigates which of the two types of waste-pickers, the organized or the unorganized, has the highest productivity. The study is conducted with a view to obstain a picture of the method of working and productivity of organized and unorganized waste-pickers, their differences and to evaluate which of the two is the most advantageous. The research's hypothesis is that the organization of waste-pickers does not affect their work productivity. In order to assess the productivity of waste-pickers, studies have been conducted through field observations and weighing the collected waste for 14 days, as well as by data collection through questionnaires and interviews, and through direct observations of relevant supporting data. The hypothesis has been tested through statistical analysis of the waste-pickers work productivity and the different amount of their collections. The research's result indicates that the organization of waste-pickers have a considerable influence on their productivity with the organized waste-pickers having a greater productivity compared to those who are not organized. It has been observed that the Government needs to formulate a more decisive and clearly defined policy as to the presence of waste-pickers in Jakarta and as to which offices are responsible for the development of waste-pickers. It is also necessary to limit the number of waste-pickers within each organization or group so as to facilitate their coaching and development as well as to further secure a better marketing of their products.
Jakarta: Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Murtiningsih
Abstrak :
Tulisan ini berangkai dari permasalahan nasional yang menyangkut nasib petani. Masalah yang selalu muncul terutama pada musim tanam yaitu kesulitan memperoleh pupuk, kalaupun ada harganya melebihi harga Eceran Tertinggi yang ditetapkan pemerintah. Terganggunya pengadaan pupuk ke petani dikhawatirkan akan mengganggu ketahanan pangan. Oleh karena itu penulis ingin menganalisis peranan industri pupuk urea dalam pembentukan output, nilai tambah bruto, permintaan antara dan permintaan akhir. Menganalisis angka multiplier, koefisien dan kepekaan penyebaran. Melihat dampak yang terjadi dengan adanya kebijakan penutupan industri pupuk urea serta kebijakan larangan ekspor. Model yang digunakan model input output dengan memanfaatkan tabel Input Output Nasional Tabun 2000 yang disusun BPS klasifikasi 66x66 sektor. Pada sektor 39 disagregasi menjadi sektor pupuk urea, pupuk lain dan pestisida. Hasil penelitian menunjukkan dari struktur permintaan, industri pupuk urea banyak digunakan sebagai input antara dan sebanyak 95.17 persen digunakan oleh sektor pertanian. Sedang dari permintaan akhimya terlihat industri pupuk urea lebih berorientasi untuk ekspor. Dalam proses produksinya industri pupuk urea ketergantungan akan import kecil. Kebutuhan input terbesar dipenuhi sektor penambangan minyak, gas dan panas bumi sebanyak 91.88 persen. Industri pupuk urea menyumbang nilai tambah bruto sebesar 0.228 persen. Dan keberadaan industri pupuk urea banyak dinikmati oleh pemilik modal. Industri pupuk urea mampu menyerap tenaga kerja sebesar 15608 orang atau 0.0167 persen dari total kebutuhan tenaga kerja. Industri pupuk urea mampu menarik pertumbuhan output sektor hula dan mendorong sektor hilirnya, serta mampu meningkatkan output sektor lain, meningkatkan pendapatan masyarakat serta menyerap tenaga kerja. Simulasi kebijakan penutupan industri pupuk urea berdampak menurunkan derajat kepekaan sektor pertanian dan menurunkan daya penyebaran sektor penambangan minyak, gas dan panas bumi. Selain itu juga berdampak pada penurunan output, income serta employment multiplier sektor pertanian dan agroindustri. Total penurunan output perekonomian 0.3582 persen, penurunan nilai tambah 0.3739 persen dan penyerapan tenaga kerja 0.032 persen. Sektor yang paling besar mengalami penurunan sektor penambangan minyak, gas dan panas bumi. Simulasi kebijakan larangan ekspor pupuk urea menurunkan output perekonomian 0:1001 persen, penurunan nilai tambah 0.1042 persen serta penyerapan tenaga kerja 0.0089 persen. Melihat peranan industri pupuk urea yang cukup besar, maka pengembangan industri pupuk urea menjadi prioritas. Urtuk keperluan tersebut pemerintah harus segera turun tangan untuk menata kembali kebijakan yang ada demi kelangsungan industri pupuk urea.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20426
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Tri Murtiningsih
Abstrak :
ABSTRAK
Kualitas udara yang buruk dalam ruang kerja dapat menyebabkan rasa tidak nyaman yang disertai keluhan medis yang disebut sebagai Sick Building Syndrome SBS . Kuesioner MM-040 NA dapat mendeteksi keluhan kesehatan yang berkaitan dengan kualitas udara dalam ruang, namun validitas dan reliabilitasnya di Indonesia belum teruji. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan kuesioner MM-040 NA yang valid dan reliabel dalam versi bahasa Indonesia untuk diaplikasikan sebagai instrumen deteksi lingkungan kerja yang berisiko menimbulkan gangguan kesehatan akibat kualitas udara dalam ruangan yang buruk. Penelitian menggunakan desain deskriptif cross sectional untuk menilai gambaran instrumen kuesioner MM-040 NA adaptasi versi bahasa Indonesia yang diaplikasikan pada kelompok pekerja kantor. Kuesioner MM-040 NA yang mempunyai 31 butir pertanyaan dilakukan Adaptasi Lintas Budaya berdasarkan pedoman WHO dengan melalui tahapan proses translasi bahasa, proses sintesis, translasi balik, evaluasi oleh tim panel, proses uji coba awal, evaluasi ulang dan proses uji coba lanjutan kuesioner. Hasil uji coba lanjutan pada 35 responden dengan usia 20-55 tahun didapatkan hasil 19 butir valid dan 12 butir tidak valid. Uji validitas dengan Spearman rho didapatkan koefisien korelasi antara -0,146 - 0,752. Uji Reliabilitas didapatkan cronbach alfa 0,830 yang berarti reliabilitas baik. Sebagai kesimpulan, kuesioner MM-040 NA versi Bahasa Indonesia memiliki hasil validitas yang kurang baik karena masih terdapat pertanyaan yang tidak valid tetapi didapatakan hasil reliabilitas tinggi. Dibutuhkan uji coba lanjutan dengan kuesioner yang sudah dilakukan evaluasi untuk butir pertanyaan yang tidak valid.
ABSTRACT
Poor indoor air quality in the work space can cause discomfort accompanied by a medical comlaint called Sick Building Syndrome SBS . The MM 040 NA questionnaire can detect health complaints related to indoor air quality, but its validity and reliability in Indonesia has not been tested. The purpose of this study was to develop a valid and reliable questionnaire of MM 040 NA in Indoonesian version to be applied as a workplace detection instrument that poses a health risk due to poor indoor air quality. The study used descriptive cross sectional design to assess the description of MM 040 NA questionnaire instrument of adaptation of Indoesian version applied to office worker group. The MM 040 NA questionnaire which has 31 questions is Cross Cultural Adaptation based on WHO guideline through the process of language translation, synthesis process, reverse translation, panel evaluation, preliminary trial process, re evaluation and advanced test process of the questionnaire. The results of follow up trials in 35 respondents with age between 20 55 years obtained 19 items valid and 12 items are invalid. Validity test with Spearman rho obtained correlation coefficient between 0.146 0.752. Reliability test obtained cronbach alfa 0.830 which means good reliability. in conclusion, the Indonesian version of the MM 040 NA questionnaire has poor validity results because there are still invalid questions but high reliability results. A follow up trial with a questinnaire that has been evaluated for an invalid items is required.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Kamulan Murtiningsih
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian pendahuluan uji toksisitas 15 ekstrak etanol dari 9 tanaman dan satu heuan laut yang diduga mampunyai khasiat, menggunakan metode meyer yang dimodifikasi. Sebagai heuan percobaan digunakan larva Artemia salina Leach berumur satu minggu, Dosis pemeriksaan adalah 0,1 mg/ml dan 1 mg/ml. Pengamatan dilakukan tiap 30 menit pada 5 jam pertama dan 24 jam terakhir untuk dosis 1 mg/ml, dan tiap jam pada 6 jam pertama dan 24 jam terakhir setelah penambahan ekstrak pada dosis 0,1 mg/ml. Umumnya toksisitas akan bertambah dengan bertambahnya konsentrasi ekstrak dan lamanya uaktu kontak, Pletode ini dapat digunakan untuk menentukan tanaman/heuan apa yang harus diteliti lebih lanjut yang dapat digunakan sebagai obat. ......A preliminary toxicity study was performed on 15 ethanolic extract of 9 plants and 1 sea animal, uhich are believed to nave active ingredients, using a modified neyer's method. This study involved exposing one week old Artemia salina Leach to plant and animal extracts at concentrati ons of 0,1 mg/ml and 1 mg/ml. Observations uere done by counting the number of death Shrimp each 30 minutes in the first 6 hours and after 24 hours for extract of 1 mg/ml, and each hour in the first 6 hours and after 24 hours for extract of 0,1 mg/ml. In general the toxicity increased by higher extract concentration and longer lenght of exposure. This method could be used to determine which plants or animals should be further investigated for medicinal agents.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S31681
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tity Murtiningsih
1994
S29908
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Wahyu Hari Murtiningsih
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menggambarkan perbedaan jumlah keterpakaian koleksi di lima Daerah Tingkat II di Jawa Tengah. Jumlah keterpakaian ini merupakan indikator kebutuhan bahan bacaan di suatu daerah.

Sampel penelitian adalah seluruh populasi sebanyak 5 daerah yang masing-masing mewakili satu perwilayahan pembangunan, yaitu : Kabupaten Dati II Pemalang, Kabupaten Dati II Purworejo, Kotamadya Dati II Surakarta, Kabupaten Dati II Pati, dan Kotamadya Dati II Semarang. Pengambilan data dilakukan melalui dokumen yang merupakan metode utama, dan wawancara dengan 30 responden di setiap Daerah Tingkat II sebagai data tambahan.

Hasil penelitian adalah : (1) ada perbedaan jumlah keterpakaian koleksi di setiap Daerah Tingkat II yang berarti ada perbedaan kebutuhan bahan bacaan (kekhususan kebutuhan); (2) ada pilihan kebutuhan bahan bacaan karena kebutuhan utama tidak terpenuhi; (3) masih banyak kendala/hambatan yang dihadapi dalam penyelenggaraan perpustakaan keliling, diantaranya : dana, keterbatasan tempat dan koleksi, pos dan waktu layanan, serta tingginya tingkat kerusakan dan kehilangan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, adanya perbedaan kebutuhan dan pilihan kebutuhan bahan bacaan di setiap Dati II disebabkan oleh ketidaksesuaian koleksi dengan pemakai. Oleh karena itu direkomendasikan agar Perpustakaan Daerah meminta masukan dari setiap Dati II mengenai koleksi yang benar-benar dibutuhkan oleh pemakai di setiap Dati II.

The Usefullness Of Mobile Library Collection In Central Java : A Case Study In Five Regencies In 1993 ? 1994The purpose of this research has been to describe the differences in the degree of usefullnes of library collections among five regencies in Central Java. The degree of usefullness can be used as an indicator of reading material needs in a regency.

The regencies from which research samples have been drawn are all of the population, that are : Pemalang, Purworejo, Surakarta, Pati, Semarang, and each regency represents its development zone. Datas have been collected by means of library document as the main method, and interview as the second method. In this research, 30 respondents from each regency was asked to participate in this interview.

The results of the research are as follows : 1) there is significant difference in the usefullness of collection among five regencies; it means that the need of collection varies from regency to another. 2) there is an alternative choice of reading materials because the basic need is not fulfilled. 3) there are still many challanges faced in organizing the mobile library, such as fund, limited place and collection, strategic service points, time of serving, and problem of lose and damage of the collections.

Based on the results of the research can be concluded that the differences and an alternative choice of reading material in each regency is caused by the insufficient variation of the existing collections. It is therefore recommended that Regional Library requests input from each regency concerning the collection really needed by their users.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Wahyu Hari Murtiningsih
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T37522
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library