Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Syarif
"RINGKASAN EKSEKUTIF
Tesis ini bertujuan untuk mempelajari dampak mutu modal
manusia dalam pembangunan ekonomi, mempelajari dampak perubahan
mutu modal manusia terhadap pembangunan ekonomi, melihat pengaruh
perubahan jumlah pekerja yang terlibat dalam proses terhadap
pembangunan ekonomi, mengevaluasi pengaruh perubahan modal terha
dap pembangunan ekonomi, melihatk pengaruh kepadatan penduduk
terhadap pembangunan, mempelajari mempelajari perbedaan pengaruh
antara variabel : modal (capital); jumlah dan mutu modal manusia,
dan kepadatan penduduk terhadap pembangunan ekonomi menurut
pulau.
Kerangka pemikiran didasarkan pada fungsi produksi yang
menyatakan bahwa besar kecilnya output (pembangunan ekonomi)
ditentukan oleh besar kecilnya jumlah dan mutu faktor produksi.
Pekerja merupakan "salah satu faktor produksi dapat dilihat dari
dua sisi, yaitu dari segi jumlahnya secara fisik dan dari segi
mutu (kualitas). Mutu pekerja dapat dilihat dari segi pendidikan,
kesehatan, dan keamanan. Semakin tinggi tingkat pendidikan,
kesehatan, dan keamanan maka mutu pekerja dianggap semakin baik.
Peningkatan mutu modal manusia akan meningkatkan produktivitas
yang pada gilirannya akan meningkatkan pembangunan ekonomi.
Untuk mempelajari dampak mutu modal manusia dalam pemba
ngunan ekonomi dilakukan melalui pendekatan fungsi produksi
Coob-Douglas. Pembangunan ekonomi (PDRB)- sebagai variabel tak
bebas, sedangkan variabel bebas meliputi : investasi; pemakaian
listrik; jumlah pekerja sektor primer, jumlahpekerja sektor
sekunder; jumlah pekerja sektor tertier; rata-rata pendidikan
pekerja sektor primer; rata-rata pendidikan pekerja sektor se
kunder; rata-rata pendidikan pekerja sektor tertier; kesehatan;
kriminal; dan kepadatan penduduk.
nalisis dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif
dan statistik inferensial berdasarkan data dari 26 propinsi di
Indonesia yang telah dipublikasikan oleh Biro Pusat Statistik
(BPS) pada tiga titik waktu/tahun (1980, 1985, dan 1990). Dalam
hal ini, masing-masing propinsi diperlakukan sebagai satuan
analisis (unit of analysis). Data tersebut diolah dengan menggu
nakan komputer yang dilengkapi oleh paket program Statistical
Analysis System (SAS)" pada Lembaga Demografi, Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Beberapa basil temuan dalam penelitian ini dapat dikemukakan
sebagai berikut :
Perekonomian Indonesia sementara mengalami transformasi
struktural yang ditandai oleh kontribusi Masing-masing sektor
terhadap PDB yang mengalami pergeseran dari tahun ke tahun.
Kontribusi sektor primer terhadap PDB cenderung mengalami penurunan
dari tahun ke tahun, sementara kontribusi sektor sekunder
dan sektor tertier semakin meningkat. Kontribusi sektor primer
pada tahun 1983 terhadap PDB atas dasar harga kontan tahun 1983
sebesar 42,98 %, sektor Jasa 39,05 % dan sektor sekunder 17,99 %.
Sedangkan pada tahun 1990 struktur perekonomian mengalami perge
seran dari sektor primer ke sektor tertier dan sekunder, yaitu
kontribusi sektor tertier 39,28 %, sektor primer 34,77 % dan
sektor sekunder 25,95 %.
Jika struktur perekonomian Indonesia dilihat dari besarnya
daya serap pekerja masing-masing sektor, maka pada tahun 1980
masih terlihat dominasi sektor primer, kemudian disusul oleh
sektor tertier dan sekunder, yaitu daya serap sektor primer
56,31 %, sektor tertier 31,06 % dan sektor sekunder 12,64 %.
Tahun 1990 struktur perekonomian tidak mengalami perubahan akan
tetapi yang mengalami perubahan adalah proporsi daya serap
masing-masing sektor, yaitu daya serap sektor primer turun
menjadi 51,30 %, sementara daya serap sektor tertier naik menjadi
32,78 % dan daya serap sektor sekunder naik menjadi 15,92 %.
Perkembangan pekerja di Indonesia menurut tingkat pendidikan
tertinggi yang ditamatkan nampaknya masih terkonsentrasi pada
tingkat pendidikan SD ke bawah. Tahun 1980 pekerja yang berpendidikan
SD ke bawah masih sebesar 88,5 %, berpendidikan SMTP
5,1 %, berpendidikan SMTA 5,6 % dan yang berpendidikan Akademi
dan Universitas hanya 0,8 %. Kemudian pada tahun 1990 proporsinya
mengalami perubahan yaitu pekerja yang berpendidikan SD ke bawah
turunrun menjadi 77,0 %, berpendidikan SMTP naik menjadi 8,9 %,
berpendidikan SMTA 11,5 % dan yang berpendidikan Diploma dan
Universitas naik menjadi 2,3 %.
Berdasarkan model yang diperhatikan dari hasil empiri menunjukkan
bahwa investasi (capital) mempunyai pengaruh yang cukup
besar terhadap pembangunan ekonomi, investasi mempengaruhi
pembangunan ekonomi dalam bentuk parabola, artinya apabila jumlah
pemakaian investasi ditambah secara terus menerus akan mengakibatkan
terjadinya peningkatan relatif (positif) terhadap pem
bangunan ekonomi, kemudian sampai pada suatu titik tertentu
dampak pertambahan jumlah pemakaian investasi terhadap pembangun
an ekonomi berubah menjadi menurun (negatif).
Dampak jumlah pekerja sektor primer, sekunder, dan tertier
terhadap pembangunan ekonomi memperlihatkan pengaruh yang
berbeda-beda menurut pulau. Besar kecilnya pengaruh jumlah peker
ja masing-masing sektor terhadap pembangunan ekonomi menurut
pulau banyak ditentukan oleh besar kecilnya perubahan relatif
kontribusi jumlah pekerja masing-masing sektor terhadap pemba
ngunan ekonominya. Seperti pengaruh jumlah pekerja sektor primer
terhadap pembangunan ekonomi di Pulau Jawa lebih kecil dibanding
dengan pulau-pulau yang lain, akan tetapi pengaruh jumlah pekerja
sektor sekunder dan tertier terhadap pembangunan ekonomi di Pulau Jawa memperlihatkan pengaruh yang lebih besar dibanding dengan
pulau-pulau yang lain. Hal ini disebabkan karena dampak relatif
perubahan pemakaian jumlah pekerja teradap pembangunan ekonomi
berbeda-beda menurut sektor dan menurut pulau.
Dampak rata-rata pendidikan pekerja sektor primer, sekunder,
dan tertier terhadap pembangunan ekonomi memperlihatkan pengaruh
yang berbeda-beda menurut sektor dan pulau. Hal ini banyak dipengaruhi
oleh komposisi pekerja menurut pendidikan pada masingmasing
sektor yang pada akhirnya akan mempengaruhi rata-rata
pendidikan pekerja seeara keseluruhan, sehingga dampak relatif
perubahan rata-rata pendidikan pekerja terhadap pembangunan
ekonomi berbeda-beda menurut sektor dan menurut pulau. Di samping
itu dampak rata-rata pendidikan pekerja terhadap pembangunan
ekonomi relatif masih rendah disebabkan k4rena rata-rata pen
didikan pekerja masih sangat rendah yang disebabkan oleh jumlah
pekerja masih diominasi oleh pekerja yang berpendidikan SD ke
bawah.
Hubungan antara kesehatan dan keamanan terhadap pembangunan
ekonomi memperlihatkan trend dan pola yang tidak terlalu jauh
berbeda menurut pulau. Sedangkan hubungan antara kepadatan penduduk
terhadap pembangunan ekonomi berbeda-beda menurut pulau,
yaitu Pulau Jawa memperlihatkan trend peningkatan yang lebih
besar dibanding dengan pulau-pulau yang lain. Hal ini berarti
bahwa penngkatan jumlah penduduk yang disertai dengan peningkatan
pembangunan imprastruktur dan perluasan kesempatan kerja akan
menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi.
Keberhasilan pembangunan di masa depan, di samping ditentukan
oleh ketersediaan dan kecukupan dana, juga banyak ditentukan
oleh kesiapan sumberdaya manusia sebagai pengemban missi dan
pelaksana pembangunan, sehingga sumberdaya manusia ini perlu
dipersiapkan sebaik-baiknya, baik jumlah maupun mutunya dalam ranj igka menyongsong pelaksanaan Program Pembangunan Jangka Panjang
Tahap Kedua. Pelaksanaan pembangunan ekonomi harus berorientasi
ke arah perluasan kesempatan kerja dan pemerataan pembangunan
antar wilayah agar hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh
rakyat Indonesia.
Isu orientasi pelaksanaan pembangunan ke Indonesia Bagian
Timur (IBT) didukung oleh hasil penelitian ini, yang menunjukkan
bahwa kecenderungan orientasi alokasi 'sumberdaya dalam pem
bangunan ekonomi akan lebih menguntungkan perekonomian nasional
jika diarahkan ke IBT. Perluasan kesempatan kerja dan peningkatan
pendidikan pekerja sektor primer dan sekunder diprioritaskan
ke IBT. Hal ini didukung oleh alokasi investasi yang mendapat
prioritas utama ke IBT. Dengan demikian, maka alokasi investasi
ke IBT akan membawa manfaat yang lebih besar jika diarahkan untuk
perluasan kesempatan kerja dan pengembangan pendidikan di sektor
primer dan sekunder di IBT. Perluasan kesempatan kerja dan
pendidikan pekerja sektor tertier diprioritaskan ke Pulau Jawa
yang didukung pula oleh alokasi investasi."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syarif
"Kanker serviks masih merupakan permasalahan kesehatan perempuan di dunia, terutama dinegara berkembang. WHO melaporkan terdapat sekitar 500.000 kasus baru setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri, kanker serviks merupakan jenis kanker yang paling sering pada perempuan. Lebih dari separuh penderita kanker serviks datang sudah dalam stadium lanjut, yang memerlukan fasilitas khusus untuk pengobatan. Disamping mahal, pengobatan terhadap kanker stadium lanjut juga memberikan basil yang tidak memuaskan dengan harapan hidup 5 tahun yang kurang dari 35%.' Meningkatnya stadium kanker memperburuk ketahanan hidup lima tahun penderitanya. Mengingat beratnya akibat yang ditimbulkan oleh kanker serviks dipandang dari segi harapan hidup, angka kesembuhan, lamanya penderitaan, serta tingginya biaya pengobatan, maka perlu program penapisan yang efektif dalam deteksi dini kanker serviks memang sangat diperlukan.
Penapisan kanker serviks di negara maju sudah dilakukan pada 50% perempuan dewasa, sedangkan di negara berkembang hanya 5%.' Padahal kematian penderita kanker serviks yang berusia 60 tahun ke atas disebabkan tidak pemahnya penderita melakukan penapis pada 3 tahun terakhir. Di Indonesia penerapan penapis dengan pap smir masih tersangkut dengan banyak kendala, antara lain luasnya wilayah negara, kurangnya sarana laboratorium dan tenaga ahli patologi anatomi/sitologi serta biaya yang cukup mahal yang masih harus ditanggung sendiri oleh mereka yang ingin melakukan penapis dengan metode pap smir. Hal yang sama juga dialami oleh negara-negara lain yang sedang berkembang.
Karena itu dibutuhkan altematif penapis yang lebih sederhana, mampu laksana, murah sehingga memungkinkan tercapainya cakupan yang Iebih luas serta dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan selain dokter seperti bidan atau perawat. Dengan demikian dapat diharapkan Iebih banyak kasus ditemukan masih dalam tahap lesi prakanker serviks. Inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) merupakan salah satu metode penapisan yang teiah cukup banyak diteliti dan menunjukkan akurasi pemeriksaan yang cukup baik untuk mendeteksi lesi prakanker serviks. IVA dapat dilakukan pada pelayanan kesehatan yang sederhana. Sayangnya walaupun pemeriksaan ini cukup sensitif namun temyata angka positif palsunya cukup tinggi yang berdampak pada nilai spesifrsitas serta nilai duga positifnya. Hal ini dapat menyebabkan cukup banyak kasus dengan WA positif yang sebenamya normal namun harus dikirirn untuk pemeriksaan lanjutan seperti kolposkopi atau mendapatkan terapi. Salah satu upaya menurunkan angka kejadian positifpalsu ini adalah melakukan penapisan dengan 2 tahap secara serial. Dengan metode ini dilakukan suatu pemeriksaan lain yang lebih spesifik sebagai penapis lanjutan apabila ditemukan kasus dengan WA positif. Salah satu metode pemeriksaan yang sudah direkomendasikan pada banyak penelitian sebagai triase pada metode penapisan dengan pap smir adalah tes HPV (Human Papiloma Virus) dengan metode Hybrid Capture H (HC II). Tes HPV dianjurkan sebagai prosedur tingkat kedua bagi kasus dengan basil pap smir borderline atau abnormal. Penggunaan tes ini dikaitkan bahwa perkembangan yang ada menunjukkan HPV saat ini merupakan penyebab utama kanker serviks. Karena efektifitas tes HPV sebagai penapis pada kasus dengan WA positif belum diketahui, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui data mengenai hal tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah : Belum diketahuinya akurasi tes HPV dengan Hybrid Capture II sebagai penapis pada kasus WA positif dalam upaya deteksi dini lesi prakanker serviks di Indonesia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T21407
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syarif Hidayatullah
"Sejarah masuknya Islam di Indonesia, yaitu pada abad ke-VII. Perkembangan agama Islam di Indonesia menimbulkan pengaruh besar bagi negara Indonesia pada saat itu. Masuknya agama Islam di Nusantara dipelopori oleh pedagang-pedagang yang berasal dari Gujarat, India. Proses perkembangan Islam di Indonesia tidak dilakukan dengan kekerasan ataupun kekuatan militer, penyebaran Islam tersebut dilakukan secara damai dan berangsur-angsur melalui beberapa jalur, di antaranya melalui jalur perdagangan, perkawinan, pendirian lembaga pendidikan, dan lain sebagai-nya. Akan tetapi jalur yang paling utama dalam proses Islamisasi di Nusantara ini melalui jalur perdagangan, yang pada akhirnya melalui jalur damai perdagangan inilah Islam kemudian semakin menyebar luas sampai ke wilayah timur Indonesia seperti Maluku dan Papua. Sementara itu pada abad ke- XVII & XVIII, daerah timur Indonesia masih menganut animisme. Islamisasi di wilayah tersebut juga masih sangat terbatas, yaitu hanya disekitar pelabuhan. Para pedagang dan ulama-lah yang menjadi peran penting dalam Islamisasi di wilayah Timur Indonesia.

History of Islam was entered in Indonesia, namely in the VII century. Islam in Indonesia, brings a great influence to the country of Indonesia at that time. Arrival of Islam in the archipelago pioneered by traders from Gujarat, India. The process of the development of Islam in Indonesia was not performed by violence or military force, the spread of Islam carried out peacefully and gradually through multiple ways, including through a trade, marriage, establishment of educational institu-tions, and others as his. However, the most important pathway in the process of Islamization in the archipelago via trade, that the end through peaceful trade is Islam then progressively spread to the eastern parts of Indonesia such as Maluku and Papua. Meanwhile, in the XVII & XVIII century, eastern Indonesia still adhered to animism. Islamization in the region is still very limited, which is just around the harbor. The traders and the clerics who became an important role in the Islamization in Eastern Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syarif Umar
"ABSTRAK
Hukum kewarisan adalah serangkaian peraturan yang mengatur perpindahan harta
kekayaan manusia dari orang yang telah meninggal dunia kepada orang yang
masih hidup. Untuk menentukan siapa saja ahli waris yang berhak mewarisi
seluruh harta peninggalan pewaris, maka perlu dibuktikan melalui pembuatan
keterangan waris. Pembuktian sebagai ahli waris melalui pembuatan keterangan
waris adalah merupakan Hak Perdata setiap warga Negara di Indonesia, dan
bukan atas pemberian dari Notaris ataupun dari Negara dan juga dari Pemerintah.
Indonesia sebagai sebuah Negara yang merdeka, sudah seharusnya mengakhiri
adanya distingsi dan tindakan diskriminasi dengan membeda-bedakan aturan
hukum yang berlaku bagi segenap rakyat Indonesia, terutama terkait dengan
pembuktian sebagai ahli waris melalui pembuatan keterangan waris yang masih
menggunakan penggolongan penduduk berdasarkan ras dan etnis yang merupakan
tindakan diskriminasi sebagai landasan hukumnya untuk membeda-bedakan
pejabat atau institusi yang membuatnya kedalam bentuk yang bermacam-macam.
Dalam penelitian ini yang menjadi permasalahan adalah apakah diskriminasi
penggolongan penduduk berdasarkan ras dan etnis terkait pembuatan keterangan
waris dapat dihapuskan dan tidak diberlakukan lagi di Indonesia, dan apakah
dimungkinkan membuat suatu unifikasi hukum, dengan menunjuk Notaris sebagai
pejabat satu-satunya yang berwenang membuatnya, dalam bentuk Akta Otentik,
Untuk mengkaji permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian yang bersifat
deskriptif analitis pada pejabat dan instansi yang terkait Metode penelitian yang
digunakan adalah Penelitian Normatif (yuridis sosiologis), yang mengutamakan
penelitian kepustakaan (library research), yang merupakan data sekunder
(secondary data), namun untuk menambah informasi atas penelitian ini, akan
digunakan juga data primer (primary data), yang diperoleh melalui wawancara
(
digunakan adalah analisis kualitatif, dengan tujuan agar memberikan gambaran
secara deskriptif analisis, yang menggambarkan fakta-fakta yang diteliti dengan
menghubungkannya kepada perundang-undangan, teori dan pendapat ahli hukum.
Dari hasil penelitian menurut hemat penulis perlu adanya aturan formal yang di
unifikasi dan berlaku bagi semua golongan hukum yang ada di Indonesia terkait
dengan pembuatan keterangan waris, dan dengan menunjuk Notaris sebagai satusatunya
pejabat yang diberi kewenangan untuk membuat keterangan waris dalam
bentuk Akta Otentik, maka unifikasi hukum dalam pembuatan keterangan waris
yang berlaku bagi seluruh warga Negara Indonesia dapat terwujud dan terlaksana."
2010
T38152
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syarif
"Luaran ibu dengan infeksi Covid-19 dikaitkan dengan tingkat keparahan penyakit dan peningkatan risiko komplikasi kehamilan. Penyebab mortalitas ibu dengan Covid-19 sangat bervariasi dan terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab kematian ibu dengan infeksi Covid-19 di RSUD Pasar Rebo.
Penelitian terdiri dari 2 tahap. Tahap 1 merupakan systematic review untuk mendapatkan data penyebab kematian ibu dengan infeksi Covid-19. Tahap 2 merupakan studi deskriptif retrospektif dengan mengambil data rekam medis ibu dan wawancara pada keluarga ibu dengan infeksi Covid-19 yang meninggal di RSUD Pasar Rebo.
Penelitian tahap 1 menemukan etiologi kematian ibu dengan infeksi Covid-19 adalah pneumonia, kegagalan multiorgan, serangan jantung dan DIC. Penelitian tahap 2 menemukan ibu dengan infeksi Covid-19 yang meninggal rerata berusia 29,25 tahun dengan masa gestasi 24-39 minggu dengan gejala klinis demam, batuk dan sesak. Komorbiditas adalah obesitas (2 dari 4 kasus), hipertensi (1 dari 4 kasus) dan preeklampsia (1 dari 4 kasus). Hampir semua kasus dirawat di ICU. Semua ibu dengan infeksi Covid-19 meninggal karena ARDS. Sumber infeksi ditemukan pada 2 dari 4 kasus. Seluruh kasus mengalami kesulitan dalam mencari fasilitas Kesehatan tempat rawat khusus Covid-19 untuk ibu hamil di beberapa tempat sebelum datang ke RSUD Pasar Rebo.
Simpulan : Penyebab kematian ibu dengan infeksi Covid-19 adalah ARDS. Perlu mengidentifikasi ibu dengan infeksi Covid-19 yang memiliki komorbiditas atau komplikasi medis untuk penanganan lebih ketat dan memperbaiki sistem rujukan.

Maternal outcomes with COVID-19 infection were associated with disease severity and an increased risk of pregnancy complications. The etiology of maternal mortality with Covid-19 are varied and limited. This study aimed to determine the etiology of maternal death with Covid-19 infection at Pasar Rebo Hospital.
The research consisted of 2 phases. Phase 1 was a systematic review to obtain data on etiology of maternal death with Covid-19 infection. Phase 2 was a retrospective descriptive study by taking maternal medical records and interviewing with the families of maternal with Covid-19 infection who died at Pasar Rebo Hospital.
Phase 1 research found the etiology of maternal death with Covid-19 infection was pneumonia, multiorgan failure, heart attack and DIC. Phase 2 research found mothers with Covid-19 infection who died an average age of 29.25 years with a gestation period of 24-39 weeks with clinical symptoms of fever, cough and shortness of breath. Comorbidities were obesity (2 out of 4 cases), hypertension (1 out of 4 cases) and preeclampsia (1 out of 4 cases). Almost all cases are admitted to the ICU. All mothers with Covid-19 infection died of ARDS. The source of infection was found in 2 out of 4 cases. All cases had difficulty finding health facilities for Covid-19 special care for pregnant women in several places before coming to Pasar Rebo Hospital
Conclusion : The cause of maternal death with Covid-19 infection is ARDS. It is important to identify mothers with Covid-19 infection who have comorbidities or medical complications for stricter treatment and improve the referral system.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syarif Ilmansyah
"Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan pelaku ekonomi yang vital bagi negara karena menarik banyak investor asing untuk berbisnis di suatu negara. Meskipun dianggap sebagai entitas yang terpisah dari negara, fakta bahwa BUMN itu sepenuhnya atau mayoritas dimiliki oleh negara dan hubungannya yang erat dengannya membuat mereka menjadi entitas yang kompleks untuk dihadapi. Mengingat besarnya kendali, pengaruh, dan ketergantungan yang mungkin dimiliki suatu negara terhadap BUMN, hal itu mungkin menjadi penyebab banyak sengketa atau dugaan wanprestasi dengan banyak investor asing. Ini kemudian dibawa ke arbitrase di International Center for the Settlement of Investment Disputes (ICSID). Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, banyak investor yang membawa perselisihan ke ICSID mengaitkan dugaan pelanggaran tersebut dengan pemerintah masing-masing negara bagian yang mereka anggap bertanggung jawab. Penelitian ini akan menjelaskan tentang pentingnya atribusi dan bagaimana masing-masing majelis arbitrase memiliki metode yang berbeda untuk mencapai kesimpulan dari mengatribusikan tanggung jawab pemerintah ketika BUMN terlibat dan dampaknya secara keseluruhan terhadap para pihak yang bersengketa dalam hal substansi, prosedur dan biaya keseluruhan untuk mereka

State-owned Enterprises (SOEs) are vital economic actors to states as it attracts many foreign investors to do business in a certain country. Though considered a separate entity from the state, the fact that it is wholly or majority owned by the state and its close relationship with it makes them a complex entity to deal with. Considering the amount of control, influence and dependence a state might have on the SOE, it may be the cause of many disputes or alleged breaches of contract with many of the foreign investors. This is then brought to arbitration in the International Center for the Settlement of Investment Disputes (ICSID). With these factors in mind, many of the investors who bring a dispute to ICSID attribute the alleged breach to the State’s respective governments as they deem them responsible. This research will explain the importance of attribution and how individual arbitral tribunals have different methods to reach the conclusion of attributing government responsibility when SOEs are involved and its overall impacts it has on the parties involved in the dispute in terms of substance, procedure and overall costs for them"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library