Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Samsul Mustofa
Abstrak :
Ruang lingkup dan cara penelitian : Motilitas spermatozoa merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan kesuburan pria Salah satu kendala yang dapat menyebabkan terjadinya kegagalan proses fertilisasi adalah rendahnya motilitas spermatozoa. Mekanisme gerakan aksonema yang menghasilkan motilitas spermatozoa, ditentukan oleh energi yang dihasilkan dari hidrolisa ATP oleh aktivitas enzim ATPase pada lengan dinein. Oleh karena itu aktivitas ATPase dinein merupakan kunci 'itama dalama penyelenggaraan motilitas spermatozoa. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian pentoksifilin terhadap kualitas spermatozoa dan aktivitas dinein ATPase pada semen normozoospermia dan astenozoospermia. Untuk ini telah dilakukan pemeriksaan terhadap 60 sampel semen dari pasangan infertil. 30 sampel semen memenuhi kriteria normozoospermia dan 30 sampel semen memenuhi kriteria astenozoospermia Setelah dilakukan pencucian dengan menggunakan larutan Hank, setiap sampel dibagi menjadi dua bagian, satu bagian diberi perlakuan dengan inkubasi salaam 60 merit dalam 1 mg/ml pentoksifiiin dan satu bagian tanpa pentoksiflin. Parameter yang diukur meliputi persentase spermatozoa meta, kecepatan gerak progresif daya tembus ke dalam getah servik sapi dan aktivitas ATPase baik pada dinein maupun pada membran spermatozoa. Hasil dan kesimpulan : Persentae sperma motil, meningkat pada normozoospermia dari 48,83 % (Nk) menjadi .55,5 % (Np), pada astenozoospermia dari 29,5 % (Ak) menjadi 39,33 % (Ap). Kecepatan gerak progresif meningkat pada normozoospermia, dan 40,3 μ/detik (Nk) menjadi 44,8 μ/detik (Nk); pada astenozoospermia dari 28,3 μ /detik (Ak) menjadi 36,5 μ /detik (Ap). Kemampuan menembus getah serviks sapi ada kecenderungan peningkatan tetapi tidak selalu berbeda bermakna Aktivitas ATPase dinein menunjukkan peningkatan dari 0,709 U/mL (Nk) menjadi 0,849 U/mL (Np); pada astenozoospennia meningkat dari 0,439 U/mL (Ak) menjadi 0,635 U/mL (Ap). Aktivitas ATPase pada membran menunjukkan penurunan pada perlakuan dibandingkan dengan kontrol dengan perbedaan sangat bermakna (P<0,01). Pemberian pentosifilin terbukti meningkatkan kualitas dan aktivitas ATPase spermatozoa.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Samsul Mustofa
Abstrak :
Latar belakang: Penelitian mengenai manfaat kedelai dalam penyembuhan penyakit diabetes mellitus DM sudah banyak dilakukan, namun belum diketahui pengaruh ekstrak kedelai terhadap peran protein TERT sel - pankreas. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kemampuan ekstrak kedelai dalam meningkatkan ekspresi TERT sel - pankreas pada tikus diabetes melitus. Metode Penelitian: Eksperimental dengan Randomized block design. Enam puluh tikus putih jantan galur Sprague-Dawley dikelompokkan secara acak menjadi 6 kelompok: 1 tikus normal, 2 tikus DM diinduksi aloksan , 3 tikus DM glibenklamid, 4 tikus DM ekstrak kedelai 1 mg/kgBB/hari, 5 tikus DM ekstrak kedelai 5 mg/kgBB/hari, 6 tikus DM ekstrak kedelai 25 mg/kgBB/hari. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS 20. Variabel yang diukur yaitu glukosa darah puasa, ekspresi TERT dan jumlah sel - pankreas. Hasil: glukosa darah puasa pada perlakuan dengan ekstrak kedelai menurun secara bermakna p < 0,05 dibandingkan dengan tikus diabetes mellitus. Ekspresi TERT pada DM 25 mg/kgBB/hari lebih tinggi secara bermakna p < 0,05 dibanding tikus diabetes, jumlah sel ? pankreas pada tikus perlakuan ekstrak kedelai lebih tinggi secara bermakna p < 0,05 dibanding tikus diabetes. Kesimpulan: Ekstrak kedelai 1, 5 dan 25 mg/kgBB/hari dapat meningkatkan ekspresi TERT sel b pankreas pada tikus diabetes mellitus yang diinduksi aloksan.
Background: Studies on the benefit of soybean as a treatment for diabetes mellitus DM have been largely performed however, the effect of soybean extracts on the role of TERT protein in pancreatic cells has not been known. The aimed of this study is to measure the capacity of soybean extracts in increasing the TERT expression of pancreatic cells in rats with diabetes mellitus. Methods: It was an experimental study with randomized block design. Sixty white male Sprague Dawley rats were randomly categorized into 6 groups 1 normal rats 2 rats with DM induced by alloxan 3 rats with DM glibenclamide 4 rats with DM 1 mg kgBW day soybean extracts 5 rats with DM 5 mg kgBW day soybean extracts 6 rats with DM 25 mg kgBW day soybean extracts. Statistical analysis was performed using SPSS software program version 20.0. The measured variables included fasting blood glucose level, TERT expressions and the number of pancreatic cells. Results: The fasting blood glucose level in rats treated with soybean extracts was reduced significantly p 0.05 compared to rats in diabetic control group. There was a significantly higher TERT expression in rats with DM 25 mg kgBW day soybean extracts p 0.05 compared to rats in diabetic control group moreover, the number of pancreatic cells was also significantly higher in rats treated with soybean extracts p 0.05 than the diabetic rats. Conclusion: Soybean extracts of 1, 5 and 25 mg kgBW day can increase the TERT expression of pancreatic cells in rats with diabetes mellitus induced by alloxan.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library