Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Idham
"Total Suspended Particulate (TSP) atau yang biasa dikenal sebagai partikulat (debu) merupakan salah satu sumber pencemar udara yang utama. Sumber pencemar di udara dapat dihasilkan oleh fenomena alam maupun kegiatan manusia seperti penggunaan kendaraan bermotor. Di Kota Bekasi tingginya jumlah angka kendaraan bermotor yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun berpotensi memiliki dampak yang signifikan terhadap penurunan kualitas udara secara keseluruhan di kota tersebut.
Pada saat ini banyak gedung perkantoran maupun pusat perbelanjaan yang dibangun dengan menggunakan area parkir basement dengan tujuan efisiensi ruang dan waktu. Summarecon Mall Bekasi sebagai salah satu mall terbesar di Kota Bekasi dengan parkir basement yang memadai, jumlah kendaraan yang masuk ke area parkir ini dalam sehari terbilang cukup tinggi. Kendaraan bermotor yang masuk ke dalam area basement mengemisikan partikulat dalam kadar tertentu yang dapat memberikan dampak negatif kepada para pegawai yang bekerja di basement tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis konsentrasi dan ukuran diameter partikulat dalam parameter Total Suspended Particulate (TSP) beserta dampaknya terhadap tingkat kenyamanan dan kesehatan pegawai melalui kuesioner. Melalui penelitian ini diketahui konsentrasi TSP tertinggi di basement diketahui sebesar 326,28 g/m3 yang berarti telah melewati ambang batas baku mutu yang telah ditetapkan yaitu sebesar 230 g/m3 untuk parameter Total Suspended Particulate, dengan ukuran diameter partikulat yang termasuk dalam kategori PM2,5, PM10, dan lebih besar dari keduanya.

Total Suspended Particulate (TSP) or in simplify as known as particulate matter (dust) constitute one of major class of air pollution. The source of air pollution can be emmited by natural phenomena or human activity like utilization of motor vehicle. In Bekasi City numerous number of motor vehicle and its growth from years to years have a potent to reduce air quality in this city at significant rate.
Today many building like offices or departement store had been founded using basement parking for space and time efficiency. Summarecon Mall Bekasi as one of the biggest departement store in Bekasi City with adequate basement parking space, the numbers of motor vehicle enter this parking site is quite high. Motor vehichle in basement area emitted an amount of particluate matter that can give ngetive impact to the employee who working in basement area.
This research was aiming at finding out and analyze concentration and diameter size of partculate matter in Total Suspended Particulate (TSP) parameter and its effect to employee comfortness dan health through questionnaire. From this research, given the highest concentration is founded on basement parking is 326,28 g/m3 and it means this concentration exceeds air standart that had maximal concentration 230 μg/m3 for Total Suspended Particulate Parameter, with the diameter size of particulate matter include in PM2,5, PM10 categories and bigger than both.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64928
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Idham
"ABSTRAK
PT Malloci Software Solution Malloci adalah salah satu software house yang ada di Indonesia. Malloci memiliki tiga buah divisi dimana salah satunya adalah Divisi Pengembangan yang memiliki tugas dan fungsi mengerjakan proyek pembuatan perangkat lunak. Dalam proses pengerjaan proyek terdapat masalah dimana terjadi discontinuity pengetahuan antara karyawan lama dengan karyawan pengganti yang terlibat dalam pengerjaan proyek. Salah satu penyebab terjadinya discontinuity pengetahuan adalah pengetahuan yang terkait selama proses pengerjaan proyek masih dikelola secara manual dan kurang terkontrol. Hal ini disebabkan karena Divisi Pengembangan Malloci belum memiliki aplikasi atau knowledge management system KMS dalam melakukan pengelolaan pengetahuan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan rancangan model KMS yang dibutuhkan oleh Divisi Pengembangan Malloci dalam rangka mengatasi discontinuity pengetahuan yang terjadi. Terdapat dua metodologi yang digunakan yaitu metodologi identifikasi solusi manajemen pengetahuan yang digunakan dalam tahap analisis kebutuhan KMS serta metodologi system prototyping yang digunakan dalam tahap perancangan prototipe KMS. Proses knowledge management proses KM yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah Internalization, Combination, Direction, Routines, Externalization, dan Exchange. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah prototipe KMS tahap awal yang memiliki fitur-fitur untuk mendukung proses KM yang akan dikembangkan, antara lain : e-learning, manajemen konten, forum diskusi, dan team collaboration tools. Saran untuk penelitian ini kedepannya adalah penyempurnaan prototipe KMS, adanya dukungan pelaksanaan dari pihak manajemen, dan lanjutan penelitian terkait dampak penerapan knowledge management system terhadap performa perusahaan serta efektifitas pengggunaan knowledge management system di perusahaan.

ABSTRACT
PT Malloci Software Solution Malloci is a software house in Indonesia. Malloci has three divisions, one of them is the Development Division. This division has a duty and function in making software project. In the process of the project, there was a problem in a discontinuity of knowledge between the old employee and alternate employee who were involved in the project. One of the reason in discontinuity of knowledge is knowledge that relevant for the process of the project was managed manually and less controlled. This is because The Development Division of Malloci has not had an application or knowledge management system KMS in managing their existing knowledge. The purpose of this study is to produce a model of KMS design required by Malloci Development Division in order to solve the problem occurred. There are two methodologies used such as the identification of knowledge management solution that are used in requirement analysis phase of KMS and system prototyping methodologies that are used in KMS prototype design phase. Knowledge Management Process KM Process that will be developed in this study are Internalization, Combination, Direction, Routines, Externalization, and Exchange. The result of this study is an earlier stage of KMS prototype that has many features to support the KM Process that has been developed, such as e learning, content management system, discussion forum, and team collaboration tools. The suggestions for future research are refinements in KMS prototype, implementation support from management, and further research about impact of knowledge management system on company performance and effectiveness of the use of knowledge management systems in the company."
2014
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Idham
"

Kawasan perkampungan industri kecil yang berada di Pulogadung Jakarta Timur merupkan asset dari pemerintah yang harus selalu di jaga. Ada sekitar 691 wirausaha yang masih bertahan untuk menjalankan usahanya. Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh antara modal sosial dengan penjualan serta keberlangsungan usaha di kawasan perkampungan industri kecil. Dari penelitian yang dilakukan didapat modal sosial para wirausaha dikawasan PIK Pulogadung tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penjualannya, tetapi berpengaruh secara positif dengan persamaan regresi Y = 20.231 + 0.026 X dan modal sosial para wirausaha dikawasan PIK Pulogadung tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keberlangsungan usahanya, tetapi berpengaruh secara positif dengan persamaan regresi Y = 8.882 + 0.051 X. Untuk mendapatkan modal sosial yang ideal para wirausaha di kawasan PIK Pulogadung harus sering melakukan pelatihan kewirausahaan, serta berkerjasama dengan lembaga-lembaga yang bisa membangun sebuah usaha kearah yang lebih maju, umembangun etika atau norma yang baik, maka para wirausaha di kawasan PIK Pulogadung diharapkan mampu menarapkan prinsip budaya 5S dan untuk membangun kepercayaan yang baik, maka para wirausaha dikawasan PIK Pulogadung diharapkan mampu menjaga kualitasnya.


The small industrial village area in Pulogadung East Jakarta is an asset of the government that must always be maintained. There are around 691 entrepreneurs who still survive to run their businesses. This study aims to find the influence between social capital and sales and business continuity in small industrial villages. From the research conducted, it was found that the entrepreneurial social capital in the PIK Pulogadung area did not significantly influence its sales, but it positively affects with the regression equation Y = 20.231 + 0.026 X and the social capital entrepreneurial in the PIK Pulogadung area does not significantly influence the sustainability of its business, but it positively affects with the regression equation Y = 8.882 + 0.051 X. To get the ideal social capital, entrepreneurs in the PIK Pulogadung area must often conduct entrepreneurship training, and collaborating with institutions that can build a business towards the more advanced, to build good ethics or norms then entrepreneurs in the Pulogadung PIK area are expected to be able to apply 5S principles and to build good trust, then entrepreneurs in the Pulogadung PIK area are expected to be able to maintain their quality.

"
2019
T52684
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library