Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Dzaky Fajratama
"ABSTRAK
Minyak kelapa sawit merupakan bahan baku unggul pembuatan biodiesel di Indonesia. Meskipun Indonesia memiliki iklim tropis, Pemanfaatan biodiesel sawit diselidiki memiliki masalah dengan sifat aliran dingin terutama di daerah-daerah dataran tinggi. Masalah umum lainnya dari Biodiesel adalah kemudahan degradasi selama penyimpanan jangka panjang. Minyak kelapa sawit memiliki stabilitas oksidasi yang lebih baik, tetapi titik awannya tinggi karena tingginya kadar asam lemak jenuh. Di sisi lain, minyak mikroalga memiliki titik kabut dan titik tuang yang rendah, tetapi lebih mudah teroksidasi karena tingginya tingkat FAME tak jenuh. Oleh karena itu, kombinasi sifat tak jenuh tunggal dan jenuh antara Minyak Kelapa Sawit dan minyak Mikroalga membuatnya lebih disukai sebagai campuran bahan baku untuk meningkatkan kualitas Biodiesel. Model senyawa alga metil diformulasikan berdasarkan komposisi asam lemak Nannochloropsis sp. dari literatur. Dalam penelitian ini, skema pencampuran minyak dilakukan dengan variasi 5%, 10%, 20%, 30% penambahan Microalgae Oil ke Palm Oil. Transesterifikasi terjadi pada 60-700C dengan penambahan katalis basa 0,6%-wt dan metanol 40% -v/v selama 1-1,5 jam. FAME dianalisis berdasarkan SNI 7182:2015 dengan empat parameter utama diantaranya angka asam total (ASTM D 6644), titik kabut dan titik tuang (ASTM D 2500, dan ASTM D97), dan stabilitas oksidasi (EN 14112). Tujuan dari penelitian ini ialah menentukan rasio campuran yang optimal antara minyak kelapa sawit dan minyak mikroalga untuk produksi biodiesel. Berdasarkan percobaan, rasio campuran biodiesel yang optimal ditemukan pada 5% dengan cloud dan titik tuang masing-masing adalah 15.30C dan 120C. Stabilitas oksidasi dan angka asam 5% yang diperoleh adalah 10,58 jam, dan 0,175 mg KOH /g. Oleh karena itu, campuran biodiesel mengkonfirmasi bahwa asam lemak tak jenuh dari minyak mikroalga dapat meningkatkan sifat aliran dingin dari bahan bakar biodiesel kelapa sawit.

ABSTRACT
Palm oil is reported as the superior feedstock of biodiesel producing in Indonesia. Although Indonesia has tropical climate, Utilization of palm biodiesel is investigated having problems with the cold flow properties particularly in the high-altitude areas. The other common issue of Biodiesel is the ease of degradation during long-term storage. Palm oil has better oxidation stability, but high cloud point due to the high levels of saturated fatty acids. On the other hand, microalgae oil has low cloud and pour point, but more easily oxidized due to the high levels of unsaturated FAME. Therefore, the combination of monounsaturated and saturated properties between Palm Oil and Microalgae oil makes it preferable as raw materials blending to upgrade the quality of Biodiesel. The model algal methyl compounds were formulated based on fatty acid compositions of Nannochloropsis sp. from the literature. In this research, the oil blending scheme was done by variations 5%,10%,20%,30% of addition Microalgae Oil to Palm Oil. The transesterification occurred at 60-700C with the addition of base catalyst 0.6%- wt and methanol 40%-v/v during 1-1.5 hours. The FAMEs were analysis according to SNI 7182:2015 with four main parameters including total acid number (ASTM D 6644), cloud point and pour point (ASTM D 2500, and ASTM D97 respectively), and oxidation stability (EN 14112). The purpose of this research was to determine the optimum blending ratio between palm oil and microalgae oil for biodiesel production. Based on the experiment, the optimum blending ratio of biodiesel was found on 5% with the cloud and pour point are 15.30C and 120C respectively. The oxidation stability and total acid number of 5% blends obtained were 10.58 hours, and 0.175 mg KOH/g biodiesel respectively. Hence, the biodiesel blends confirm that the unsaturated fatty acids of microalgae oil can enhance the cold flow property of palm biodiesel fuels."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dzaky Fajratama
"Peralihan dari kendaraan berbasis Internal Combustion Engine ke kendaraan listrik di Indonesia saat ini sedang mengalami transformasi pesat, yang berdampak signifikan pada model bisnis pemasok komponen otomotif konvensional. 47% pemasok komponen otomotif konvensional di Indonesia berisiko kehilangan bisnis dan mengalami penurunan penjualan pasar karena kendaraan listrik membutuhkan lebih sedikit komponen. 30% komponen pada kendaraan bermesin pembakaran internal akan menjadi usang karena berkurangnya struktur komponen kendaraan listrik baterai secara signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan arah strategis pemasok komponen otomotif dan mengevaluasi kriteria prioritas kapabilitas organisasi di bidang manufaktur yang melakukan transisi menggunakan SWOT-Analytical Hierarchy Process. Diagram Sankey diterapkan sebagai metode awal untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan arah strategis komponen perusahaan. Data diolah melalui kuesioner survei perbandingan berpasangan dan diskusi kelompok terfokus yang melibatkan enam ahli dengan pengalaman lebih dari lima tahun di industri otomotif. Masing-masing kriteria dan subkriteria dilakukan pembobotan sehingga menghasilkan pemeringkatan berdasarkan nilai indeks konsistensi. Mengembangkan kompetensi dan kemampuan tenaga kerja diidentifikasi sebagai kriteria paling penting bagi pemasok komponen dalam menghadapi transisi EV untuk mempertahankan daya saing melalui fleksibilitas manufaktur yang memadai. Hasilnya, Diversifikasi Portofolio Produk diidentifikasi sebagai strategi alternatif yang efektif untuk diterapkan oleh perusahaan komponen otomotif. Dengan mengadopsi strategi ini, perusahaan dapat meningkatkan daya saing, mengurangi risiko bisnis, dan meraih peluang baru di pasar kendaraan listrik yang berkembang pesat.

The shift from Internal Combustion Engine vehicles to Electric Vehicles in Indonesia is currently undergoing a rapid transformation, significantly impacting the business models of conventional automotive component suppliers. 47% of conventional automotive component suppliers in Indonesia are at risk of losing business and experiencing market sales declines because electric vehicles require fewer components. 30% of components in internal combustion engine vehicles will become obsolete due to the significantly reduced component structure of battery electric vehicles. This study aims to determine the strategic direction for automotive component suppliers and evaluate the priority criteria of organizational capabilities in manufacturing for those transitioning using the SWOT-Analytical Hierarchy Process. Sankey diagrams are applied as an initial method to identify and classify the strategic direction of component companies. Data was processed by pairwise comparison survey questionnaires and focus group discussions involving six experts with over five years of experience in the automotive industry. The weighting of each criterion and sub-criterion was conducted, resulting in rankings based on consistency index values. Developing workforce competencies and capabilities is identified as the most critical criterion for component suppliers in facing the EV transition to maintain competitiveness through adequate manufacturing flexibility. As a result, Product Portfolio Diversification is identified as an effective alternative strategy for automotive component companies to implement. By adopting this strategy, companies can enhance competitiveness, reduce business risks, and seize new opportunities in the rapidly evolving EV market."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library