Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Aulia
"X.25 merupakan protokol yang paling populer dan banyak digunakan di jaringan komunikasi data saat ini, dan didesain untuk menjadi antarmuka antara divais pada ujung bagian pengguna (end-user device) dan sebuah jaringan, di mana divais pada ujung pengguna ini dapat berupa terminal data, dan jaringannya berupa jaringan data packet switching. Untuk ISDN, terminal pengguna (biasanya) berupa terminal suara (telepon), dan jahngannya (biasanya) berupa jaringan suara packet switching. Banyaknya perkembangan pada X.25, menyebabkan pilihan (options), pelayanan dan fasilitas, serta banyak protokol dan pelayanan OSI yang lebih baru dapat dioperasikan dengan menggunakan X.25. Sedangkan ATM merupakan inovasi teknis yang menjadi standar pada kerja dart B-ISDN. ITU-T, ANSI dan ATM Forum telah memilih ATM sebagai spefikasi pada B-ISDN untuk persiapan operasi konvergensi, multipleksing dan penyambungan.
ATM Merupakan teknologi masa depan karena dapat mendukung bit-rate yang besar (sampai 600 Mbps). ATM menggunakan besar PDU (Protocol Data Unit) yang tetap, sehingga mempunyai kelebihan berupa kehandalan yang bisa diperkirakan, delay transmisi dapat diperkirakan, buffer-nya menggunakan besar yang tetap dan juga lebih mudah diimplementasikan pada perangkat keras dibanding penggunaan teknologi dengan besar PDU yang bervariasi. Dalam membentuk jalur komunikasi antara jaringan yang berbasis protokol X.25 dengan B-ISDN berbasis ATM, hendaknya perlu memperhatikan beberapa karakteristik unik dad X.25 dan ATM. Dan proses pengeliminasian perbedaan antara kedua protokol tersebut juga perlu dilakukan, agar pertukaran informasi dapat berlangsung seakan-akan tidak ada perbedaan di antara keduanya.
Skripsi ini bertujuan untuk memvisualisasikan kerja suatu gateway untuk membangun suatu jembatan komunikasi yang optimal antara jaringan berbasis protokol X.25 dengan B-ISDN berbasis ATM, berdasarkan rancangan algoritma komunikasi antara kedua jaringan tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38904
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aulia
"Competition is very tight faced , not only by popping the new mall , but also for the existing mall. Various malls vying to be the preferred mall not only for the citizens of Jakarta, but also in the surrounding communities who came to Jakarta to visit the shopping center in Jakarta. The management of the old mall was trying to keep the loyalty of its visitors and increase their satisfaction. Every mall has a characteristic, the target audience to a different value. Differentiation becomes a mandatory thing for every mall to attract visitors and increase consumer preference.
From its inception in 1974, Pasaraya has been attached to a shopping center that promotes a wide range of crafts and works of Indonesian specialties. It is implemented by changing the name Pasaraya Grande into Pasaraya The Pride of Indonesia. Pasaraya is supposed to be the embodiment to be the leader of a shopping center with differentiated products. Unfortunately public is not aware with this changing due to be replaced with shopping centers that promote international products. To that end, it is necessary to develop a strategy to address the problem awareness with rebranding name change Pasaraya The Pride of Indonesia.
Objective
The purpose of this rebranding is expected to make Pasaraya The Pride of Indonesia became the hallmark of the company is known by the public, so the public is also aware of the change of name of the company and its flagship product recall. From these goals, targets to be achieved can be divided into two, namely communication program targets and corporate goals.
Strategy
The program will be implemented to Pasaraya is Adibusana Nusantara with some strategies such as the use of new media, community relations, special events, and media relations program to seek exposure that will be highlighted to the audience aware of the change of name of Pasaraya. For this strategy takes several activities that can strengthen the relationship between the company and the target audience, the community related to the activities of the company, and also the mass media. The author recommends using new media activities, community relations, special events, and media relations to spread the name of Pasaraya The Pride of Indonesia in order to increase awareness of the target audience.
This activity is expected to build public awareness and make the name change Pasaraya and also Pasaraya known as shopping centers that promote Indonesian products quality. Rebranding activities Pasaraya The Pride of Indonesia requires strategy and planning publications are more than just a neat and complete deployment of the press release in any implementation.
Target Adopters
1. Primary target
a. Demographic
· Female
· SES A, B
· Aged 25-30 years old
b. Have personal income more than 5,000,000 IDR each month
c. Geographical
· Lives in Jakarta
d. Psikographic
· Active
· Well Educated
· Dynamic
· Technology savvy
2. Secondary Target
· Public in general
· Partner:
- Twitter Buzzer
- Community
- Mass Media
Key Message
Pasaraya organized programs Adibusana Indonesia as the characteristic form of the name change Pasaraya Grande into Pasaraya The Pride of Indonesia. Key messages Special (addressed in accordance with the interests of the target audience):
a. Pasaraya provide unique shopping concept, juxtaposing the famous Indonesian local brand with a luxury brand that has been known to the people of Jakarta.
b. Pasaraya's mission is to promote Indonesia's creative economy industry, by introducing more local brands of fashion designers and creative entrepreneurs Indonesia.
Programs
1. Pre-Event
2. Main Event
3. New Media Strategy
· Social Media
· Website
· Community Program
· Media Relation
4. Special Event ? bazaRaya
5. Post-Event
Budget
443,685,000 IDR
Evaluation
- Evaluation Meeting
- Media Monitoring
- Event Report
- Questionnaire and Feedback Form

Analisis Situasi
Persaingan yang sangat ketat dihadapi tidak hanya oleh mall yang baru bermunculan, tapi juga bagi mall yang sudah ada sebelumnya. Berbagai mall berlomba untuk menjadi mall pilihan tidak hanya untuk warga Jakarta, namun juga masyarakat di sekitarnya yang datang ke Jakarta untuk mengunjungi pusat perbelanjaan di Jakarta. Pihak manajemen mall lama pun berusaha untuk menjaga kesetiaan pengunjungnya dan meningkatkan kepuasan mereka. Setiap mall memiliki karakteristik, target khalayak hingga nilai yang berbeda-beda. Diferensiasi menjadi suatu hal yang wajib bagi setiap mall untuk dapat menarik pengunjung dan meningkatkan preferensi konsumennya.
Dari awal didirikan pada tahun 1974, Dari awal Pasaraya didirikan, Pasaraya sudah melakukan spesialisasi sebagai pusat perbelanjaan yang menjual kesenian tradisional dan kerajinan. Hal ini diimplementasikan dengan mengubah nama Pasaraya Grande menjadi Pasaraya The Pride of Indonesia. Namun seiring berjalannya waktu dan bermunculannya berbagai pusat perbelanjaan baru dengan produk-produk internasional, Pasaraya tidak mengikuti perkembangan kompetisi ini sehingga menjadi tertinggal. Pasaraya The Pride of Indonesia yang seharusnya menjadi perwujudan dari misi menjadi pemimpin pusat perbelanjaan dengan produk terdiferensiasi tidak terlalu terdengar oleh masyarakat karena tergantikan dengan pusat perbelanjaan yang mengedepankan produk internasional. Untuk itu, diperlukan adanya penyusunan strategi rebranding untuk menjawab permasalahan awareness perubahan nama Pasaraya The Pride of Indonesia yang ?terselimuti?oleh nama Pasaraya Grande.
Tujuan
Tujuan dari rebranding ini diharapkan dapat membuat Pasraya The Pride of Indonesia menjadi ciri khas perusahaan yang dikenal oleh masyarakat, sehingga masyarakat juga sadar akan perubahan nama perusahaan dan juga mengingat produk andalannya. Dari tujuan ini, sasaran yang ingin dicapai dapat dibagi dua, yaitu sasaran program komunikasi dan sasaran bisnis perusahaan.
Strategi
Program yang akan dilaksanakan untuk Pasaraya adalah Adibusana Nusantara dengan beberapa strategi seperti penggunakan media baru, community relations, special event, dan media relations untuk mengupayakan exposure program yang akan ditonjolkan agar khalayak menyadari akan perubahan nama dari Pasaraya. Untuk strategi ini diperlukan beberapa kegiatan yang dapat mempererat hubungan antara perusahaan dengan target khalayak, dengan komunitas yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan, dan juga dengan media massa. Penulis merekomendasikan kegiatan menggunakan media baru, community relations, special event, dan media relations untuk menyebarkan nama Pasaraya "The Pride of Indonesia" dalam rangka meningkatkan awareness target khalayak.
Kegiatan ini diharapkan mampu membangun awareness masyarakat akan perubahan nama Pasaraya sekaligus membuat Pasaraya dikenal sebagai pusat perbelanjaan yang mengedepankan produk-produk Indonesia yang berkualitas. Kegiatan rebranding Pasaraya The Pride of Indonesia ini membutuhkan strategi dan perencanaan publikasi yang lebih rapi dan lengkap dari sekedar penyebaran press release di setiap pelaksanaannya.
Khalayak Sasaran
1. Target Primer
a. Demografis
· Perempuan
· SES A, B
· Usia 25-35 tahun
· Memiliki pemasukan kurang lebih rata-rata Rp 5.000.000 per bulan
b. Geografis
· Berdomisili di wilayah Jabodetabek, Jakarta khususnya
c. Psikografis
· Aktif
· Terpelajar
· Dinamis
· Lekat dengan penggunaan internet melalui telepon genggam
2. Target Sekunder
· Masyarakat umum
· Sasaran Mitra:
- Twitter Buzzer
- Komunitas
- Media massa
Pesan Kunci
Pasaraya menyelenggarakan program Adibusana Nusantara sebagai bentuk karaketristik dari perubahan nama Pasaraya Grande menjadi Pasaraya The Pride of Indonesia. Pesan Kunci Khusus (ditujukan sesuai dengan kepentingan khalayak sasaran):
a. Pasaraya memberikan konsep pusat perbelanjaan yang unik, menyandingkan brand lokal ternama Indonesia dengan brand mewah yang sudah dikenal masyarakat Jakarta.
b. Pasaraya memiliki misi untuk mengedepankan industri ekonomi kreatif Indonesia, dengan memperkenalkan lebih banyak brand lokal dari perancang busana dan pengusaha kreatif Indonesia.
Program
1. Kegiatan Pre-Event
2. Kegiatan Event
3. Strategi Media Baru
· Media Sosial
· Website
· Program Komunitas
· Media Relation
4. Kegiatan Khusus - bazaRaya
5. Kegiatan Post-Event
Anggaran
Rp 443,685,000,-
Evaluasi
1. Rapat Evaluasi Kegiatan
2. Media Monitoring
3. Event Report
4. Kuisioner dan Feedback Form"
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S58766
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aulia
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
TA3017
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Idham Muhammad Aulia
"Hak tanggungan merupakan salah satu jenis jaminan yang digunakan sebagai jaminan pada pemberian fasilitas kredit, yang ketentuannya dituangkan dalam perjanjian jaminan. Dalam hal ini, aset debitur yang digunakan sebagai jaminan adalah hak atas dan dapat berupa bangunan, tanaman, dan hasil karya yang sudah ada ataupun akan ada yang merupakan satu kesatuan pada tanah tersebut. Ketentuan mengenai bangunan, tanaman, dan hasil karya di atas tanah milik debitur harus dinyatakan dengan tegas dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan tersebut. Dalam penelitian ini, penulis bertujuan untuk meninjau lebih lanjut mengenai bagaimana bentuk perlindungan dan upaya hukum bagi debitur dalam permasalahan terkait lelang eksekusi yang dilakukan oleh kreditur sebagai penjual dengan penetapan nilai limit yang tidak wajar atau rendah, sebab dengan adanya ketentuan mengenai nilai limit dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang Nomor 122 Tahun 2023 dan ketentuan eksekusi dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan, bisa memberikan kedudukan yang seimbang dan adil dalam pelaksanaan lelang eksekusi.

Mortgage is one type of collateral used as security for the provision of credit facilities, the provisions of which are set out in a security agreement. In this case, the debtor's assets used as collateral are rights to and can be in the form of existing or future buildings, plants, and works that form an integral part of the land. The provisions regarding buildings, plants, and works on the debtor's land must be expressly stated in the Deed of Granting Mortgage. In this study, the author aims to further review how the form of protection and legal remedies for debtors in problems related to execution auctions conducted by creditors as sellers with the determination of unreasonable or low limit values, because with the provisions regarding the limit value in the Minister of Finance Regulation concerning Auction Implementation Guidelines Number 122 of 2023 and the provisions of execution in Law Number 4 of 1996 concerning Mortgage Rights, can provide a balanced and fair position in the implementation of execution auctions."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library