Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Ammar Zuhdi
"ABSTRAK
Penelitian ini berkenaan dengan peristiwa invasi yang terjadi pada masa Perang Dunia II di Asia Pasifik, atau Perang Pasifik, di pulau Morotai, kepulauan Maluku. Pulau itu merupakan bagian dari kolonialisme Hindia Belanda sebelum dikuasai oleh pemerintahan Angkatan Laut Armada III kemaharajaan Jepang. Fokus penelitian ini adalah pada urgensi dan strategisnya pembangunan infra struktur militer di pulau Morotai yang kemudian menjadi kunci keberhasilan Amerika Serikat dalam merebut kembali Filipina. Dalam upaya ini AS mengembangkan poros Pasifik Barat Daya dengan merebut Morotai dan menjadikannya sebagai lokasi penempatan pesawat tempur serta logistik yang dibutuhkan. Terdapat tiga tahapan dalam upaya perebutan Morotai, yaitu: 1) perencanaan penyerangan dan penilaian pentingnya Morotai bagi AS, 2) operasi tempur untuk merebut pulau itu dan 3) pemanfaaatan landasan udara untuk menunjang operasi militer menyerbu Filipina. Penelitian ini menggunakan metode sejarah serta menggunakan sumber primer berupa arsip dan dokumen militer yang dimiliki oleh AS. Penelitian ini bertujuan untuk menambah pemahaman mengenai aspek perebutan wilayah dengan maksud untuk memanfaatkan landasan udara yang mendukung pertempuran di daratan. Dari penelitian ini ditemukan bahwa penggunaan landasan udara sangat penting sebagai bagian dari strategi tempur yang dilakukan oleh Jenderal Douglas MacArthur dalam upaya untuk menguasai kembali Filipina.

ABSTRACT
This research deals with an invasion during World War II in Asia-Pacific area, Pacific War, happened in Morotai island, the Moluccas. The island belonged to former Dutch East Indie before it fell down to the III Japanese Empire Navy Fleet. This research is focusing on building and maintaining military infrastructure in the island that was needed for US campaign in retaking the Philippines. There were three steps that were conducted in order to invade the Morotai, i.e: 1) planning and assessment about the islands importance for the US war effort in Southwest Pacific Area, 2) field operation to invade the island, 3) using of such an aerodrome to further assists military operation to regain the Philippines. The method used for this research is the method of history that used sources from US military archives and documents. This research aims to know more further on the aspects of military strategy as island invasions from the aerodrome to support ground combats. From this research, it is found that the usage of aerodrome in Morotai Island is very important in order to assist the military strategy of General Douglas MacArthur to recapture the Philippines."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ammar Zuhdi
"Penelitian ini membahas mengenai perubahan doktrin yang terjadi dalam Angkatan Darat AS pasca perang Vietnam. Doktrin yang mengalami perubahan adalah doktrin tempur AS pada tahun 1962 menjadi doktrin tempur baru yang ada pada tahun 1976. Dalam proses pelaksanaan penelitian, digunakan berbagai dokumen yang berkaitan dengan perubahan doktrin dan peperangan di Vietnam yang didapatkan melalui arsip khusus Angkatan Darat Amerika Serikat serta berbagai karya tulis yang dihasilkan oleh perwira menengah yang menempuh pendidikan di Sekolah Staf Komando (US Army Command and General Staff College). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pendekatan strukturis yang melihat peranan dan kontribusi William DePuy sebagai agen perubahan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi lebih lanjut mengenai adanya perubahan doktrin yang terjadi pasca berakhirnya Perang Vietnam dan dampaknya terhadap Angkatan Darat AS secara keseluruhan. Dalam penelitian ini, didapatkan kesimpulan bahwa reorganisasi yang terjadi merupakan sebuah proses berkelanjutan yang dimulai dengan pembentukan US Army Training and Doctrine Command (TRADOC) yang kemudian menyusun doktrin baru terkait dengan perekrutan pasukan serta perubahan yang berkaitan dengan doktrin pertempuran di darat. Doktrin ini terkumpul dalam sebuah panduan yang dinamakan dengan FM 100-5. Peranan komandan pertama TRADOC yang bernama William DePuy kemudian menjadi salah satu faktor penting dalam proses pergantian doktrin tempur setelah berakhirnya perang Vietnam.

This research discusses the changes in doctrine that occurred in the US Army after the Vietnam war. The new doctrine that changed was the combat doctrine from 1962 to the new combat doctrine from 1976. In the process of conducting research, various documents relating to changes in doctrine and war in Vietnam obtained through the Special Archives of the United States Army as well as various papers produced by officer who study at the US Army Command and General Staff College. The methods used in this study are historical methods namely heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. The approach used in this research is based on historical structurism referring to William DePuy’s role and contribution as an agent of change. The purpose of this study is to identify further changes in the doctrine that occurred after the end of the Vietnam War and its impact on the US Army as a whole. In this study, it was concluded that the reorganization that occurred was an ongoing process that began with the formation of the US Army Training and Doctrine Command (TRADOC) which then compiled a new doctrine related to the recruitment of troops and changes related to the doctrine of ground battle. This doctrine is collected in a guide called FM 100-5. The role of Tradoc's first commander named William Depuy then became one of the important factors in the process of changing the doctrine of combat after the end of the Vietnam War."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library