Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Mushabhanif Ghazy
"Terak feronikel merupakan limbah hasil proses pengolahan bijih nikel laterit yang masih memiliki logam berharga tersisa seperti besi atau nikel dan dapat direduksi dengan menggunakan reduktor berbasis karbon. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan reduktor arang batok kelapa sebagai reduktor biomassa dengan variasi konsentrasi tertentu terhadap produk hasil reduksi terak feronikel hasil roasting. Proses roasting dilakukan dengan menggunakan aditif Na2CO3 sebanyak 20% untuk mendekomposisi fayalit. Proses reduksi karbotermik dilakukan dengan tiga variasi konsentrasi reduktor yang berbeda (15%, 20% dan 25%) dengan berat sampel 10 gram. Proses roasting dan reduksi dilakukan pada tube furnace dengan temperatur 1100oC selama 60 menit dan laju pemanasan 10°C/menit. Produk hasil roasting dan reduksi akan dilakukan karakterisasi dengan metode XRD dan SEM – EDS. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa dihasilkan produk hasil proses pemanggangan berupa fayalit, hematit, silika serta natrium silikat dan produk hasil reduksi berupa hematit, magnetit dan logam Fe. Arang batok kelapa memiliki kadar karbon tertambat yang cukup banyak sehingga dihasilkan gas pereduksi dalam jumlah yang memadai untuk menghasilkan produk reduksi yang sama dengan batu bara. Pada penilitian ini, berdasarkan hasil karakterisasi yang diperoleh terlihat bahwa pengunaan 15% reduktor merupakan konsentrasi yang optimum untuk mereduksi terak feronikel hasil roasting.

Ferronickel slag is waste product from the lateritic nickel ores which still have valuable metals such as iron or nickel and can be reduced by using carbon-based reductant. The purpose of this study is to determine the effect of coconut shell charcoal as biomass reductant with various concentration variations to reduction product of roasted product ferronickel slag. Roasting process is using 20% additive ​​Na2CO3 to decompose fayalite. Carbothermic reduction will using three different variations of reductant concentration (15%, 20% and 25%) with the sample weight is 10 grams. The Roasting and reduction will be conducted in tube furnace in temperature 1100oC for 60 minutes and the heating rate is 10°C/minute. The product from roasting and reduction process will be characterized by XRD and SEM-EDS. The characterization results showed that the roasted product contains fayalite, hematite, silica and sodium silicate then reduction product contains hematite, magnetite and Fe metal. Coconut shell charcoal has high amount of fixed carbon so it will generate considerable amount of reducing gas to produce the same reduction products as coal. Based on the characterization results in this study it can be seen that 15% reductant is the optimum concentration for reducing roasted product ferronickel slag."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Mushabhanif Ghazy
"Magnesium merupakan jenis logam dengan biokompatibilias yang sangat baik dan sifat mekanik yang paling mendekati tulang manusia sehingga cocok untuk digunakan sebagai material implan tulang mampu luruh. Akan tetapi, magnesium memiliki dua permasalahan utama dimana kemampubentukan yang terbatas karena struktur kristal HCP dan ketahanan korosi yang kurang baik. Beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan penambahan unsur paduan atau dengan diberikan perlakuan termomekanik. Pada penelitian ini, logam magnesium akan diberikan unsur paduan litium (Li) sebanyak 14%wt (persen berat) dan alumunium (Al) sebanyak 1%wt (persen berat). Selain penambahan unsur paduan, paduan magnesium akan diberikan perlakuan termomekanik dimana pada penelitian ini metode yang digunakan adalah pencanaian dingin (cold rolling) dan annealing. Proses cold rolling akan dilakukan dengan tiga variasi persen reduksi sebesar 30%, 60% dan 90% dimana proses annealing dilakukan pada temperatur 300oC dengan waktu tahan satu jam dan laju pemanasan sebesar 5oC/menit. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penambahan dari unsur paduan litium (Li) dan alumunium (Al) dapat meningkatkan keuletan dari paduan LA141 karena dihasilkan fasa β-Li dan θ-MgAlLi2. Proses perlakuan panas yang dilakukan dapat menghasilkan fenomena rekristalisasi sehingga dihasilkan mikrostruktur dengan ukuran butir yang lebih seragam. Selain itu, sampel dengan 90% reduksi menghasilkan nilai kekerasan yang tertinggi dengan nilai 76,81 HV untuk sampel non-HT dan 83,58 HV setelah dilakukan perlakuan panas (HT). Berdasarkan hasil penelitian ini maka metode penguatan yang terjadi pada paduan LA141 adalah penguatan dengan bantuan presipitat dan penguatan batas butir.

Magnesium is a metal with impressive biocompatibility and mechanical properties that are closest to the human bone, making it suitable to be used as a material for biodegradable implants. However, magnesium has two major problems limited formability due to the HCP crystal structure and poor corrosion resistance. Several methods can be used to solve this problem, including adding alloying elements or providing thermomechanical treatment. This research will use 14 wt% lithium (Li) alloy and 1 wt% aluminum (Al) alloy as alloying elements in magnesium metal. Aside from the addition of alloying elements, thermomechanical treatment can help increase the mechanical properties of magnesium alloy. In this research, the methods used are cold rolling and annealing. The cold rolling process will be carried out with three variations of percent reduction as 30%, 60%, and 90% where the annealing process is carried out at 300oC with a one-hour holding time and the heating rate is 5oC/minute. The results of this research indicate that the addition of lithium (Li) and aluminum (Al) alloy elements can increase the ductility of the LA141 alloy because it produces β-Li and θ-MgAlLi2 phases. The heat treatment process can produce a recrystallization phenomenon, resulting in a more uniform grain size (fine grain) microstructure. In addition, samples with 90% reduction produced the highest hardness values, with 76.81 HV for non-HT samples and 83.58 HV after heat treatment. Based on the results of this research, the strengthening methods that occur for LA141 are solid solution strengthening and grain boundary strengthening."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library