Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
Mohamad Alan Gibransyah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kesejahteraan psikologis, ekonomi, dan sosial pekerja pada saat boikot produk di industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG) dan Food And Beverage (F&B). Sebagian besar studi mengenai boikot cenderung fokus pada dampaknya terhadap aspek sosial-ekonomi di luar korporasi, seperti pertumbuhan ekonomi, konsumen, dan reaksi publik, tanpa memperhatikan pekerja sebagai bagian integral dari korporasi. Studi-studi mengasumsikan korporasi sebagai entitas tunggal yang mencakup pemilik modal, manajemen, dan komoditas, mengabaikan adanya konflik kepentingan antara korporasi dan pekerjanya. Penulis berargumen bahwa dengan tidak dilibatkannya pekerja sebagai subjek ekonomi di dalam pengambilan keputusan strategis terkait perubahan-perubahan nilai sosial ekonomi dari komoditas mengakibatkan boikot terhadap perusahaan cenderung menempatkan pekerja dalam situasi rentan, dengan ancaman langsung terhadap kesejahteraan mereka. Maraknya boikot yang menjadi bagian dari gerakan BDS (Boikot, Divestasi, Sanksi) menyusul aksi menentang praktik kekerasan rezim Israel terhadap kaum Palestina, Industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG) dan Food And Beverage (F&B) merupakan sektor yang sangat rentan terhadap dampak tertentu, sehingga memiliki potensi besar untuk mempengaruhi kesejahteraan karyawan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam. Data diperoleh dari sampel pekerja yang berkarier di perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) dan Food And Beverage (F&B) di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja memaknai boikot sebagai bentuk solidaritas konsumen sekaligus ancaman bagi mereka. Boikot memperparah kerentanan kerja yang sudah ada sebelumnya, berdampak pada penurunan kesejahteraan secara ekonomi, sosial, dan psikologis. Menghadapi kondisi ini, pekerja merespons secara rasional (rational choice) dengan strategi adaptasi seperti mencari kerja sampingan atau alih profesi untuk meminimalkan dampaknya.
This study aims to examine the psychological, economic, and social well-being of workers during product boycotts in the Fast Moving Consumer Goods (FMCG) and Food and Beverage (F&B) industries. Most existing studies on boycotts tend to focus on their socio-economic impact outside of corporations such as on economic growth, consumers, and public reactions without considering workers as integral parts of the corporate structure. These studies often assume the corporation as a single entity encompassing capital owners, management, and commodities, overlooking the conflict of interest between the corporation and its workers. The author argues that the exclusion of workers as economic subjects in strategic decision-making related to the shifting social and economic value of commodities results in boycotts placing workers in vulnerable positions, with direct threats to their well-being. The rise of boycott movements, particularly those associated with the Boycott, Divestment, Sanctions (BDS) campaign in protest against the Israeli regime's violence toward Palestinians, has had a significant impact. The FMCG and F&B industries are especially vulnerable to such impacts, making them sectors with a high potential for affecting employee welfare. This study uses a qualitative approach with in-depth interviews. Data were collected from a sample of workers employed in FMCG and F&B companies in Indonesia. The findings show that workers perceive the boycott as both an act of consumer solidarity and a threat to their livelihoods. The boycott exacerbates pre-existing employment vulnerabilities, leading to a decline in well-being across economic, social, and psychological dimensions. In response, workers adopt rational strategies (rational choice), such as seeking side jobs or changing professions, to mitigate the impact. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library