Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochammad Guesvidha Nurhidayat As Putera
"Mengelola dan menjaga kualitas cemaran air limbah di industri sangatlah penting, dan hal ini memiliki dampak yang signifikan pada lingkungan, masyarakat, serta keberlanjutan industri itu sendiri. Uji MPN (Most Probable Number) adalah metode perhitungan mikroorganisme yang menggunakan data dari hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair. uji ini dapat memberikan panduan mengenai kualitas air limbah yang dihasilkan oleh proses industri. Jika jumlah coliform dalam air limbah industri melebihi batas yang ditetapkan oleh regulasi atau standar, itu bisa menandakan adanya masalah dalam pengolahan limbah atau kegiatan industri itu sendiri. Tindakan perlu diambil untuk meminimalkan dampak negatifnya. Perlu diingat bahwa standar nilai MPN untuk coliform dapat bervariasi berdasarkan regulasi lingkungan yang berlaku di wilayah tertentu, serta tujuan penggunaan air tersebut. Oleh karena itu, sangat penting bagi industri untuk mengikuti dan mematuhi regulasi setempat terkait kualitas air dan pengelolaan limbah.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif dan desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang analisis bakteri Coliform pada air limbah industri farmasi PT Sydna Farma.Nilai bakteri coliform yang diambil dari sampel air limbah PT Sydna Farma tergolong rendah jika bersumber pada PERMENLHK No.68 tahun 2016 yang menjelaskan tentang baku mutu air limbah industri domsetik pada bakteri coliform tidak lebih dari 3000 MPN/100ml. Hal ini dapat dipengaruhi oleh jumlah sumber bakteri air limbah tersebut sedang tidak banyak atau dipengaruhi oleh pemberian Chlorine pada penampungan limbah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri coliform. Hasil yang diperoleh yaitu 3.1.0 yang memiliki nilai index MPN/100ml sebesar 22 dan perkiraan kepercayaan total bakteri coliform antara 3,5 – 26. Dari hasil tersebut maka nilai bakteri coliform yang diambil dari sampel air limbah PT Sydna Farma tergolong rendah dan tidak melebihi batas maksimum yang telah ditetapkan oleh PERMENLHK No.68 tahun 2016.

Managing and maintaining the quality of wastewater pollution in industry is very important, and this has a significant impact on the environment, society and the sustainability of the industry itself. The MPN (Most Probable Number) test is a method for calculating microorganisms that uses data from the results of the growth of microorganisms in a liquid medium. This test can provide guidance regarding the quality of wastewater produced by industrial processes. If the number of coliforms in industrial wastewater exceeds the limits set by regulations or standards, it could indicate a problem in waste processing or the industrial activity itself. Actions need to be taken to minimize the negative impact. It should be remembered that standard MPN values for coliforms can vary based on environmental regulations that apply in certain regions, as well as the intended use of the water. Therefore, it is very important for industry to follow and comply with local regulations regarding water quality and waste management. The research method used in this research is Descriptive and the research design used is Cross Sectional which aims to provide an overview of the analysis of Coliform bacteria in waste water pharmaceutical industry PT Sydna Farma. The value of coliform bacteria taken from PT Sydna Farma wastewater samples is classified as low if it is based on PERMENLHK No.68 of 2016 which explains that the quality standard for domestic industrial wastewater for coliform bacteria is no more than 3000 MPN/100ml. This can be influenced by the number of bacterial sources in the waste water being small or influenced by the provision of chlorine in waste reservoirs which can inhibit the growth of coliform bacteria. The results obtained were 3.1.0, which has an MPN/100ml index value of 22 and a reliable estimate of total coliform bacteria between 3.5 – 26. From these results, the value of coliform bacteria taken from PT Sydna Farma wastewater samples is classified as low and does not exceed The maximum limit has been set by PERMENLHK No. 68 of 2016.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Guesvidha Nurhidayat As Putera
"Mematuhi CDOB merupakan peranan yang sangat penting untuk memastikan bahwa bahan obat dan produk obat disimpan, dikelola, dan didistribusikan dengan standar yang tinggi untuk menjaga kualitas dan keselamatan. Gudang yang menerapkan CDOB membantu mempertahankan integritas bahan baku obat. Proses penyimpanan yang tepat, termasuk pengendalian suhu, kelembaban, dan penanganan yang benar, dapat mencegah perubahan kimia atau fisik yang dapat mempengaruhi kualitas dan keamanan bahan baku obat. Hal ini penting untuk memastikan bahwa bahan baku obat tetap efektif dan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. Penerapan CDOB di gudang pedagang besar farmasi bahan baku obat juga membantu membangun kepercayaan pelanggan. Pelanggan, seperti produsen obat jadi, membutuhkan jaminan bahwa bahan baku obat yang mereka beli aman, berkualitas, dan memenuhi persyaratan regulasi. Gudang yang memenuhi standar CDOB memberikan bukti komitmen terhadap kualitas dan keamanan produk, yang dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan dan memperkuat hubungan bisnis. Metode pelaksanaan dilakukan secara kualitatif, yang dilakukan dengan melihat tinjauan pustaka dan wawancara secara langsung kepada yang bersangkutan terhadap gudang PBF Farmasia Inovasi Megatrading.PT . Farmasia Inovasi Megatrading memiliki ruang gudang dengan tiga jenis rak penyimpanan bahan baku obat yang meliputi rak A (Bahan Aktif Obat / Active Pharmaceuticals Inggredients), rak B (Bahan Vitamin, Mineral dan Ekstrak) dan rak C (Bahan Tambahan/ Eksipient). Selain itu terdapat juga beberapa ruangan khusus bahan baku obat seperti ruangan bahan baku obat beta laktam, ruangan bahan baku obat suhu terkontrol dan ruangan reject. Selain memperhatikan ruangan yang memadai, beberapa faktor juga sangat perlu diperhatikan karena juga sangat mempengaruhi kualitas bahan baku obat. Beberapa faktor ini bersumber kepada regulasi sediaan farmasi seperti CDOB (Cara Distribusi Obat yang Baik) untuk memastikan bahwa distribusi, penyimpanan, dan penanganan obat dilakukan dengan cara yang aman, terpercaya, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Ruangan gudang bahan baku obat pada PT. Farmasia Inovasi Megatrading pada umumnya sudah sesuai dengan CDOB (Cara Distribusi Obat yang Baik), Namun pada sisi pencahayaan walaupun sudah merata dan memadai, belum diketahui satuan intensitas cahaya yang digunakan.

Complying with the CDOB is a critical role in ensuring that drug substances and drug products are stored, managed, and distributed to high standards to maintain quality and safety. Warehouses that implement CDOB help maintain the integrity of medicinal raw materials. Proper storage processes, including controlling temperature, humidity, and correct handling, can prevent chemical or physical changes that can affect the quality and safety of medicinal raw materials. This is important to ensure that medicinal raw materials remain effective and comply with established specifications. The implementation of CDOB in the warehouses of pharmaceutical wholesalers of medicinal raw materials also helps build customer trust. Customers, such as finished drug manufacturers, need assurance that the drug raw materials they purchase are safe, of good quality and meet regulatory requirements. A warehouse that meets CDOB standards provides evidence of commitment to product quality and safety, which can increase customer confidence and strengthen business relationships. The implementation method was carried out qualitatively, which was carried out by looking at literature reviews and direct interviews with those concerned with the PBF Farmasia Innovation Megatrading.PT warehouse. Farmasia Innovation Megatrading has a warehouse space with three types of storage shelves for medicinal raw materials which include shelf A (Active Drug Ingredients / Active Pharmaceutical Ingredients), shelf B (Vitamins, Minerals and Extracts) and shelf C (Additional Ingredients/Excipients). Apart from that, there are also several special rooms for medicinal raw materials, such as the beta lactam medicine raw material room, the controlled temperature medicine raw material room and the reject room. Apart from paying attention to adequate space, several factors also really need to be considered because they also greatly influence the quality of medicinal raw materials. Some of these factors originate from pharmaceutical preparation regulations such as CDOB (Good Medicine Distribution Method) to ensure that the distribution, storage and handling of medicines is carried out in a safe, reliable manner and in accordance with applicable regulations. Drug raw material warehouse room at PT. Farmasia Innovation Megatrading is generally in accordance with CDOB (Good Method of Distribution of Medicines), however, in terms of lighting, although it is even and adequate, the unit of light intensity used is not yet known.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Guesvidha Nurhidayat As Putera
"Apoteker bertanggung jawab dalam memantau keamanan penggunaan obat di Puskesmas. Salah satu hal yang perlu dipantau adalah pasien dengan penyakit tidak menular (PTM). Penyakit ini tidak mudah menular dari orang ke orang dan seringkali berhubungan dengan faktor gaya hidup dan lingkungan. Beberapa contoh penyakit tidak menular yang umum meliputi penyakit jantung, stroke, diabetes, dan penyakit ginjal. Pemantauan obat pada pasien PTM sangat penting dalam pengelolaan penyakit pasien, hal ini terkait oleh efektifitas pengobatan, pengelolaan efek samping, kepatuhan penggunaan obat, pemantauan interaksi obat dan pemantauan kepatuhan gaya hidup. Metode pelaksanaan dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan penelusuran data. Data yang digunakan merupakan data rekam medik pasien poli PTM periode November 2022 – Desember 2022.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara keseluruhan apakah terjadi interaksi obat yang diterima oleh pasien poli PTM (Penyakit Tidak Menular) yang berfokus pada pasien lanjut usia atau geriatri (≥60th). Didapatkan distribusi usia pada pasien yang masuk kriteria inklusi beragam, dimana jumlah pasien yang paling banyak berada di rentang 60-64 tahun sebesar (45,23%). pasien yang menerima obat sebanyak 3-4 macam berjumlah 23 pasien (54,76%), 5-7 macam berjumlah 17 pasien (40,47%) dan 8-10 macam berjumlah 2 pasen (4,76%). pasien yang mengalami interaksi obat sebanyak 20 orang (47,61%). Berdasarkan signifikasi interaksi obat atau tingkat keparahan interaksi mayor berjumlah 3 pasien (15%) dan interaksi moderat berjumlah 17 pasien (85%). Interaksi yang terjadi antara amlodipin dan simvastatin tidak dimasukkan kedalam kategori dikarenakan pada waktu pemberian jeda waktu sudah tepat, selain itu interaksi minor juga tidak dimasukkan kedalam kategori karena dianggap tidak berbahaya bagi pasien. potensi kejadian interaksi obat pada pasien lansia poli PTM di puskesmas kecamatan kalideres periode bulan November 2022 sampai Desember 2022 yang diambil dengan metode sampling random didapatkan sebanyak 20 pasien mengalami interaksi (74,61%) sedangkan 22 pasien tidak mengalami interaksi (52,38%) atau hanya mendapatkan interaksi minor. Berdasarkan persentase signifikasi klinis, didapatkan interaksi mayor berjumlah 3 pasien (15%) (diluar interaksi antara amlodiphine+simvastatin) dan interaksi moderat berjumlah 17 pasien (85%). Pasien dengan interaksi minor tidak dimasukkan kedalam kategori dikarenakan dianggap tidak memiliki bahaya yang signifikan terhadap pasien.

Pharmacists are responsible for monitoring the safety of drug use at the Community Health Center. One of the things that needs to be monitored is patients with noncommunicable diseases (NCDs). This disease is not easily transmitted from person to person and is often related to lifestyle and environmental factors. Some examples of common non-communicable diseases include heart disease, stroke, diabetes, and kidney disease. Drug monitoring in NCD patients is very important in managing the patient's disease, this is related to the effectiveness of treatment, managing side effects, compliance with drug use, monitoring drug interactions and monitoring lifestyle compliance. The implementation method was carried out descriptively qualitatively by tracing data. The data used is medical record data from NCD polyclinic patients for the period November 2022 – December 2022. This research aims to find out overall whether there are drug interactions received by NCD (Non-Communicable Disease) polyclinic patients which focus on elderly or geriatric patients (≥60 years old). ). It was found that the age distribution of patients who met the inclusion criteria varied, with the largest number of patients being in the 60-64 year range (45.23%). There were 23 patients who received 3-4 kinds of medication (54.76%), 17 patients (40.47%) with 5- 7 kinds and 2 patients (4.76%) with 8-10 kinds. There were 20 patients who experienced drug interactions (47.61%). Based on the significance of drug interactions or the severity of major interactions, there were 3 patients (15%) and moderate interactions, there were 17 patients (85%). The interactions that occurred between amlodipine and simvastatin were not included in the category because the time interval for administration was appropriate, apart from that, minor interactions were also not included in the category because they were considered not dangerous for the patient. The potential for drug interactions in elderly patients with PTM polyclinics at the Kalideres sub-district health center for the period November 2022 to December 2022, taken using a random sampling method, found that 20 patients experienced interactions (74.61%) while 22 patients did not experience interactions (52.38%) or only get minor interactions. Based on the percentage of clinical significance, major interactions were found in (15%) (excluding the interaction between amlodiphine+simvastatin) and moderate interactions in 17 patients (85%). Patients with minor interactions are not included in the category because they are not considered to pose a significant danger to the patient.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Guesvidha Nurhidayat As Putera
"Manajemen pemberian terapi yang tepat adalah aspek penting dari peran apoteker dalam sistem perawatan kesehatan. Pemberian terapi yang tepat mengacu pada aspek kebijakan, praktik, dan sistem yang mendukung penggunaan obat dengan aman, efektif, dan rasional untuk meningkatkan hasil pasien. Dengan memastikan pemberian obat yang aman, apoteker dapat berperan dalam mencegah kesalahan dalam peberian obat. Infark Miokard Akut (IMA) merupakan tanda bahwa telah terjadi oklusi pembuluh darah total sehingga diharapkan semua rumah sakit dengan fasilitas intervensi dapat memberikan terapi reperfusi berupa Intervensi Koroner Perkutan Primer (IKPP) secara cepat dan efektif. DAPT lebih dapat menurunkan risiko trombosis stent dan kejadian kardiovaskular dibandingkan dengan penggunaan aspirin tanpa kombinasi. Rumah sakit Universitas Indonesia merupakan salah satu rumah sakit yang mempunyai banyak pasien dengan tindakan IKPP. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui manajemen pemberian terapi dual antiplatelet (DAPT) untuk meminimalisir resiko yang terjadi akibat pemberian obat yang kurang sesuai khususnya di Rumah Sakit Universitas Indonesia.Metode yang dilakukan yaitu dengan melihat kumpulan tinjauan pustaka maupun guildline yang kemudian disajikan dalam booklet yang berisi tentang informasi manajemen pemberian terapi obat dual antiplatelet (DAPT).Booklet Manajemen Pemberian Obat Dual Antiplatelet Therapy (DAPT) dibuat dalam bentuk softfile berupa PDF yang berjumlah 17 halaman. Desain booklet dapat dilihat pada Lampiran 1. Halaman pertama merupakan cover berisi judul booklet “Manajemen Pemberian Obat Dual Antiplatelet Therapy (DAPT)”, halaman kedua memuat daftar isi, halaman ke 3 memuat latar belakang, halaman ke 4 hingga 15 memuat isi booklet, halaman 14 dan 15 memuat daftar pustaka dan halaman ke 16 memuat kontak Rumah Sakit Universitas Indonesia. Isi buklet dibagi menjadi 5 pembahasan. Booklet adalah salah satu sarana untuk menyampaikan informasi secara terstruktur dan komprehensif sehingga diharapkan dengan adanya booklet ini dapat menjadikan pengetahuan tambahan yang dapat bermanfaat. Dengan memanfaatkan booklet manajemen terapi obat antiplatelet (DAPT), Apoteker diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan farmasi, mengoptimalkan pemberian terapi obat, dan memberikan kontribusi positif terhadap keselamatan pasien.

Management of appropriate therapy administration is an important aspect of the pharmacist's role in the health care system. Appropriate therapy delivery refers to aspects of policy, practice, and systems that support the safe, effective, and rational use of medications to improve patient outcomes. By ensuring safe medication administration, pharmacists can play a role in preventing errors in medication administration. Acute Myocardial Infarction (AMI) is a sign that total blood vessel occlusion has occurred so it is hoped that all hospitals with intervention facilities can provide reperfusion therapy in the form of Primary Percutaneous Coronary Intervention (IKPP) quickly and effectively. DAPT can reduce the risk of stent thrombosis and cardiovascular events more than the use of aspirin without the combination. The University of Indonesia Hospital is one of the hospitals that has many patients with IKPP procedures. Therefore, it is important to know the management of administering dual antiplatelet therapy (DAPT) to minimize the risks that occur due to inappropriate drug administration, especially at the University of Indonesia Hospital. The method used is by looking at a collection of literature reviews and guildlines which are then presented in a booklet provided. contains information on the management of administering dual antiplatelet drug therapy (DAPT). The Management of Dual Antiplatelet Therapy (DAPT) drug administration booklet is made in PDF softfile form, totaling 17 pages. The booklet design can be seen in Appendix 1. The first page is the cover containing the title of the booklet "Management of Dual Antiplatelet Therapy (DAPT) Medication Administration", the second page contains the table of contents, the 3rd page contains the background, pages 4 to 15 contain the contents of the booklet, pages 14 and 15 contain a bibliography and page 16 contains contacts for the University of Indonesia Hospital. The contents of the booklet are divided into 5 discussions. Booklets are a means of conveying information in a structured and comprehensive manner so it is hoped that this booklet can provide additional knowledge that can be useful. By utilizing the antiplatelet drug therapy (DAPT) management booklet, pharmacists are expected to be able to improve the quality of pharmaceutical services, optimize the delivery of drug therapy, and make a positive contribution to patient safety.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Guesvidha Nurhidayat As Putera
"Pelayanan kefarmasian merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dan merupakan wujud pelaksanaan Pekerjaan Kefarmasian berdasarkan Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Maka, Apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar mampu berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lain secara aktif, berinteraksi langsung dengan pasien di samping menerapkan keilmuannya di bidang farmasi. Salah satu pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat tersebut adalah melalui pelayanan kefarmasian di rumah yaitu pelayanan kepada pasien yang dilakukan di rumah khususnya untuk kelompok pasien lanjut usia, pasien yang menggunakan obat dalam jangka waktu lama seperti penggunaan obat-obat kardiovaskular dan obat-obat untuk penyakit kronis lainnya. Pelayanan kefarmasian di rumah oleh Apoteker diharapkan dapat memberikan pendidikan dan pemahaman tentang pengobatan dan memastikan bahwa pasien yang telah berada di rumah dapat menggunakan obat dengan benar.Metode yang digunakan pada penelitian khusus Home Pharmacy Care ini berupa metode kualitatif yang berfokus pada cara pengambilan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Dari Hasil yang didapat dari wawancara di kediaman Tn L, ditemukan bahwa pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi dan kolesterol. Kadar Kolesterol yang diketahui pada tanggal 26 april 2023 adalah 202 mmHg dan kadar tekanan darah yang diketahui pada tanggal 26 april 2023 adalah 150/90 mmHg. Didapatkan informasi tambahan dari wawancara pasien berupa cara minum obat yang kurang tepat dimana konsumsi amlodiphine bersamaan dengan simvastatin. Menurut data yang diambil dari medscape drug interaction, simvastatin dan amlophine memiliki interaksi tingkat mayor. Selain diberikannya edukasi mengenai penyakit dan obat yang dikonsumsi, diberikan juga informasi tambahan berupa makanan yang dapat mereduksi kadar kolesterol contohnya seperti kurma dan minuman yang dapat mereduksi kadar kolesterol apabila saat mengkonsumsi makanan berlemak. Hal tersebut dapat menunjang kesehatan pasien yang diharapkan ikut serta membantu menurunkan kadar kolesterol yang dialami.Pelayanan kefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care) yang dilakukan terhadap salah satu pasien dengan penyakit kolesterol dan hipertensi yang menerima obat dari Apotek Kimia Farma Adelina Tanah Baru dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki kepatuhan yang kurang baik terhadap konsumsi obat yang diberikan yang didukung dengan data hasil pengukuran tekanan darah yaitu 150/90 mmHg dan data hasil kolesterol yaitu 202mmHg.

Pharmaceutical services are an integral part of health services and are a form of implementation of Pharmaceutical Work based on Law no. 23 of 1992 concerning Health. So, pharmacists are required to improve their knowledge and skills so they are able to communicate with other health workers actively, interact directly with patients in addition to applying their knowledge in the pharmaceutical field. One of the health services that suits the needs of the community is through home pharmaceutical services, namely services to patients carried out at home, especially for elderly patients, patients who use drugs for a long time, such as those using cardiovascular drugs and drugs for other chronic diseases. Pharmacy services at home by pharmacists are expected to provide education and understanding about medication and ensure that patients who are at home can use medication correctly. The method used in this special Home Pharmacy Care research is a qualitative method that focuses on collecting data using interviews. , observation and documentation. From the results obtained from the interview at Mr L's residence, it was found that the patient had a history of hypertension and cholesterol. The known cholesterol level on April 26 2023 was 202 mmHg and the known blood pressure level on April 26 2023 was 150/90 mmHg. Additional information was obtained from patient interviews in the form of inappropriate methods of taking medication where amlodiphine was consumed simultaneously with simvastatin. According to data taken from Medscape Drug Interaction, simvastatin and amlophine have a major level of interaction. Apart from providing education regarding diseases and medications consumed, additional information is also provided regarding foods that can reduce cholesterol levels, for example dates and drinks that can reduce cholesterol levels when consuming fatty foods. This can support the health of patients who are expected to participate in helping to reduce their cholesterol levels. The home pharmacy service (Home Pharmacy Care) provided to one of the patients with cholesterol and hypertension who received medication from Kimia Farma Adelina Tanah Baru Pharmacy can be concluded that The patient had poor compliance with the consumption of the medication given which was supported by blood pressure measurement data, namely 150/90 mmHg and cholesterol data, namely 202mmHg.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library