Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Minanuddin
Abstrak :
Peraturan pengatalogan yang menentukan kata utama tajuk nama pengarang Indonesia pada bagian nama yang terakhir (Anglo American Cataloging Rules, rule 22.26 ; Peraturan Katalogisasi Indonesia, Peraturan 25.10.3), telah dipersoalkan oleh pustakawan di Indonesia, dan beberapa gagasan peruballan peraturan telali rnuncul. 'I'esis ini didasarkan alas penelitian survai dalam kerangka permasalahan tersebut, guna mengetahuilmemperoleh gambaran tentang sikap pustakawan Indonesia terhadap penentuan kata utama tajuk nama pengarang Indonesia. Survai mencakup pustakawan dari Perpustakaan Nasional RI, Kantor/Badan Perpustakaan Daerah (eks .Perpustakaan Nasional di tingkat provinsi) dan UPT perpustakaan universitas negeri dari berbagai provinsi di Indonesia, yang dipilih secara purposive dan expert sampling, dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data 126 responden dari 37 perpustakaan tersebut (25 pustakawan dari terpustakaan Nasional RI, 77 pustakawan dari 18 Kantor/13adan Perpustakaan Daerah dan 24 pustakawan dari 18 UPT perpustakaan universitas negeri) telah belpartisipasi dalam survai tersebut. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan tabulasi silang. Dari analisis tersebut, diketahui bahwa pustakawan Indonesia pada umumnya tidak menyetujui peraturan penentuan kata utama tajuk nama pengarang Indonesia yang berlaku sekarang dan setuju peraturan tersebut diubah. Pokok perubahan yang disetujui umumnya pustakawan adalah agar kata utama tajuk nama pengarang Indonesia ditetapkan pada bagian nama diri yang pertama, untuk nama yang terdiri dari nama diri saja atau nama diri ditambah nama ayahlsuami ; untuk nama yang mengandung nama famlkeluarga/marga, sikap pustakawan berbeda secara berimbang, antara yang menyetujui penetapan kata utama pada nama diri dan yang menyetujui penetapan kata utama pada nama fam/keluargalmarga. Selain itu, diketahui juga bahwa pustakawan yang nama dirinya terdiri dari nama diri saja atau ditambah nama ayahlsuami, umumnya merniliki preferensi kata utama tajuk namanya pada bagian namanya yang pertama, sedangkan pustakawan yang namanya mengandung nama fam/keluarga marga kebanyakan memiliki preferensi kata utama tajuk narnanya pada nama fam/keluarga/ marga-n_ya.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11602
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minanuddin
Abstrak :
Sepanjang sejarah, upaya-upaya memperkembangkan pemikiran umat manusia melalui berbagai media seperti buku, majalah, atau surat kabar, sering menghadapi hambatan_-hambatan baik yang muncul secara wajar/tanpa kesengajaan manusia maupun hambatan yang dilakukan secara sengaja oleh manusia sendiri. Hambatan-hambatan yang muncul secara wajar dan tanpa disengaja, tidak merupakan persolan benar karena manusia akan segera berfikir mencari cara untuk mengatasinya. Tetapi hambatan tersebut merupakan persoalan yang sulit ketika hambatan tersebut adalah hambatan yang diciptakan oleh manusia sendiri. Apalagi, jika kesengajaan itu dilakukan oleh manusia_manusia yang memiliki otoritas atau kekuasaan atas manusia lainnya. Hambatan terhadap perkembangan pemikiran manusia yang dilakukan secara sengaja merupakan persoalan besar bagi manusia dan peradabannya. Pemikiran manusia merupakan perwujudan dari kualitas dan esensi keberadaan manusia sebagai makhluk yang berakal budi. Pemikiran manusia merupakan modal utana manusia dalam memajukan peradabannya. Ketika perkembangan itu dihambat maka kualitas dan esensi keberadaan manusia serta kemajuan peradabannya terancam. Pemikiran manusia memerlukan keleluasaan dalam arus persebaran dan pertukaran pemikiran antar-manusia. Hambatan-hambatan seeara sengaja terhadap perkembangan pemikiran manusia terjadi dengan mengambil beberapa bentuk tindakan dan dalam berbagai media. Penolakan (memberi ijin bagi persebaran media penuangan pemikiran), pelarangan, sampai kepada pemberian sanksi merupakan sebagian dari bentuk-bentuk tersebut yang bisa diberlakukan terhadap penuangan pemikiran manusia baik melalui media-media seperti buku majalah, surat kabar, maupun yang lainnya. Hambatan-hambatan tersebut, dengan bentuk-bentuk tindakan serta media-media sasarannya, kemudian sering disebut sebagai 'sensor' atau 'penyensoran'. Satu istilah lain yang lebih luas pengertiannya, dan ini sering digunakan oleh pihak-pihak penguasa, adalah 'kontrol'; yaitu istilah yang muncul atas dasar anggapan bahwa pemikiran manusia perlu dikendalikan agar tidak merugikan manusia sendiri, dan yang berwenang mengendalikan adalah penguasa.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S15722
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library