Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Michael Joseph Kristiono
Abstrak :
ABSTRAK
Tulisan ini membahas Gereja Katolik Roma ldquo;Gereja rdquo; sebagai aktor dalam ilmu Hubungan Internasional. Dengan mempergunakan metode studi kasus jamak, penelitian ini mengamati dinamika perlawanan global Gereja terhadap International Humanist and Ethical Union ldquo;IHEU rdquo; di tiga negara. Perlawanan yang terjadi bersumber dari kontestasi gagasan antara kedua aktor tersebut dalam isu-isu perceraian di Chile, kontrasepsi di Filipina, dan eutanasia di Inggris. Berdasarkan temuan pada penelitian ini, Gereja semesta melakukan perlawanan politik terhadap pengaruh IHEU dan agen-agen Humanisme tanpa melakukan mobilisasi terbuka, melainkan melalui jejaring gereja setempat yang dimilikinya. Gereja semesta tidak dapat mengadakan perlawanan politik terbuka karena terikat oleh Perjanjian Westphalia dan Perjanjian Lateran. Dengan mempergunakan sistem rantai komando yang kuat, Vatikan sebagai puncak otoritas gerejani mampu menggerakkan jejaring gereja lokal di bawah hierarkinya, termasuk untuk meresponi kebangkitan Humanisme.
ABSTRACT
This paper assesses the Roman Catholic Church ldquo the Church rdquo as a political actor in International Relations. By employing multi locus case study, this research observed the dynamics of political contention between the Church and International Humanist and Ethical Union IHEU in three countries. The contention revolves around the ideational contests between the two actors, in issues ranging from divorce in Chile, contraception in the Philippines, to euthanasia in England. This research found that the universal Church is unable to directly conduct en masse open mobilisation in order to oppose the rise of global Humanist movement led by IHEU, due to prior Treaties of Westphalia and Lateran. As such, the Church has to be more clandestine, that is by employing her extensive network of local churches. By using her well established internal chain of command, the Vatican as the highest ecclesiastical authority within the Church rsquo s system, is capable of ensuring dogmatic compliance down the hierarchy, including in how they should react towards the rise of Humanism.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Joseph Kristiono
Abstrak :
ABSTRAK
Tulisan ini mengulas literatur Ilmu Hubungan Internasional, terutama terkait pandangan modern terhadap Gereja Katolik Roma. Secara lebih khusus, artikel ini meninjau bagaimana 'peran' Gereja terwakili dalam literatur HI yang ditulis pada masa pasca-Perang Dingin. Kerangka waktu tersebut dipilih karena perhatian terhadap transnasionalisme dan aktor terkait hanya muncul sejak periode tersebut, sehingga memungkinkan diskusi ilmiah mengenai aktor keagamaan. Bagian pertama artikel ini akan melacak penyebutan awal tentang Katolik dan Hubungan Internasional. Kemudian, artikel ini akan menjelaskan bagaimana akademisi IR saat ini menganalisis Gereja. Temuan kajian literatur menggambarkan mayoritas diskusi saat ini didasari oleh asumsi akan Negara Kota Vatikan, Takhta Suci, jaringan gereja dan LSM Katolik sebagai representasi badan yang berbeda. Selanjutnya, artikel ini akan menyoroti perkembangan terakhir yang mencoba menyarankan Gereja sebagai -mungkin- aktor tunggal, bertentangan dengan apa yang saat ini dipercayai. Dengan menggunakan logika yang dipinjam dari khazanah teologis Katolik, tulisan ini menawarkan sebuah sintesis Gereja sebagai Tubuh Kristus yang terdiri atas berbagai anggota, seperti halnya dengan negara kesatuan yang dipahami oleh paradigma realisme klasik. Dengan demikian, tulisan ini juga dapat dilihat sebagai tantangan terhadap pemahaman kolektif mengenai salah satu aktor politik global tertua yang masih ada hingga kini, Gereja Katolik Roma.
Depok: Departemen Ilmu Hubungan Internasional FISIP UI, 2017
320 UI-GLOBAL 19:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library