Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mega Ayu Marina S.A.
"Pergeseran dan pcrubahan paradigma bisnis yang berorientasi pada kepuasan pelanggan, mendorong rumah sakit melakukan evaluasi dan perubahan terhadap system manajemennya. Rumah sakit berusaha bertahan dan memenangkan kompetisi bisnis ini dengan cara meningkatkan kuantitas dan kualilas pelayanan kesehatan dengan aeuan pengelolaan yang tepat sehingga arah dan tujuannya diketahui dengan jelas. Balanced Scorecard merupakan konsep pengukuran kinexja secara financial dan non financial, komprehensif, adaptii responsive, focus serta penyeimbang ekstemal dan internal. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - April 2009 di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Ananda Bekasi dengan penelusuran data sekunder dan data primer dari penerapan keempat perspektif pada Balanced Scorecard Desain penelitian ini menggmakan metode survey dengan pendekatan kuantitatif melalui penyebaran kuesioner survey kepuasan pasien dan karyawan rawat inap dan kualitatif berupa analisis wawancara mendalam, telaah dokumen sena Fokus Gro up Discussion. Hasil penelitian Balanced Scorecard di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Ananda Bekasi 2009 sebagai berikut : (1) Penilaian kinexja menggunakan pendekatan konvensional. (2) Perspektif keuangan ; rasio pertumbuhan pendapatan positif sebesar 1,408. Rasio efektititas berhasil mencapai tergat pendapatan dengan baik sebesar 1,096. Rasio efisiensi sebesar 9,178%. (3) Pcrspektif Pelanggan ; pangsa pasar I`3.W&I inap berada diposisi keempat yaitu 10,19%. Kepuasan pasien rawat inap adalah 90% nilai kepuasan tertinggi pada pernyataan "Dokter menguasai berbagai tindakan seduai dengan keahiiannya" dan terendah pada "Pelayanan pengobatan yang cepat dan tepat" (4) Perspektif proscs Intemal ; proses inovasi sudah berjalan baik yaitu adanya pengembangan pelayanan hemodialisa dan CT Scan. Rasio Pertumbuhan Hari Perawatzumya stabil. Etisiensi pelayanan kinexja adalah 65% dari nilai ideal. (5) Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran ; tingkat kepuasan karyawan adalah 90%. Nilai kepuasan teninggi adalah pemberian gaji sesuai tanggung jawab, kesempatan untuk menduduki jabatan lbih tinggi bagi yang mampu, menambah pengetahuan melalui seminar dan pelatihan Serta atasan mempcrlalcukan bawahan dengan baik Dan terendah tcrhadap pcnyodiaan pakaian seragam untuk karyawan setiap tahun Turnover karyawan meningkat yaitu 12,6%. Kapabilitas System informasi yaitu pengadaan teknologi system infomlasi dan pemakaian indikator kinelja untuk pengambilan keputusan sudah beljalan cukup baik. Motivasi dan pemberdayaan data sekunder belmn ada, tetapi hasil wawancara dari satan yang masuk sbagian besar sudah terealisasi. (6) keterkaitan antar indikator kineda tercamum dalam Company Scorecard dan Personal Scorecard.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa manajemen Rumah Sakit Ananda Bekasi untuk membangun komitmen dalam menerapkan Balanced Scorecard. Sarannya adalah seminar dan pelatihan, pendokumentasian saran dan kritik dan mengoperasionalkan infrastruktur sistem informasi rumah sakit.

The improvement and changing of business paradigm that oriented on customer service have encourage hospitals to evaluate anda change their management sytem. The hospitals triend to suvive and win these business competitions by improving their health service quality and quantities with the “ri ght” procedure so they can have the “right” aim to achieve their goals. Balanced Scorecard approach is a performance evaluation system that evaluates financially and non financially, comprehensive, adaptive, responsive, focus and lmowleges the internal and eksternal factors. This research was performed from February until April 2009 at the Ward Unit of Ananda Hospital Bekasi by collecting of primary and secondary data of the four elements for the Balanced Score evaluation. Design of this research is a quantitative research by collecting question of the ward unit patient and hospital employees, document searching and with focus group discussion. With Balanced Scorecard approach, these research concluded that in 2008 (1) the ward unit of Ananda Hospital still uses conventional approach to evaluate the work performance, (2) from the financial perspective that income growth ratio was positive (l,408), effective ratio was able to achieve the target level (1,096) and efficiency ratio was 9,178%. (3) from the customer perspective, the Ananda Hospital was on the 4"’ position in Bckasi (l0,l9%), patient satisfaction for ward unit was 90% and highest for “Dokter menguasai berbagai tindakan sesuai dengan keahliannya” and lowest for “pelayanan pengobatan yang cepat dan tepat”. (4) From intemal process perspective, the performance was good with improvement of hemodyalisis and CT Scan facilities. The hospital length of stay growth ratio was stable, with health service emciency ratio was 65% from ideal. (5) From the growth and learning perspective; the employes satisfaction level was 90%. Highest satisfaction is for “Pemberian gaji sesuai tanggung jawab, kesempatan untuk menduduki jabatan lebih tinggi bagi yang rnampu, menambah pengetahuan melalui seminar dan pelalihan serta atasan memperlakukan bawahan dengan baik” and lowest for “Penyediaan pakaian seragam untuk karyawan setiap tahun". Employee turnover was increased to l2.6%. Information system capability were provide information system technology and judgment wether the decision for a certain problem was already good. Secondary motivation data was not achieved but the data achieved from the interview concluded that almost all of the improvement was already been completed. There is also a relationship between all of aspect that used in Company Scorecard and Personal Scorecard. This research concluded that Ananda Hospital Management have to improve the application of the balanced scorecard approach. Suggestion for Ananda Hospital Management is to provide seminars and training, suggestion and critics documentation and use of infrastructural informational system for the hospital."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34403
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Ayu Marina S.A.
"Latar Belakang: Nyeri penyuntikan propofol merupakan efek samping yang paling sering dikeluhkan dan memberikan trauma pada pasien anestesi umum. Metode paling efektif mengurangi nyeri penyuntikan propofol adalah penggunaan turniket dan lidokain 40 mg. Terapi vibrasi digunakan untuk mencegah nyeri penyuntikan. Penelitian ini bertujuan membandingkan keefektifan terapi vibrasi dengan penggunaan turniket dan lidokain 40 mg untuk mencegah nyeri penyuntikan propofol.
Metode:Penelitian ini bersifat uji klinis acak tersamar tunggal terhadap pasien usia 18-65 tahun yang menjalani anestesia umum dengan menggunakan propofol di Instalasi Bedah Kirana RSCM pada bulan Juni-Juli 2018. Sebanyak 104 subyek didapatkan dengan metode consecutive sampling dirandomsasi menjadi kelompok terapi vibrasi (n=52) dan kelompok turniket dan lidokain 40 mg (n=52).  Kekerapan nyeri dan derajat nyeri berdasarkan NRS (Numerical Rating Scale dicatat. Analisa data menggunakan uji Chi Square.
Hasil: Kekerapan nyeri berbeda signifikan terapi vibrasi sebesar 15,4% sedangkan turniket dan lidokain 40 mg sebesar 3,8% (p 0,046). Derajat nyeri penggunaan turniket dan lidokain 40 mg yaitu nyeri ringan 3,8% dan tidak nyeri 96,2%, sedangkan penggunaan terapi vibrasi yaitu nyeri ringan 15,4% dan tidak nyeri 84,6%.
Simpulan: Penggunaan terapi vibrasi secara statistik tidak lebih efektif dibandingkan penggunaan turniket dan lidokain 40 mg.

Background: Pain during the Propofol injection is the most frequently complained and adverse side effect in general anesthesia patients. Currently, the most effective method of reducing pain in propofol injections is to combine application of tourniquet and lidocaine 40 mg. therapy can be used to prevent pain during injection pain. This study aims to compare the effectiveness of vibration therapy with the use of tourniquet and lidocaine 40 mg to prevent pain in injecting propofol.
Method: This study was a single blind randomized clinical trial of patients aged 18-65 years who underwent general anesthesia using propofol in the Kirana RSCM Surgical Installation in June-July 2018. A total of 104 patients were obtained by consecutive sampling method, then divided onto two groups, a vibration therapy group ( n = 52) and the tourniquet group and lidocaine 40 mg (n = 52). The frequency of pain and the degree of pain based on the Numerical Rating Scale (NRS) were recorded. Data analysis were done using Chi Square test.
Results: Pain frequency was significantly different from vibration therapy by 15.4%, while tourniquet and lidocaine 40 mg was 3.8% (p 0.046). Degree of pain based on NRS use of tourniquet and lidocaine 40 mg is mild pain 3.8% and painless 96.2%, while the use of vibration therapy is mild pain 15.4% and no pain 84.6 % .
Conclusion: The use of vibration therapy is not statistically more effective than the use of tourniquet and lidocaine 40 mg."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library