Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marliana
Abstrak :
Dipelajari efek hyperon pada persamaan keadaan bintang neutron yang mengandung oktet baryon serta lepton dan yang mengandung neutrino yang terperangkap secara analitik sedangkan hanya yang mengandung n, p, hyperon Λ dan Σ- saja diberikan hasil numeriknya. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan model medan rata-rata relativistik. Efek neutrino yang terperangkap mengakibatkan perubahan yang signifikan pada persamaan fraksi, hal ini karena neutrino yang terperangkap terjadi pada bintang proto neutron yang mempunyai proton relatif banyak. Selanjutnya dilakukan variasi konstanta kopling hyperon untuk parameter set G2**, variasi ini dilakukan untuk persamaan keadaan yang mengandung n, p, hyperon Λ dan Hyperon Σ-. Diperoleh hasil bahwa perubahan nilai konstanta kopling gωΛ memberikan pengaruh terhadap kemunculan hyperon Λ. Semakin kecil nilai gωΛ menyebabkan hyperon Λ lebih dahulu muncul. Perubahan nilai konstanta gσ*Λ memberikan pengaruh terhadap kemunculan dari hyperon Σ-. Semakin kecil nilai gσ*Λ menyebabkan hyperon Σ- lebih dahulu muncul. Dan nilai konstanta yang paling mendekati dengan hasil pengamatan bintang neutron PSR J1903+0327 (D.J. Champion et al, 2008) adalah saat gσ*Λ = -(2/3)gωN dan gωΛ = 0.8gωN. ......Hyperon effect on equation of state that containing baryon octet with lepton and neutrino trapping are analitically calculated. However, only matter containing n, p, hyperon Λ and Σ- have been studied numerically. Calculation is done by using Relativistic Mean Field approach. The biggest changed in equation of fraction for containing neutrino trapping because of it is happened in proto neutron star. Next done variations coupling constant hyperon for parameter set G2**, variation is conducted to equation of state containing n, p, hyperon Λ dan Hyperon Σ-. Obtained that values change coupling constant gωΛ gave impacts to the emergence of hyperon Λ and values change coupling constant gσ*Λ gave impacts to the emergence of hyperon Σ. And the constant values prediction that approaching the result of the observation neutron star of PSR J1903+0327(D.J. Champion et al, 2008) is in the gσ*Λ = -(2/3) gωN and gωΛ = 0.8 gωN.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29062
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Marliana
Abstrak :
Pada dasarnya industri kecil dan menengah memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Industri kecil memiliki fleksibilitas yang lebih baik dari industri menengah dan besar,bahkan dalam kondisi krisis pun industri kecil memiliki ketahanan yang lebih baik. Keberadaan industri kecil memberi dampak sosial dalam penyediaan lapangan pekerjaan dan pemerataan pendapatan. Ada tiga komponen utama yang dapat mempengaruhi perkembangan usaha kecil, yaitu SDM dalam hal ini pengusaha, strategi yang digunakan dan peran keluarga. Keluarga merupakan faktor yang cukup penting dalam mempengaruhi perkembangan usaha kecil. Mengingat usaha kecil pada umumnya usaha keluarga. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang perilaku kewirausahaan pengusaha industri kecil dan peran keluarga pengusaha dalam upaya mengembangkan atau mempertahankan usaha industri kecil. Peneltian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan secara terperinci fenomena sosial yang kompleks. Penelitian dilakukan di sentra industri kecil Kalibata Pulo Jakarta Selatan. Subyek penelitian adalah satu orang pengusaha industri kecil berhasil, satu orang pengusaha industri kecil stabil dan satu orang pengusaha industri kecil tidak berkembang. Metode pengumpulan data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dan observasi non-partisipan. Hasil temuan lapangan menunjukkan bahwa industri kecil sebagai organisasi kewirausahan memiliki struktur organisasi sederhana terdiri dari pimpinan dan unit operasi. Pengambilan keputusan berada pada satu orang yaitu pimpinanusaha, sehingga maju mundurnya usaha sangat tergantung pada kemampuan kewirausahaan individu pengusaha. Hasil penelitian lapangan menunjukkan bahwa Pengusaha berhasil merupakan sosok pengusaha yang ulet dan mau bekerja keras. Faktor yang dapat menghambat perkembangan usaha industri kecil pada kasus Pengusaha Tidak Berkembang cenderung merupakan kendala internal yaitu kemampuan pengambilan resiko yang rendah, hal ini ditunjukkan dengan usahanya hanya produktif pada waktu musim ramai saja. Sedangkan pada Pengusaha Stabil, faktor internal yang menghambat perkembangan usahanya adalah etos kerja yang rendah. Maka dapat dikatakan bahwa perkembangan usaha ditentukan oleh kemampuan mengambil resiko (risk taking) dan memiliki etos kerja tinggi dari pelaku usaha, dimana keduanya menunjukkan karakteristik pengusaha yang memiliki jiwa kewirausahaan. Kemampuan kewirausahaan pengusaha tercermin dari strategi pemasaran yang diterapkan pengusaha dalam upaya mengembangkan usahanya. Meskipun sebagian pengusaha di sentra Kalibata Pulo berlatar belakang keluarga wirausaha, namun peran keluarga tidak dominan dalam pengembangan usaha. Sebagian besar pengusaha di sentra tersebut masih memiliki ikatan keluarga satu dengan yang lainnya, namun hal tersebut tidak mendorong mereka untuk melakukan penggabungan usaha atau membentuk suatu asosiasi untuk pengembangan usaha. Masing-masing pengusaha menjalankan usahanya sendiri-sendiri. Mereka tidak memanfaatkan hubungan keluarga untuk mendapatkan bantuan modal dari lingkungan keluarga, karena dikhawatirkan dapat mengganggu hubungan silaturahmi diantara mereka. Hasil temuan lapangan menunjukkan bahwa pada umumnya industri kecil di Sentra Kalibata Puloa mempunyai peluang yang sama untuk mendapat pembinaan. Mereka sudah dapat memanfaatkan program bantuan modal usaha, mesin maupun program pelatihan. Namun karena penentuan program pelatihan masih bersifat top-down tanpa mengetahui kebutuhan industri kecil, hal ini menyebabkan para pengusaha enggan menerapkannya dalam kegiatan usaha sehari-hari. Dengan melakukan analisis terhadap kendala-kendala internal dan eksternal yang dapat menghambat perkembangan usaha industri kecil di sentra Kalibata Pulo, menunjukkan bahwa masalah yang dihadapi oleh para pengusaha dalam menjalankan usahanya tidak sama. Namun secara umum masalah utama yang dapat diidentifikasi adalah kemampuan kewirausahaan pengusaha yaitu aspek pengambilan resiko dan etos kerja yang rendah. Selain itu, masalah permodalan dan persaingan tidak sehat. Hasil temuan lapangan menunjukan tidak ada jaringan diantara para pengusaha industri kecil berbentuk ikatan atau paguyuban. Hal ini berarti sentra Kalibata Pulo tidak bersifat dinamis. Jaringan diantara pengusaha dapat berfungsi sebagai fasiltas pertukaran informasi yang dapat mendukung perkembangan usaha. Dalam upaya untuk mengembangkan usaha industri kecil di sentra kalibata Pulo, maka intervensi dapat dilakukan dengan 'Program Pengembangan Jaringan antar Pengusaha Berbasis Komunitas Sentra".
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T4363
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Molita Marliana
Abstrak :
Pengorganisasian pengendalian infeksi nosokomial yang baik merupakan salah satu langkah penting dalam upaya pengendalian infeksi nosokomial. Saat ini belum diketahui bentuk pengorganisasian pengendalian infeksi nosokomial yang ideal dan dapat diterapkan di RSUD Koja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan bentuk analisa terhadap pengorganisasian pengendalian infeksi nosokomial di RSUD Koja. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara mendalam kepada mereka yang menduduki posisi ketua pada organisasi pengendalian infeksi nosokomial RSUD Koja dan pembagian kuesioner pada para anggotannya yang terdiri dari 10 kepala ruangan. Pengumpulan data primer juga dilakukan dengan melakukan telaahan terhadap dokuemen-dokumen yang berhubungan dengan pengorganisasian pengendalian infeksi nosokomial di RSUD Koja. Hasil penelitian menunjukan pengorganisasian pengendalian infeksi nosokomial di RSUD Koja masih kurang baik. Sasaran organisasi telah ditentukan tetapi belum dterjemahkan ke dalam serangkaian tujuan yang lebih dapat diterapkan. Telaahan terhadap lingkungan organisasi mengidentifikasikan beberapa faktor yang dinilai sebagai pendukung dan penghambat pencapaian tujuan organisasi. Struktur organisasi yang ada saat ini belum tepat. Diagram organisasi, uraian tugas, dan dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan pegorganisasian juga belum dilengkapi. Kesimpulan analisa pengorganisasian pengendalian infeksi nosokomial ini adalah belum dilaksanakannya pengorganisasian dengan baik. Saran yang diajukan adalah perbaikan dalam pengorganisasian, yaitu dengan menetapkan tujuan, pemanfaatan faktor-faktor peluang, mengantisipasi faktor ancaman, perbaikan dalam struktur organisasi, dan melengkapi dokumen-dokumen yang terkait dengan pengorganisasian.
Analysis the Organizing of Nosocomial Infection Control at Koja Hospital, JakartaEstablishing well organized nosocomial infection control is one of the important steps in controlling nosocomial infection. At present the ideal organizing of nosocomial infection control that can be applied at Koja Hospital is still unknown. Qualitative method is used to analyze the organizing or nosocomial infection control at Koja Hopital. Primary data was collected by interviewing all chairman in nosocomial infection control organization, distributing questioners to 9 members, and reviewing all documents related to the organizing process of the nosocomial infection control. The result shows that some basic steps in organizing have been done. The organization of nosocomial infection control has stated its goal, but has not been translated to several objectives which are more applicable. The environmental review identifies some factors that support and inhibit the organizing process. This research also shows that the organizational structure is not suitable for the organization The conclusion of the analysis is the organizing of nosocomial infection control in RSUD Koja has not been done properly. The suggestion are translate the organizational goal into some objectives organization wishes to achieve, take advantage of factors that can support the nosocomial infection control organization, anticipate factors that can inhibit the organization, change the organizational structure, and complete documents related to the organizing process of nosocomial infection control.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T 4633
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Marliana
Abstrak :
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Jakarta (BBPOM di Jakarta) adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) berperan serta dalam pembangunan kesehatan dibidang pengawasan obat dan makanan. Dengan terjadinya perubahan lingkungan organisasi dan lingkungan luarnya, penelitian ini berupaya untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi organisasi, baik lingkungan organisasinya maupun lingkungan luarnya, mengetahui sejauh mana kondisi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Jakarta dan strategi yang paling sesuai dengan dirumuskannya menjadi suatu Rencana Strategis Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan tahun 2003-2007. Penelitian dilakukan di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Jakarta merupakan suatu penelitian operasional melalui analisis kualitatif dan kuantitatif terhadap variabel eksternal (demografi, sosiokultural, politik/hukum, teknologi, globalisasi, pemasok, pelangQ n konsumen dan pesaing) serta variabel internal (manajemen organisasi, sarana dan prasarana, manajemen somber daya manusia, manajemen keuangan, manajemen pemasaran, dan manajemen sistem informasi ). Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam (in depth interview) dengan pihak terkait dan data sekunder diperoleh dari dokumentasi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Jakarta dan instansi terkait lainnya. Data primer dan sekunder dlkumpulkan oleh peneliti dan selanjutnya dianalisis hingga dirumuskan oleh peneliti bersama Tim Perumus yang ditugaskan secara konsensuslConsensus Decesion Making Group. Dokumen Rencana Strategic diperoleh setelah mendapat masukan dari forum CDMG para pembuat keputusan dan peneliti bertindak selaku fasilitatomya. Analisis dari matriks IE menempatkan posisi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Jakarta pada sel strategi pertahankan dan pellbara (hold and maintain) dengan alternatif strategi yang direkomendaslkan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan QSPM menunjukkan bahwa strategi penetrasi pasar perlu didahulukan. Peneliti menyarankan agar BBPOM di Jakarta segera membuat dokumen Rencana Strategis yang dilengkapi dengan tindak lanjut strategi dan Rencana Tahunan, menetapkan dasar hukumnya, sosialisasi kepada pelaksana dan instansi terkait, melaksanakan, memantau serta melakukan evaluasi berkala sehingga tetap sejalan dengan visi, misi, dan tujuan jangka panjang. Disamping itu disarankan pula untuk menetapkan capacity building infrastruktur. Lebih jauh disarankan agar BBPOM melakukan advokasi kepada Badan POM dengan melakukan sosialisasi dokumen Rencana Strategis ini. Dengan demikian diharapkan agar Badan POM dapat mendukung semua kegiatan BBPOM di Jakarta sekaligus dapat menggunakan Rencana Strategis ini sebagai salah satu upaya untuk pemantauan kinerja BBPOM melalui target pencapaiannya. Daftar bacaan : 24 (1980-2002)
Strategic Planning of Drug and Food Jakarta Agency (BBPOM Jakarta), of the year 2003-2007Drug and Food Jakarta Agency (BBPOM) is one technical unit of Drug and Food National Agency (Badan POM) that participates on health development as a drug and food control institution. Responding to changes of internal organ»ation and external environment, this study tried to determine internal and external environment factors that influenced BBPOM Jakarta, develop suitable strategies of BBPOM Jakarta, and furthermore to design The Strategic Plan of the year 2003 - 2007. This study, which is conducted at BBPOM Jakarta is an operational research using qualitative and quantitative approaches that examined several external variables (demography, sociocultural, regulations, technology, globalization, supplier, consumers, and competitors) and also several internal variables (organization management, facilitation, human resources management, finance management, marketing management, and information system management). Primary data were collected through in depth interview with related decision makers and institutions, secondary data were collected through related documentation, collected by researcher herself The data were analyzed and done by the researcher with the assistance of The Strategic Plan Work Team that appointed with Consensus Decision-Making Group (CDMG). The Strategic Plan was designed by CDMG decision makers. According to IE matrix, position of BBPOM is Hold and Maintain, with market penetration and product development strategic alternatives. Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) showed that market penetration should be chosen. Researcher advised the BBPOM Jakarta to follow up this Strategic Plan Document immediately with Annually Plan, established appropriate decree for the document, socialize to workers and related institutions, to set up control plan and evaluate the plan according to vision, mission, and the goal of BBPOM Jakarta. Researcher advised also to decide the capacity building of infrastructure. Furthermore it is suggested that BBPOM Jakarta should plan an advocacy activity to Badan POM to socialize the document, so that they would use it for their support to BBPOM Jakarta including as a tool for evaluating and control BBPOM Jakarta performance. References: 24 (1980 - 2002)
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 10724
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Marliana
Abstrak :
Ruang lingkup dan cara penelitian: Metilprednisolon (MPL) merupakan glukokortikoid yang berperan penting dalam respon imun spesifik yaitu efek supresi terhadap sel limfosit T, sehingga digunakan untuk mencegah rejeksi pada pasta transplantasi organ. Untuk pencegahan tersebut diperlukan metilprednisolon dosis tinggi untuk jangka pemberian cukup lama yang dapat menyebabkan efek samping obat yang berat yaitu efek imimosupresi yang kuat. Obat yang diinkorporasikan ke dalam liposom terbukti dapat memberikan efek yang lebih kuat dibandingkan obat babas tetapi MPL tidak terinkorporasi dengan baik dalam liposom sehingga disintesis MPLP. Metilprednisolon palmitat (MPLP) adalah senyawa yang berhasil diinkorporasikan ke dalam liposom membentuk liposom metilprednisolon palmitat (LMPLP). Metilprednisolon palmitat diharapkan dapat menurunkan efek samping yang ditimbulkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek supresi liposom metilprednisolon palmitat terhadap proliferasi limfosit T subpopulasi CD4+ dan CDS+ yang distimulasi oleh concavalin A. Limfosit dipisahkan dari darah perifer manusia, kemudian dikultur dengan pemberian LMPLP pada konsentrasi 0,4 mM, 0,1 mM dan 0,025 mM dibandingkan MPL pada konsentrasi yang sama. Jumlah limfosit hasil kultur dihitung menggunakan kannar hitung improved Neubauer yang diwarnai dengan trypan blue 0,25 %. Selanjutnya limfosit T subpopulasi CD4+ dan CDS+ dihitung menggunakan antibodi monokional yang dilabel dengan zat warna fluorescein isothiocyanate dan phycoerythrin memakai low-cytometer. Hasil dan kesimpulan: Hasil kultur limfosit in vitro, pemberian LMPLP maupun MPL menyebabkan penurunan jumlah limfosit yang bermakna dibandingkan liposom atau kontrol RPMI, sedangkan pemberian LMPLP menunjukkan kecenderungan memberikan efek supresi terhadap proliferasi limfosit T yang lebih besar dibandingkan MPL walaupun secara statistik tidak berbeda bermakna (p > 0,05). Pemberian LMPLP maupun MPL pada konsentrasi 0,4 mM, 0,1 mM dan 0,025 mM tidak menunjukkan penurunan jumlah sel limfosit T subpopulasi CD4- maupun CD8+ yang berbeda bermakna (p > 0,05). Liposom metilprednisolon palmitat lebih menekan proliferasi sel CD84 dibandingkan CD4. Sedangkan lerhadap rasio jumlah sel limfosit T subpopulasi CD4+/CD8+ diperoleh dosis optimal pada pemberian LMPLP konsentrasi 0,1 mM.
Scope and methods: Methylprednisolone is a glucocorticoid which is very important in specific immune response, especially in suppression effect to T lymphocyte and it has been used to prevent the rejection of organ transplantation. For that purpose, a high dose of methyprednisolone was used and in long term therapy may have a side effect such strong immunosuppression. Drugs incorporating in liposome give more strong effect that free drugs, but methyprednisolone not good incorporating in liposome. So methylprednisolone palmitate (MPLP) was sinthetized for that purpose. Methylprednisolone palmitate was successfully incorporate in liposome as a liposome methylprednisolone palmitate (L-MPLP). Liposome methylprednisolone palmitate was expected has minimum side effect. The aim of this study is to explore to know the suppression effect of L-MPLP to the subpopulation of CD4+ and CDs+ T lymphocyte proliferation which have been stimulated by concanavalin A. Lymphocyte was isolated from human peripheral blood and cultured in L-MPLP and MPL at the dose of 0,4 mM, 0,1 mM and 0,025 mM. The number of lymphocyte was counted by improved Neubauer and stained with 0,5% tryphan blue. CD4+ and CDs subpopulation of lymphocyte was counted by monoclonal antibody labelled by fluorescein isothiocyanate and phycoerythrin using flow-cytometer. Result and summary: Lymphocyte culture in vitro after administration of L-MPLP or MPL decreased number of lymphocyte significantly compared to liposome or RPMI as control. Although the administration of MPLP showed tendency of the reduction of the presentation of more than MPL but statistically not significance (p > 0,05). The administration of L-MPLP or MPL at the dose of 0,4 mM, 0,1 mM and 0,025 mM not showed a significance decreased of CD4+ and CDs+ subpopulation of T lymphocyte. The has administration of L-MPLP or MPL was not changing CD4+ and CDs+ subpopulation T lymphocyte. Liposome methylprednisolone palmitate could be suppressed the proliferation of CDC more than CD4+ subpopulation T lymphocyte. The optimal dose of L-MPLP to decrease the ratio CD4+ and CDs+ subpopulation T lymphocyte was 0,1 mM.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T13617
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurni Marliana
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai pengaruh sistem sankin kotai terhadap pelapisan sosial era tokugawa. Tesis ini menjelaskan dengan diberlakukannya sistem sankin kotai pada tahun 1635 yang pada dasarnya merupakan upaya pemerintah untuk sentralisasi kekuasaan, dilain pihak menghasilkan perkembangan ekonomi perdagangan yang luar biasa. Sistem sankin kotai menimbulkan adanya mobilitas penduduk yang sangat besar, yaitu pergerakan penduduk ke Edo dalam waktu yang bersamaan. Mobilitas penduduk ini menimbulKn kebutuhan akan barang dan jasa yang tidak bisa dipenuhi sendiri oleh bushi sehingga memerlukan bantuan pedagang. Sankin kotai mengukuhkan kelas pedagang. Di dalam masyarakat Jepang era Tokugawa, pedagang merupakan golongan kelas bawah. Tetapi semenjak ekonomi perdagangan mulai berkembang sebagai akibat dari kebijakan sankin kotai, kedudukan pedagang mulai berubah dalam struktur masyarakat Jepang. Hubungan antar kelas sosial dan mobilitas vertikal maupun horisontal mengacaukan garis batas status yang sudah ditetapkan dan diterima oleh masyarakat itu.
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Marliana
Abstrak :
Seluruh kelompok masyarakat, tanpa terkecuali, seharusnya dilibatkan di dalam proses perencanaan dan pembangunan di desa. Hal ini disebabkan pelibatan seluruh lapisan masyarakat di dalam proses perencanaan dan pembangunan merupakan suatu bentuk atau ciri dari tata kelola pemerintahan yang baik. Di Desa Salamrejo, ada kelompok penghayat kepercayaan Persatuan Eklasing Budhi Murka (PEBM) yang sudah mengalami eksklusi bertahun-tahun sehingga tidak memiliki akses di dalam proses perencanaan dan pembangunan desa. Desa sebagai unit terkecil di dalam administrasi pemerintahan, seharusnya dapat menjaring dan mendorong partisipasi masyarakat secara langsung. Penelitian tesis dengan metode yuridis normatif ini berkesimpulan bahwa peraturan di Indonesia mengakomodasi pembentukan lembaga kemasyarakatan baru sesuai kebutuhan. Lembaga kemasyarakatan yang dibentuk oleh penghayat kepercayaan PEBM di Desa Salamrejo menjadi perwujudan atas hal tersebut dan menjadi wadah inklusivitas pada tingkat horizontal. Meskipun lembaga kemasyarakatan tersebut masih bersifat informal, pemerintah Desa Salamrejo memberikan dukungan atas keberadaan kelembagaan tersebut. Berdasarkan hal tersebut, keberadaan lembaga kemasyarakatan yang mendukung inklusivitas dan bermanfaat bagi masyarakat perlu mendapatkan legalitas dari Desa Salamrejo. Hal ini disebabkan bahwa selain mendorong partisipasi masyarakat, hal ini turut pula mendorong tata kelola pemerintahan desa menjadi lebih baik. ......All group in society, without exception, should be involved in the planning and development process in the village. This is because the involvement of all levels of society in the planning and development process is one of characteristics of good governance. In Salamrejo Village, there is a group of Persatuan Eklasing Budhi Murka (PEBM) local believers which has been excluded for years so they do not have access to the village planning and development process. The village as the smallest unit in government administration should be able to entice and encourage direct participation of the society. This normative juridical method thesis research concludes that Indonesian regulations accommodate the formation of new social institutions as needed. The social institution formed by the PEBM believers in Salamrejo Village embodies this and becomes a forum for inclusiveness at the horizontal level. Even though these social institutions are still informal, the Salamrejo Village government provides support for the existence of these institutions. Based on this, the existence of social institutions that support inclusivity and benefit the community needs to obtain legality from Salamrejo Village. This is because in addition to encouraging community participation, this also encourages better village governance.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thika Marliana
Abstrak :
Depresi pada lansia Indonesia memiliki prevalensi sebesar 7,7%, lebih tinggi daripada kelompok usia yang lebih muda secara nasional yaitu 6,1%, namun tindakan untuk mengatasinya belum optimal karena asuhan yang diberikan belum holistik dan tidak terintegrasi dengan program maupun sektor layanan lainnya. Pengembangan model tindakan holistik integratif kesehatan jiwa merupakan salah satu upaya dalam menurunkan depresi pada lansia dengan meningkatkan perkembangan psikososial dan kebahagiaan lansia melalui optimalisasi sumber daya yang ada di masyarakat. Tujuan penelitian ini menguji efektifitas model tindakan holistik integratif kesehatan jiwa terhadap perkembangan psikososial dan kebahagiaan lansia depresi. Desain operational research diterapkan menjadi 3 tahap yaitu: 1) Tahap eksplorasi pada 452 sampel kuantitatif dan 27 partisipan kualitatif, 2) Tahap pengembangan model, dan 3) Tahap uji efektifitas model menggunakan studi true experiment dengan randomisasi dan matching pada 122 responden. Hasil penelitian tahap pertama didapatkan gambaran masalah kesehatan jiwa lansia yaitu GME 67,5 % dan 58,7% diantaranya mengalami depresi, serta teridentifikasi 8 tema, yaitu: Sindrom sarang kosong sebagai killer silent lansia depresi; Kegelisahan dalam interaksi sosial karena social approval addiction; Kurangnya apresiasi masa sekolah dan remaja pada lansia depresi; Cabin fever memperburuk depresi; Love language sumber kepuasan lansia deprei: Self-healing untuk mengurangi luka masa lalu; Stimulus fisik dan mental untuk kesehatan jiwa lansia depresi yang holistik; dan Kemudahan akses pelayanan kesehatan jiwa lansia yang terintegrasi. Hasil penelitian tahap kedua tersusunnya model Tindakan Holistik Integratif Kesehatan jiwa (THIKA) pada lansia depresi. Hasil tahap 3 uji efektifitas model THIKA yang diberikan secara synchronous berpengaruh secara bermakna terhadap pencapaian perkembangan psikososial (integritas diri), peningkatan kebahagiaan, penurunan tingkat depresi dan kortisol. Hasil analisis GLM menunjukkan: Faktor yang paling mempengaruhi perkembangan psikososial adalah intervensi model THIKA, perkembangan sebelumnya dan indeks kebahagiaan sebesar 89,9%; Faktor yang paling mempengaruhi indeks kebahagiaan yaitu intervensi model THIKA, status mental, status fungsional, dan status nutrisi sebesar 90,01%; Faktor yang paling mempengaruhi tingkat depresi yaitu intervensi model THIKA, dan perkembangan psikososial sebesar 57,1%; Faktor yang paling mempengaruhi tingkat kortisol yaitu intervensi model THIKA, status nutrisi dan status fungsional sebesar 43,6%. Rekomendasi menggunakan model THIKA diperlukan untuk tindakan kesehatan jiwa oleh tenaga kesehatan, kader dan keluarga pada lansia sehingga active ageing dapat dicapai optimal. ......Depression in older adults in Indonesia has a prevalence of 7.7%, higher than the younger age group nationally, which is 6.1%. Still, measures to overcome it are not optimal because the care provided is not holistic or integrated with other programs or services sectors. Developing a mental health integrative holistic intervention model is an effort to reduce depression in older adults by increasing psychosocial development and happiness by optimizing existing community resources. This study aimed to test the effectiveness of a holistic, integrative mental health intervention model on psychosocial developmental tasks and happiness in the older adults depression. The operational research design was implemented into three phases: 1) The exploratory stage used 452 quantitative samples and 27 qualitative participants, 2) The model development stage, and 3) The model effectiveness test phase used a true-experiment study with randomization and matching on 122 respondents. The results of the first stage of the study showed an overview of elderly mental health problems, namely GME 67.5% and 58.7% of them experienced depression, and eight themes were identified: Empty-nest syndrome as a silent killer; Anxiety in social interactions due to social approval addiction; Lack of appreciation of school age and adolescence phase; Cabin fever exacerbates depression; Love language is a source of satisfaction for depressed older adults: Self-healing to reduce inner-child; Physical and mental stimulus for holistic mental health intervention; and The integrated mental health services accesibility. The results of the second study's phase were the formulation of a holistic, integrative mental health intervention model (THIKA) for depressed older adults. The final results of the effectiveness test of the THIKA model given synchronously had a significant effect on achieving psychosocial development (self-integrity), increasing happiness, decreasing levels of depression and cortisol. The results of the GLM analysis showed: The factors that most influence psychosocial development are the THIKA model intervention, previous development and happiness index by 89,9%; The factors that most influence the happiness index are the THIKA model intervention mental status, functional status, and nutritional status by 90,01%; The factors that most influence the level of depression are the THIKA model intervention and psychosocial development by 57,1%; The factors that most influence cortisol levels are the THIKA model intervention, nutritional status and functional status by 43,6%. Recommendations for using the THIKA model are needed for mental health intervention by health workers, cadres and families for older adults to achieve active ageing optimally.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Marliana
Abstrak :
Dalam penulisan skripsi ini masalah yang diketengahkan adalah tentang ekonomi pertanian di daerah Kabupaten Klaten. Permasalahan yang diteliti adalah mengenai Revolusi Hijau yang terjadi di Klaten, yaitu suatu revolusi di bidang pertanian yang dimulai dengan dlketemukannya bibit jenis padi baru pada tahun 1968. Dalam penulisan ini permasalahan yang diangkat adalah tentang dampak dari Revolus Hijau tersebut di. K1aten. Revolusi Hijau adalah suatu Cara atau metode baru di bidang pertanian yang sudah dimulai di negara-negara Asia lainnya seperti Vietnam, Philipina, Thailand. Metode tersebut sebenarnya ditemukan oleh Amerika Serikat pada akhir tahun 1940-an, hal tersebut sehubungan dengan sernakin banyaknya negara-negara yang kekurangan pangan dan mengalami kelaparan sehingga mereka mengimpor bangan pangannya dari luar negeri. Dari peristiwa itulah maka penemuan baru Jenis bibit padi disebarkan oleh Amerika Serikat ke seluruh dunia terutama Asia dan Afrika yang kemudian terkenal dengan sebutan Revolusi Hijau. Untuk Indonesia istilah tersebut sebenarnya tidak terialu popular, karena metode tersebut hampir bersamaan dengan metode pertanian yang disebut Intensi fikasi da Ekstensifikasi Pertanian. Tetapi cara tersebut bukanlah suatu inovasi baru dalam bidang pertanian sehingga tidak banyak mernberikan hasil yang maksimal. Revolusi Hijau di Indonesia dilaksanakan pertama kali adalah di Klaten ,pada tahun 1968. Klaten dijadikan sebagai Pilot Project 'dari pelaksanaan Revolusi Hijau hal ini disebabkan karena daerahnya yang subur dan dikenal dengan sistem pertanian sawah yang cukup luas dibandingkan daerah lainnya di Jawa, selain itu Klaten dijadikan sebagai pemasok bahan-bahan pangan seperti sayur dan buah-buahan, ini terjadi sejak abad ke-19. Dari faktor tersebut diatas masalah yang diangkat adalah tentang Pelaksanaan Revolusi Hijau di Klaten dengan melihat dampak atau akibat dari penerapan Revolusi Hijau yang dapat mepengaruhi sistem pertanian serta yang mengakibatkan adanya perubahan--perubahan Sosial-Ekonomi masyarakatnya. Hal ini mengingat pemakalan istilah Revolusi Hijau itu sendiri tidak secara langsung digunakan dalam pelaksanaannya, tetapi istilah yang dikenalkan adalah Program Bimas Tani Makmur.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S12309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dalimunthe, Utri Marliana
Abstrak :
Perkembangan internet berimplikasi terhadap perkembangan aktivitas bisnis di internet Aktivitas ini memunculkan ide ide untuk membentuk perusahaan perintis berbasis digital di Indonesia Penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan perintis berbasis digital merupakan objek pajak penghasilan Oleh karena itu kepatuhan Wajib Pajak merupakan hal yang penting dalam sistem pemungutan pajak pengasilan tersebut Penelitian ini meneliti pada 2 perusahaan perintis berbasis digital Penelitian ini menunjukkan bahwa PT A sebagai perusahaan perintis berbasis digital dengan kegiatan usaha jasa pembuatan website dan aplikasi mobile belum memenuhi kepatuhan formal maupun material atas ketentuan pajak penghasilan Terdapat perilaku tax evasion dan melalaikan pajak pada PT A Sedangkan PT B yang merupakan perusahaan perintis berbasis digital di bidang e commerce fashion muslimah telah memenuhi kepatuhan formal dan material atas ketentuan pajak penghasilan kecuali kepatuhan pada pelaksanaan PP 46 Tahun 2013 Hambatan yang dihadapi oleh PT A dan PT B adalah kurangnya pemahaman yang komprehensif untuk melaksanakan kepatuhan sebagai Wajib Pajak dan kurangnya pengawasan dari Kantor Pelayanan Pajak terhadap mereka agar menjadi Wajib Pajak yang patuh. ......The development of internet give implication toward the development of business activities in the Internet These activities bring many ideas to form a digital start up company based in Indonesia Income received or accrued by the business activities conducted by the digital start up is an object of income tax Thus tax compliance is crucial in income tax collection system This study discusses about case in two the digital start up companies This study shows that PT A as a digital start up company whose main activity is website and mobile application creation service has not yet fulfill the formal and material compliance on income tax regulations Tax evasion and tax neglecting is found on PT A While PT B as a digital start up company in moslem fashion e commerce has fulfill the formal and material compliance on income tax except compliance toward PP 46 2013 The difficulties faced by PT A and PT B are the lack of comprehensive understanding to comply as a taxpayer and the lack of supervision from KPP towards them so they can be compliant tax payers.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S61028
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>