Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marius
"Sebagian besar grease yang dijual di pasaran menggunakan bahan base oil minyak mineral dan thickening agent sabun lithium. Aplikasi grease dijumpai pada sistem pelumasan yang sederhana seperti pelumasan ball bearing pada as roda dan lain-lain. Pada penelitian ini telah dibuat grease menggunakan base oil dari bahan EPOME Gliserol, base oil yang dibuat dari minyak sawit oleh peneliti sebelumnya. Bahan thickening yang digunakan adalah sabun calsium dan sabun lithium. Dua jenis grease yaitu grease calsium dan grease lithium yang dibuat ini diharapkan mempunyai sifat biodegradability yang lebih baik dibandingkan dengan grease dengan bahan base oil minyak mineral dan apabila diformulasikan dengan aditif foodgrade bisa dimasukkan ke dalam kelompok grease foodgrade karena menggunakan base oil minyak nabati, yang bersifat edible dan biodegradable serta lebih polar dari minyak mineral. Dengan dua metode berbeda dalam pembuatan grease dapat diketahui bahwa grease yang dibuat dengan reaktor tertutup memiliki warna yang lebih putih dibandingkan dengan grease yang dibuat dengan reaktor terbuka. Hasil uji menunjukkan bahwa untuk mendapatkan grease foodgrade berbase oil EPOME Gliserol dengan konsistensi yang sama dengan grease berbase oil minyak mineral (PERTAMINA) memerlukan komposisi thickening agent yang lebih banyak.

Most of the grease that is sold in the market is using mineral oil as its base oil and lithium soap as its thickening agent. Grease application can be seen in simple lubricating system such as ball bearing lubrication on wheels etc. In this research, grease using EPOME Gliserol as its base oil has been made. EPOME Gliserol is the lubricating oil from palm oil made from previous research. The thickening agents used in the grease are calsium soap and lithium soap. This two type of grease is expected to have a better biodegradability characteristic compared to grease with base oil of mineral oil. If the greases are formulated with foodgrade additive, they can be classified as foodgrade grease because of their base oil which are vegetable oil that is edible and biodegradable and is more polar than mineral oil. By using two differents methods in making greases, it is known that grease that is made with closed reactor has a brighter colour compared to the grease that is made with open reactor. The results of the research show that more thickening agent is needed to make foodgrade grease of base oil EPOME Gliserol with the same consistency value as grease of base oil mineral oil (PERTAMINA)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49722
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iosifescu, Marius
Chichester : John Wiley & Sons, 1980
519.233 IOS f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jacobs, Marius
Boston: Springer-Verlag, 1981
574.526 JAC t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rekkedal, Nils Marius
Jakarta: FRR Law Office, 2006
355.03 REK p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fuchs, Johannes Marius
Rotterdam: Shell Nederland Verkoopmaatschappij, [Date of publication not identified]
BLD 949.2 FUC s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ghergu, Marius
"This book shows how to apply theoretical mathematical models to unravel the mechanisms involved in processes found in mathematical physics and the biosciences. It is a unique collection of abstract methods that deploy nonlinear partial differential equations. "
Berlin: [Springer, ], 2012
e20419808
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Jelamu Ardu Marius
"Penelitian ini ingin mengungkapkan proses pembauran di antara etnik Cina dengan pribumi berikut masalah-masalah yang melingkupinya dengan setting studi kelompok etnik Cina dan pribumi di Kelurahan Solor Kotamadya Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KK yang menjadi penduduk resmi Kelurahan Solor (500 KK pribumi, 40 KK Cina keturunan dan 10 KK Cina totok). Responden penelitian diambil dengan menggunakan dua cara yakni cara sampling dan cara keseluruhan. Pengambilan responden cara sampling dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling) dengan Cara undian terhadap etnik pribumi karena jumlahnya banyak Sedangkan untuk KK etnik Cina keturunan dan totok diambil semuanya karena jumlahnya sedikit, Sejumlah 100 KK dijadikan sampel penelitian dengan perincian 50 KK etnik Cina (10 Cina totok dan 40 Cina keturunan) dan 50 KK etnik pribumi. Metode yang digunakan daam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan memakai analisa korelasi rank Spearman. Selain melalui questioner data dijaring melalui teknik wawacara mendalam, wawancara
terstruktur dan pengamatan.
Studi analitis ini ingin mencari hubungan antara 10 variabel bebas yang mempengaruhi terjadinya proses pembauran itu (variabel terikat). Variabel bebas itu meliputi aspek kewarganegaraan, lamanya menetap, kerja sama ekonomi, kesamaan agama pendidikan campuran, pemukiman campuran, penggunaan bahasa daerah yang sama, pendidikan/pekerjaan/pendapatan, keterlibatan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan yang sudah melembaga dan kawin campur. Sedangkan variabel terikatnya adalah asimilasi atau pembauran. Yang ingin diketahui adalah apakah ke sepuluh variabel itu menyebabkan terjadinya
asimilasi dan bila ya sejauh mana kekuatan hubungannya. Hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut.
Ho : Kewarganegaraan, Iamanya menetap, kerja sama ekonomi, kesamaan agama, pendidikan campuran, pemukiman campuran, penggunaan bahasa daerah yang sama, pendidikan/pekerjaan/pendapatan, keterlibatan dalam aktivltas sosial yang sudah melembaga dan kawin campur secara sendiri-sendiri tidak mengakibatkan terjadinya pembauran.
Ha Kewarganegaraan, Iamanya menetap, kerja sama ekonomi, kesamaan agama. pendidikan campuran, pemukiman campuran. penggunaan bahasa daerah yang sama, pendidikan/pekejaan/pendapatan. keterlilbatan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan yang sudah melembaga dan kawin campur secara sendiri-sendiri mengakibatkan terjadinya pembauran.
Dalam pengujian hipotesis ini ditentukan taraf signifikansi 5% artinya peluang kesalahannya 5% dan taraf kepercayaannya 95%. Nilai tabel atau harga kritis sebesar 1,645 dengan df = n-2 atau 100-2 = 98( lihat tabel lampiran). Dengan memakai uji statistik Koefisien Korelasi rank Spearman hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat sangat kuat. Kekuatan hubungannya sebesar 0,802. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti kesepuluh variabel di atas mempengaruhi terjadinya pembauran di antara kedua etnik. Melalui penelitian itu ditunjukkan suatu fakta bahwa proses pembauran antara etnik Cina dan pribumi dapat tercipta apabila hubungan sosial di antara keduanya berlangsung intensif. Dan analisa tabel silang diketahui bahwa makin mereka sating membina hubungan sosiat proses pembauran makin tinggi, sebaliknya jika
mereka tidak membina hubungan sosial yang intensif proses pembauran makin rendah. Prasangka-prasangka sosial negatip bisa dihindari manakala kedua etnik saling membuka din, saling menghargai dan menerima satu sama lain.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library