Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manurung, Laurensius
Abstrak :
ABSTRAK
Angkutan udara mempunyai kelebihan dibandingkan dengan jenis angkutan lainnya dilihat dan kecepatan, ketepatan dan kenyamanan yang diberikan oleh angkutan ini. Angkutan udara merupakan suatu sistem dimana antara perusahaan penerbangan dengan pengelola bandar udara mempunyai keterkaitan yang tidak bisa dipisahkan. Perkembangan perusahaan penerbangan harus diikuti oleh pengelola bandar udara demikian sebaliknya.

Untuk mengusahakan Bandar Udara Internasional Soekarno? Hatta, Pemerintah mendirikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi nama Perum Angkasa Pura II.

Saat ini Perum Angkasa Pura II diberi tugas oleh Pemerin tah untuk mengelola dan megusahakan Bandar Udara Soekarno?Hatta dan Bandar Udara lainnya di Indonesia. Sebagai BUMN yang mengu sahakan dan menguasai Bandar Udara, perusahaan ini adalah padat Modal dan padat Teknologi. Padat Modal berarti perusahaan memerlukan investasi yang besar menyangkut penyediaan tanah, pembangunan phisik landasan dan sarana penunjang lainnya. Padat Teknologi berarti perusahaan memerlukan peralatan teknol ogi canggih untuk memberikan pelayanan keselamatan dan kelanca ran penerbangan.

Dengan investasi pembangunan Bandar Udara Soekarno?Hatta yang sangat besar, perum Angkasa Pura II pada awal beroperasi nya tahun 1985 sampai tahun 1988 selalu mengalami kerugian karena biaya operasi lebih besar dan pendapatan. Biaya operasi yang paling besar terletak pada biaya penyusutan (depresiasi) dan biaya pemeliharaan.

Dari hasil analisa eksternal dan internal perusahaan, strategi dasar perusahaan yang sesuai dengari Perum Angkasa Pura II adalah Concentric Diversification. Dengan strategi ini, perusahaan dapat mengembangkan usaha ke usaha lain yang terkait dengan teknologi dan pasar yang dimilik perusahaan.

Sejalan dengan strategi dasar perusahaan, strategi inves tasi yang sesuai dengan Perum Angkasa Pura TI adalah strategi investasi secara selektif (Selective investment stategy). Namun dalam pelaksanaannya terlihat bahwa strategi investasì yang dilakukan perusahaan sangat dipengaruhi guna memenuhi kelancaran dan keselamatan penerbangan sebagai misi utama perusahaan. Akibat strategi investasi seperti ini, Perum Angka sa Pura II tidak bisa mengharapkan return secara langsung dan investasi yang telah dilaksanakan.

Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomoe : 740/KI1K.00/1989 tentang Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas BUMN bahwa untuk menentukan tingkat kesehatan suatu perusahaan adalah dilihat dari Kinerja keuangan perusahaan tersebut. Dengan berpedoman pada analisa tingkat kesehatan perusahaan sesuai dengan surat keputusan tersebut, Perum Angkasa Pura II Untuk periode 1986/1987/1988 dan 1987/1988/1989 berada pada posisi tidak sehat dan untuk periode 1988/1989/1990 serta 1989/1990/1991 tingkat kesehatan perusahaan adalah sehat. Rendahnya tingkat kesehatan perusahaan adalah karena rentabili tas perusahaan yang sangat kecil, walaupun tingkat likuiditas dan solvabilitas perusahaan mempunyai nilai maksimum. Rentabi litas dipengaruhi kornponen laba bersih (net income) dan total aktiva tetap perusahaan.

Dari analisa yang dilakukan, rendahnya Rentabilitas perusahaan adalah akibat total aktiva tetap perusahaan yang terlalu besar dibandingkan dengan pendapatan perusahaan. Hal ini tidak terlepas dari strategi investasi yang diterapkan oleh pemerintah dan Perum Angkasa Pura II sendiri.

Untuk mengatasi hal ini, penulis memberikan saran yang kiranya dapat menolong perusahaan. Saran yang diberikan menyangkut pengembangan pendapatan Non Aeronautika dan pemamfaatan dari penggunaan (utilisasi) dari aktiva tetap perusahaan.
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library