Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Mahdan
Abstrak :
Penelitian ini mengkaji pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) di sektor perbankan di Indonesia ditinjau dari aspek pelaporannya dan menganalisis korelasi tingkat pelaksanaan GCG Bank terhadap kualitas kredit perbankan. Obyek dalam penelitian ini adalah 122 bank yang beroperasi di Indonesia. Jumlah sampel untuk menilai tingkat pelaksanaan GCG Bank adalah 95, sedangkan jumlah sampel untuk pengujian korealsi adalah 68 bank. Analisis dilakukan dengan melakukan skoring terhadap laporan pelaksanaan GCG Bank berdasarkan kriteria yang ditetapkan BI. Untuk mengetahui korelasi antara tingkat pelaksanaan GCG Bank dan rasio Non Performing Loan (NPL) digunakan Korelasi Pearson.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 62% dari sampel Bank telah melaksanakan GCG dengan baik, 28% cukup dan 10% masih kurang. Uji korelasi menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi antara skor pelaksanaan GCG dengan rasio NPL atau kualitas kredit bank. Bank Indonesia sebaiknya perlu meningkatkan evaluasi terhadap pelaporan GCG bank untuk memastikan bahwa pengungkapan pelaksanaan GCG telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
......This research studied the implementation of Good Corporate Governance (GCG) in banking sector in Indonesia viewed from its reporting aspect and analyzed the correlation between GCG implementation level and banking credit quality. The object of this research is 122 banks operating in Indonesia. Total sample for evaluating GCG implementation level is 95, while total sample for correlation test is 68. The analysis was performed by scoring bank’s GCG implementation reports against the criteria established by BI. To see the correlation between GCG implementation level and Non Performing Loan (NPL) ratio, Pearson Correlation was used.
The result showed that 62% of sampled banks have implemented GCG good, 28% fair and 10% poor. The correlation test showed that there is no correlation between the scores of GCG implementation and NPL ratio. Bank Indonesia needs to improve its evaluation on banks’ GCG reports to ensure the disclosure of GCG implementation is in accordance with prevailing regulations.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T33496
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Yanuardi Mahdan
Abstrak :
ABSTRAK
Tingkat kemiskinan masyarakat pada suatu wilayah bisa berbeda
ukurannya dan banyak sekali para ahli menilainya, antara
lain, Sayogyo menilai dengan kebutuhan konsumsi beras
orang per tahun; Direktorat Tata Guna Tanah Ditjen Agraria
Dept. Dalam Negeri menilai kebutuhan hidup minimum dengan
sembilan bahan pokok; Bank Dunia menilai dengan rupiahnya
besarnya pengeluaran konsumsi orang pertahun. Oleh karena
banyak pengertian miskin tersebut, penulis mencoba menetapkan
pengertian miskin yaitu, mereka yang sebagian besar hidupnya
tergantung dari sektor pertanian yang pengelolaannya
masih sederhana, tingkat pendidikan yang rendah, memiliki
tanah sawah yang sempit, kondisi bangunan rumah yang tidak
permanen, membayar pajak kurang dari target, produktivitas
padi sawah rendah, tidak memiliki tanah (sebagai penggarap
atau buruh tani) dan beban tanggungan penduduk yang tidak
produktif tinggi sekali.
Masalah yang dibahas dalam tulisan ini adalah: 1. Dimana
daerah miskin di kabupaten Karawang seperti yang dimaksud
pada pengertian diatas ? ; 2. Bagaimana pola penggunaan
tanah didaerah miskin tersebut ? ; 3. Bagaimana kepadatan
penduduk didaerah miskin tersebut ?.
Untuk menjawab pertanyaan pertama diatas, pendekatan yang
dilakukan yaitu masing-masing indikator (ada S indikator)
diberi nilai dari nilal kurang sampai dengan nilai balk,
1, 2 dan 3. Setelah itu kedelapan indikator tersebut dijumlahkan
dan kemudian diklasifikasikan pengertian miskin
tersebut yaitu, Daerah Miskin dengan jtimlah nilai antara 8
sampai dengan 13; Daerah Agak Miskin dengan nilai 14 sampai
dengan 19; dan Daerah Tidak Miskin dengan jumlah nilai an
tara 20 sampai dengan 24.
Daerah miskin dikabupaten Karawang dibedakan atas letak
wilayahnya yaitu, letaknya dibagian utara berbatasan de
ngan laut; ditengah merupakan dataran rendah dan pusat lalu
lint as dan dibagian selatan merupakan daerah perbukitan.
Pola penggunaan tanah diketiga letak tersebut mempunyai ciri
masing-masing yaitu, penggunaan tanah di utara yaitu
tambak dan hutan bakau; penggunaan tanah di tengah yaitu
pemukiman sedarigkan penggunaan di selatan yaitu penggunaan
tanah ladang/tegalan (pertanian tanah kering)
Kepadatan penduduk diketiga letak tersebut juga berbeda
yaitu, kepadatan penduduk dibagian utara yaitu kepadatan
rendah dan sedang; kepadatan penduduk dibagian tengah ya
itu kepadatan tinggi sedangkan kepadatan penduduk di bagian
selatan yaitu kepadatan rendah dan sedang.
1985
S33254
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library