Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Made Widya Utami
Abstrak :
Latar Belakang: Keseimbangan dan harmoni gambaran wajah merupakan tujuan utama dari penatalaksanaan bedah pada pasien dengan celah bibir. Berbagai metode operasi untuk celah bibir unilateral telah tersedia. Labioplasti metode Cronin pada pasien celah bibir dan langit-langit unilateral menghasilkan bibir yang simetris dengan jaringan parut seminimal mungkin. Tujuan: Evaluasi kesimetrisan bibir pada pasien celah bibir dan langit-langit unilateral pasca labioplasti metode Cronin sesuai protap yang berlaku di Unit Celah Bibir dan Langit-langit Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta. Metode: Pasien celah bibir dan langit-langit unilateral 2 minggu, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 1 tahun pasca labioplasti dengan metode Cronin sebanyak 36 orang dinilai kesimetrisan bibir secara antropometri dengan fotograf yang telah terstandarisasi dari 2 aspek, yaitu anterior dan lateral. Bibir pada sisi celah diukur dan dibandingkan dengan sisi non celah. Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna pada jarak ac ke komisura ipsilateral (p = 0.387) dan jarak puncak cupid?s bow ke komisura ipsilateral (p = 0.933) pada sisi celah dan non celah. Terdapat perbedaan bermakna jarak sbal ke puncak cupid?s bow (p = 0.007) antara sisi celah dan non celah pada 2 minggu, 1 bulan, 3 bulan, dan 6 bulan pasca labioplasti. Kesimpulan: Kesimetrisan bibir pada sisi celah dan non celah pasca labioplasti dengan metode Cronin berdasarkan rasio pengukuran antropometri dengan fotograf yang telah terstandarisasi dapat dicapai sempurna pada 1 tahun pasca labioplasti. ......Background: Balance and harmony of facial features are the goal of surgical treatment for patients with cleft lip. Various methods of surgery for unilateral cleft lip had been provided. Labioplasty Cronin method in patients with unilateral cleft lip and palate produce symmetrical lips with minimal scarring. Objective: Evaluation lip symmetry post labioplasty Cronin method in patients with unilateral cleft lip and palate based on standard operating procedure in Cleft Center Harapan Kita General Hospital. Material and Methods: Thirty-six patients with unilateral cleft lip and palate after performing labioplasty Cronin method were photographed on anterior and lateral side by a standardized method 2 weeks, 1 month, 3 months, 6 months, and 1 year after surgery. Lips on the cleft side were measured and compared with the opposite side. Results: There were no significant differences the length of ac to ipsilateral commissure (p = 0.387) and the distance of the peak cupid's bow to the ipsilateral commissure (p = 0.933) on cleft and norm side. There are significant differences the length of sbal to the Cupid's bow peak (p = 0.007) between cleft and norm side at 2 weeks, 1 month, 3 months, and 6 months post labioplasty. Conclusion: Symmetrical lip post labioplasty with Cronin method at cleft and non cleft side based on the ratio of anthropometric measurements with standardized photographs can be accomplished perfectly in 1 year after labioplasty.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Widya Utami
Abstrak :
Latar Belakang: Menopause adalah suatu proses fisiologis yang biasanya terjadi pada dekade ke-5 pada kehidupan perempuan dan menyebabkan berhentinya masa menstruasi secara permanen. Paskamenopause akan datang segera setelah menopause. Sejalan dengan bertambahnya usia, proses penuaan pada perempuan paskamenopause disertai dengan proses degenerasi, antara lain kemunduran metabolisme dan penurunan produksi hormon yang akan berdampak bukan hanya pada kesehatan fisik dan psikis tetapi juga terhadap kesehatan rongga mulut. Pada saat memasuki masa paskamenopause, perempuan akan mengalami beberapa pengalaman yang berhubungan dengan rongga mulut, seperti osteoporosis, kehilangan gigi geligi, dan akumulasi plak gigi. Plak gigi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan rongga mulut. Plak gigi tidak dapat dihilangkan hanya dengan berkumur. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh paskamenopause terhadap tingkat akumulasi plak gigi dan tingkat kesehatan gigi dan mulut. Metode: 93 subjek perempuan paskamenopause yang bersedia diwawancara dan mengikuti pemeriksaan klinis, ikut serta dalam penelitian cross-sectional yang dilakukan pada bulan oktober 2008. Pertanyaan yang diberikan pada saat wawancara antara lain mengenai jangka waktu semenjak menstruasi terakhir, kesehatan umum, kebersihan gigi dan mulut dan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Pemeriksaan klinis dilakukan untuk menilai tingkat akumulasi plak gigi dengan menggunakan Indeks Plak Silness and Löe dan tingkat kebersihan gigi dan mulut dengan menggunakan OHI-S dan DMFT. Data hasil penelitian dievaluasi dengan menggunakan pengukuran statistik Chi- Square (p<0,05). Hasil: Usia rata-rata dari perempuan paskamenopause adalah 61.30 years (SD ± 7.27, antara 46-82). Terdapat perbedaan bermakna antara lama menopause dengan tingkat akumulasi plak gigi dan tingkat kebersihan gigi dan mulut. (p<0.05). Tingkat akumulasi plak gigi rata-rata adalah 1.27 (SD ± 0.55). DMFT dan OHI-S rata-rata pada perempuan paskamenopause adalah 13.10 (SD ± 7.74) and 2.71 (SD ± 1.17). Kesimpulan: Tingkat akumulasi plak gigi dan tingkat kebersihan gigi dan mulut yang sedang serta DMFT yang sangat tinggi, maka sangat diperlukan peningkatan kesadaran tentang kesehatan gigi dan mulut pada perempuan paskamenopause.
Background: Menopause is a physiological process which typically occurs in the fifth decade of life in women and involves permanent cessation of menstruation. Once the event of menopause has occurred, a woman is said to be in postmenopause. Increasing age on postmenopausal women has been associated with the degeneration process, such as deterioration of metabolism and the decreased of hormones production that can impacts not only physical and psychology health but also influences oral health. In the postmenopausal era, women appear to experience an increase in a number of oral symptoms, such as osteoporosis, loss of teeth, and dental plaque accumulations. Dental Plaque is one of influenced factors the oral health. Dental plaque cannot be removed only with gargling. Objective: This study was perfomed to evaluate the effect of postmenopause on dental plaque accumulations status and oral hygiene status. Material and Methods: A total of 93 postmenopausal women participated in a cross-sectional study on October 2008 who were willing and eligible to have an interview and clinical examinations. Questions in the interview concerned the period of time since study subjects had their last menstrual period, general health, oral hygiene and utilisation of dental health services. Clinical examinations were scored dental plaque accumulations status using Plaque Index Silness and Löe and oral hygiene status were determined with Simplified Oral Hygiene Index (OHI-S) and Decay, Missing, and Filled Teeth (DMFT). The chi-square test was used to evaluate the data (p<0,05). Results: The mean age of the postmenopausal women was 61.30 years (SD ± 7.27, range 46-82). Strong correlations were found between period of time since study subjects had their last menstrual period with dental plaque accumulations status and oral hygiene status (P<0.05). The average of dental plaque accumulations scores was 1.27 (SD ± 0.55). DMFT and OHI-S scores of postmenopausal women were 13.10 (SD ± 7.74) and 2.71 (SD ± 1.17). Conclusion: A moderate level of dental plaque accumulation status and oral hygiene status combined with a high level of DMFT, it seems to be a substantial need for increased awareness of oral health on postmenopausal women.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library