Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Wahdanadi Haidar
Abstrak :
NM is a reservoir that only shows in a few wells and has thickness for about 30 feets or equally 10 meters, so NM is a thin layer which is difficult to find the distribution. In EBA Field, NM can be found at C-4, C-5, and B-1A wells. The result of sequence stratigraphy analysis from gamma ray log from 3 wells above tells that NM was deposited at transgressive phase which is marked by fining upward (gamma ray log), light grey fine grained sandstone, sub rounded and silicastic. Previous Study tells NM was deposited at shallow marine environment Sesimic data at EBA Field can not show the distribution map of NM because its vertical resolution only λ/4 m or about 50 meters. In purpose to find the distribution of NM, vertical resolution must be improved by Amplitude Versus Frequency Filtering (AVF) Method combined with Bed Resolution Concept. High Frequency will be used in AVF, so the distribution of NM will be discovered by NM horizon Slice and Palaeogeography depositional environment model. NM was deposited not all over the area (local distribution) so area will be divide into North NM and South NM. North NM has tectonic activity more than South NM. Based on palaeogeography map, horizon slice, sequence stratigraphy wells correlation, and lithology data so the depositional environment for North NM and South NM is Lagoon. From distribution map, total hydrocarbon reserves in NM is about 0.719 MMBO.
Lapisan NM merupakan lapisan yang hanya muncul di beberapa sumur dan memiliki ketebalan rata-rata kurang dari 30 feet setara dengan 10 m, sehingga lapisan ini dianggap sebagai lapisan tipis yang hingga saat ini sangat sulit untuk diperkirakan penyebarannya. Pada lapangan EBA ini ditemukan lapisan NM pada 3 sumur yakni C-4, C-5, dan B-1A. Hasil analisa sekuen stratigrafi dari log gamma ray ketiga sumur mengenai lapisan NM ini disimpulkan bahwa lapisan ini merupakan endapan pada fase transgresi dengan ciri khas menghalus ke atas dengan ciri khas batuan sandstone berwarna abu-abu terang dengan butiran halus, membundar tanggung, dan terdapat semen silika. Hasil studi sebelumnya menyatakan bahwa endapan ini berada pada lingkungan shallow marine. Data sesmik pada Lapangan EBA ini tidak dapat memperlihatkan penyebaran lapisan NM karena keterbatasan resolusi vertikal yang hanya mencapai λ/4 m atau berkisar 50 m. Untuk mencari lapisan NM ini maka dari data seismik perlu ditingkatkan resolusi vertikal, hal ini dilakukan dengan metode Amplitude Versus Frequency Filtering dipadukan dengan konsep bed resolution. Filtering Amplitude Versus Frekuensi ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat persebaran lapisan NM sehingga akan bermain pada frekuensi tinggi. Persebaran Lapisan NM dapat diketahui dengan irisan horizon NM dan pemodelan lingkungan pengendapan palaeogeografinya. Penyebaran lapisan NM ini bersifat lokal sehingga area penyebaran NM dibagi menjadi 2 area yakni area utara dan selatan. Area Utara memiliki aktifitas tektonik yang lebih aktif. Berdasarkan peta palaeogeografi, irisan horizon, hasil korelasi analisa sekuen stratigrafi, dan data litologi, maka model lingkungan pengendapan untuk area selatan dan utara adalah Lagoon. Dengan mengetahui penyebaran lapisan NM ini maka perkiraan total cadangan hidrokarbon sebesar 0.719 MMBO.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T21603
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Wahdanadi Haidar
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian mengenai penghematan bahan bakar dan pengaturan polusi pada sepeda motor 4 langkah. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari bagaimana menghasilkan pembakaran optimal pada mesin sepeda motor sehingga bahan bakar yang digunakan lebih sedikit dan polusi udara yang dihasilkan mesin berkurang. Karburator sepeda motor Karisma diatur secara otomatis berdasarkan konsentrasi gas CO yang dihasilkan mesin yang dioperasikan pada 1500 RPM. Pengaturan karburator dikendalikan oleh stepper motor, sementara konsentrasi gas CO diukur dengan menggunakan sensor gas Figaro TGS 2104. Kedua peralatan ini diawasi dan diatur oleh sebuah mikrokontroler yang menentukan pengaturan yang sesuai. Pengaturan optimal ditandai dengan konsentrasi gas CO yang dihasilkan mesin sebesar 1% dan juga konsumsi bahan bakar yang lebih hemat, dimana dengan pengaturan yang baru untuk 1 liter bensin sepeda motor dapat menempuh 1-3 Km lebih jauh dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.
Research about automatic fuel efficiency and pollution control for motorcycle has been conducted. The objective of this research is to learn how to make an optimum burning in motorcycle engine so less fuel consumed and less pollution produced by the engine. The carburator of Karisma motorcycle engine is set automatically based on the CO gas concentration produced by the engine that is operated within 1500 RPM. The carburator setting is controlled through a stepper motor, while the CO gas concentration is measured using The TGS 2104 Figaro gas sensor. This two devices are monitored and controlled by a microcontroller that determines the proper setting. Optimal setting is marked by 1% CO gas concentration produced and also the more efficiency fuel consumed by the engine, where with the new setting 1 liter fuel the motorcycle can travel 1-3 Km farer than the original setting.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S28840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library