Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
M. Taufiq Dardjat
Abstrak :
ABSTRAK
Percobaan dimaksudkan untuk mendeteksi dini kelainan glaukoma. Citra berwarna dari hasil pemotretan fundus okuler penderita glaukoma yang merupakan penyebab kebutaan dan menunjukan kelainan gambaran pada dijadikan sample. Selanjutnya dengan memanfaatan teknologi pengolahan citra berupa proyeksi radial dilakukan analisis citra tersebut. Metoda ini tergantung pada fakta bahwa area defek mempunyai refleksi yang lebih rendah pada panjang gelombang hijau dan biru dibanding area normal.
Metoda ini terdiri dari sampling dan sumasi(penjumlahan data) sepanjang garis radial antara dua lingkaran yang berpusat pada cup. Citra yang dipergunakan pada penelitian ini berupa foto fundus okuler berwarna yang didijitalisasi. Dari eksperimen ini dapat disimpulkan bahwa metoda ini dapat mendeteksi kelainan fundus yang relatif kecil dan dini yang biasanya hanya dapat ditemukan oleh ahli mata yang berpengalaman baik.
Metoda ini juga dapat dikatakan lebih baik dan praktis dan pada teknik enhansmen karena tidak membutuhkan iluminasi kompensasi, juga karena dapat mendeteksi cup secara otomatis.
Penelitian perlu dilanjutkan ke tahap aplikasi langsung tersebut sehingga penelitian ini semakin dekat pada pemanfaatan teknologi canggih ini untuk bidang kesehatan mata khususnya kelainan pada retina seperti glaukoma.
ABSTRACT
Early stage glaucoma can be diagnosed by finding retinal nerve fiber defect using color image processing. This method base on the refluctance of defect part has low value in green and blue wavelength. But the difference between defect part and their normal part is very little
Here, new method is proposed to detect that the small difference. This method consists of sampling and summation along the radial lines drawn between two circles whose centers are same and located at the center of the eye. Through experiments, it is found that the small difference of defect part that can be detected only by doctors with experience is detected by this method.
It is considered that this method is better than the color enhancement. And also, the detection of cup and blood vessel has been shown as the method to assist the automatic processing.
It is necessary to apply this method to many patients to check the usefulness of the method and will be continued to make full automatic processing system in the future.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
M. Taufiq Dardjat
Abstrak :
Kematian adalah suatu proses yang dapat dikenal secara klinis pada seseorang melalui pengamatan terhadap perubahan yang terjadi pada tubuh mayat. Perubahan itu akan terjadi dari mulai terhentinya suplai oksigen. Manifestasinya akan dapat dilihat setelah beberapa menit, jam dan seterusnya. Dalam kasus tertentu, salah satu kewajiban dokter adalah membantu penyidik menegakan keadilan. Untuk itu dokter sedapat mungkin membantu menentukan beberapa hal seperti saat kematian dan penyebab kematian tersebut. Dari kepustakaan yang ada, saat kematian seseorang belum dapat ditunjukan secara tepat karena tanda-tanda dan gejala setelah kematian sangat bervariasi. Hal ini karena tanda atau gejala yang ditunjukan sangat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya, umur, kondisi fisik pasien, penyakit sebelumnya, keadaan lingkungan mayat, sebelumnya makanan maupun penyebab kematian itu sendiri. Dalam era ini dibutuhan penentuan saat kematian secara tepat.Untuk itu akan telah dilakukan suatu penelitian dasar untuk mendapat suatu indikator bebas. Indikator ini akan dipakai untuk dasar kerja sebuah slat banal yang mampu mendeteksi perubahan yang hanya objektif dan akurat setelah kematian terjadi. Otak sebagai organ yang relatif terlindung maksimal dengan batok kepala diperkirakan mengalami proses kimiawi yang relatif cepat dan tidak dipengaruhi lingkungan. Proses kimiawi akibat terhentinya suplai zat asam/oksigen mengakibatkan jaringan otak yang sangat sensitif terhadap kekurangan zat asam itu akan lebih cepat mengalami disintegrasi kimiawi, yang diamati melalui perubahan konduktivitas listrikyang terjadi.
Dengan penelitian ini diamati korelasi waktu dengan perubahan konduktivitas jaringan otak setelah kematian asfiksia dan perdarahan pada tikus. Telah didapatkan data bahwa konduktivitas berubah terhadap waktu dalam 24 jam pertama menurut fungsi quadratik dan atau kubik. Penurunan konduktivitas ini diperkirakan terjadi berhubungan dengan denaturasi protein atau asam aminino intra dan ekstraseluler. Mulai terjadinya pengrusakan atau perubahan semipermeabilitas dinding sel yang terdiri dari fosfo lipid yang terurai menjadi asam lemak dan protein yang bersifat elektrolit menunjukan meningkatnya larutan elektrolit secara umum sehingga akan meningkatkan konduktivitas aliran listrik tersebut. Secara sepintas tidak terdapat berbedaan yang bermakna antara cara kematian secara asfiksia atau perdarahan/potong. Konduktivitas mencapai minimum sekitar 12 - 15 jam kematian untuk kedua perlakuan. Dari data deskriptif ini perlu kiranya dilakukan analisis statistik lebih lanjut, untuk mendapatkan informasi sehingga bermanfaat untuk penelitian selanjutnya. Untuk itu penelitian ini perlu dilajutkan secara terintegrasi dengan disiplin terkait untuk memantau baik secara biokimia atau histopatologis dan lainnya, untuk menjelaskan perubahan fisika listrik yang terjadi ini.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library