Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lydia Trisna Wibowo
"Senyawa ester asam lemak dibutuhkan pada industri kosmetika sebagai emulsifier. Ester asam lemak disintesis dengan cara esterifikasi antara asam-asam lemak dengan alkohol atau asam hidroksi karboksilat dengan bantuan katalis. Indonesia mempunyai sumber asam lemak yang melimpah dan pemanfaatannya perlu dioptimalkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis campuran asam 2-(stearoiloksi)propanoat dan asam 2-(palmitoiloksi)propanoat dari asam laktat dan asam stearat. Sintesis dilakukan melalui 3 tahap. Tahap 1: sintesis asetil laktat dengan mereaksikan asam laktat dengan anhidrida asetat dengan katalis asam klorida pekat, direfluks pada suhu 100-1100C selama 4 jam. Tahap 2: sintesis metil stearat dengan mereaksikan asam stearat dengan metanol dalam pelarut benzena dan katalis asam sulfat pekat, direfluks pada suhu 800C selama 7 jam. Tahap 3: sintesis campuran asam 2-(stearoiloksi)propanoat dan asam 2-(palmitoiloksi)propanoat dengan mereaksikan asetil laktat dengan metil stearat dengan katalis natrium metoksida.
Analisis dilakukan menggunakan kromatografi gas cair dengan kolom VB-wax yang dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala. Kondisi suhu kolom 1700C, suhu injektor 2300C, dan suhu detektor 2500C. Laju alir gas (He) diatur 1,0 ml/menit. Senyawa ini muncul pada waktu retensi 39,7 menit. Produk yang dihasilkan berupa cairan kental berwarna kekuningan dengan rendemen 76,97%, memiliki bilangan asam sebesar 212,8, dan nilai HLB sebesar 3,1 yang menunjukkan dapat digunakan sebagai emulsifier untuk sediaan air dalam minyak.

Fatty acid esters are needed in the cosmetic industries as an emulsifier. Fatty acid esters were synthesized by esterification of fatty acids with alcohols or hydroxy carboxylic acid with the aid of a catalyst. Indonesia has abundant source of fatty acids and its utilization should be optimized, such as to make fatty acid esters.
This study aims to synthesize 2-(stearoyloxy)propanoic acid and 2-(palmitoyloxy)propanoic acid composite from lactic acid and stearic acid. Synthesis was done through 3 steps, i.e (1) synthesis of acetyl lactate by reacting lactic acid with acetic anhydride and hydrochloric acid as catalyst, refluxed at 100-1100C for 4 hours, (2) synthesis of methyl stearate by reacting stearic acid with methanol in solvent benzene and concentrated sulfuric acid as catalyst, refluxed at 800C for 7 hours, (3) synthesis of 2-(stearoyloxy)propanoic acid and 2-(palmitoyloxy)propanoic acid composite by reacting acetyl lactate with methyl stearate with sodium methoxide as catalyst.
Analysis was performed using gas-liquid chromatography with VB-wax column equipped with a flame ionization detector. The temperature of the column was set at 1700C, injector at 2300C, and detector at 2500 with air flow rate (He) 1.0 ml/min. The retention time was 39.7 minutes. The result is yellowish viscous liquid with yield 76.97%, has acid value 212.8, and HLB value 3.1 which shows can be used as an emulsifier for water-in-oil emulsions.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S47540
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Trisna Wibowo
"Kesehatan merupakan kebutuhan esensial bagi setiap individu. Upaya terus dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan cara peningkatan kualitas tenaga kesehatan dan sistem pelayanan yang teroganisir dengan baik serta ditunjang oleh sarana kesehatan yang memadai. Apotek termasuk dalam sarana kesehatan yang berperan dalam upaya-upaya kesehatan terutama dalam pendistribusian dan pemberian informasi obat kepada masyarakat. Menurut PP No. 51 tahun 2009, apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh Apoteker. Apoteker adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker. Persyaratan tenaga kerja di apotek adalah memiliki Apoteker Pengelola Apotek (APA).
Tanggungjawab APA antara lain adalah memimpin seluruh kegiatan apotek, baik kegiatan teknis maupun non-teknis kefarmasian sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta memastikan ketersediaan, penyimpanan, dan penyerahan sediaan farmasi yang bermutu baik dan keabsahannya terjamin. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli Indonesia, alat kesehatan, dan kosmetika. Obat digolongkan menjadi 4 kategori, yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, dan obat golongan narkotika. Pelayanan resep di Apotek Atrika berdasarkan langkah HTKP (Harga, Timbang, Kemas, Penyerahan). Langkah pelayanan resep adalah skrining, perhitungan harga obat, peracikan, pengemasan, dan penyerahan disertai dengan informasi obat.

Health is an essential requirement for every individual. Many efforts have made to maintain and improve the health of the community by improving the quality of health and care system and supported by adequate health facilities. Pharmacies included in the health facilities that play a role in health efforts, especially in the distribution and give drug information to the public. According to the PP 51/2009, pharmacy is pharmaceutical care facilities where pharmacy practice performed by pharmacists. Apothecary is a pharmacist who has passed and declare Sumpah Apoteker. Requirements in the pharmacy business is having Apoteker Pengelola Apotek (APA).
The responsibilities include leading all activities of pharmacy, both technical and non-technical pharmacy activities in accordance with applicable regulations and to ensure the availability, storage, and delivery of pharmaceutical preparations always in good quality and validity is assured. Pharmaceutical preparations are drugs, drug ingredients, natural medicine from Indonesia, medical devices, and cosmetics. Drugs were classified into 4 categories, namely obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, and narkotika. Prescription at the Atrika by step HTKP (Price, Scales, Pack, Delivery). Step recipe is screening services, drug price calculation, compounding, packaging, and delivery along with drug information.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Trisna Wibowo
"Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi (obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika), pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. Pekerjaan kefarmasian dalam proses distribusi atau penyaluran bahan obat tersebut dilakukan oleh pedagang besar farmasi bahan obat. Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki ijin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dimana dalam menyelenggarakan kegiatannya wajib menggunakan Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). CDOB adalah cara distribusi atau penyaluran obat dan/atau bahan obat yang bertujuan memastikan mutu sepanjang jalur distribusi atau penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya. Sistem dan alur distribusi bahan obat di PT. Tatarasa Primatama secara berurutan adalah pengadaan, importasi, penerimaan, penyimpanan, penjualan, dan pengiriman. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, setiap PBF harus memiliki Apoteker Penanggung Jawab (APJ). Peran APJ terbagi menjadi dua, yaitu bisnis dan distribusi. Peran dalam bisnis adalah memberikan pelayanan untuk mencapai kepuasan pelanggan, sedangkan peran dalam distribusi adalah memenuhi menyusun, memastikan dan mempertahankan penerapan sistem manajemen mutu di fasilitas distribusi.

The work of pharmaceuticals is manufacturing including the quality control of pharmaceutical preparations (drugs, drug ingredients, traditional medicine, and cosmetics), security, procurement, storage, and distribution of drugs, medication management, servicing over prescription drug, drug information services, as well as drug development, ingredients and traditional medicine. Pharmaceutical jobs in the process of drug distribution or distribution of materials is done by pharmaceutical wholesalers. Pharmaceutical Wholesalers (Pedagang Besar Farmasi/PBF) is a legal entity that has a license for the procurement, storage, distribution of medicinal materials in bulk in accordance with the laws and regulations in conducting its activities which shall use the Technical Guidelines of Good Distribution Practices (GDP). GDP is the manner of distribution or distribution of drugs and/or drug ingredients intended to ensure quality throughout the distribution channel or distribution as per the requirements and intended use. Distribution system in PT. Tatarasa Primatama is sequentially procurement, importation, receipt, storage, sale, and delivery. In carrying out its operations, each PBF should have Responsible Pharmacist (Apoteker Penanggung Jawab/APJ). The role of APJ divided into two, business and distribution. The role of business is to provide services to achieve customer satisfaction, while fulfilling a role in the distribution is compiled, ensure and maintain the quality management system implementation in distribution facilities."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Trisna Wibowo
"Setiap warga negara Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang telah dijamin oleh negara seperti yang tertera pada Undang-Undang Republik Indonesia. Salah satu hak tersebut yaitu tiap warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, serta terjangkau. Berdasarkan hak tersebut, pemerintah pusat berkewajiban untuk memenuhinya yaitu dengan cara melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap sarana dan tenaga pelayanan kesehatan. Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat merupakan instansi pemerintah yang memiliki tanggungjawab dalam pelaksanaan binwasdal (pembinaan, pengawasan, dan pengendalian) upaya-upaya kesehatan di Jakarta Barat. Apoteker berada di Seksi Sumber Daya Kesehatan dimana memiliki 3 kegiatan utama yaitu berhubungan dengan tenaga kesehatan, farmakmin (farmasi, makanan, dan minuman), dan standarisasi mutu kesehatan. Sasaran mutu dari seksi SDK adalah jumlah obat kedaluwarsa 0% dan waktu yang dibutuhkan untuk proses perizinan paling lama 15 hari kerja. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Sistem pengelolaan obat di puskesmas adalah perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi, pencatatan dan pelaporan, dan evaluasi.

Every Indonesian citizen has rights and obligations that have been guaranteed by the state as indicated on the Law of the Republic of Indonesia. One of the right is every citizen is entitled to health care that is safe, quality, and affordable. Based on this right, the central government is obliged to fulfill it by doing coaching, supervision and control of facilities and health care personnel. Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat is the government agency that has responsibility for the implementation of binwasdal (coaching, supervision, and control) health efforts in West Jakarta. Pharmacists are in the Section of Health Resources which has three main activities related to health personnel, farmakmin (pharmaceutical, food, and beverages), and health quality standards. Quality objectives of SDK Section is the number of expired drugs is 0% and the time required to process permits a maximum of 15 working days. Puskesmas is a districts/cities technical unit health that are responsible for organizing health development in a work area. Medication management systems in health centers are planning, procurement, receipt, storage, distribution, recording and reporting, and evaluation.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library