Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Luhur Prayogo
"Lapangan Teapot Dome terletak di negara bagian Wyoming, USA. Wilayah ini didominasi oleh perselingan antara formasi batupasir dengan lempung, dengan reservoar batupasir berisi proven crude oil. Penelitian ini difokuskan pada analisis petrofisika menggunakan data log di lapangan Teapot Dome tersebut. Analisis petrofisika dilakukan untuk mencari parameter petrofisika seperti porositas, saturasi air, dan kandungan lempung. Ketiga parameter tadi digunakan untuk evaluasi formasi yang bertujuan untuk menentukan zona potensi hidrokarbon. Evaluasi formasi dilakukan pada 8 buah sumur. Interpretasi dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Pada interpretasi kualitatif dilakukan zonasi reservoir untuk mengetahui ketebalan dan batas lapisan. Zonasi yang dibuat sebanyak 42 zona yang tersebar di semua sumur. Sedangkan untuk interpretasi kuantitatif dilakukan penentuan porositas, saturasi air, dan kandungan lempung. Model porositas yang digunakan adalah model porositas neutron-densitas. Sedangkan untuk menghitung saturasi air menggunakan model dua air. Hasil dari analisis parameter-parameter tersebut akan menghasilkan nilai penggal (cut-off). Dari hasil perhitungan didapatkan nilai penggal porositas sebesar 10 %, saturasi air sebesar 60%, dan nilai penggal kandungan lempung sebesar 11 %. Nilai penggal ini kemudian digunakan untuk menentukan zona potensial reservoir hidrokarbon. Parameter petrofisika tadi kemudian dideskripsikan dalam bentuk lumping. Dari hasil lumping dapat disumpulkan bahwa sebagian besar sumur merupakan zona potensial hidrokarbon kecuali sumur B-5. Hal ini karena sumur B-5 memiliki nilai saturasi air yang melebihi nilai penggalnya.
Teapot Dome field is located in Wyoming,USA. In this area are dominated by shaly sand formation with sandstone reservoir are proven crude oil. This study is concerned with the petrophysical analysis by means of well log data of the Teapot Dome field. This method is used to determine the petrophysical parameter such as porosity, water saturation, and clay content. That parameters is used for formation evaluation to determine hydrocarbon potential zone. Formation Evaluation has analysis at 8 wells on Teapot Dome field. In this study used 4 log data; gamma ray log, resistivity log, neutron log, and density log. The interpreted in qualitative and quantitative method. The qualitative interpreted has to determine reservoir zone. There are 42 zone is using for interpreted this well log data. And for the quantitative interpreted has to determine the petrophysical parameters which include porosity, water saturation, and clay content. Neutron-density porosity model is used for estimated the porosity. And Dual water model is used for estimated the water saturation. That parameters are used to determined cut-off value. The calculated with the cut-off value for the porosity is 10 %, for the water saturation is 60 %, and for the clay content is 11 %. The cut-off value will used for determined potential zone. That petrophysical parameter is describe by Lumping. Based on Lumping the conlude that all of the well is potential zone except in B-5 well. Because in B-5 has the water saturation which larger than his cut-off value."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56823
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Luhur Prayogo
"Ada dua tempat yang dimaknai wajib dalam hal pemenuhan kebutuhan akan kelangsungan hidup manusia. Tempat pertama dimaknai sebagai ruang dengan kegiatan bertinggal (living) serta dilihat secara keruangan sebagai ruang yang privat. Tempat kedua dimaknai sebagai ruang dengan kegiatan bekerja (working) serta dilihat secara keruangan sebagai ruang yang semi-publik. Kegiatan yang dilakukan di dua tempat wajib tersebut merupakan kegiatan yang sudah pasti dilakukan sesuai dengan fungsi ruangnya. Third place (tempat ketiga) muncul sebagai ruang yang menawarkan wadah untuk kegiatan "lain" diluar dari kegiatan yang pasti dan wajib tersebut. Kegiatan "lain" ini merupakan kesempatan untuk manusia menikmati hubungan sosial sebagai bentuk "release" - melepaskan diri sejenak dari keterikatan (keluarga) dan keharusan (pekerjaan) sebagaimana penyeimbang akan fisik dan psikologis. Kebutuhan akan third place ini memenuhi kebutuhan ruang yang bersifat publik namun privat. Skripsi ini membahas bagaimana masyarakat perkotaan Jakarta sebagaimana gaya hidup masyarakat perkotaan memaknai sebuah tempat sebagai sesuatu yang lain yang menawarkan kemungkinan-kemungkinan lebih terhadap ruang (affordance) dalam bentuk berkegiatan "lain" diluar dari kegiatan wajib yang telah dilakukan rutin. Fenomena munculnya sebuah bar yang diindikasikan sebagai tempat third place ini yang menjadi bahasan pada skripsi kali ini. Kegiatan "lain" yang muncul nantinya berwujud kegiatan tak terduga dan tanpa terencana dengan maksud sebagai sebuah kegiatan "release". Kemungkinan-kemungkinan ini diperlihatkan dengan beragam kegiatan "lain" yang dilakukan sehingga akan muncul keterlibatan interaksi serta tingkatan spasial pengguna ruang dalam sebuah ruang publik-sosial. Dengan munculnya hal tersebut akhirnya akan memberikan makna sebuah ruang menjadi tempat yang "diakui" (established) sebagai sebuah third place oleh masyarakat.
There are two places shall be interpreted in terms of satisfying the need for human survival. The first place is defined as a space for living activities as well as spatial seen as a private space. The second place is defined as a space for working activity as well as spatial seen as a semi-public space. Activities undertaken in these two places required is an activity that was certainly made in accordance with the spatial functions. Third place (third place) appears as a space that offers 'the other' activities. 'The other' activities is an opportunity for people to enjoy social relations as a form of 'release' - a short break away from the attachment (family) and necessity (work) as a counterweight to be physically and psychologically. Third place is public but also private space. This thesis discusses how urban communities Jakarta as an urban community lifestyle interpret a place as "the other" place that offers more possibilities of the space (affordance) in the form of activism 'other' outside of compulsory activities that have been carried out regularly. The phenomenon of the presence of a bar in Jakarta which is indicated as a third place on this thesis. the other Activities 'other' that present are an unexpected and unplanned for the purpose as an 'release' activity. These possibilities are shown in a variety of 'other' activities will appear involvement levels of spatial interaction and user space in a public-social space. With the advent of these things will give a meaning of the space into the place to be established as a third place by society."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63455
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library