Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lucky Hartati Moehario
Abstrak :
ABSTRAK
Salmonella typhi (S typhi) adalah kuman penyebab demam tifoid. Penyakit ini sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan global, termasuk Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan Thailand. Angka kesakitan pertahun mencapai 157/100.000 populasi pada daerah semi rural dan 810/100.000 populasi di daerah urban di Indonesia, dan dilaporkan adanya kecenderungan untuk meningkat setiap tahun.

Dari studi epidemiologi molekuler ditemukan divesitas genetik yang bermakna diantara strain-strain S. typhi. Strain S. typhi yang menyebabkan demam tifoid di Indonesia diduga memiliki keunikan dibandingkan dengan strain-strain yang ditemukan di negara-negara Asia Tenggara Hal ini dihubungkan dengan manifestasi klinis demam tifoid di Indonesia yang pada umumnya lebih berat, seperti antara lain terjadinya komplikasi hepatitis tifoid, pankreatitis tifoid, dan gangguan neuropsikiatrik. Penelitian ini adalah studi awal epiderniologi molekuler menggunakan Pulsed-Field Gel Electrophoresis (PFGE) atau elektroforesis medan listrik berpulsasi, suatu metode typing yang mempunyai kemampuan diskriminasi yang tinggi, untuk melihat diversitas genetik isolat lokal S. typhi dan menilai spesifisitas tipe PFGE tertentu isolat S. typhi dengan gejala klinik demam tifoid yang ditimbulkannya.

Penelitian ini dimulai dengan melakukan persiapan bahan-bahan yang diperlukan, baik pemesanan, pembuatan regensia dan koleksi isolat S. typhi beserta data klinis pasien. Optimasi teknik isolasi DNA genom, digesti menggunakan ensim restriksi dan teknik elektroforasis medan listrik berpulsasi.

Pada saat ini telah diperoleh hasil PFGE dari 25 isolat S. typhi yang di digesti dengan ensim restriksi XbaI. Hasil analisis menggunakan NTSYS-pc versi 1.80 menunjukan hubungan kekerabatan diantara 25 isolat S. typhi yang relatif tinggi, namun demikian, tampaknya tidak ditemukan korelasi antara tipe PFGE tertentu isolat S. typhi dengan manifestasi klinik pasien, dalam hal ini perubahan biokimiawi fungsi hati. Penelitian ini masih berjalan, digesti DNA genom S. typhi dengan ensim restriksi kedua yaitu AvrII sedang dalam proses pelaksanaan. Diharapkan hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk konfirmasi hasil analisis saat ini.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Lucky Hartati Moehario
Abstrak :
Tujuan Menunjukkan adanya A. anitratus pada isolat klinik (darah) yang berasal dari pasien rawat di rumah sakit di Jakarta selama periode 2002-2008 dan pola sensitivitas mikroorganisme ini terhadap antibiotika. Metode Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dari semua spesimen darah yang masuk ke laboratorium Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (LMK-FKUI) dari tahun 2002-2008. Kultur dan pemeriksaan kepekaan terhadap antibiotik dilakukan berdasarkan praktek standar di LMK-FKUI dan Clinical Laboratory Standard Institute pada tahun yang bersangkutan. Data dikumpulkan dengan menggunakan program WHO-NET 5.4. Semua mikroorganisme Gram negative yang diisolasi dari spesimen darah ditabulasi juga termasuk dengan uji kepekaan A. anitratus terhadap antibiotik. Selain itu juga dilakukan analisis terhadap asal spesimen atau dari institusi mana spesimen tersebut berasal. Hasil A. anitratus merupakan bakteri Gram negatif yang paling banyak diisolasi selama tujuh tahun sejak 2002 sampai 2008 dari spesimen darah, dan selalu ditemukan setiap tahunnya. Hampir 50% bakteri yang diisolasi terdiri dari bakteri tersebut dan Pseudomonas aeruginosa, dan keduanya adalah bakteri lingkungan. Pemeriksaan kepekaan bakteri A. anitratus terhadap antibiotik menunjukkan adanya resistensi terhadap beberapa antibiotik yang diuji. Evaluasi asal spesimen darah menunjukan sebagai berikut: 88 spesimen (74%) berasal dari Rumah Sakit pemerintah, 18 spesimen (15%) dari Rumah Sakit swasta, 3 spesimen (3%) dari pasien praktek dokter dan 10 spesimen (8%) tidak diketahui asalnya. Kesimpulan Ditemukan A.anitratus setiap tahun sejak 2002 sampai 2008 dari spesimen darah dari pasien rawat inap di beberapa Rumah Sakit di Jakarta. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mencari faktor resiko bakteremia A. anitratus agar dapat mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi rumah sakit. Selain itu sangat dianjurkan untuk melanjutkan sampai tahap genotyping untuk menentukan hubungan antara strain yang ada di Rumah Sakit dengan strain yang diisolasi dari pasien.
Abstract
Aim To report the presence of environmental microorganisms, A. anitratus, in blood of hospitalized patients in Jakarta from 2002 to 2008 and their susceptibility to antibiotics. Methods A Retrospective study w as performed on all blood specimens that were received in Clinical Microbiology Laboratory (CML) Faculty of Medicine University of Indonesia during 2002-2008. Culture and antimicrobialsusceptibility examination were carried out according to up to date standard practice in CML and Clinical Laboratory Standard Institute, recpectively. Data was collected by WHONET 5.4 program. All Gram-negative microorganisms that were isolated from blood specimens were tabulated, and so the antibiotics susceptibility of A. anitratus. The origin of the specimens in term of institutions where the specimens came from was also analyzed. Results In a 7 year period up to 2008, A. anitratus was found in blood specimens, and these invironmental bacteria were in fact the most predominant isolated Gram negative microorganisms. Together with another environmental microorganism, Pseudomonas aeruginosa, it composed nearly 50%. Antimicrobial susceptibility test of this microorganism showed some degree of resistance to all tested antibiotics. The origin of those blood specimens which yielded A. anitratus were mainly from government-owned hospitals, that was 88 specimens (74%), followed by private hospitals (18 specimens, 15%), individuals (3 specimens, 3%), and unknown source (10 specimens, 8%). Conclusion Persistent occurrence of A. anitratus in blood specimens of hospitalized patients in hospitals in Jakarta was observed. In the near future, a study to fi nd risk factors for the acquisition of A. anitratus bacteremia is needed to reduce potential hospital associated infection. Moreover, genotyping is advised in order to determine the relationship of hospital and patient derived strains.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library