Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Liswati
Abstrak :
ABSTRAK
Early Warning Score (EWS) merupakan suatu proses sistematis untuk mengevaluasi dan mendeteksi dini kondisi abnormal pasien dengan mengukur parameter klinis pasien. Kurangnya identifikasi kegawatan sejak dini dapat mengakibatkan angka kematian yang tinggi dan rendahnya mutu pelayanan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan perawat tentang Early Warning Score (EWS). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif cross sectional dengan tehnik total sampling. Total responden sebanyak 58 di RSKB Cinta Kasih Tzu Chi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan memakai analisa data univariat. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan responden yang berpengetahuan baik sebanyak 23 orang (39,7%) dan responden yang berpengetahuan cukup sebanyak 35 orang (60,3%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa responden yang berpengetahuan baik lebih sedikit daripada responden yang berpengetahuan cukup. Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti merekomendasikan untuk diadakan program pelatihan tentang EWS di rumah sakit. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan perawat tentang EWS, sehingga kegawatan pada pasien dapat diidentifikasi sejak dini dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu keperawatan.
ABSTRACT
Early Warning Score (EWS) is a sistematic process to evaluate and to identify patient deterioration based on clinical parameters. The lack of early detection caused into patient deterioration even high mortality and decrease quality of nursing care services. The aim of this study was to identify description level of nursing knowledge about Early Warning Score (EWS). The method was descriptive cross sectional study with total sample. The respondents were 58 nurses in RSKB Cinta kasih Tzu Chi. The data was collected by questionaire with univariat analysis. The results, show that the level of knowledge was in medium level knowledge. Respondents have a good level knowledge were 23 (39,7%). Respondent who have medium level knowledge were 35 (60,3%). The result of this study recommend that EWS training is needed for nurses in RSKB Tzu Chi hospital. By this training a good capability of nurses to do early detection can be develop, so the quality of nursing care services can be improved.
2015
S61113
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liswati
Abstrak :
Kehamilan usia tua merupakan salah satu risiko masalah kesehatan masyarakat perkotaan. Hal ini disebabkan karena banyaknya komplikasi kehamilan pada usia tua. Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan secara komprehensif dari prenatal hingga postnatal. Selama pengelolaan tersebut didapatkan beberapa masalah keperawatan. Diantaranya adalah cemas, risiko gangguan hubungan ibu dan bayi, risiko fetal distress dan kesiapan meningkatkan ASI. Intervensi yang dilakukan berfokus pada asuhan keperawatan keluarga dengan kerjasama pihak puskesmas. Berdasarkan hasil intervensi keperawatan, terjadinya komplikasi eklampsi dapat dicegah dan bayi lahir sehat. ...... Pregnancy in older women is the one of risk in urban health problem. This is increase risks of pregnancy in older woman. The purpose of this report is analyze nursing care to client with old women pregnancy during prenatal until postnatal period. The risk of pregnancy like pre eklampsia, plasenta previa and etc caused higher mortality. Based on comprehensive report found several nursing diagnosis. These are anxiety, risk of disturb symbiosis mother and fetal, risk of fetal distress and readiness for enhanced breastfeeding. Interventions focused on family centered. The result is risk of eklampsia can be prevent during labor and there are not complication with baby.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Harliana Liswati
Abstrak :
ABSTRAK
Pelajaran matematika sampai saat ini masih menjadi momok bagi para pelajar di berbagai belahan dunia. Materi matematika yang kompleks, guru yang galak, ditambah lagi teknik pengajaran yang tidak menyenangkan seringkali dijadikan alasan atas rendahnya motivasi belajar siswa di bidang. Hal ini dapat rnerugikan siswa karena telah terbukti bahwa ilmu matematika dibutuhkan di berbagai bidang kehidupan manusia. Motivasi belajar matematika yang rendah pada akhirnya dapat membawa dampak buruk bagi siswa itu sendiri, terutama pada prestasi belajar matematika mereka. Menyadari pentingnya motivasi belajar matematika, para tokoh pendidik mencoba mengajukan beberapa cara untuk mengatasi hal tetsebut, salah satunya adalah dengan praktek pemberian umpan balik kepada siswa. Menurut Cole dan Chan (1987), bentuk-bentuk umpan balik yang sering dipraktekkan di sekolah adalah umpan balik positif dan knowledge of result. Dari berbagai hasil penelitian terbukti bahwa knowledge of result lebih efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa karena selain mengandung umpan balik positif jenis umpan balik ini juga melibatkan umpan balik negatif. Dengan demikian, knowledge of result akan memberikan gambaran lengkap tentang kelebihan dan kelemahan siswa sehingga siswa diharapkan dapat memperbaiki kekurangannya.

Secara teoritis pemberian kedua bentuk umpan balik ini dapat memotivasi siswa untuk belajar. Namun dalam prakteknya praktek umpan balik tidak selamanya berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa. Pada penerapannya, umpan balik -terutama yang bersifat negatif- harus diterapkan dengan sangat hati-hati sesuai dengan kebutuhan siswa, khususnya terhadap siswa dengan harga diri akademik rendah. Mereka sangat rentan dalam menerima evaluasi dari orang lain terutama yang bersifat negatif terhadap unjuk kerja yang mereka tampilkan. Mereka dengan harga diri rendah ini memiliki kebutuhan yang besar akan penghargaan terhadap dirinya. Oleh karena itu umpan balik seyogyanya diberikan kepada mereka dengan tujuan memuaskan kebutuhan harga diri tersebut. Jika kebutuhan akan harga diri telah terpuaskan maka diharapkan kebutuhan intelektul siswa (dalam hal ini motivasi belajar) akan bangkit. Hal ini sejalan dengan pemikiran Maslow mengenai hirarki kebutuhan. Dengan demikian siswa tidak dapat diharapkan menampilkan motivasi belajar jika kebutuhan pada tingkat sebelumnya, yakni harga diri belum terpenuhi. Harga diri, sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar matematika harus diperhatikan dengan seksama oleh guru sebelum menerapkan umpan balik.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini ditujukan untuk menjawab permasalahan ?Apakah ada pengaruh pemberian umpan halik terhadap motivasi belajar pada anak yang memiliki harga diri rendah ?? Lebih khusus, ?pemberian umpan balik manakah yang menghasilkan motivasi belajar yang lebih balk pada siswa dengan harga diri rendah ; jenis umpan balik yang positif atau knowledge of result ?". Hipotesa yang akan diuji dalam penelitian ini adalah "mean gained score motivasi belajar matematika pada kelompok siswa SLTP dengan harga diri rendah yang memperoleh umpan balik positif lebih tinggi secara signifikan daripada mean gained score motivasi belajar matematika pada kelompok siswa SLTP dengan harga diri rendah yang memperoleh knowledge of result.

Penelitian ini melibatkan satu jenis variabel independen (independent variable), yaitu pemberian umpan balik (umpan balik positif dan knowledge of result ) yang ingin dilihat perbedaan efektivitasnya pada peningkatan motivasi belajar siswa (sebagai variabel dependen) dengan harga diri rendah. Untuk itu maka peneliti bermaksud menyusun rancangan penelitian dengan menggunakan desain Randomized Two-Group Design Pretest-Postrest dan melakukan pengujian statistik dengan t-test terhadap perbedaan mean gained score kedua kelompok.

Dalam penelitian ini yang secara khusus akan dilihat adalah motivasi belajar pada mata pelajaran Matematika pada siswa tingkat SLTP kelas I dengan harga diri rendah. Dipilihnya siswa tingkat SLTP ini selain karena pada tingkat tersebut sering terjadi krisis motivasi belajar, juga karena siswa tersebut berada pada tahap remaja, dimana pada tahap ini remaja sering melakukan proses evaluasi diri. Harter (1990) dan Santrock (1990) menyatakan bahwa evaluasi terhadap pengalaman keberhasilan dan kegagalan adalah salah satu faktor yang membantu terbentuknya harga diri. Ahli lain menambahkan bahwa masa remaja, terutama remaja awal (12-15 tahun) adalah suatu massa yang rawan, karena adanya transisi baik dari segi fisik, kognitif lingkungan, dan sebagainya. Pada masa ini remaja yang masih terheran-heran dengan berbagai perubahan dalam dan harus membiasakan diri dengan perubahan tersebut dituntut pula untuk beradaptasi dengan perubahan situasi sekolah. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan stress bagi remaja yang jika tidak teratasi dapat membawa dampak negatif dan akan terbawa ke tahap perkembangan selanjutnya.

Dari penelitian ini terbuki bahwa ?mean gained score motivasi belajar matematika pada kelompok siswa SLTP dengan harga diri rendah yang memperoleh umpan balik positif tidak lebih tinggi secara signifikan daripada mean gained score motivasi belajar matematika pada kelompok siswa SLTP dengan harga diri rendah yang memperoléh knowledge of result. Dengan demlkian hipotesa nol dalam penelitian ini diterima. Meskipun perbedaan efektivitas kedua umpan balik tersebut tidak terlacak, namun terlihat bahwa kedua umpan balik tersebut berhasil meningkatkan motivasi belajar matematika siswa dengan harga diri akademik rendah.

Di akhir penelitian akan dikemukakan beberapa saran sehubungan dengan hasil penelitian. Saran-saran yang diajukan dalam penelitian ini berupa saran metodologis dan saran praktis. Saran metodologis diajukan untuk dijadikan pertimbangan dalam penyempurnaan penelitian selanjutnya, sementara saran praktis diperuntukkan bagi pihak sekolah dan orang tua agar lebih memperhatikan kebutuhan remaja awal, terutama yang berkaitan dengan proses pembelajaran.
1998
S2512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library