Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leli Dwirika
Abstrak :
Oft wird gesagt, daB die Sprachgewohnheiten in der Muttersprache den Erwerbs¬prozeB einer Fremdsprache beeinflussen. Da der Lernende in der Regel eine Fremdsprache auf der Basis des Muttersprachesystems erwirbt, iibertragt er theses weitgehend auf das System der zu erlernenden Fremdsprache. Die Ubertragung der Elemente von der Muttersprache (als Ausgangssprache) auf die zu erlernende Fremdsprache (als Zielsprache) kann zu 'einem positiven Transfer fiihren, wenn zwischen beiden Systemen wesentliche Gemeinsamkeiten bestehen, die dann den FremdsprachenlernprozeB erleichtem. Daruber hinaus kann these Ubertragung auch zu einem negativen Transfer (oder bekanntlich als Interferenz bezeichnet) fiihren, wenn Unterschiede zwischen beiden Systeme bestehen and sich dadurch Lemschwie¬rigkeiten beim Erlemen einer Fremdsprache einstellen. Interferenzen konnen in alien sprachlichen Bereichen auftreten, im Bereich der Phone¬tik, Morphologie, Syntax oder Semantik. lm Bereich der Phonetik, der den Schwerpunkt dieser vorliegenden Arbeit darstellt, konnen Interferenzen auftreten, wenn die Laute in beiden Sprachen verschieden gebildet werden oder keine Entsprechungen haben. Die Lemenden werden nornralerweise die bereits vorhandenen lautlichen Strukturen aus dem System der Muttersprache auf das System der zu erlemenden Fremdsprache ubertragen. Die Laute, die im Indonesischen nicht existieren, beispielsweise die deutschen Affrikaten /pf/ and its/ warden meistens von Deutsch lernenden Indonesiem durch ahnliche muttersprachliche Laute ersetzt: die Affrikata [O durch den stimmlosen bilabialen VerschluBlaut [p] oder durch den stimmlosen labiodentalen Frikativ [f] and die Affrikata (TS durch den stimmlosen palatalen VerschluBlaut [c], z.B.: Pfanne ['pfana] wird als [pans] oder [fans] realisiert, Zeit ( ait] als [cait]. Vor allem solche Laute, die im Ausgangssprachesystem fehlen, konnen nicht wahrgenommen and demzufolge nicht richtig ausgesprochen werden. Dies fiihrt naturlich weiterhin zu Verstandnisschwierigkeiten oder MiBverstandnissen, die dann die Kommunikation storen and erheblich beeintrachtigen konnen. Ausgehend von der Auffassung, daB die Sprachgewohnheiten in der Muttersprache beim Fremdsprachenerwerb einen Einflus ausuben, der zu standigen Lernschwierigkeiten bei der Aussprache and Interferenz fiihrt, wird in der vorliegenden Arbeit der Versuch unter-nommen, im systematischen Vergleich die lautlichen Strukturen des Indonesischen als Aus¬gangssprache mit denen des Deutschen als Zielsprache fair Indonesier and umgekehrt zu kon¬trastieren, mit dem Ziel, die Ausspracheschwierigkeiten zu erfassen, auf welche Indonesier
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T41360
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leli Dwirika
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian mengenai alih kode telah dilakukan di lingkungan mahasiswa Program Studi Jerman FSUI dengan tujuan untuk memperkenalkan teori-teori yang berkaitan dengan alih kode, kemudian menerapkan teori-teori tersebut untuk menganalisa alih kode yang terjadi di lingkungan mahasiswa Program Studi Jerman FSUI. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian empiris yang berbentuk studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan perekaman secara langsung percakapan-percakapan mahasiswa.

Hasilnya menunjukkan bahwa alih kode di lingkungan mahasiswa Program Studi Jerman FSUI terjadi baik dalam situasi resmi maupun tidak resmi untuk dan karena alasan yang berbeda. Kemampuan berbahasa Jerman mereka berpengaruh terhadap terjadinya alih kode terutama jika mereka sedang bercakap-cakap dalam bahasa Jerman. Adanya kesalahan-kesalahan atau penyimpangan-penyimpangan dari kaidah-kaidah bahasa Jerman disebabkan karena bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu masih berpengaruh pada diri mereka. Beralih kode tidak untuk tujuan merusak bahasa, dalam hal inl mencampurbaurkan kedua bahasa, tetapi hanya untuk alasan seperti karena tidak ada padanan kata atau ungkapan yang tepat atau agar pembicaraan kita tidak dimengerti oleh orang lain.
1989
S14796
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leli Dwirika
Abstrak :
Singkatan-singkatan atau akronim-akronim dalam Bahasa Indonesia semakin hari kemunculannya semakin sering. Bentuknya sangat beraneka ragam dan biasanya menjadi penghalang bagi para pemelajar Bahasa Indonesia sebagai bahasa asing, karena tidak memperhatikan bentuk kepanjanganya dan tidak ada peraturan atau ketentuan yang pasti dalam pembentukannya. Penelitian tentang singkatan dan akronim dalam Bahasa Indonesia, permasalahan dan implikasinya terhadap pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing telah dilakukan pada kurun waktu April 1999 sampai dengan Maret 2000 dengan menggunakan metode penelitian kwalitatif dan kepustakaan. Hasil-hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Singkatan yang ditemukan dapat dikelompokkan ke dalam 17 sub-klasifikasi baru ditambah dengan satu kelompok singkatan yang di dalamnya terkandung singkatan lain. Bentuk akronim dapt diklasifikasikan ke dalam 112 kelompok baru dengan tambahan bentuk-bentuk akronim yang mempunyai pola dan struktur yang lebih beragam, rumit, tidak memperhatikan bentuk kepanjangannya atau tidak bisa langsung ditebak apa kepanjangannya. Selain itu ditemukan pula akronim yang bentuknya atau bunyinya lama dengan kata yang sudah ada dalam perbendaharaan kata Bahasa Indonesia, bentuk akronim yang di dalamnya terkandung singkatan atau akronim lain, dan ada juga kombinasi antara singkatan dan akronim. Selain itu ada pula tendensi baru dalam pembentukan singkatan atau akronim yang menggunakan bahasa asing dalam hal ini bahasa Inggris. Bentuk singkatan atau akronim ini dalam pengajaran bahasa memang jarang diperlakukan sebagai salah satu, hasil proses pembentukan kata, meskipun proses ini termasuk yang sangat produktif. Namun, bila penggunaannya terlalu banyak dari pembentukannya sukar dirumuskan, dapat mengganggu komunikasi dan terutama pula dapat mengganggu kelancaran proses belajar mengajar Bahasa Indonesia sebagai bahasa asing. Oleh karena itu, Aturan tentang proses pembentukan singkatan atau akronim dalam Bahasa Indonesia yang sangat menarik ini harus disusun untuk dijadikan pegangan. Misalnya singkatan dan akronim yang mempunyai pola sederhana, yang dapat dirumuskan dengan mudah, kepanjangannya dapat ditebak dengan mudah dan tentunya harus dapat dipelajari dengan mudah. Dengan demikian orang tidak seenaknya dapat membentuk singkatan atau akronim yang dapat membingungkan pemakai bahasa terutama pemelajar Bahasa Indonesia sebagai bahasa asing.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library