Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lale Garjita Kusumaring Puji
Abstrak :
Tulisan ini akan mengisi celah dengan membahas irisan dari konsep proses me- rumah, diaspora Jawa Tengah, dan pelaku usaha kuliner bakso. Keterkaitan ketiga konsep ini, peneliti sebut sebagai budaya me-rumah. Diaspora Jawa Tengah membawa budaya mereka —salah satunya adalah kuliner— ke tanah rantau dengan tujuan mencari lahan usaha baru untuk menstabilkan perekonomian keluarga. Salah satu kota tujuan dari diaspora Jawa Tengah pelaku usaha kuliner bakso adalah Kota Mataram. Di daerah tujuan mereka, diaspora melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap rumah yang dipengaruhi oleh aktivitas keseharian serta budaya yang mereka bawa dari daerah asal. Pengamatan pada ranah privat berupa rumah membuat pendekatan etnografi yang dilakukan terhadap diaspora perlu melalui penyesuaian. Etnografi yang dipraktikkan adalah etnografi berbasis kunjungan dengan jangka waktu pendek namun intensif. Untuk menjaga kualitas kedalaman datanya, peneliti mengkombinasikan wawancara semi- terstruktur, tur rumah yang dipandu oleh informan, dan pemetaan aktivitas keseharian secara partisipatif. Melalui penelitian ini, diketahui budaya yang masih dilakukan oleh diaspora dan meruang di hunian mereka sangat berkaitan erat dengan etos kerja dan bidang usaha yang dibawa. Ruang kuliner diaspora yang terbentuk tidak hanya berperan dalam kegiatan ekonomi, namun juga dalam kegiatan sosial, yaitu berupa area jualan yang berupa gerobak, area makan pelanggan, halaman, dan dapur. ......This article diccusses the process of home-making by the Central Javanese diaspora through their meatball culinary activity. They bring culture from their homeland which is culinary to their destination for increasing their economic condition. The City of Mataram, West Nusa Tenggara is one of the favorite destinations, since the motorbike grand prix race in Mandalika. The diaspora adjusts their homes according to their daily activities and the culture from their homeland. The housing culture observation took place within their private realm resulting adjustments in the ethnographic data collection methods, which is called visit-based ethnography, with a short but intensive period of time. The researcher combined semi-structured interviews, house tours guided by informants, and participatory mapping of daily activities to maintain the quality of the depth of the data. This research identifies that culture plays a pivotal role in the housing adjustment of the diasporas and performed by them shows their great work ethic and their field of business. The diaspora culinary space within their home does not only play a role in economic activities, but also in social activities, namely in the form of rombong or product-loaded cart, customer dining area, courtyards and kitchens.
Depok: 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lale Garjita Kusumaring Puji
Abstrak :
Sensus penduduk 2020 menunjukkan 25,87% penduduk Indonesia merupakan generasi milenial dengan usia produktif dan dalam fase membangun keluarga atau disebut keluarga muda. Kemunculan keluarga muda meningkatkan kebutuhan hunian, namun tidak diikuti oleh peningkatan penyediaanya, sehingga menimbulkan backlog. Salah satu solusi dan pilihan bagi generasi milenial adalah rumah subsidi. Rumah disubsidi oleh pemerintah sehingga terjangkau bagi keluarga muda dengan kondisi finansial yang belum stabil. Unit rumah disebut sebagai rumah inti dan berisi ruang yang dianggap esensial, yaitu kamar tidur, kamar mandi, dan ruang terbuka serbaguna. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk adaptasi keluarga muda dalam memfungsikan ruang pada kondisi tersebut. Pengamatan dilakukan dengan melihat pengembangan yang dilakukan terhadap rumah inti serta motivasi di baliknya. Dari pengamatan yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan yaitu, bentuk adaptasi bervariasi dan unik pada tiap keluarga. Motivasi pengembangan didominasi oleh kebutuhan terhadap ruang dengan fungsi tertentu. Untuk ke depannya, saya berharap bahasan dalam skripsi ini dapat dikembangkan mengingat periode huni dan waktu pengamatan yang singkat. ......Indonesia’s 2020 census shows that 25,87% of the population consists of the millennials in their productive working age and is also in the family forming phase. Their emergence raises the demand for housing and causes backlogs by the lack of provision of affordable housing. One of the options and solutions to this problem is the subsidized housing, a program to aid the low-income class to access the housing market and help financially unstable young families. The base house contains the most basic room, a bedroom, a bathroom, and a multifunctional room. This study aims to observe the form of adaptation performed by the family to utilize the essential rooms in their base house. The observation was performed by looking at the developments and the motivations behind them. It concluded that the process and the form of adaptations are unique and differ from one family to another. It also shows the similarity of the needs of specific room functions as the most dominant development motivation. In the future, I hope this study developed considering the briefness of the inhabiting period and the lack of observation period.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library