Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kuswantoro
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efektifitas sistem kabut air dalam memadamkan kebakaran terselubung shielded fire . Eksperimen dilakukan pada ruangan partisi dengan dimensi pxlxt 2x2x2.5. Digunakan lima buah nozzle kabut air yang terdiri dari dua tipe yaitu fogjet dan fine spray. Nozzle fogjet berjumlah satu buah yang dipasang pada bagian tengah atas ruangan dan nozzle fine spray berjumlah 4 dipasang pada setiap sisi ruangan pada ketinggian 1,5 m dari permukaan bawah. Tekanan sistem kabut air dipertahankan pada 20 bar yang akan mengalirkan air sebesar 2.6 lpm. Bahan bakar yang digunakan ialah susunan stik kayu dengan dimensi pxlxt 11,5 x 11,5 x 6 cm dan 6.5 x 6.5 x 6 cm. Selubung sebagai pelindung bahan bakar memiliki bentuk seperti meja yang terbuat dari lembaran dan batang besi dengan ketinggian selubung sebesar 0.5 m. Skenario penelian ini berdasarkan variasi ukuran bahan bakar dan lokasi dari bahan bakar dan selubung 1 selubung terletak di tengah ruangan dan bahan bakar di tengah selubung 2 selubung terletak di tengah ruangan dan bahan bakar di sisi selubung 3 selubung terletak di sudut ruangan dan bahan bakar di tengah selubung 4 selubung terletak di sudut ruangan dan bahan bakar di sisi selubung. Simulasi metode numerik menggunakan FDS juga dilakukan untuk mengetahui kemampuan FDS dalam mensimulasikan kebakaran seperti ini. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa kabut air dapat memadamkan kebakaran dengan bahan bakar ukuran 6.5 x 6.5 x 6 cm pada skenario 1,2,3,dan 4 dalam waktu 20 s, 16 s, 30 s, dan 24 s. Namun tidak dapat memadamkan kebakaran yang menggunakan bahan bakar ukuran 11,5 x 11,5 x 6 cm. Selain itu juga teramati bahwa konsentrasi distribusi kabutair di sekitar selubung dan luas area perlindungan selubung berpengaruh terhadap kapasitas dan kecepatan sistem kabut air dalam memadamkan kebakaran terselubung. ......This study aims to investigate the effectiveness of water mist fire suppression system on suppressing shielded fire. Full scale experiments are carried out in a partition room of lxwxh 2x2x2.5 m size to study the performance of water mist suppression system against a shielded fire. Five water mist nozzle which consist of two type nozzle was used, high flow fogjet nozzle installed at top center of the room and fine spray nozzle installed at each side of room at high 1.5 m from ground. The pressure of water mist system was maintained at 20 bar which correspond to 2.6 lpm of water flow rate. Wood crib of 11,5 x 11,5 x 6 cm and 6.5 x 6.5 x 6 cm size was used as the fuel source. The obstruction used as a fuel shield has table like form and made from metal sheet with 4 mm thickness, 40 x 40 cm cover area and 0.5 m leg height. Skenario used was base on fuel size and location of fuel source and fuel shield was varied 1 fuel source and shield at centre of room, 2 fuel source at one side of shield and the shield at centre of room, 3 fuel source and shield at corner of room, and 4 fuel source at one side of shield and the shield at corner of room. Numerical simulation using FDS 6.5.3 was also performed to investigate the capacity of FDS. The results showed that water mist was able to extinguish the fire from fuel size 6.5 x 6.5 x 6 cm in around 20 s, 16 s, 30 s, and 24 s for scenario 1, 2, 3 and 4 respectively. However it fail to extinguish the fire from fuel size 11,5 x 11,5 x 6 cm. It is also observe that the mist distribution around the shield and cover area of the shield play a role on the capacity and time needed of water mist to extinguish the fire.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50589
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuswantoro
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S34015
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuswantoro
Abstrak :
Kenaikan temperatur udara akibat penipisan lapisan ozon dan pemanasan global merupakan salah satu isu yang saat ini tengah menarik perhatian dunia. Penggunaan refrigerant berbasis chlorin (CFCs dan HCFCs) dan HFCs merupakan salah satu penyebab utamanya sehingga mendorong negara-negara industri untuk sepakat menetapkan masa akhir penggunaan refrigerant ini sebagaimana yang tertuang dalam protokol Montreal dan Kyoto. Hal ini membuat refrigerant alami seperti amonia dan hidrokarbon kembali menjadi populer, namun karena pada umumnya refrigerant ini dapat terbakar dan beracun membuat sistem refrigerasi tidak langsung lebih aman diterapkan untuk sistem ini.

Sistem refrigerasi tidak langsung menggunakan refrigerant kedua yang sifatnya aman terhadap manusia dan lingkungan. Ice slurry merupakan salah satu refrigerant kedua yang sangat menarik dikarenakan kapasitas panasnya yang besar akibat pemanfaatan kalor laten dan dapat diaplikasikan untuk temperatur sangat rendah. Masalah yang sering muncul pada pembuatan ice slurry ialah kecenderungan es untuk menempel pada dinding perpindahan kalor sehingga di daerah dekat dinding terdapat lapisan yang memiliki konsentrasi es yang lebih tinggi dari titik lainnya, lapisan ini biasa disebut sebagai lapisan mushy. Adanya lapisan es ini akan meningkatkan resistansi thermal sistem. Pada umumnya lapisan mushy ini dibersihkan dengan cara disapu menggunakan alat mekanik yang disebut scraper.

Penelitian ini bertujuan untuk membuat scraper yang dapat dipasangkan pada auger yang telah ada dan melihat pengaruhnya terhadap laju perpindahan kalor dan kepadatan es pada ice slurry yang terbentuk. Berdasarkan pengukuran temperatur larutan selama 200 menit, terhitung laju perpindahan kalor rata-rata untuk auger yang telah dilengkapi scraper mengalami peningkatan sebesar 4% pada fase liquid dan 93% pada fase liquid-ice terhadap laju perpindahan kalor rata-rata.
Increment change in air temperature as a result of ozone depletion and global warming are issue that attracts world attention these days. The wide use of chlorine base refrigerant (CFCs and HCFCs) and HFCs are one of the major factor that cause it, this fact encourage industrial countries agree to set the phase out of these refrigerant which is written in Montreal and Kyoto protocol. This rule make natural refrigerant like ammonia and hydrocarbon to become attractive again, however because most natural refrigerant are flammable and toxic, indirect refrigeration system are more safe to implemented.

Indirect refrigeration system use secondary refrigerant that safe for human and environment. Ice slurry?s are one of the secondary refrigerants that very attractive because their use of latent heat capacity and able to applied on very low temperature. The problem which often occur in making of ice slurry are the tendency of ice to adhere on heat transfer wall so this area will filled with layer that has higher ice concentration than other area, this layer used to called mushy structure. The present of this ice layer will increase the thermal resistant of a system. Usually this mushy structure wipe mechanically using scraper.

The goal of this research focus on making a scraper that can assembly well with an existing auger and study its effect on heat transfer rate and ice packed of the formed ice slurry. Base on measured solution temperature for 200 minute, the calculated average heat transfer rate for auger with scraper increase about 4% in liquid phase and 93% in liquid-ice phase compared with auger without scraper.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S37342
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Kuswantoro
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis implementasi sistem informasi manajemen dalam pengungkapan jaringan kejahatan narkotika di Deputi Pemberantasan BNN serta menentukan prioritas strateginya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif serta tehnik analisa menggunakan AHP Analytic Hierarchy Process . Hasil analisis implementasi berjalan dengan cukup baik tetapi masih adanya hambatan terkait informasi dan teknologi informasi, sedangkan sumber daya manusia sudah sesuai yang diharapkan. Prioritas strategi sistem informasi manajemen dalam pengungkapan jaringan kejahatan narkotika di Deputi Pemberantasan BNN dengan langkah pertama dengan penilaian 0.30 yaitu pengembangan database untuk menjawab permasalahan yang muncul terkait dengan informasi, yang kedua dengan penilaian 0.28 yaitu pengembangan sistem informasi untuk tingkatan manajerial dan pelaksana operasional, yang ketiga dengan penilaian 0.27 yaitu pengembangan sumber daya manusia secara kualitas serta kuantitas dan yang ke empat dengan penilaian 0.15 yaitu pengembangan hardware dan networking untuk mendukung pengembangan database dan sistem informasi di deputi pemberantasan serta integrasi jaringan dengan instansi terkait. Kemampuan dalam mengembangkan sistem informasi manajemen pada Deputi Pemberantasaan BNN merupakan salah satu upaya dalam menjaga ketahanan nasional, dikarenakan upaya tersebut merupakan salah satu kekuatan nasional yang digunakan dalam mengatasi ancaman dan gangguan kejahatan peredaran narkotika yang mampu mengancam identitas, integritas serta kehidupan berbangsa dan bernegara serta dalam memperjuangkan tujuan nasional.
ABSTRACT
The purposes of this research are to analysis management information system in order to support narcotics crime network investigation in deputy of eradication BNN and to select priority of strategy. This research uses qualitative approach with descriptive method and AHP Analytic Hierarchy Process for analyze technic.The Result of implementation analysis going is quit good but there are still some obstacles regard to information and information technology, while human resource on thhe other side has been running expected.The strategy priority of management information system in order to support narcotic crime network investigation in deputy of eradication BNN. First step with result 0.30 is database development to answer the question regarding to information. Second, with result 0.28 are developing information system for managerial and operational level. Third, with result 0.27 is development human resource quality. Fourth, with result 0.15 are development hardware and networking to support database development and information system in deputy of eradication also integration with related agencies.The ability in developing management information system in deputy of eradication BNN, is one of the effort to maintenance national defense. This effort is a national power used to eliminate threat and intrusion from narcotic illegal activity that able to endanger identity, integrity, life of nation and state in order to fulfill national goals.
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ery Kuswantoro
Abstrak :
Pelapisan pada baja karbon dilakukan untuk melindungi dari serangan korosi, khususnya korosi pada lingkungan oksidasi. Salah satu material yang dapat digunakan untuk melapisi baja karbon adalah senyawa intermetalik Fe-Al. Senyawa intermetalik Fe-Al memiliki ketahanan terhadap temperature tinggi, tahan sulfidisasi dan oksidasi, sehingga material ini cocok untuk menjadi bahan pelapis pada baja karbon. Pada penelitian ini akan dilakukan proses pelapisan serbuk Fe-Al pada baja karbon dengan menggunakan metode pemaduan mekanik. Penelitian ini mempelajari pengaruh komposisi Al terhadap sifat mekanik lapisan permukaan baja karbon yang terbentuk dari campuran serbuk Fe-Al melalui metoda pemaduan mekanik. Variabel yang digunakan adalah komposisi unsur Al (30at.%Al 40at.%Al,50at.%Al dan 60%Al) dan waktu penggilingan (4 jam, 8 jam, 16 jam dan 32 jam). Proses karakterisasi dilakukan terhadap lapisan permukaan baja karbon dan campuran serbuk Fe-Al dengan pengujian XRD, SEM- dan kekerasan vickers. Hasil penelitian menunjukan bahwa terbentuk lapisan paduan Fe-Al pada permukaan baja karbon pada waktu penggilingan 32 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelapisan terjadi diawali dengan deformasi permukaan substrate, penghalusan serbuk, penguncian mekanik antara serbuk dengan substrate, dan penebalan serbuk lapisan akibat pengelasan dingin. Pelapisan dengan serbuk Fe-30at.%Al memiliki kekerasan mikro yang paling tinggi. Evolusi serbuk yang terjadi adalah terjadinya penghancuran partikel serbuk pada awal proses penggilingan yang diikuti dengan penggumpalan partikel serbuk pada akhir proses penggilingan.
Carbon steel usually coated to protect it from corrosion attack, especially from high temperature and oxidation environment. One of materials that can be used to coat carbon steel is intermetallic FeAl compound. Intermetallic FeAl compound has good resistance to oxidation, sulfidization and high temperature corrosion. So this material could be an effective coating for carbon steel. This research will study coating process on carbon steel use mechanical alloying powder Fe-Al. This research studies the effect of aluminum addition Fe-Al powder mixture on the mechanical and physical properties coating which is formed by mechanical alloying. Variables which are used in this research are aluminum composition (30at.%Al 40at.%Al,50at.%Al and 60%Al) and milling time (4 hour, 8 hour, 16 hour and 32 hour). carbon steel surface coating and Fe-Al powder mixture was characterized by XRD, SEM and vickers hardness testing. The result of this research shows that the coating process is began by surface deformation of substrate, refined of powder particle, mechanical interlocking between powder and substrate, and thickening the coating powder. Mechanical alloying which was use Fe-30at.%Al powder result the highest micro hardness of surface coating. Powder mikcrostructure evolution that occurs during milling is fracturing followed by aglomeration in 32 milling time. Intermetallic Fe3Al was also observed in mechanical alloyinh of Fe-30%at.Al powder.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S41748
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Kuswantoro
Abstrak :
ABSTRACT
Inventory of plant species was conducted in area surrounding Wamena Biologi Botanic Gardens in 2013. Observation and interview, completed with literature study was carried out to enrich our understanding about these species utilisation by local community. This study found 28 species grew in the surrounding area of Wamena Biologi Botanic Garden was utilized by local community in Wamena as foods, fuel, crafts and daily tools, house and fence construction, traditional medicines and antiseptics as well as ornamental plants.
Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya - LIPI, 2017
580 WKR 15:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Kuswantoro
Abstrak :
ABSTRACT
Leaf borer moth of Artona flavipuncta was a perennial pest of Bali Botanic Garden Zingiberaceae collection. This paper aims to discuss A. flavipuncta attack status as well as its life cycle and control attempts, both that already and potentially used in Bali Botanic Garden. This paper concluded that A. flavipuncta attack 54,5% of all Zingiberaceae species collected in Bali Botanic Garden. Its larval activity causes severe leaves damage but never caused plant mortality. Decis 2.5 EC insecticide was used to control this pest, but natural enemy control using assassin bug could be considered as alternative control method in the future.
Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya - LIPI, 2017
580 WKR 15:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Kuswantoro
Abstrak :
ABSTRAK
Pinanga spp. collection in Bali Botanic Garden was attacked by leaf beetle Brontispa longissima, an inasive pest species that usually fed on young leaf of coconut and other species belongs to the Arecaceae family. Control attempt of this pest was important to prevent the spread. However, due to the pest life habit, systematic chemical pesticides was considered more efective than a direct contact chemical pesticides.
Bogor: Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, 2017
580 WKR 15:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library