Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kuswanto
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang konsep open-air museum sebagai salah satu jenis museum yang berlandaskan pada paradigma new museology. Lokasi penelitian di Kawasan Cagar Budaya Trowulan, Kabupaten Mojokerto Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan strategi studi kasus dan tahapan penelitian meliputi pengumpulan data, pengolahan data, dan integrasi data (kesimpulan). Hasil penelitian ini dapat merumuskan konsep dan model open-air museum yang dapat dikembangkan di Kawasan Cagar Budaya Trowulan. Pada intinya, open-air museum tersebut berupa bangunan-bangunan monumental yang berada di situs aslinya (in situ) disertai dengan interpretasi tentang aktivitas manusia pendukungnya yang diintegrasikan dalam sebuah tema tata pamer. Tema tata pamer yang disajikan adalah tentang multikultural dari masa Kerajaan Majapahit. ......This thesis research the concept of open-air museum as a kind of museum that is based on the paradigm of new museology. Research location in the Heritage Regions Trowulan, Mojokerto, East Java Province. This research is a qualitative research with strategy case studies, and research stages include data collection, data processing, and data integration (conclusion). The research results can formulate concepts and models of open-air museum that can be developed in the Cultural Heritage Regions Trowulan. In essence, an open-air museum in the form of monumental buildings that were on the original site (in situ) accompanied by supporting the interpretation of human activities are integrated in a theme exhibition layout. Exhibition layout theme presented is about multicultural from the Majapahit Kingdom.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T36050
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuswanto
Abstrak :
Gasifikasi biomassa adalah salah satu sumber energi baru yang dapat dikembangkan dengan baik di Indonesia yang kaya akan sampah organik yang selama ini tidak dimanfaatkan. Namun gasifikasi biomassa memiliki kendala sebelum dapat digunakan dalam mesin-mesin ataupun industri, kendala tersebut adalah tingginya kadar debu yang dimiliki yang dapat merusak mesin turbin maupun mesin pembakaran dalam yang ada. Karena kendala inilah harus dilakukan studi penggunaan alat pembersih yang sesuai. Sebelumnya penulis akan melakukan studi literatur mengenai perilaku partikulat dan jenis-jenis alat pembersih yang sering digunakan. Di antara banyaknya alat pembersih debu yang ada, dalam skripsi ini akan dibahas 4 alat pembersih debu, yaitu ventury scrubber, electronic precipitator, cyclone separator, dan bag house filter. Studi yang dilakukan akan dibantu dengan sebuah program simulasi Chemcad 5.2. Dari simulasi Chemcad akan ditunjukkan system pembersih mana yang sesuai untuk digunakan dalam proses gasifikasi. ......Indonesia's unused organic -waste is abundant, this makes biomass gasification one of the new energy source that would be very suitable to be developed. However, biomasss gasification have a minor problem before it can be used in any machinery or industrial. The problem is the high content of ash from the gasification, a significant amount of ash can damage any turbine engine and internal combustion engine. Therefore a study to determine an apropriate cleaning device have to be conducted. A literature study about the behavior of particle and types of cleaning device that often used will be conducted. The 4 most often used cleaning device are venturi scrubber, electrostatic precipitator, cyclone separator, and bag house filter. Simulation software, Chemcad 5.2 is chosen to assist in determining the most apropriate cleaning system for gasification process.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37903
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Heri Kuswanto
Abstrak :
Sebagai salah satu negara sedang berkembang Indonesia menganggap bahwa proses pembangunan nasional memerlukan peranan investasi asing, khususnya investasi langsung (direct investment) dalam bentuk pendirian perusahaan-perusahaan multinasional PMA. Tetapi di sisi lain tugas Direktorat Jenderai Pajak dalam mengoptimalkan penerimaan pajak negara dimana salah satu obyeknya adalah penghasilan investasi asing harus mengakui kenyataan bahwa obyek pajak tersebut akan meliputi wewenang yurisdiksi perpajakan dua negara, yaitu Indonesia sebagai negara tempat investasi dan negara domisili investor, dimana proporsi pembagian hak pemajakan tersebut akan dirumuskan dalam suatu perjanjian penghindaran pajak berganda (tax treaty). Sehubungan dengan hal tersebut maka pokok permasalahan dari tesis ini meliputi : bagaimana ketentuan perpajakan domestik Indonesia dan ketentuan perpajakan internasional mengenai penghasilan investasi asing (foreign direct investment) melalui perusahaan multinasional PMA, faktor-faktor apa saja yang mendorong suatu negara untuk menyelenggarakan suatu perjanjian penghindaran pajak berganda (tax treaty) dan bagaimana pengaruhnya terhadap penerapan peraturan perpajakan atas penghasilan investasi asing, bagaimana ketentuan tax treaty Indonesia khususnya dengan negara-negara yang mempunyai tingkat investasi cukup besar di Indonesia dalam hal keseimbangan alokasi hak pemajakan penghasilan investasi asing, bagaimana pengaruh ketentuan tax treaty tersebut terhadap tarip efektif pemajakan penghasilan investasi asing serta kaitannya dengan praktek penghindaran pajak (tax avoidance) oleh perusahaan?perusahaan modal asing dengan memanfaatkan ketentuan dalam tax treaty. Metode yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah deskriptif analitis. Penelitian dilakukan melalui studi kepustakaan terhadap buku literatur, peraturan perpajakan domestik dan internasional, karya ilmiah, jurnal, internet dan sumber tertulis lainnya. Untuk melengkapi studi literatur tersebut Penulis juga melakukan penelitian lapangan dengan melakukan inventarisasi dan analisa data serta wawancara dengan pihak-pihak terkait di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak. Kekurangan modal dan kebutuhan terhadap peranan investasi asing di Indonesia merupakan salah satu faktor lemahnya posisi Indonesia dalam penyusunan suatu tax treaty dengan negara-negara maju yang merupakan negara investor. Dari 5 tax treaty Indonesia dengan negara-negara investor diketahui bahwa sebagian besar tax treaty tersebut disusun dengan kerangka dasar UN Model dimana proporsi pembagian hak pemajakan antar dua negara ditentukan berdasarkan negosiasi kedua negara. Tetapi terdapat 1 tax treaty yaitu tax treaty Indonesia - Jepang yang dapat dinilai memberikan hak pemajakan yang lebih menguntungkan kepada Jepang sebagai negara domisili. Secara umum bahwa ketentuan perpajakan internasional dalam bentuk tax treaty telah membatasi otoritas dari peraturan perpajakan domestik. Ketentuan perpajakan domestik telah memperlakukan disparitas perlakukan perpajakan atas penghasilan investasi antara dividen dibanding bunga, royalti dan imbalan jasa, karena dividen dikenakan pajak dua kali atau disebut dengan istilah pajak berganda ekonomis. Perbedaan perlakuan perpajakan tersebut menjadi lebih signifikan ketika terhadap obyek tersebut harus diberlakukan peraturan perpajakan international yang tertuang dalam tax treaty, karena selain tarip witholding tax yang lebih rendah masih terdapat obyek-obyek pajak yang hanya dapat dikenakan pajak di negara domisili atau dibebaskan dari pemajakan di Indonesia. Sehingga hal tersebut telah mendorong investor untuk melakukan tax planning melalui penghindaran pajak (tax avoidance) dengan menerima penghasilan dalam bentuk selain dividen, yang berakibat pada potensi kehilangan penerimaan pajak negara sumber. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa apa yang dilakukan oleh perusahaan PMA tersebut tidak terlepas dari apa yang disebut transfer pricing, karena tidak sedikit pembayaran bunga, royalti dan imbalan jasa luar negeri dilakukan kepada perusahaan induk atau afiliasi di luar negeri. Sehingga hal yang lebih lanjut harus diperhatikan adalah apakah transfer pricing tersebut dilakukan dengan harga pasar yang wajar sesuai prinsip arm's lenght atau sebaliknya direkayasa dalam rangka penghindaran pajak di Negara sumber. Bila kasus pembayaran imbalan bunga, royalti atau imbalan jasa tersebut diindikasikan sebagai rekayasa transfer pricing maka untuk pembuktiannya di lapangan masih banyak mengalami hambatan. Sehingga upaya preventif dari DJP dalam bentuk pembatasan pembayaran bunga, royalti dan imbalan jasa, di antaranya melalui debt equity ratio maupun advanced pricing agreement merupakan alternatif yang lebih efisien dan lebih menjamin kepastian hukum dari sisi Wajib Pajak maupun Fiskus, serta lebih mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor pajak.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T11576
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henry Kuswanto
Abstrak :
ABSTRAK
Sebagai perusahaan swasta yang betum lama berdiri, KT Group terlibat dalam beberapa aktivitas usaha dibidang jasa teknik, salah satu bidang jasa tersebut adalah jasa rekayasa, yang merupakan bidang jasa terbaru diantara berbagai jasa teknik yang diselenggarakan, dalam hal ini opersi pelaksanaanya ditangani PTRN.

Permasalahan yang akan ditampilkan adalah adanya keperluan akan perencanaan strategik sebagai pegangan buat PTRN, karena selama ini PTRN cuma seiring akan kemauan KT Group yang merupakan induknya. Latar belakang adanya desakan adalah terjadinya ketimpangan prioritas, sehingga banyak pekerjaan diluar jalur ditangani juga oleh PTRN.

Jadi tegasnya karya tulis ini membahas masalah perencanaan strategik, dimana yang diambil sebagai studi kasus adalah sebuah perusahaan yang berspesialisasi menangani kontrak EPC (engineering, procurement, construction), yang ternyata bidang jasa rekayasanya masih dalam tahap merintis.

Tujuan karya tulis ini adalah untuk melakukan kajian dasar untuk perencanaan strategik bagi PTRN sebagal pihak yang merasa terdesak. Beberapa kajian dasar tersebut diantaranya adalah melakukan studi analisa prioritas, juga penelitian - penelitian sasaran strategik (strategic thrust) hingga tahun 1996. Didalam menyusun tulisan ini bukanlah mengharapkan terbentuk suatu rencana strategik yang cukup matang, tetapi disini mencoba disusun suatu pegangan perencanaanya, sehingga metodologi seperti yang disarankan William P. Anthony cukup mengena, disamping memperhatikan kritik - kritik yang dilontarkan Henry Mintzberg atas sering kacaunya suatu perencanaan strategik.

Temuan yang diperoleh dari berbagai upaya diatas adalah ternyata dari bidang engineering, procurement dan construction, memang bidang engineeringlab yang tepat sebagai prioritas utama untuk PTRN. Output lainnya adalah dihasilkannya garis besar perencanaan yang tentu saja dìharapkan berguna untuk membuat operasionalisasi atas rencana.

Secara sekilas perencanaan strategik untuk PTRN ìni kelihatan tidak istimewa, oleh karena tujuannya adalah agar dapat dilaksanakan, maka isi pokok langkah-langkah dasarnya adalah sebagai berikut:

Dari analisa Iingkungan dan perkiraan Iingkungan, disimpulkan ada peluang bisnis pengadaan, bisnis rekayasa dan bisnis konstruksi.

Melihat keadaan Iingkungan luar, disusun dasar-dasar perencanaan strategik:

. Harus siap menghadapi persaingan yang semakin berat di proyek bangunan air.

. Perlu antisipasi akan hadirnya proyek PLN, terutama PLTA dan PLTM

. Berusaha mendapatkan sub pekerjaan atas proyek PERTAMINA di Natuna.

. Meningkatan dan memelihara hubungan yang telah terjalin dengan PLN.

. Mengantisipasi akan banyaknya pabrik luar negeri yang direlokasi di Indonesia.

. Menggali peluang atas dukungan Departemen Perhubungan terhadap PTRN.

. Mempergencar pemasaran jasa rekayasa di sektor swasta.

. Menggali Iebih lanjut proyek di BMG dan Direktorat Vulkanologi. Penafsiran Internal menunjukkan PTRN punya kelemahannya di bidang teknìk perlistrikan (electrical engineering).

Misi perusahaan menyebut tentang pengalaman, bidang teknologi rekayasa, jangkauan wilayah Indonesia, keuntungan yang memadai, serta bercita-cita ke pelaksanaan fisik.

Akhirnya sasaran strategik menekankan rekayasa mengarah ke pelaksanaan fisik, mencoba menghindari proyek yang porsi utamanya teknik listrik arus kuat, meningkatkan persiapan guna memenangkan tender, mulai mengejar proyek swasta, dan meningkatkan aktivitas di BMG dan vulkanologi.

Guna mencapai rencana strategik ini, serta agar manfaatnya kelihatan, perlu di susun rencana pengoperasiannya, jadi dengan perkataan lain tanpa operasionalisasi atas rencana, maka kesemuanya ini tidak ada gunanya.

Oleh sebab itu tidak ada salahnya kalau meminta bantuan ke konsultan untuk menyusunkan rencana operasionalnya, memang hal ini memerlukan biaya, namun mengingat kondisi menejemen PTRN sendiri yang saat ini tenaga dan waktunya sangat terbatas, maka hal ini bisa dimaklumi.

Jadi sesuai dengan maksud ditulisnya perencanaan ini walaupun cuma secara garis besar, arah yang dituju sudah tergambarkan, tinggal menelusuri secara detil guna mendapatkan rencana yang betul-betul mendekati sempurna.
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahira Syafana Kuswanto
Abstrak :
Dalam transisi menjadi orang tua baru, pasangan akan berhadapan dengan banyak perubahan hingga anak berusia dua tahun, sehingga penting bagi pasangan untuk menerapkan strategi pengelolaan stres yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran common dyadic coping pada masa transisi menjadi orang tua sebagai mediator antara attachment styles dan kepuasan pernikahan. Pengukuran variabel pada penelitian ini dilakukan dengan alat ukur Experiences in Close Relationships-Revised (ECR-R), Couple Satisfaction Index (CSI), dan Dyadic Coping Inventory (DCI). Data diperoleh melalui survei daring dari warga negara Indonesia dengan usia ≥ 21 tahun, sedang menjalani pernikahan, dan memiliki anak tunggal usia nol sampai dengan dua tahun (N perempuan = 90%, M usia = 27,9, SD usia = 2,8). Hasil analisis model mediasi pada makro PROCESS dari Hayes menunjukkan bahwa problem-focused common dyadic coping memediasi secara parsial hubungan antara anxious attachment dengan kepuasan pernikahan (β = -0.084, p < .001), serta avoidant attachment dengan kepuasan pernikahan (β = -0.084, p < .001). Demikian juga emotion- focused common dyadic coping memediasi secara parsial hubungan antara anxious attachment dengan kepuasan pernikahan (β = -0.084, p < .001), serta avoidant attachment dengan kepuasan pernikahan (β = -0.084, p < .001).  ......In transition to parenthood, couples will face many changes until the child is two years old. Thus, it is important for couples to apply common dyadic coping. However, common dyadic coping is influenced by individual attachment styles. This study aims to determine the role of common dyadic coping during the transition to parenthood as mediator between attachment styles and marital satisfaction. Measurements used in this study are Experiences in Close Relationships-Revised (ECR- R), Couple Satisfaction Index (CSI), and Dyadic Coping Inventory (DCI). Data was obtained through an online survey of Indonesian citizens aged ≥ 21 years, currently married, and having only children aged zero to two years (N mothers = 90%, M ages = 27.9, SD ages = 2.8). The results of the mediation model analysis on PROCESS macro from Hayes showed that problem-focused common dyadic coping partially mediates the relationship between anxious attachment and marital satisfaction (β = -0.084, p < .001), and avoidant attachment with marital satisfaction (β = -0.084 , p < .001). Likewise, emotion- focused common dyadic coping partially mediates the relationship between anxious attachment and marital satisfaction (β = -0.084, p < .001), and avoidant attachment and marital satisfaction (β = - 0.084, p < .001). 
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Kuswanto
Abstrak :
kemudian diikuti dengan alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman dan industri serta penempatan lahan yang tidak sesuai tata ruang. Hal ini telah memicu terjadinya masalah lingkungan Kota Bandung antara lain turunnya daya dukung lingkungan (DDL), turunnya muka air tanah, terjadinya amblesan, tanah longsor, banjir dan lainnya. Penelitian desertasi ini bertujuan untuk menghitung DDL Kota Bandung, menghitung indeks berlanjutnya lingkungan Kota Bandung dan membuat model Kota Bandung saat ini. Metode yang dipakai adalah menghitung rasio kecukupan lahan dengan kebutuhan penduduk Kota Bandung pada pangan, air dan lahan serta menghitung jejak ekologi dan biokapasitas menggunakan cara Global Network Footprint (GFN). Tingkat konsumsi masyarakat Kota Bandung terhadap lingkungan dihitung melalui angket yang diolah menggunakan cara Wackernagel (2000). Untuk analisis berlanjutnya lingkungan Kota Bandung digunakan metode Rapfsih. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa DDL Kota Bandung sudah defisit, dengan indeks berlanjutnya lingkungan sebesar 49, yang artinya lingkungannya tidak berkelanjutan. Berdasarkan teori lingkungan yang dikemukakan Malthus (1798), Bishop et al. (1974), Meadows et al. (2005) seharusnya turunnya daya dukung lingkungan akan diikuti dengan turunnya jumlah penduduk Kota Bandung. Namun data kependudukan memperlihatkan bahwa Kota Bandung masih tetap naik. Ternyata, meskipun sudah tidak didukung daya lingkungannya, masyarakat Kota Bandung dapat bertahan hidup bahkan jumlah penduduk naik terus karena didukung oleh DDL daerah lainnya. Adanya fenomena subsidi lingkungan ini, memperlihatkan bahwa kerusakan lingkungan yang terjadi sebagai akibat aktivitas masyarakat Kota Bandung akan dapat menurunkan daya dukung lingkungan daerah lainnya, bahkan lebih luas lagi daya dukung lingkungan dunia. ......Bandung city development and population growth has led to increased land requirements, which is followed by the conversion of agricultural land into residential and industrial as well as the placement of land that not suitable to land classification. This has lead to environmental problems of Bandung, among others, decline in the carrying capacity of the environment (DDL), decline in groundwater level, occurrence of subsidence, landslides, floods and more. This dissertation study aimed to calculate DDL Bandung, calculate the index of Bandung sustainability and create model of Bandung environmental. The method used was calculating land availability (suplly) compare to land demand which consist of the needs of land for agricultural, water resources and residential land. Global Footprint Network (GFN) method also applied in order to calculate ecological footprint and biocapacity. To predict environmental consumption of Bandung population, this research used questionnaires which was processed by using Wackernagel method (2000). For the analysis of environmental sustainability index, it used Rapfsih method. The results showed that the DDL Bandung has a deficit, with environmental sustainability index is 49, which means that the environment is not sustainable. Based on the theory of Malthus (1798), Bishop et al. (1974), Meadows et al. (2005) supposed decline in the carrying capacity of the environment will be followed by a decline in the population of the city of Bandung. However, demographic data show that the city of Bandung is still rising. It turns out, though it is not supported power environment, people in Bandung can survive even the total population rose steadily as DDL supported by other regions. The phenomenon of environmental subsidies, suggesting that the environmental damage that occurs as a result of the activity of people in Bandung will be able to lower the carrying capacity of the environment other areas, even more broadly the carrying capacity of the world's environment.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2015
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Mukti Kuswanto
Abstrak :
Pembelajaran dalam skripsi ini didasari dengan pencarian nilai resiko system perpipaan dengan mengukur parameter yang bertanggungjawab dalam menambah dan mengurangi reaksi korosi. Analisa didasari dengan 5 parameter utama: kemungkinan korosi tanpa pengurangan, keefektifan peringanan korosi, penerima, biaya dan bahaya produk;. Metode Risk-Based Inspection (RBI) yang terkandung dalam skripsi ini menciptakan sistem pengukuran resiko yang menunjukkan bahwa pengendapan pasir dan kontak dengan tanah merupakan parameter yang paling bertanggungjawab dalam berkontribusi meningkatkan nilai resiko pada pipa; sistem juga menunjukkan tanggal inspeksi selanjutnya harus 2 hingga 3,5 tahun dari tanggal terakhir inspeksi. ...... The study in this thesis is based on the pursuit of pipeline risk by measuring parameters responsible in both contributing and mitigating corrosion reaction. The analysis is based on 5 main parameters: unmitigated corrosion probability, corrosion mitigation effectiveness, receptors, cost, and product hazard. The Risk-Based Inspection (RBI) method contained in this thesis creates a risk measurement system that shows that sand sedimentation and soil contact act as the parameter most responsible in creating a higher risk for the pipes; it also shows that pipe’s next inspection date should be 2 to 3.5 years after its last inspection.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56576
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahira Syafana Kuswanto
Abstrak :
Sebagai penyakit menular paling mematikan di Indonesia, faktanya angka kematiannya karena TB semakin meningkat karena tingkat kepatuhan pasien yang masih tinggi perlu ditingkatkan. Penelitian ini ingin mengetahui apakah status sosial ekonomi memiliki pengaruh terhadap kepatuhan dan bagaimana model keyakinan kesehatan sebagai Variabel moderator memiliki pengaruh dalam meningkatkan hubungan pada pasien TB. Dengan jumlah peserta MDR sebanyak 30 pasien TB dari RSUP Persahabatan sebagai pusat pelayanan respirasi dan rujukan nasional, peneliti menggunakan analisis regresi dengan menggunakan Korelasi Pearson dan PROSES Makro menurut model Andrew Hayes 1. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada temuan bervariasi, dimana SES tidak berpengaruh signifikan terhadap MA (t = 0,098; p> 0,05), interaksi kerentanan dengan SES (t = -0,5707; p> 0,05), keparahan dengan SES (t = -.8018; p> 0.05), dan hambatan dengan SES (t = -1.2823; p> 0.05) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kepatuhan pengobatan. Sedangkan interaksi menguntungkan dengan SES (t = -2,5661; p <0,05) dan self-efficacy dengan SES (t = -2,8028; p <0,05) memiliki hubungan negatif yang signifikan terhadap kepatuhan pengobatan. ...... As the deadliest infectious disease in Indonesia, the fact is that the death rate due to TB is increasing because the level of patient compliance is still high. This study wanted to find out whether socioeconomic status had an influence on adherence and how the health belief model as a moderating variable had an effect on improving the relationship between TB patients. With the number of MDR participants as many as 30 TB patients from Friendship Hospital as a national center for respiration and referral services, researchers using regression analysis using Pearson Correlation and PROCESS Macro according to Andrew Hayes' model 1. The results of the analysis show that there are variable findings, where SES does not have a significant effect on MA (t = 0.098; p> 0.05), the susceptibility interaction with SES (t = -0.5707; p> 0.05), the severity of with SES (t = -.8018; p> 0.05), and resistance with SES (t = -1.2823; p> 0.05) did not have a significant relationship with treatment adherence. Meanwhile, the beneficial interaction with SES (t = -2.5661; p <0.05) and self-efficacy with SES (t = -2.8028; p <0.05) had a significant negative relationship with treatment adherence.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library