Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kusmiyati
Abstrak :
Perjanjian kerja merupakan ikatan yang mengawali hubungan kerja antara pekerja dan pemberi kerja yang menimbulkan hubungan hukum diantara para pihak. Perjanjian kerja dapat dibuat secara tertulis atau lisan. Perjanjian kerja yang dibuat secara lisan harus diterbitkan Surat Pengangkatan oleh pemberi kerja. Surat pengangkatan yang dikeluarkan oleh pemberi kerja tidak mencantumkan hak dan kewajiban para pihak, sehingga pekerja kurang memahami hak dan kewajibannya. Hal tersebut sering menimbulkan permasalahan baik oleh pekerja maupun pemberi kerja. Berdasarkan permasalahan tersebut, akan dilakukan analisa yuridis pengangkatan pekerja pada Fakultas Y Universitas Z yang perekrutan pekerjanya dengan Surat Keputusan dikaitkan dengan hukum perjanjian dan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan Pemerintah Nomor 152 Tahun 2000 tentang Penetapan Universitas Z Sebagai Badan Hukum Milik Negara. ......The employment agreement is a binding that started the employment relationship between the worker and the employer who raises the legal relationship between the parties. The employment agreement may be made in writing or orally. Work agreements are made ​​verbally should be issued Appointment Letter by the employer. Appointment letter issued by the employer does not specify the rights and obligations of the parties, so that workers do not understand their rights and obligations. It often causes problems by both workers and employers. Based on these problems, the analysis of judicial appointments will be working at the Faculty of the University Y Z are recruiting workers by Decree associated with contract law and Act No. 13 of 2003 on Manpower and Government Regulation Number 152 Year 2000 on the Establishment of the University of Z As Owned Legal Entity State.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S45341
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusmiyati
Abstrak :
ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu dari sepuluh negara penghasil batubara terbesar di dunia. Karakteristik pertambangan yang padat teknologi membuat industri tambang tidak luput dari risiko kecelakaan kerja yang disebabkan oleh banyak faktor. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran penyebab langsung dan penyebab dasar kecelakaan kerja pada kegiatan penambangan batubara terbuka di divisi Mining Operation PT X Tahun 2015. Penelitian ini mengacu pada teori Domino dan Loss Causation Model. Desain penelitian yang digunakan adalah mixed methods research. Data kuantitatif menggunakan data sekunder berupa laporan investigasi kecelakaan untuk melihat distribusi gambaran penyebab kecelakaan kerja yang kemudian dilanjutkan dengan studi kualitatif analisis penyebab kecelakaan kerja pada insiden property damage dan lost time injury. Adapun teknik penelitian yang digunakan adalah SCAT dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan penyebab langsung yang berkontribusi paling banyak adalah pengambilan keputusan yang tidak tepat dari operator, pelanggaran, dan kondisi lingkungan yang berbahaya. Sementara penyebab dasar mencakup: sikap agresif yang tidak tepat, kelelahan dan perilaku selamat yang penting tidak cukup diidentifikasi. Tindakan perbaikan saat ini telah dilakukan oleh operator dengan mengetahui dan mematuhi prosedur kerja. Supervisor akan meningkatkan pengawasan dan manajemen melakukan refreshment terhadap prosedur kerja untuk mencegah kecelakaan serupa tidak terulang kembali.
ABSTRACT
Indonesia is one of the ten largest coal producing country in the world. Mining characteristics which complicated and surrounded with high technology make the risk of workplace accidents in mining industry unavoidable which occur due to many factors. The purpose of this study is to describe the immediate causes and basic causes of occupational accidents on surface coal mining activities in Mining Operation Division PT X in 2015. This study refers to Domino and Loss Causation Model theory. The design uses a mixed methods research. The quantitative data using secondary data from the accident investigation reports to get the accident causes distribution, then followed by a qualitative study which analyzing occupational accident causes of property damage and lost time injury incidents. The research tools use SCAT and in-depth interview. The results show that the most contributing factor as a direct cause are improper decision making, violation, and hazardous environmental conditions. While the basic causes include: inappropriate aggression, fatigue and inadequate identification of critical safe behaviors. Improvement behavior is now performed by operators by obey the work procedures. Supervisors will upgrade supervision intensively and management will do the refreshment of working procedures to prevent similar accidents happen again in the next day
2016
S63311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kusmiyati
Abstrak :
Masalah yang diteliti dalam penclitian ini adalah biaya pelayanan kcschatan rawat inap di rumah sakit dalam program Jaminan Pelayanan Kesehatan bagi Keluarga Miskin (JPK Gakin), oleh karcna biaya rawat inap di rumah sakit mcncapai 66 % dari seluruh biaya pelayanan kesehatan program JPK Gakin sehingga dalam pelaksanaammya hams ada keseragaman dalam biaya pelayanan kesehatan rumah sakit pemerintah, rumah sakit pemerintah daerah maupun rumah sakit swasta yang melayani peserta JPK Gakin.Untuk ilu melalui Paket Pelayanan Esensial (PPE) dengan tarif kcsepakatan, dapat digunakan untuk memantau dan mengevaluasi program JPK Gakin sehingga kebijakan yang dibuat dapat lebih efektif dan efisien. Jenis penelitian ini adalah kuantitatifi Data diambil dari laporan bulanan klaim biaya rawat inap pasien JPK Gakin dari rumah sakit yang telah disetujui pembayarannya oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang biaya pelayanan kesehatan rawat inap dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari dua kelompok rumah sakit, yang terbanyak memanfaatkan biaya pelayanan kesehatan rawat inap adalah rumah sakit vertikal terdapat 4 variabel yang mempengaruhi biaya pelayanan kesehatan rawat inap, variabcl jender perempuan lebih banyak memanfaatkan biaya pelayanan kesehatan rawat inap meskipun kasusnya lebih sedikit dari pada laki-laki,demikian pula dengan Iama rawat inap dan umur, sementara variabel diagnosis hanya di kelompok rumah sakit umum daemh saja yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan biaya rawat inap Dari 4 variabel yang diperkirakan ada hubungan dengan biaya pelayanan kesehatan rawat inap hanya 3 variabel yang mempunyai hubungan, yaitu variabel umur, jender dan Iama rawat inap, namun variabel yang paling dominan mempengaruhi biaya pelayanan kesehatan rawat inap adalah variabel umur yang berlaku baik di rumah sakit vertikal maupun rumah sakit umum daerah. Kesimpulan dari penelitian ini : Karakteristik dari pasien JPK Gakin yang mcmbuat biaya pelayanan kesehatan rawat inap menjadi tinggi adalah :Rata-rata biaya rawat inap yang terbanyak dimanfaatkan oleh rumah sakit vertikal, distribusi diagnosis penyakit terlinggi biaya rawat inapnya adalah penyakit TB Paru, rata-rata biaya rawat inap tertinggi untuk 5 diagnosis penyakit terbanyak adalah CHF.Dari 4 variabel yang diuji, yang mcmberikan pcngaruh terhadap tingginya biaya rawat inap di rumah sakit adalah variabei umur, Iama rawat dan jender namun Variabel yang paling dominan mempengaruhi biaya rawat inap di rumah sakit adalah variabel umur. Penulis menyarankan untuk : (1) Penerapan pedoman tarif PPE diberlakukan sama pada semua provider sebagai dasar pembayaran peiayanan kesehatan di rumah sakit, (2) Pcrlu diinjau kembali kesepakatan ikatan keujasama antara Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dengan rumah sakit yang selama ini berjalan. Sudah saatnya provider dibatasi pada rumah sakit yang banyak dimanfaatkan oleh peserta Gakin saja rerutama RSUD diselaraskan dengan tujuan pengembangan sena optimalisasi peningkatan rumah sakit umum daerah, (3) Pelayanan kesehatan sebaiknya diberikan kepada peserta yang telah memiliki kartu .IPK Gakin, hal itu selain dapat mengantisipasi adanya percaloaan dalam pengurusan SKTM dapatjuga mengendalikan biaya pelayanan kesehatan pada program JPK Gakin dan (4) Perlu promosi melalui berbagai mcdia yang Iebih intensif kepada masyarakat tentang bagaimana prosedur untuk mendapatkan pelayanan keschatan pada program JPK Gakin. ......The subject of the study is the cost of the in-patient health services payment at the hospital of the program of health service assurance for the poor family (I-ISA-PF). As the cost for in-patient payment at the hospital has reach 66% from all fees on health services of the HSA-PF program, there is a need for govemment and public hospital that work for patient of HSA-PF program, to make an agreement on the cost for in-patient services. Therefore, trough the Essential Service Package (ESP/PPE) with the agreement cost, it can be use for a program monitoring and evaluation the HSA-PF that expected will lead to a more effective and efficient policy for the issue. The study is a quantitative study which data are collected from a monthly report of the expense claim of the in-patient of HSA-PF program at the hospital and 'thc study found that fiom two groups ot' hospital, the vertical hospital is mostly utilizing the cost of payment of' in-patient health services. There are four variables that influence the cost of payment of in-patient health services, which are: women are mostly utilizing the facility even the cases are lower than those in men, the length of stay in hospital, and age. The diagnosis variable is only found in the group of the district general hospital (RSUD) which has significant relationship with the cost of in-patient services. From those variables above, only three variables are assume to have relationship, i.e. age, gender and length of stay, and the most dominant factor that influence the cost of payment for in-patient services, whether at vertical hospital or RSUD, is age. To conclude, the characteristic of the I-ISA-PF patient that make up a high Cost of in-patient payment are: the average cost for in-patient payment services is mostly utilized by the vertical hospital, the cost for in-patient payment is mostly used for lung-TB treatments, and the average cost for in-patient payment services for 5 highest diseases is Cl-LF. Suggestions from the study: l) Implementation for ESP tariff should be applied to all providers as a base for payment of health services at the hospital; 2) The memorandum of agreement between the DHA ot`DKI Jakarta province and hospitals should be reviewed. Providers should be limited to the hospital that mostly chosen and utilized bythe patient of HSA-PF program, particularly the RSUD which should be adjusted with the purpose of the hospital development; 3) The health service suppose to be delivered towards patient who have the HSA~PF card only, this can anticipate the scalper practice on SKTM arrangement, as well as to control the cost of health services on HSA-PF program; and 4) There is a need to promote intensively trough any kind of media towards community for the procedure on how to obtain.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34452
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Kusmiyati
Abstrak :
ABSTRAK Disertasi ini membahas pengaruh asfiksia pada bayi prematur terhadap kualitas hidup anak usia 2-4 tahun, dengan desain kohort retrospektif. Data asfiksia diperoleh dari catatan medik RSUP Dr. Sardjito, sedangkan kualitas hidup anak dinilai menggunakan PedsQL. Analisis data menggunakan regresi cox. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh asfiksia terhadap kualitas hidup anak dengan RR: 2,2 (CI: 1.19-4.08). Asfiksia berpengaruh pada fungsi fisik dengan RR: 2,4 (CI: 1.33-4.36) dan fungsi sosial RR: 2,4 (CI: 1.36-4.15) tetapi tidak bermakna pada fungsi emosi RR: 1.4 (CI: 0.86-2.29) dan fungsi sekolah RR: 1.2 (CI: 0.63-2.31).
ABSTRACT This dissertation discusses the association of asphyxia in premature infants to the quality of life of children aged 2-4 years with retrospective cohort design. Asphyxia data were obtained from the medical records of Dr. Sardjito hospital, while the quality of life of children data were assessed using PedsQL. Data were analyzed using Cox regression. The results of study showed strong association of asphyxia to the quality of life of children with RR: 2.2 (CI: 1:19 to 4:08). Risk of asphyxia effects on physical function was RR: 2.4 (CI: 1:33 to 4:36) and on social functioning was RR: 2.4 (CI: 1:36 to 4:15). However, the risk was not significant to the emotional function with RR: 1.4 (CI: 0.86-2.29 ) and school functions RR: 1.2 (CI: 0.63-2.31).
2016
D2167
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Kusmiyati
Abstrak :
Tulisan ini membahas taksiran negative dari variansi kesalahan-kesalahan ukuran (Measurement Errors Variance) dimana data sampel diukur dengan 2 dan 3 metode ukuran. Dalam skripsi ini diberikan pembahasan mengenai kemungkinan terdapatnya taksiran negative dari vaniansi kesalahan-kesalahan ukuran dan bagaimana mengatasi masalah taksiran negatif tersebut, baik untuk data sampel yang diukur dengan 2 metode ukuran maupun data sampel yang diukur dengan 3 metode ukuran. Masing-masing pembahasan dimulai dengan model matematika, mencari taksiran dari vaniansi kesalahan-kesalahan ukuran, dan bagaimana mengatasi masalah taksiran negatif dari variansi kesalahan-kesalahan ukuran. Dibagian akhir tulisan diberikan sebuah contoh.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yuni Kusmiyati
Abstrak :
Kualitas sumber daya manusia dipengaruhi oleh inteligensi anak. Skor kecerdasan intelektual yang tidak menetap pada usia tertentu dapat berubah karena faktor genetik, gizi, dan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan kadar hemoglobin dengan kecerdasan intelektual anak. Penelitian observasional dengan desain potong lintang ini dilakukan pada populasi siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Giwangan Yogyakarta, tahun 2013. Penarikan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling terhadap 37 sampel siswa. Instrumen untuk meng- ukur kecerdasan intelektual dengan Cultural Fair Intelligence Quotient Test yang dirancang untuk meminimalkan pengaruh kultural dengan memper- hatikan prosedur evaluasi, instruksi, konten isi, dan respons peserta. Tes di- lakukan oleh Biro Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, kadar hemoglobin diukur menggunakan Portable Hemoglobin Digital Analyzer Easy Touch secara digital.Variabel luar indeks massa tubuh diukur langsung menggunakan parameter tinggi badan dan berat badan. Analisis meng- gunakan uji regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan indeks massa tubuh tidak berhubungan dengan kecerdasan intelektual (nilai p = 0,052). Anemia berhubungan cukup dengan kecerdasan anak (r = 0,491) dan berpola posi- tif, semakin tinggi kadar hemoglobin semakin tinggi kecerdasan intelektual anak. Nilai koefisien determinasi 0,241 menerangkan bahwa 24,1% variasi anemia cukup baik untuk menjelaskan variabel kecerdasan intelektual. Ada hubungan antara kadar hemoglobin dengan kecerdasan intelektual (nilai p = 0,002).

Quality of human resources is influenced by the child?s intelligent. Intel- ligence Quotient (IQ) score will not settle at a certain age and can change due to genetic factors, nutrition, and the environment. The objective is known relationship of anemia with IQ to child. Method of observational study with cross sectional design. Population are students of class VI elementary Kadar Hemoglobin dan Kecerdasan Intelektual Anak Hemoglobin Level and Intelligence Quotient of Children Yuni Kusmiyati, Niken Meilani, Sriyulan Ismail school of Giwangan Yogyakarta in 2013. Sample was taken by simple random sampling, obtained 37 students. Measuring of instruments IQ with CFQT, hemoglobin was measured using a Portable Digital Analyzer Easy Touch is a digital gauge Hb, external variable body mass index was meas- ured directly using the parameters height and weight of children. Analysis using Linear Regression. This research showed BMI was not associated with IQ (p value = 0.052). Relationship with the child?s intelligence anemia showed enough relationship (r = 0.491) and a positive pattern, where the higher levels Haemoglobin as the higher IQ score of the child?s. The coeffi- cient of 0.241 explained 24.1 % variation anemia that is good enough to explain the variable IQ. There is a relationship between hemoglobin levels with IQ (p value = 0.002).
Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover