Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kshetra Rinaldhy
"Transanal Endorectal Pull-Through (TEPT) dan prosedur Duhamel modifikasi (Martin atau Adang) merupakan teknik operasi penanganan Penyakit Hirschsprung (PH). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luaran jangka panjang pada pasien PH pasca operasi TEPT dan prosedur Duhamel modifikasi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Luaran jangka panjang yang dievaluasi adalah gejala komplikasi konstipasi, fecal soiling, inkontinensia, dan enterokolitis. Penelitian ini menggunakan rancangan analitik cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan angka keberhasilan tanpa gejala komplikasi pasca operasi TEPT lebih tinggi dibanding pasca prosedur Duhamel. Didapatkan angka kejadian yang lebih rendah pada seluruh luaran komplikasi terutama konstipasi pada pasien pasca operasi TEPT dibanding pasca prosedur Duhamel modifikasi. Evaluasi jangka panjang menunjukkan operasi satu tahap TEPT secara umum lebih baik dibanding Duhamel modifikasi.

Transanal Endorectal Pull-Through (TEPT) and Duhamel procedure (Martin or Adang modification) are surgical technique for Hirschprung Disease. The aim of this study was to evaluate the long-term outcome of TEPT and Duhamel procedure in Cipto Mangunkusumo Hospital. This long-term outcome includes constipation, fecal soiling, incontinensia, and enterocolitis. This study use a cross sectional study design. As a results, success rate without symptoms of postoperative complications on TEPT was higher than Duhamel procedure and incidence of complication, especially constipation, on TEPT was lower than Duhamel procedure. In general, long-term outcome of TEPT is better than Duhamel procedure.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kshetra Rinaldhy
"Komplikasi kebocoran anastomosis dan panjangnya reseksi usus non vital pada kasus intususepsi masih menjadi permasalahan.
Tujuan: Mengetahui pengaruh NaCl 0.9 dan papaverin terhadap derajat kolagen serta kejadian komplikasi kebocoran anastomosis usus yang mengalami intususepsi pada model tikus putih.
Metode: Dilakukan laparotomi pada 21 tikus Sprague-dawley untuk membuat model intususepsi. Setelah 45 menit, dilakukan relaparotomi dan reduksi manual intususepsi. Tikus dibagi 3 kelompok secara random: kelompok A tanpa perlakuan, kelompok B aplikasi NaCl 0,9 hangat, kelompok C aplikasi papaverin di daerah usus yang mengalami strangulasi. Kemudian dilakukan reseksi dan anastomosis pada zona usus yang votalitasnya meragukan. Setelah hari ke-5 dilakukan laparatomi ulang, dinilai secara subjektif ada tidaknya kebocoran anastomosis, dan diambil sampel untuk dinilai grade kolagennya secara mikroskopik dengan parameter Philips.
Hasil: Kadar kolagen tertinggi pada kelompok C dan tidak ada kebocoran anastomosis pada kelompok ini. Lima ekor tikus dengan kolagen terendah pada kelompok A dan B, seluruhnya mengalami perforasi. Tikus dengan kolagen grade 3 dan 4 tidak ada yang mengalami perforasi. Perlakuan aplikasi NaCl 0.9 dan papaverin tidak bermakna secara statistik terhadap kejadian perforasi namun bermakna terhadap kadar kolagen.
Kesimpulan: NaCl 0.9% dan papaverin memiliki hubungan dengan tingginya derajat kolagen. Tingginya derajat kolagen berhubungan dengan rendahnya kejadian perforasi anastomosis pada model intususepsi tikus.

Background: In operative management of intussusception case, the most common complication is anastomosis leakage. Many factors influenced the anastomosis leakage and we concern the collagen factor which important in anastomosis wound healing process. We performed experimental study using topical 0.9 warm saline and papaverine at the released intussusceptum bowel.
Aim: To study the effect of topical saline and papaverin application in collagen grading and anastomosis leakage incident in rats intussusception model.
Methods: laparotomy was performed in 21 Sprague dawley rats to create the intussusception model. After the bowel considered ischemic, destrangulation with retrograde milking technique were performed. Rats were randomly divided in 3 groups A, control group B, saline group and C, papaverine group. We gave topical saline or papaverine at the mesenterium of the released intussusceptum bowel then resected and anastomosed the questionable vitality of bowel. After 5 days, the anastomosis leakage were subjectively assessed. The anastomose segment were sampled for measuring the collagen grading Phillips.
Results: Collagen grade of the group C was the highest among other groups and no anastomosis leakage in this group. There were 5 rats with collagen grade 1 and 2 in group A and B, and all 5 anastomosis site were perforated. There is no statistically relation between saline or papaverine application and the leakage events, but the application were significantly effect the collagen grading.
Conclusion: Findings suggest that saline and papaverine increase the collagen grading and the grading decrease the anastomosis leakage incidents.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library