Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kristanti Dwi Rahmawati
Abstrak :
ABSTRAK
Remaja putri beresiko tinggi menderita anemia gizi besi, karena pada masa ini terjadi peningkatan kebutuhan zat besi akibat pertumbuhan dan haid. Anemia gizi besi pada remaja putri akan berdampak pada gangguan tumbuh kembang, kognitif, penurunan fungsi otot, aktifitas fisik dan daya tahan tubuh menurun sehingga meningkatkan resiko terjadinya infeksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran hubungan antara faktor umur, pengetahuan, konsumsi gizi (energi, protein, vitamin C dan zat besi), kebiasaan minum teh, kebiasaan sarapan, status gizi, pola haid dan pendidikan ibu terhadap kejadian anemia gizi besi pada remaja putri di SMAN 2 Kota Bandar Lampung Tahun 2011. Desain penelitian cross sectional, jumlah sampel 102 dipilih secara proportional random sampling dari seluruh kelas X dan XI yang memenuhi kriteria inklusi. Instrument yang digunakan adalah kuesioner, food recall, pengukur hemoglobin dengan digital Amperometric Enzym Electrode Nesco, timbangan berat badan dan microtoa untuk mengukur tinggi badan. Hasil penelitian menunjukkan kejadian anemia gizi besi sebesar 43,1%. Kejadian anemia gizi besi berhubungan dengan konsumsi energi (nilai p = 0.0001), protein (nilai p = 0,0001), vitamin C (nilai p = 0,018) dan zat besi (nilai p = 0,0001). Kejadian anemia gizi besi di SMAN 2 Kota Bandar Lampung merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berat . Penanganan yang penting adalah meningkatkan konsumsi gizi seimbang dan bervariasi pada remaja putri melalui KIE , pengadaan skrining anemia gizi dengan pemeriksaan hemoglobin saat awal tahun ajaran.
ABSTRACT
Adolescent girl have a high risk of iron deficiency anemia, because of their of iron needs increasing for their growth and menstruation. Iron deficiency anemia in adolescent girls will have an impact on growth and development disorders, cognitive decline in muscle function, physical activity and decreased immune system thereby increasing the risk of infection. The purpose of this study was to see a picture of the relationship between the factors age, knowledge, nutrition consumption (energy, protein, vitamin C and iron), drinking tea, breakfast habits, nutritional status, menstrual patterns and maternal education on the incidence of iron deficiency anemia in adolescent girl at SMAN 2 Bandar Lampung in 2011. Cross-sectional study design, sample size of 102 selected by proportional random sampling of all classes X and XI that meet the inclusion criteria. Instruments used were questionnaires, food recall, measuring hemoglobin with digital Amperometric Electrode Enzym NESCO, weight scales and microtoa to measure height. The results showed the incidence of iron deficiency anemia 43.1% . Incidence of iron deficiency anemia associated with iron nutritional energy consumption (p-value = 0.0001), protein (p-value = 0.0001), vitamin C (p-value = 0.018) and iron (p-value = 0.0001). Incidence of iron deficiency anemia in SMAN 2 Bandar Lampung is a serious public health problem. Handling is important is to improve the nutritional intake of balanced and varied diet in adolescent girls through the IEC, the provision of screening of iron deficiency anemia with hemoglobin at the beginning of the school year.
2011
S-FDF
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library