Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Krisno Legowo
"Keluarnya Peraturan-peraturan Pemerintah, terutama terbitnya Keputusan Presidium Kabinet No. 1271UIKep11211966 dan diikuti Peraturan Peiaksanaannya tentang ganti nama yang ditujukan bagi Warga Negara Indonesia yang memakai nama Gina adalah upaya pemerintah dalam nation dan character building Indonesia.
Ganti nama dari orang-orang WNI keturunan Gina mengganti nama-namanya menjadi nama-nama yang lazim di Indonesia telah mempercepat proses asimilasi, yang secara perorangan membaur kedalam masyarakat setempat Indonesia, bersamaan terjadi proses melunturnya identitas kelompok etnis yang disandangnya. identitas etnik memiliki sisi internal dan eksternal. Sisi internal adalah kesadaran seseorang dalam pengetahuannya mengenal dan menelusuri asal usul leluhumya. Sedangkan tanda eksternal adalah tanda-tanda konkrit berupa atribut atau simbol antara lain yaitu nama.
Perubahan atas nama-nama Cina secara perorangan memiliki problemaiknya sendiri di tingkat hubungan sosial dan budaya. Nama Cina sebagai suatu tanda yang berupa kata benda, tampak perubahannya terjadi bermacammacam. Perubahan dapat terjadi sebagian masih menggunakan unsur nama lamanya digabung dengan nama-nama yang lazim dipakai di Indonesia seperti bersumber dari unsur keagamaan setempat dan nama marga dari suatu etnik tertentu di Indonesia. Ada nama yang sama sekali berubah serta ada yang mendasarkan pada suara dari sebutan nama lamanya dipakai menjadi nama diri yang bernuansa Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisno Legowo
"Perubahan sikap tentang gambaran diri, negara Cina, terjadi pada tahun 1958. Sejak itu Negara Cina mulai menganut strategi pembangunan berdikari, yaitu mempertahankan kemerdekaan , memegang prakarsa di tangan sendiri dan mengandalkan usaha sendiri , dan dilain pihak meminimkan gagasan-gagasan, pengaruh-pengaruh dan aspirasi-aspirasi asing. Sejak itu mulai beredar dikalangan rakyat semboyan Mao Zedong, yaitu pertama miskin dan kedua kosong ( yiqiong er-bai) yang ingin memberikan dan menyadarkan bahwa Negara Cina sebenarnya adalah suatu Negara yang secara ekonomis masih terbelakang tapi sebagaimana kertas yang putih kosong, lebih leluasa untuk ditulisi dengan gambar-gambar yang baru. Kecenderungan untuk meniru Negara sosialis yang sudah maju-dalam hal ini sebagaimana yang telah dicapai Uni Soviet- memang merupakan gejala yang nyata dan dianut oleh tokoh-tokoh tertentu , seperti Liu Shaoqi, Deng Xiaoping , Lo Juiqing dan Peng Dehuai, yang mempunyai ciri-ciri pandangan mengutamakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi melalui industrialisasi, serta penggunaan tehnologi maju, system pemerintahan atas dasar keakhlian dalam birokrasi dan militer . Disitu Mao Zedong-hampir ia berdiri sendiri diantara tokoh pimpinan nasional lainnya- berbeda pendapat. Ia berpandangan bahwa pola itu memungkinkan timbulnya kelas baru yang yang ditumbuhkan oleh birokrasi dalam pemerintahan dan partai, organisasi militer profesional dan pendidikan."
Depok: Universitas Indonesia, 1981
S13019
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library