Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Komar
Abstrak :
Kajian tentang agama menjadi sangat menarik untuk dilakukan karena di dalamnya banyak hal yang tampak paradoks. Sejarah telah mencatat, dari zaman kuno hingga kontemporer, agama telah banyak memberikan warna dalam perkembangan peradaban umat manusia, walaupun dampak yang ditimbulkannya tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan, yaitu membawa pencerahan dan kemanusiaan yang lebih beradab. Seringkali doktrin keagamaan dan kitab suci disalahpahami dan disalahgunakan untuk tujuan-tujuan yang sebenarnya menyimpang dari misi kehadiran agama itu sendiri. Terjadinya Perang Salib yang sangat biadab selama kurang lebih 2 abad dan munculnya fenomena fundamentalisme agama di abad ke-20 dan 21 ini, yang seringkali tampil dengan wajah beringas dan tidak toleran, adalah contoh mutakhir dari penyelewengan ajaran agama. Keanekaragaman agama yang seharusnya dapat menjadi sumber kekayaan spiritual di masyarakat, pada kenyataanya malah menjadi salah satu sumber konflik yang mengerikan. Permasalahan itulah yang kemudian membawa penulis untuk melakukan penelitian tentang pemikiran filsafat perennial Frithjof Schuon mengenai substansi agama-agama, dalam rangka mencari titik temu dalam pluralitas tersebut. Menurut pandangan Schuon, bentuk agama-agama dalam dimensi eksoteris adalah relatif, namun di dalamnya terkandung muatan substansi yang sama dan mutlak pada dimensi esoteris. Inilah yang disebut dengan kesatuan transenden agama-agama. Kesatuan yang dimaksud adalah kesatuan yang melandasi perbedaan bentuk dan praktik keagamaan, suatu kesatuan yang terletak dalam kebenaran esensial sebagai jantung agama-agama yang bersifat primordial dan selalu hadir sepanjang zaman karena keberadaannya abadi. Pembahasan konsep kesatuan transenden agama-agama ini tentu saja sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai pintu masuk dialog antar umat beragama. Dengan sudut pandang ini, keanekaragaman agama tidak dilihat sebagai Â?teater pertempuranÂ? di mana yang satu cenderung menampikan atau bahkan meniadakan yang lain, tetapi sebagai suatu mosaik yang memperkaya peradaban dan khasanah spiritualitas, bahwa untuk mencapai tujuan yang sama dapat ditempuh dengan cara yang beragam. Di sinilah perlunya dikembangkan sikap pluralisme dan semangat berbela rasa, dalam kondisi masyarakat yang semakin kompleks dan dinamis ini, sehingga pluralitas agama tidak menjadi salah satu sumber konflik dan tindak kekerasan yang sangat memilukan.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T39952
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Komar
Jakarta: SMU Islam Al-Izhar, 2001
155.5 KOM l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rein De Komar
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini menganalisis karakter tokoh Masago, seorang istri samurai zaman Heian di dalam film Rashomon. Dengan menggunakan metode karakterisasi, teori analisis film Bordwell dan Thompson, serta konsep gender dalam masyarakat Jepang, tesis ini menjawab permasalahan bagaimana karakter tokoh Masago di dalam film Rashomon mengubah gambaran tentang pemikiran perempuan zaman Heian. Dalam analisisnya, perubahan pemikiran tokoh Masago muncul melaui dialog-dialog, perilaku, dan sudut pandang tokoh. Hal ini juga didukung dari aspek style film yang mencakup mise en scene dan teknik sinematografi. Masago mengubah gambaran tentang pemikiran perempuan zaman Heian yang lekat dengan stereotip lemah dan pasif menjadi tokoh penting yang memiliki suara dalam menghadapi dominasi laki-laki terhadapnya.
ABSTRACT
This thesis analyzes the character of Masago, a Heian samurai wife in Rashomon. Using the characterization method, Bordwell and Thompson 39 s theory of film analysis, and concept of gender in Japanese society, this thesis answers the question of how Masago characters in Rashomon change the image of the thinking of the Heian women. In the analysis, Masago 39 s thinking changes arose through the dialogues, behaviors, and point of view. It is also supported from the movie style aspect which includes mise en scene and cinematography techniques. Masago changed the picture of the thinking of a Heian woman who was attached to a weak and passive stereotype to become an important figure who had a voice in the face of male domination against him.
2016
T50494
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Susilo Komar
Abstrak :
Skripsi ini mendeskripsikan fenomena sosial mengenai migrasi sirkuler yang dilakukan oleh individu maupun kelompok individu dalam rangka memperoleh sumber daya pekerjaan di suatu wilayah yang berada di luar dari wilayah masing- masing individu itu berasal. Kegiatan untuk pergi ke suatu wilayah yang berada di luar dari wilayahnya ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan hidup, dan mereka memang tidak berniat untuk menjadi warga permanen yang menetap di wilayah tujuan. Pada suatu saat nanti, mereka akan kembali ke keluarga masing-masing yang tetap berada di wilayah asalnya. Para migran sirkuler pergi ke suatu wilayah tujuan dalam konteks penelitian ini diawali dengan bermodalkan hubungan sosial yang sudah dimiliki para aktor dengan migran terdahulu yang dikenalnya melalui hubungan sentiment (emosi). Hubungan sosial yang sudah ada ini coba diaktifkan para migran sirkuler karena hubungan sosial ini merupakan modal sosial bagai para aktor untuk memperoleh sumber daya pekerjaan yang sudah dilakoni oleh migran yang diikutinya baik sebagai buruh bangunan maupun pedagang makanan. Dari dua konteks sumber daya pekerjaan inilah akan terlihat secara jelas adanya pengelompokan sosial para aktor/migran sirkuler yang masing-masing membentuk satu kesatuan jaringan sosial. Kemudian dalam tulisan ini pula akan dijelaskan jaringan sosial berdasarkan dua konteks sumber daya pekerjaan yang coba dibina dan diperlihara oleh para aktor, karena baik itu migran terdahulu maupun migran sirkuler, keduanya saling tergantung dan saling membutuhkan. Hubungan sosial yang terwujud, mengikat individu dalam jaringan sosial sehingga dapat diketahui logika situasional dimana adanya sejumlah pertukaran yang dijelaskan dalam hubungan power dimana adanya reward dan sanction yang digunakan dalam jaringan sosial guna mencapai suatu kepentingan dalam memenuhi kebutuhan hidup para aktor. ......This thesis describe the social phenomena of circular migration by individual or groups of individuals in order to obtain employment resources in a territory that is outside of individual origin territory come from. Movement into a territory in order to appeased life need, and they, indeed, have no intend to be permanent residents in destination territory. Later, they will return to their each families who stay remain of their origin territory. Circular migrants went to a territory in the context of this research begins to capitalize on social relations have been owned by actors with previous migrants had known through sentiment relations (emotion). They tried to activated their social relations because this social relations is the social capital of actors/circular migrants to obtain employment resources that have been done by previous migrants who participated either as construction workers or food vendors. From this two context, Both will clearly show the social grouping of actors/circular migrants which each form a unity of social network. This thesis also explain social network based on two context of employment resources effort to fostered and maintained by actors, because previous migrants or circular migrants, both interdependent and well earned need each other. Social relations are materialized, binding individuals in a social network go into as to know the „logika situasional‟ which interchange explained in power relation with reward and sanction used in social network to achieve their purpose in appease life need of actors.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S43964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ika Komar
Abstrak :
Role of Collateral Circulation in MR Imaging-Verified Myocardial Infarct Size in Acute Phase of ST-Segment Elevation Myocardial Infarction Treated with Primary Percutaneous Coronary Intervention Abstrak Berbahasa Indonesia/Berbahasa Lain (Selain Bahasa Inggris): Latar Belakang. Intervensi koroner perkutan primer (IKPP) yang dilakukan segera oleh merupakan upaya reperfusi utama dalam tatalaksana infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST). Meskipun disadari betapa pentingnya diagnosis dan reperfusi dini pada pasien IMA-EST, keterlambatan waktu reperfusi seringkali tidak dapat dihindarkan. Selama waktu keterlambatan reperfusi ini sirkulasi kolateral koroner (SKK) menjadi sumber alternatif suplai darah yang penting ketika pembuluh darah utama gagal memberikan aliran darah yang cukup ke jaringan karena adanya oklusi. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh SKK terhadap luas infark dan myocardial salvage index (MSI) yang diukur dengan pencitraan resonansi magnetik jantung (RMJ) pada pasien IMA-EST dengan onset <12 jam yang menjalani IKPP. Metode. Penelitian dirancang potong lintang melibatkan 33 pasien IMA-EST dengan onset <12 jam yang menjalani IKPP yang diambil secara konsekutif pada bulan November 2012 hingga April 2013 di Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta. Pasien dibagi dalam 2 kelompok berdasarkan pembagian SKK menurut Rentrop, yakni grup A (Rentrop 0 atau 1) dan grup B (Rentrop 2 atau 3). Pasien menjalani pemeriksaan pencitraan RMJ untuk menilai luas infark dan MSI. Hasil. Dalam studi ini, dua belas dari 33 (36%) pasien memiliki kolateral yang signifikan (Rentrop 2 atau 3). Angina pre-infark merupakan faktor klinis yang berhubungan dengan kemunculan SKK (p<0,001). Luas infark dihitung sebagai persentase massa infark terhadap massa ventrikel kiri (IS %LV). Dari analisa didapatkan IS %LV lebih kecil pada grup B dibandingkan dengan grup A (14,2% vs 23,3%, p=0,036). Hal ini sejalan dengan besarnya nilai MSI pada grup B dibandingkan dengan grup A (0,6 vs 0,1, p<0,001). Kesimpulan. Sirkulasi kolateral koroner memiliki pengaruh dalam menurunkan luas area infark dan meningkatkan MSI yang diukur dengan menggunakan pencitraan RMJ pada fase akut IMA-EST yang menjalani IKPP. ......Background. Primary percutaneous coronary intervention (PPCI) conducted immediately by an expert operator is a primary reperfusion strategy in acute ST-segment elevation myocardial infarction (STEMI) patient. Although fully aware of the importance of early diagnosis and reperfusion in patients with STEMI, time delays are often unavoidable. During this period, coronary collateral circulation be an important alternative supply when the main blood vessels fail to provide adequate perfusion to myocardial tissues due to occlusion. This study aims to determine the effect of collateral circulation in MR Imaging-Verified Myocardial infarct size and myocardial salvage index (MSI) in the acute phase of STEMI treated with PPCI. Methods. Study was designed as cross-sectional study involving 33 STEMI patients with symptoms < 12 hours who underwent successful PPCI. Samples were taken consecutively from November 2012 to April at the National Cardiovascular Center Harapan Kita Jakarta. Collateral flow was gradded regarding to Rentrop classification. Patients were divided into 2 groups; Group A had absent or weak collateral flow and group B had significant flow. All patients underwent cardiac magnetic resonance (CMR) to assess infarct size and MSI. Result. In our study, 12 out of 33 (36%) patients had significant collateral circulation (Rentrop grade 2 or 3). Pre-infarction angina was a clinical factors associated with recruitable collaterals (p<0,001). Infarct size expressed as percent LV mass (IS %LV) was significantly smaller in group B (14.2% vs. 23.3%; p = 0.036). Extent of MSI was significantly higher in group B (0,6 vs 0,1; p<0,001). Conclusion. Well-developed collaterals before reperfusion by PPCI in patients with STEMI are associated with a protective effect on infarct size and MSI.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library