Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Klara Puspa Indrawati
"ABSTRAK
Dalam praktek spasial, ruang publik yang tidak berfungsi secara efektif
ditransformasikan oleh masyarakat menjadi ruang yang digunakan secara kolektif.
Masyarakat mendasarkan proses perancangan ruang kolektif pada budaya
setempat agar ruang tersebut dapat berfungsi secara efektif. Selama proses
transformasi ini, para penggagas bernegosiasi dengan kepentingan-kepentingan
publik yang diinterupsinya. Melalui negosiasi tersebut, diperoleh order kolektif
bagi para pelaku ruang. Ruang yang dihasilkan berupa ruang dengan batasan fisik
yang cair dan lemah. Relasi sosial antar pelaku di ruang kolektif menghasilkan
jarak yang mendefinisikan batasan ruang. Ruang kolektif ini lalu menjadi ruang
yang membuka kesempatan seluas-luasnya bagi partisipasi publik dalam
operasinya.

ABSTRACT
In spatial practice, the ineffective public space is transformed by people to
be used collectively. People make their own design for this collective space based
on local culture. During the transformation, the initiators have had some
negotiations with the other actors because of their interruption of public space.
Result from those negotiations are several collective orders for the whole
collective space?s actors. Characters of the collective space are weak and fluid
physical boundary. Social relations between the actors create social distance as the
definition of space. This collective space then become an opened space for
everyone in the city."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42558
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Klara Puspa Indrawati
"Halte Blok M dan Kota, merupakan titik-titik ujung Koridor 1 TransJakarta yang dirancang untuk memenuhi fungsi primernya sebagai ruang menunggu. Namun, selama menunggu, penumpang berinteraksi dengan elemen arsitektural halte secara nonverbal. Komunikasi nonverbal antara penumpang dan elemen arsitektural halte mengindikasikan hadirnya fungsi-fungsi sekunder atau makna konotatif dari ruang menunggu. Dalam komunikasi nonverbal tersebut, berlangsung pertukaran ekspektasi antara pengguna dan elemen arsitektural halte yang terjadi tanpa akses pikiran sadar (unconscious). Pertukaran ekspektasi dalam komunikasi nonverbal membentuk pengalaman personal penumpang terhadap elemen arsitektural hingga memunculkan gagasan aktivitas yang memperkaya aktivitas menunggu. Penerjemahan makna konotatif dalam bentuk gagasan aktivitas oleh penumpang ini menjadi hal vital dalam proses perancangan ruang arsitektural yang mampu menetralkan konflik selama penumpang menunggu bus TransJakarta.

Blok M and Kota TransJakarta bus stop are the tip point of TransJakarta Corridor 1 and were primarily designed as a waiting area. However, while waiting, the passengers nonverbally involve in an interaction with bus stop's architectural element. The nonverbal communication between the passengers and architectural element indicates the emergence of secondary function or a connotative meaning in the waiting area. In that kind of communication, unconsciously, the passengers expectation encounter the architectural element’s expectation. This encounter moment of expectations has produced a personal experience for the passengers who suggest activities enrichment during bus absence. The translation of connotative meaning through various secondary activities performed by the passengers become an important point in architectural design process to neutralize the conflict in waiting activities as an objective.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T36802A
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library