Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khansa Salsabila
"

Konstipasi fungsional (KF) adalah gangguan pencernaan yang disertai dengan kesulitan defekasi yang persisten atau tidak tuntas serta jarangnya pergerakan usus dan tidak disertai dengan penyebab sekunder. KF kerap diasosiasikan dengan status nutrisi pada anak-anak. Jika tidak diobati, dapat berujung pada rendahnya kualitas hidup. Oleh karena itu, penelitian ini penting untuk dilakukan agar dapat mengubah kualitas hidup anak menjadi lebih baik. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan menganalisis data 292 subjek dari SMP Labschool Jakarta pada Maret 2018. Umur subjek berkisar antara 11 hingga 14 tahun. Mereka diminta untuk mengisi kuesioner tentang pola makan, aktifitas fisik, dan evaluasi KF yang menggunakan ROME III criteria, serta pengukuran tinggi dan berat badan untuk penilaian status nutrisi (klasifikasi menggunakan Waterlow criteria). Prevalensi KF dan asosiasinya terhadap status nutrisi dan karakteristik lainnya (jenis kelamin, kelas, pola makan, dan aktifitas fisik) didapatkan dengan Chi Square Test, sementara Mann-Whitney U Test untuk asosiasinya dengan umur. Dari 292 subjek yang dievaluasi, KF ditemukan pada 57 subjek (19,5%), di mana 34 dari mereka adalah perempuan (59,4%). Berdasarkan status nutrisi mereka, 29 subjek (50,9%) normal, 20 subjek (35,1%) memiliki gizi lebih, sementara 8 lainnya (14,0%) gizi kurang. Terdapat hubungan yang bermakna (p<0,05) antara status nutrisi gizi lebih dengan KF (p=0,011), studi ini sependapat dengan studi-studi yang telah dilakukan. Namun, tidak terdapat adanya hubungan bermakna lain antara jenis kelamin (p=0,398), kelas (p=0,480), umur (median=13,0, p=0,658), pola makan (tidak sarapan, konsumsi sayur dan buah), dan aktifitas fisik (p=0,699) dengan KF.


Functional constipation (FC) is a gastrointestinal disorder often characterized by persistent or incomplete difficult defecation with infrequent bowel movements and absence of secondary causes. FC is often associated with nutritional status among children. If left untreated, it can lead to a decreased in quality of life. Hence why, this study is essential to improve the children’s quality of life. This research used a cross-sectional method by analyzing a total of 292 subjects from SMP Labschool Jakarta on March 2018. The subjects ranged from 11 to 14 years old and were asked to fill in the questionnaire for dietary pattern, physical activity and FC assessment using ROME III criteria, along with their body height and weight measurement for nutritional status (classified using Waterlow criteria). The prevalence of FC and its association with nutritional status and other characteristics (gender, grade, dietary pattern, and physical activity) is acquired by using Chi Square Test, while Mann-Whitney U Test is for its association with age. Out of 292 subjects that were evaluated, FC is found in 57 subjects (19.5%), in which 34 of them are female (59.4%). Based on their nutritional status, 29 subjects (50.9%) are normal, 20 subjects (35.1%) are overweight or obese, while the remaining 8 subjects (14.0%) are malnourished. A meaningful association (p<0.05) is found between overweight or obese nutritional status and FC (p=0.011), which is in concordance with previous findings. However, no other meaningful association is found between gender (p=0.398), grade (p=0.480), age (median=13.0, p=0.658), dietary pattern (skipping breakfast, intake of vegetables and fruits), and physical activity (p=0.699) with FC."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Salsabila
"Sistem penghijauan vertikal merupakan salah satu upaya penerapan bangunan gedung hijau dimana sistem penghijauan vertikal di Indonesia umumnya berupa dinding hidup (living walls) metode menerus dengan sistem felt atau karpet tanaman dan dengan dinding hidup modular. Perkembangan sistem penghijauan vertikal di Indonesia melibatkan beberapa komponen stakeholder di dalamnya namun stakeholder yang terlibat dalam proyek sistem penghijauan vertikal di Indonesia belum banyak diketahui.
Berangkat dari fakta tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi stakeholder dinding hidup pada bangunan di DKI Jakarta dan mengidentifikasi manfaat dan hambatan berdasarkan perspektif stakeholder. Metode penelitian yang digunakan untuk mecapai tujuan adalah validasi pakar dan survei kuesioner kepada stakeholder dinding hidup.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat delapan stakeholder dinding hidup beserta manfaat paling signifikan yang dirasakan stakeholder adalah manfaat pada pelaksanaan metode operasional berupa pelaksanan irigrasi otomatis dan hambatan yang paling signifikan adalah hambatan pada pelaksanaan metode pemeliharaan yaitu banyaknya metode pemeliharaan pada sistem menerus dan modular.

The vertical greening system is one of the efforts to implement green buildings where vertical greening systems in Indonesia are generally in the form of living walls with a continuous method with a felt system or plant carpet and with modular living walls. The development of the vertical greening system in Indonesia involves several components of stakeholders in it, however, the stakeholders involved in the vertical reforestation system project in Indonesia are not widely known.
Based on these facts, this research was conducted with the aim of identifying stakeholders of living walls in buildings in DKI Jakarta and identifying benefits and barriers based on stakeholder perspectives. The research method used to achieve the goal is expert validation and a questionnaire survey to living wall stakeholders.
The results of this study indicate that there are eight living wall stakeholders and the most significant benefits felt by stakeholders are the benefits of implementing operational methods in the form of automatic irrigation and the most significant barrier is the obstacles to the implementation of maintenance methods, namely the many maintenance methods on continuous and modular systems.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghofira Muna Khansa Salsabila
"Limbah air berminyak mengandung kadar kontaminan seperti COD, TDS, TSS, pH, dan kekeruhan yang tinggi serta cenderung memiliki warna yang pekat. Maka dari itu dibutuhkan pengolahan limbah lebih lanjut. Dalam penelitian ini akan dibahas aplikasi teknologi membran dalam mengolah limbah air berminyak. Penelitian ini menggunakan membran ultrafiltrasi polyvinylidene fluoride (PVDF) yang dibuat dengan teknik inversi fasa dengan pelarut N,N, dimethylacetamide (DMAc) dan aditif polyvinylpyrrolidone (PVP). Membran dibuat dengan variasi jumlah PVP 0.05; 0.15; 0.25; dan 0.35 gram. Pada penelitian ini membran PVDF/PVP digunakan pada proses ultrafiltrasi untuk mengolah limbah air berminyak yang sudah diolah melalui koagulasi-flokulasi menggunakan koagulan PAC dengan konsentrasi 500 ppm. Proses ultrafiltrasi menggunakan variasi tekanan 1, 2, dan 3 bar. Limbah air berminyak memiliki karakteristik awal COD 99,316 mg/L; pH 6.1; TSS 194 mg/L; TDS 10,280 mg/L; dan kekeruhan 185 FAU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyisihan parameter limbah yang paling sesuai dengan baku mutu dengan fluks permeat terbesar terdapat pada komposisi larutan cetak 0.05 PVP dan tekanan umpan 3 bar dengan penyisihan COD 42.43%, TSS 90.38%, kekeruhan 87.50%, dan pH akhir 6.91.

The oily wastewater contains high levels of contaminants such as COD, TDS, TSS, pH, and turbidity and tends to have a thick color. Therefore, further waste treatment is needed. This research will discuss the application of membrane technology in treating oily wastewater. This study prepared polyvinylidene fluoride (PVDF) ultrafiltration membranes made by phase inversion technique with N,N, dimethylacetamide (DMAc), and polyvinylpyrrolidone (PVP) additives. Membranes were made with variations in the amount of PVP 0.05; 0.15; 0.25; and 0.35 grams. The PVDF/PVP membranes were used in the ultrafiltration process to treat oily wastewater, which had been pre-treated by coagulation-flocculation using a PAC coagulant with a concentration of 500 ppm. The ultrafiltration processes were conducted at the trans-membrane pressure of 1, 2, and 3 bar. The initial oily wastewater has the characteristics of COD 99,316 mg/L; pH 6.1; TSS 194 mg/L; TDS 10,280 mg/L; and turbidity 185 FAU. The results showed that the best waste parameter allowance according to the quality standard with the most significant permeate flux was found in the composition of 0.05 PVP printing solution and 3 bar feed pressure with 42.43% COD removal; 90.38% TSS; 87.50% turbidity; and the final pH of 6.91.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library