Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khairani Fajrianisa
Abstrak :
Sangat merupakah salah satu adverbia kualitatif dalam bahasa Indonesia. Sangat biasanya digunakan sebagai alat pembeda adjektiva dengan verba. Pada kenyataannya, sangat juga bisa digunakan sebagai pewatas verba, tetapi tidak semua verba dapat menerima modifikasi dengan sangat. Penelitian ini membahas verba yang dapat dimodifikasi oleh sangat berdasarkan tipe semantis verba dan afiks pembentuknya serta gradasi kederajatan yang ditunjukkan oleh relasi antara sangat dan verba. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan menggunakan korpus Indonesian Web (IndonesianWaC) Sketch Engine untuk memperoleh data berupa verba turunan yang menjadi induk dari sangat dalam sebuah frasa. Untuk menjelaskan tipe verba, digunakan tipe semantis verba Chafe (1970) yang sudah dimodifikasi oleh Tampubolon (1983) dan afiks pembentuk verba Sneddon (2010). Selain itu, gradasi kederajatan diuraikan berdasarkan gradasi kederajatan Kennedy dan McNally (1999). Ditemukan bahwa verba yang dapat diwatasi oleh sangat adalah verba berafiks ber-, ter-, meN-, meN-...-kan, meN-...-i, di-, di-...-kan, dan di-...-i dengan dasar berupa adjektiva, nomina, dan verba dan merupakan verba bertipe tipe semantis keadaan, keadaan pengalaman, keadaan benefaktif, proses pengalaman, aksi, dan aksi benefaktif. Adanya atribut INTENSITY dan QUANTITY membuat verba tersebut menerima modifikasi dengan sangat dan membentuk gradasi kederajatan berupa skala intensitas dan kuantitas.
Sangat is one of the qualitative adverbs in Indonesian. Sangat usually is used as a differentiator for adjectives and verbs. In fact, this kind of adverb also can be used as modifier of verbs, but not all verbas can accept modification by sangat. This study discusses verbs which are able to be modified by sangat based on their forming affixes and the semantic types of the verbs as well as the degree gradation shown by relation between sangat and verbs. This study uses qualitative method with Indonesian Web (IndonesianWaC) Sketch Engine corpora to obtain data in form of derived verbs which are the head of phrase with sangat as their modifier. To explain the type of verb, verb semantics type by Chafe (1970) which has been modified by Tampubolon (1983) and verb-forming affixes by Sneddon (2010) are used. The degree gradation is described based on degree gradation theory by Kennedy and McNally (1999). It is found that verbs which accept modification with sangat are verbs formed by affixes ber-, ter-, meN-, meN-...-kan, meN-...-i, di-, di-...-kan, and di-...-i with base in form of adjective, noun, and verb as well as verbs with semantic type state, experiential state, benefactive state, experiential process, action, and benefactive action. The presence of INTENSITY and QUANTITY attribute makes the verbs are able to be modified by sangat and form gradation with intensity and quantity scale.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairani Fajrianisa
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan strategi wacana pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang kebijakan penaikan harga BBM. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis wacana kritis Norman Fairclough yang terdiri atas deskripsi teks, interpretasi teks, dan eksplanasi teks. Deskripsi teks mendeskripsikan makrostruktur dan suprastruktur wacana. Hasil deskripsi teks menjadi dasar untuk interpretasi teks. Eksplanasi teks membahas ideologi yang tersirat dalam pidato Presiden SBY. Strategi wacana yang digunakan Presiden SBY adalah penggunaan wacana argumentasi dengan topik fiskal dan APBN, kesejahteraan rakyat dan infrastruktur, serta subsidi dan harga BBM dalam menyampaikan kebijakannya. Presiden SBY juga menggunakan kuasa dan ideologinya ketika menyampaikan kebijakan tersebut.
ABSTRACT
The purpose of this research is to describe the discourse strategy of President Susilo Bambang Yudhoyono’s speech due to the policy of raising fuel price. This research uses a critical discourse analysis method by Fairclough that consists of text description, interpretation, and explanation. The text description describes the macrostructure and superstructure of the discourse. The result of text description becomes the base of text interpretation. The text explanation explains the implicit ideology in the speech. The discourse strategy of the speech uses an argumentative discourse about fiscal, APBN, public prosperity, infrastructure, fuel subsidy and fuel price. Besides that, President SBY uses his power and ideology in his speech.
[Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, ], 2014
S55374
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library