Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karina Wijayanti
Abstrak :
Hasil-hasil tentang pengaruh destruksi ultrasonik terhadap pembentukan nanopartikel material SrO.6Fe2-xMnx/2Tix/2O3 (x = 0.0; 0.5; dan 1.0) dibicarakan dalam skripsi ini. Seluruh material dipersiapkan melalui teknik pemaduan mekanik dimana semua prekursor yang diperlukan dipadukan bersama dalam alat planetary ball mill menghasilkan serbuk halus. Serbuk kemudian dikonsolidasi dalam bentuk bakalan muda dan menjalani tahapan sintering pada temperatur 1200°C selama 3 jam menghasilkan sampel kristalin berfasa tunggal. Serbuk material kristalin didapat melalui penghalusan kembali secara mekanik sampel kristalin selama 10 jam. Hasil evaluasi ukuran partikel menunjukkan ketiga sampel dengan komposisi berbeda memiliki ukuran rata-rata partikel berbeda masing-masing ~ 723 nm untuk x = 0.0, 293 nm untuk x = 1.0 dan 192 nm untuk x = 0.5. Partikel-partikel ini kemudian menjalani tahapan destruksi ultrasonik menggunakan transduser yang dioperasikan pada amplitudo 35, 45 dan 55 μm selama 5 jam. Ternyata, ukuran-ukuran partikel dapat berkurang secara efektif dengan bertambahnya daya transduser. Partikel-partikel material x = 0.0 awalnya memiliki ukuran sampai ~ 1500 nm menjadi mengecil sampai dibawah ukuran 300 nm pada penggunaan transduser dengan amplitudo 35 mikron. Ukuran partikel ini menjadi lebih halus lagi pada penggunaan transduser dengan amplitudo 55 mikron. Namun, hal ini berbeda dengan hasil evaluasi ukuran kristalit dimana tidak ditemukan pengaruh yang berarti pada proses destruksi ultrasonik. Pada partikel material x = 0.0, awalnya memiliki ukuran kristalit 143 nm hanya mengecil menjadi 85 nm paska destruksi ultrasonik mengunakan transduser dengan amplitudo 55 mikron. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa teknik destruksi mekanik yang dilanjutkan dengan destruksi ultrasonik terhadap partikel dapat menjadi salah satu cara untuk pembuatan partikel-partikel berukuran nanometer. Dari hasil penelitian ini telah diperoleh partikel yang tersusun oleh 1 sampai dengan 3 buah kristalit material SrO.6Fe2-xMnx/2Tix/2O3 (x = 0.0; 0.5; dan 1.0).
Results on effects of ultrasonic destruction to nanoparticles formation of SrO.6Fe2-xMnx/2Tix/2O3 (x = 0.0; 0.5; and 1.0) materials are reported. Materials were prepared through a mechanical alloying technique in which all precursors were co-milled into fine particles in a planetary ball mill. Sintering of 1200°C for 3 hours was introduced to the green compact which resulting in a single phase crystalline material. Crystalline particles were then obtained after re-milling the sintered samples for 10 hours. Particle size evaluations showed that the three compositions have different value of mean particle sizes respectively ~ 723 nm for x = 0.0, 293 nm for x = 1.0 and 192 nm for x = 0.5. These particles were then subjected to further refining by means of ultrasonic destruction employing 3 different amplitudes respectively 35, 45, and 55 μm for 5 hours each. It was found that the particle sizes were reduced effectively as the amplitude of transducer hence the transducer power increased. For material with x = 0.0, the particles with size up to ~ 1500 nm were reduced significantly to below 300 nm after ultrasonic destruction by a 35 μm transducer and reduced further to 100 nm by a 55 μm transducer. However, for Mn and Ti containing particles, the particle sizes were larger in which for x =1.0, the particles with sizes up to 300 nm were only obtained after ultrasonic destruction by 55 μm transducer. Referring to results of crystallite sizes evaluation for the particles, there is no significant effect to the reduction of crystallite sizes. The mean crystallite size of particles for x = 0.0 was initially 143 nm reduced to only 85 nm after ultrasonic destruction by a 55 μm transducer. It is concluded that the mechanical alloying assisted with ultrasonic destruction has proven to be an alternative route for nanoparticles fabrication. Particles containing up to 3 nano crystallites can be obtained in Mn and Ti substituted Strontium Hexaferrites.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59766
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Wijayanti
Abstrak :
Sekitar 180 juta kasus trikomoniasis terjadi di seluruh dunia setiap tahun. Sepertiga populasi wanita mengalami vaginosis bakteri.Akuisisi trikomoniasis diperkirakan meningkatkan kecenderungan terjadinya vaginosis bakteri.Wanita perkerja seks komersial (PSK) dengan prevalensi yang cukup bermakna di Indonesia merupakan kelompok yang sangat rentan menderita infeksi menular seksual. Faktor-faktor seperti usia, tingkat pendidikan, jenis kontrasepsi, dan frekuensi hubungan seksual diperkirakan dapat menjadi faktor predisposisi trikomoniasis dan vaginosis bakteri. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui karakteristik dan hubungan trikomoniasis dan vaginosis bakteri serta faktor-faktor yang berhubungan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional menggunakan data sekunder dari penelitian sebelumnya pada wanita PSK di Kuningan, Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 48,30% wanita PSK berusia 16-20 tahun, 29,05% menggunakan pil sebagai metode kontrasepsi, 72,07% berpendidikan SMP, dan 32,45% melakukan tiga kali hubungan seksual perminggu. Dari uji chi-square ditemukan adanya hubungan bermakna antara trikomoniasis dan vaginosis bakteri. Terdapat hubungan antara trikomoniasis dan vaginosis bakteri dengan usia, jenis kontrasepsi, dan frekuensi hubungan seksual. Namun, tidak terdapat hubungan antara trikomoniasis dan vaginosis bakteri dengan tingkat pendidikan. Berdasarkan hasil ini, diharapkan tingkat infeksi menular seksual pada PSK dapat dikurangi dengan pelaksanaan program kesehatan pemerintah dan edukasi pada kelompok usia rentan infeksi mengenai penggunaan jenis kontrasepsi dan frekuensi hubungan seksual yang tepat. ...... Approximately 180 millions trichomoniasis cases occur worldwide. One third of women population suffered bacterial vaginosis. It is estimated that trichomoniasis acquisition increases the likelihood of bacterial vaginosis. Commercial sex workes with its significant prevalence in Indonesia is a susceptible population acquiring sexually transmitted disease. Factors like age, education level, contraception method, and sexual intercouse frequency can be predisposing factors to trichomniasis and bacterial vaginosis. Therefore, this study aimed to investigate the characteristics and association between trichomoniasis and bacterial vaginosis and its related factors. This study used cross-sectional design using secondary data from previous study in commercial sex workers in Kuningan, West Java. The result showed a total 48,30% commercial sex workers aged 15-20 years old, 29,05% used pill as contraception method, 72,07% completed junior high school education, and 32,45% did 3 times sexual intercourse perweek. The chi-square test claimed a significant relationship between trichomoniasis and bacterial vaginosis. There was also significant association between trichomoniasis and bacterial vaginosis with age, contraception method, and sexual intercourse frequency. However, there was no significant relationship between trichomoniasis and bacterial vaginosis with education level. Based on this result, it is expected that the number of sexually transmitted diseases in commercial sex workers can be reduced with the implementation of government health programs and education on infection of susceptible age groups regarding the correct use of contraception types and frequency of sexual intercourse.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Wijayanti
Abstrak :
Latar belakang: Lupus eritematosus sistemik (LES) adalah penyakit autoimun multisistem kronik dengan perjalanan penyakit yang berfluktuasi dengan insiden yang semakin meningkat. Dengan berkembangnya diagnostik dan terapi LES, kesintasan pasien semakin meningkat. Namun, kualitas hidup pasien LES berkurang karena bertambahnya komorbiditas pasien dan efek samping terapi. Intervensi mendengarkan murottal Al-Qur’an merupakan salah satu modalitas terapi untuk meningkatkan kualitas hidup. Tujuan: Mengetahui pengaruh intervensi mendengarkan murottal Al-Qur’an pada kualitas hidup pasien  LES. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuasi dengan rancangan studi pretest postest yang dilakukan pada pasien LES di Poliklinik Alergi Imunologi RSCM periode Februari-April 2024. Pasien yang mendapatkan psikofarmaka, steroid setara prednison ≥ 20 mg/hari, tidak dapat membaca atau menulis, serta menolak ikut penelitian tidak diikutsertakan dalam penelitian. Kelompok intervensi diperdengarkan murottal Al- Qur’an (QS. Ar-Rahman) dengan durasi minimal 15 menit sebanyak 2 kali setiap hari selama 40. Sebelum dan setelah intervensi, dilakukan evaluasi kualitas hidup, aktivitas penyakit LES, dan HADS. Hasil: Sebanyak 65 subjek penelitian, 32 di kelompok intervensi dan 33 di kelompok kontrol diikutkan dalam penelitian ini. Pada kelompok intervensi didapatkan rerata peningkatan kualitas hidup pasca intervensi dibandingkan sebelumnya (rerata kualitas hidup pasca vs pre intervensi, 82,33 ± 11,37 vs 77,47 ± 13,78), p = 0,02. Kelompok yang sebelumnya rutin mendengarkan murottal mengalami peningkatan signifikan rerata kualitas hidup (rerata kualitas hidup pasca vs pre intervensi,  85,57± 9,02 vs 79,78  ± 10,82), p = 0,03. Intervensi mendengarkan murottal Al-Qur'an mengakibatkan peningkatan signifikan selisih median domain pasca intervensi pada domain kesehatan fisik (median (min-maks), 3,10 (-25 –40,60), p = <0,001) dan domain beban bagi orang lain (median (min-maks) 8,30 (-16,70 –75), p = 0,003). Selain itu, mendengarkan murottal Al-Qur'an juga menurunkan secara signifikan ansietas pada kelompok intervensi, p = 0,01. Kesimpulan: Intervensi mendengarkan murottal Al-Qur’an dapat meningkatkan secara signifikan kualitas hidup pasien LES.   ......Objectives With the development of systemic lupus erythematosus (SLE) diagnostics and therapy, patient survival has also increased. However, the quality of life (QoL) of SLE patients is reduced due to comorbidities and side effects of therapy. Spiritual activity is one of the interventions that can improve QoL. This study aims to assess the effect of listening to Quran recitation on the QoL of SLE patients. Methods A quasi-experimental study with a pretest-posttest study design was conducted on SLE patients at the allergy immunology polyclinic of Cipto Mangunkusumo Hospital from February–April 2024. Women aged 18 years or older, diagnosed as SLE based on EULAR/ACR 2019 criteria, Muslim, have no hearing loss, and receive steroids equivalent to prednisone ≤ 20 mg/day were enrolled in this study. Patients were assigned to intervention and control groups. The intervention group listened to Quran recitation (QS. Ar-Rahman) for a minimum duration of 15 minutes, two times daily, for 40 days. We assessed the changes in the QoL score using the LupusQoL questionnaire after the intervention. The SLE disease activity and Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) were also evaluated. Results A total of 65 research subjects, 32 in the intervention group and 33 in the control group were included in this study. In the intervention group, there was a mean increase in QoL post intervention (mean QoL post vs pre intervention, 82.33 ± 11.37 vs 77.47 ± 13.78), p = 0.02. The group that previously regularly listened to Quran recitation experienced a significant increase in mean QoL (mean QoL post vs pre intervention, 85.57 ± 9.02 vs 79.78 ± 10.82), p = 0.03. Listening to Quran recitation resulted in a significant increase in the post-intervention median domain difference in the health domain in the physical health domain (median (min-max), 3.10 (-25–40.60), p = <0.001) and burden for others domain (median (min-max), 8.30 (-16.70–75), p = 0.003). Listening to Quran recitation also significantly reduced anxiety in the intervention group, p = 0.01. Conclusion Listening to Quran recitation can significantly improve the QoL of SLE patients, especially in the group that previously regularly listened to Quran recitation. There was a significant increase after the intervention in the physical health and the burden on others domain. The intervention of listening to Quran recitation can also significantly reduced anxiety.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library