Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karina
Abstrak :
ABSTRAK
Pada tahun 2016, hasil penelitian The Tobacco Atlas melaporkan bahwa 66 pria di Indonesia adalah perokok. Penelitian epidemiologi telah melaporkan bahwa merokok tembakau berhubungan dengan nyeri pada gangguan muskuloskeletal. Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa merokok tembakau berhubungan dengan temporomandibular disorders TMD , yang memiliki gejala diantaranya nyeri musculoskeletal, clicking, dan keterbatasan buka mulut. Namun, penelitian seperti ini belum pernah diteliti di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan kebiasaan merokok tembakau dan derajat keparahan nyeri pada pasien TMD. Sejumlah 54 subjek diperiksa dan dibagi menjadi dua kelompok: merokok tembakau dan tidak merokok; kemudian, perokok dibagi menjadi tiga kelompok menjadi: perokok ringan, perokok sedang, dan perokok berat. Diagnosis ditegakkan berdasarkan Diagnostic Criteria for Temporomandibula Disorders DC/TMD aksis I dan derajat keparahan nyeri TMD diukur melalui Visual analog scale VAS . Data dianalisis menggunakan Kruskal Wallis dan Post Hoc Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan bermakna dari derajat keparahan nyeri TMD yaitu pada kelompok perokok dibandingkan kelompok tidak merokok, dan terdapat hubungan yang bermakna antara derajat keparahan nyeri TMD dan jumlah rokok yang dikonsumsi. Kebiasaan merokok tembakau merupakan faktor yang mempengaruhi derajat keparahan nyeri TMD, sehingga kontrol terhadap kebiasaan merokok tembakau harus dipertimbangkan dalam merawat TMD pada pasien perokok.
ABSTRACT
In 2016, The Tobacco Atlas reported that 66 of males in Indonesia were cigarettes smoker. Epidemiologic studies have suggested that smoking might be associated with musculoskeletal pain. Some studies have reported that there was a relationship between cigarettes smoking and Temporomandibular Disorders TMD , since the sysmptom could be musculoskeletal pain, clicking, and limitation on opening. But this kind of study have not yet been done in Indonesia. The aim of this study was to evaluate the relationship of cigarette smoking on pain severity in TMD patients. Study was done on 54 TMD patients. They were first divided into two groups smokers and non smokers. Then, smokers were further divided into three subgroups light, moderate, and heavy smokers. The subjects were diagnosed according to the Diagnostic Criteria for Temporomandibula Disorders DC TMD Axis I and the TMD pain was derived from Visual Analog Scale VAS . All the collected data were analysed using Kruskal Wallis and Post Hoc Mann Whitney. It has been shown that the TMD pain severity was significant higher in smokers compared to non smokers, and a significant relationship was found between pain severity and the number of cigarettes smoked in a day by each subject. Smoking seems to be a relevant factor affecting the TMD pain severity, thus, control of smoking habits should be considered when treating TMD patients.
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina
Abstrak :
Transit-Oriented Development (TOD) merupakan salah satu konsep perencanaan kota yang berfokus pada keberlanjutan. Terdapat dua kepentingan bisnis di TOD, yakni bisnis operator transit yang berfokus pada peningkatan jumlah penumpang dan bisnis properti yang berfokus pada peningkatan land value dari properti yang dibangun di sekitar stasiun. Penelitian ini bertujuan untuk membuat model optimasi ridership dan nilai lahan menggunakan metode pemrograman linier dan sistem dinamik pada TOD yang berdiri di lahan terbangun yang berbasis MRT. Pada penelitian ini diketahui komposisi lahan yang optimal untuk menghasilkan ridership maksimal yaitu residensial sebesar 27%, komersial 28%, perkantoran 10%, pemerintahan 10%, hotel 5% dan jenis pengembangan lahan lainnya sebesar 19%. Hasil potensi peningkatan ridership dengan komposisi lahan tersebut dapat meningkat hingga 11% dari rata-rata harian ridership eksisting MRT Jakarta saat ini. Sedangkan untuk menghasilkan land value maksimal pada kawasan TOD, diketahui bahwa rentang terbaik untuk mendapatkan nilai lahan maksimal dari properti residensial berada pada radius 100-200 meter yang dapat meningkatkan nilai lahan sebesar 86%, sedangkan untuk properti komersial dan perkantoran berada pada radius 200-300 meter dan dapat meningkatkan nilai lahan sebesar 11,6%. Berdasarkan simulasi pada penelitian diketahui untuk mendapatkan ridership dan nilai lahan yang optimal untuk properti residensial dapat dibuat dengan komposisi 27% pada jarak 100-200 dan 800-900 meter. Sedangkan untuk properti komersial dan perkantoran secara berurut dengan komposisi 28%, dan 10% pada jarak 100-300 meter. ......Transit-Oriented Development (TOD) is one of the urban planning concepts that focuses on sustainability. There are two business interests in TOD, namely the transit operator business that focuses on increasing the number of passengers, and the property business that focuses on increasing the land value of properties built around the station. This study aims to create an optimization model for ridership and land value using linear programming and dynamic systems methods in TOD located in built-up land based on the MRT. The research reveals the optimal land composition to achieve maximum ridership, which consists of 27% residential, 28% commercial, 10% office, 10% government, 5% hotel, and 19% other types of land development. The potential increase in ridership with this land composition can reach up to 11% of the current average daily ridership of the existing Jakarta MRT. Meanwhile, to achieve maximum land value in the TOD area, it is found that the best range to obtain maximum land value from residential properties is within a radius of 100-200 meters, which can increase the land value by 86%. For commercial and office properties, the optimal radius is between 200-300 meters, resulting in an 11.6% increase in land value. Based on the simulation in this study, it is determined that to achieve optimal ridership and land value for residential properties, a composition of 27% within a range of 100-200 and 800-900 meters can be implemented. As for commercial and office properties, the respective compositions are 28% and 10% within a range of 100-300 meters.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina
Abstrak :

Latar Belakang: Diabetes melitus (DM) tipe 2 adalah suatu penyakit metabolik yang kompleks dan kronis yang ditandai dengan gangguan angiogenesis. Inflamasi kronis derajat ringan dan stres oksidatif yang meningkat pada DM tipe 2 diketahui dapat menyebabkan gangguan fungsi biologis pada sel progenitor/sel punca vaskular, salah satunya adalah adipose-derived mesenchymal stem cell (ADSC). Sejumlah penelitian menunjukkan potensi vaskulogenik ADSC dan perannya pada regenerasi jaringan. Hingga saat ini aplikasi sel punca autologus pada penderita DM untuk menginisiasi vaskularisasi masih mengalami kendala. Platelet-rich plasma (PRP) diketahui kaya akan berbagai faktor pertumbuhan, termasuk VEGF, yang penting untuk proses angiogenesis.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis efek pemberian PRP PMI terhadap proliferasi (jumlah sel stromal, nilai population doubling time (PDT), dan persentase sel hidup), diferensiasi (pembentukan koloni, ekspresi CD73, CD90, CD105, dan tiga lini diferensiasi), ekspresi mRNA VEGF dan VEGFR2, dan potensi angiogenik ADSC DM in vitro (sekresi VEGF dan pembentukan tubular kapiler).

Metode: Terlebih dahulu, konsentrasi trombosit per µL dan kadar VEGF per 1x103 trombosit pecah yang terkandung dalam PRP Palang Merah Indonesia (PMI) dibandingkan dengan PRP DM dan non-DM. Lalu, stromal vascular fraction (SVF) diisolasi dari jaringan lemak menggunakan metode enzimatik, dan SVF penderita DM tipe 2 (n= 15) dan non-DM (n= 10)  dikultur dalam medium kontrol hingga didapat ADSC pasase 1−3 (P1−P3). Proliferasi, diferensiasi, ekspresi mRNA VEGF dan VEGFR2, serta potensi angiogenik ADSC DM dan non-DM diukur dan dibandingkan. ADSC DM P3 kemudian dikultur dalam medium PRP PMI 5%, 10%, 15%, dan 20%, lalu proliferasi, diferensiasi, ekspresi mRNA VEGF dan VEGFR2 diukur dan dibandingkan dengan kontrol (FBS) untuk mendapatkan konsentrasi PRP optimum. ADSC DM P3 yang diprekondisikan dengan PRP optimum, dengan atau tanpa anti-VEGF (bevacizumab) 100 ng/mL, dan ADSC DM P3 kontrol dikultur, lalu sekresi VEGF dan pembentukan tubular kapiler pada Matrigel® diukur.

Hasil: Pada penelitian ini tidak ditemukan perbedaan bermakna antara konsentrasi trombosit per µL PRP DM, non-DM, dan PMI (p= 0,22). Namun, PRP non-DM memiliki kadar VEGF per 1000 trombosit pecah lebih rendah bermakna (0,20 (0,04−0,35) fg) dibandingkan PRP DM (0,69 (0,21−1,17) fg), p= 0,03) dan PMI (1,84 (1,38−2,10) p= 0,01), dan tidak ada perbedaan bermakna antara PRP DM dan PRP PMI (p= 0,06). Jumlah sel stromal per gram lemak dan jumlah koloni sel stromal DM lebih rendah dari non-DM (86,35 (52,48−106,76) x 106 vs 158,93 (101,59−185,94) x 106, p= 0,01, dan 94 ± 14 koloni vs 31 ± 32 koloni, p= 0,004). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara DM dan non-DM pada persentase sel stromal hidup (p= 0,24), ekspresi CD73 (p= 0,21), CD90 (p= 0,90), adipogenesis, kondrogenesis, osteogenesis, PDT P2 (p= 0,27), PDT P3 (p= 0,21), dan persentase sel hidup ADSC P2 (p= 0,07), sedangkan ekspresi CD105 (64,41 (51,20−73,38)% vs 91,40 (82,62−95,47)%, p< 0,001) ADSC DM P1 dan persentase sel hidup (82,70 ± 8,07% vs 91,15 ± 3,77%, p= 0,04) ADSC DM P3 lebih rendah bermakna dibandingkan ADSC non-DM. Tidak ada penurunan yang bermakna pada ekspresi relatif mRNA VEGF (0,64 (0,30−1,08), p= 0,86) dan VEGFR2 DM (0,64 ± 0,56, p= 0,49) jika dibandingkan dengan ADSC non-DM. Rerata kadar VEGF dalam conditioned medium (CM) yang disekresikan oleh 1x103 ADSC DM dan non-DM secara berturut-turut sebesar 0,74 pg/mL dan 0,62 pg/mL. ADSC DM yang diberi PRP optimum, yaitu 15% memiliki nilai PDT yang lebih rendah (2,33 ± 0,56 hari vs 5,04 ± 1,26 hari, p= 0,01) dan persentase sel hidup (95,53 ± 1,60% vs 78,95 ± 10,13%, p=0,01) yang lebih tinggi bermakna dibandingkan dengan kontrol. Terjadi peningkatan ekspresi CD105, mRNA VEGF, dan VEGFR2 ADSC DM yang diberi PRP 15% (secara berturut-turut 1,81 ± 0,73, p= 0,01; 5,27 ± 5,69, p= 0,23; dan 9,01 ± 11,59, p= 0,06) relatif terhadap kontrol. ADSC DM yang diberi PRP 15% dan ADSC DM kontrol secara berturut-turut mensekresikan VEGF rerata sebanyak 0,57 pg/mL dan 1,67 pg/mL per 1x103 sel hidup. Jumlah tubular kapiler in vitro ADSC DM yang diberi PRP meningkat pada jam ke-24 jika dibandingkan dengan kontrol dan tidak berbeda bermakna dengan ADSC non-DM, namun membutuhkan waktu lebih panjang, serta tidak berbeda bermakna dengan ADSC DM yang diberi PRP dan anti-VEGF (p=0,78).

Kesimpulan: ADSC DM terbukti mengalami kerusakan selular yang dicirikan dengan penurunan proliferasi, diferensiasi, ekspresi mRNA VEGF dan VEGFR2, serta potensi angiogeniknya. Pemberian PRP 15% (VEGF 98,00 pg/mL) dapat memperbaiki kerusakan tersebut melalui efek sinergis yang dihasilkan oleh VEGF dan faktor pertumbuhan lainnya yang terdapat dalam PRP.

 


Background: Type II diabetes mellitus (DM type 2) is a chronic and complex metabolic disease identified by impaired angiogenesis. Low grade chronic inflammation and increasing oxidative stress in DM type 2 decrease the biological functions of progenitor/stem cells, including adipose-derived stem cells (ADSC).  ADSC plays significant roles in angiogenesis and tissue regeneration. Some studies have shown the vasculogenic potency of ADSC and its role in tissue regeneration. To date, autologous cell application in DM patients to initiate vascularization is hindered. Platelet-rich plasma (PRP) is widely known to contain generous amount of growth factors including VEGF with significant role in angiogenesis.

Objective: This study aimed to investigate and analyze the effect of PRP preconditioning to the proliferation (stromal cell number, population doubling time (PDT) and percentage of viable cells), differentiation (colony formation, CD73, CD90, CD105 expressions, three lineage of differentiation), expression of mRNA VEGF and VEGFR2, as well as in vitro angiogenic potency of ADSC DM (VEGF secretion and capillary tube formation).

Methods: Initially, platelet concentration per µL and VEGF per 1x103 lysed platelet contained in Palang Merah Indonesia (PMI) PRP was compared to DM and non-DM PRP. Subsequently, stromal vascular fraction (SVF) from 15 DM and 10 non-DM donors was enzymatically isolated from adipose tissue, and cultured in control media to generate passage 1−3 (P1−P3) ADSC. Proliferation, differentiation, mRNA VEGF and VEGFR2 expression, as well as angiogenic potency of DM ADSC in vitro were measured and compared to non-DM control. P3 DM ADSC was then cultured in media contained 5%, 10%, 15%, and 20% PMI PRP, and proliferation, differentiation, mRNA VEGF and VEGFR2 expression were measured and compared to FBS control to determine optimum PMI PRP concentration. P3 DM ADSC preconditioned with optimum PMI PRP, with or without anti-VEGF (bevacizumab) 100 ng/mL, and control DM ADSC were cultured, and VEGF secretion was measured, as well as capillary tube formation on Matrigel®.

Results: In this study no significant differences were observed between platelet concentration per µL DM, non-DM, and PMI PRP (p= 0.22). However, non-DM PRP contained significantly lower VEGF per 1000 lysed platelets (0.20 (0.04−0.35) fg) compared to DM (0.69 (0.21−1.17) fg, p= 0.03) and PMI PRP (1.84 (1.38−2.10), p= 0.01), with no significant difference between DM and PMI PRP (p=0.06). The number of viable stromal cells per gram adipose tissue and collonies generated from DM SVF were significantly lower than non-DM (86.35 (52.48−106.76) x 106 vs 158.93 (101.59−185.94) x 106, p= 0.01 and 94 ± 14 collonies vs 31 ± 32 collonies, p= 0.004). Non-significant differences were also observed in the percentage of viable stromal cells (p= 0.24), expression of CD73 (p= 0.21), CD90 (p= 0.90), adipogenesis, chondrogenesis, osteogenesis, P2 and P3 PDT (p= 0.27 and 0.21, respectively), and the percentage of viable P2 ADSC (p= 0.07), but the expression of CD105 of P1 DM ADSC (64.41 (51.20−73.38)% vs 91.40 (82.62−95.47)%, p< 0.001) and the percentage of viable P3 ADSC (82.70 ± 8.07% vs 91.15 ± 3.77%, p= 0.04) were significantly lower than non-DM ADSC. The reduction of mRNA VEGF and VEGFR2 relative expression of P3 DM ADSC (0.64 (0.30−1.08) p= 0.86 and 0.64 ± 0.56, p= 0.49, respectively) were unsignificant compared to non-DM ADSC. Mean of VEGF level normalized to 1x103 viable cells in the conditioned medium (CM) of DM and non-DM ADSC were 0.74 pg/mL and 0.62 pg/mL, respectively. Optimum 15% PRP-preconditioned DM ADSC had significantly lower PDT value (2.33 ± 0.56 days vs 5.04 ± 1.26 days, p=0.01) and higher percentage of viable cells compared to control (95.53 ± 1.60% vs 78.95 ± 10.13%, p=0.01). The increase of relative expression of CD105, mRNA VEGF and VEGFR2 (1.81 ± 0.73, p= 0.01; 5.27 ± 5.69, p= 0.23; and 9.01 ± 11.59, p= 0.06, respectively) were unsignificant in DM ADSC compared to non-DM. Optimum 15% PRP-preconditioned DM ADSC and control secreted VEGF in CM as much as 0.57 pg/mL and 1.67 pg/mL per 1x103 viable cells in average. PRP-preconditioning improved the capillary tube formation in DM ADSC, but the process was longer compared to control, and unsignificant to non-DM ADSC and PRP-preconditioned DM ADSC with anti-VEGF (p=0.78).

Conclusions: Cellular damage in DM ADSC was idientified by a reduction of proliferation, differentiation. mRNA VEGF and VEGFR2 expression, and angiogenic potency. Preconditioning DM ADSC with 15% PRP (VEGF 98.00 pg/mL) improved the cellular damage with synergitic effect of VEGF and other growth factors contained in PRP.

 

Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina
Abstrak :
Traveling Salesman Problem (TSP) merupakan permasalahan yang banyak ditemukan di bidang transportasi khusunya masalah perjalanan seorang salesman mengunjungi semua kota tepat satu kali sebelum salesman tersebut kembali ke kota awal atau depot. Perluasan dari TSP adalah Multiple Traveling Salesman Problem (MTSP) dengan jumlah salesman adalah lebih dari satu. Pada skripsi ini, penyelesaian MTSP dibahas dengan menggunakan metode algoritma Sweep dan Elite Ant System, dengan penyelesaian MTSP dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, digunakan algoritma Sweep untuk membangun rute awal perjalanan salesman dan pada tahap kedua digunakan Elite Ant System untuk memperbaiki rute perjalanan awal yang diperoleh dari tahap pertama. Hasil implementasi dengan menggunakan 6 data dari TSPLIB, berdasarkan total jarak yang ditempuh, menunjukkan bahwa metode yang digunakan menghasilkan total jarak lebih baik dibandingakan dengan total jarak hasil metode MACO dan MGA untuk data yang sama. Selain itu, hasil yang diperoleh menunjukkan adanya peran pemilihan kota sebagai depot dalam menentukan total jarak.
Traveling Salesman Problem (TSP) is the most commonly problem that is found in transportation, especially the problem of visiting city by one salesman exactly once before the salesman back to the first city or depot. The Multiple Traveling Salesman Problem (MTSP) is an extension of TSP. This problem relates to accommodating real world problems where there is a need to account for more than one salesman. In this skripsi, MTSP will be discussed in Sweep algorithm and Elite Ant System methods, where the MTSP is solved in two stages. At the first stage, Sweep algorithm is used to construction route of salesman and the second stage, Elite Ant System is used to improving every route of salesman. The implementation results were tested using 6 benchmark problem taken from TSPLIB, based on the total distance travelled, shows that the methods produce a total distance better than the total distance of MGA and MACO methods. Moreover, the results indicate the existence of obtaining a city as the depot as the key factor in determining total distance.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik CEO terhadap ketepatan waktu laporan keuangan audit. Karakteristik CEO diukur berdasarkan CEO Tenure, CEO Financial expertise, dan CEO Gender, sedangkan ketepatan waktu laporan keuangan audit diukur berdasarkan Logaritma Natural Audit Report Lag LNARL . Penelitian ini menggunakan data 288 perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016. Data yang digunakan merupakan data unbalanced dan diperoleh dari Data Stream dan IDX website. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CEO Tenure memiliki pengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu laporan keuangan audit. Pengaruh signifikan mengartikan bahwa semakin lama masa jabatan CEO maka semakin lama waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangan audit. Sebaliknya, penelitian ini tidak memberikan hasil pengaruh yang siginifikan antara CEO Financial expertise, dan CEO Gender terhadap ketepatan waktu laporan keuangan audit. ......This research aims to analyse the influence of CEO characteristics on the timeliness of audited financial statements. CEO characteristics measure by CEO tenure, CEO financial expertise and CEO gender, while the timeliness of audited financial statements was measured by using Natural Log Audit Report Lag NLARL . This research uses 288 non financial companies listed in the Indonesia Stock Exchange period 2012 2016. The data are unbalance and obtained from Data Stream and Indonesia Stock Exchange website. The results of this research show that CEO Tenure has a significant influence on the timeliness of audited financial statements. Significant influence means that the longer CEO Tenure, the more time it takes the company to submit an audited financial statements. Conversely, this research show that there is no significant influence between CEO financial expertise and CEO gender on the timeliness of audited financial statements.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina
Abstrak :
Pembangunan angkutan umum massal di Indonesia tepatnya di DKI Jakarta sedang berlangsung secara masif, hal ini dilakukan untuk menekan permasalahan kemacetan yang terjadi di DKI Jakarta yang terus terjadi selama bertahun - tahun. Namun, pembangunan angkutan umum masal ini tidak serta-merta menyelesaikan kemacetan pada rute yang dilayani. Untuk memaksimalkan fungsi dari angkutan umum massal itu maka dibuat pembangunan berkonsep Transit-Oriented Development (TOD) pada stasiun ataupun simpul – simpul transitnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis potensi peningkatan ridership MRT Jakarta yang terjadi akibat adanya pengembangan kawasan TOD di stasiun Lebak Bulus dan Fatmawati. Penelitian ini menggunakan dua metode perhitungan bangkitan perjalanan yaitu Trip per Luasan (TPL) dan Trip Rata – Rata (TPR) serta dua nilai modal split untuk mendapatkan besaran potensi peningkatan ridership MRT Jakarta. Nilai modal split yang digunakan yaitu modal split benchmark dan modal split eksisting Jakarta. Pada penelitian ini diketahui hasil potensi peningkatan ridership pada kawasan TOD Lebak Bulus dan Fatmawati meningkat lebih dari 50% dari rata – rata harian ridership eksisting MRT Jakarta Tahun 2019......The construction of mass public transportation in Indonesia, specifically in DKI Jakarta, is underway on a massive scale, this is done to suppress congestion problems that occur in DKI Jakarta which have continued for years. However, the construction of this mass public transportation does not immediately solve the congestion on the routes served. To maximize the function of mass public transportation, a Transit-Oriented Development (TOD) concept was developed at the station or its transit nodes. The purpose of this study is to analyze the potential increase in the MRT Jakarta ridership that occurs due to the development of the TOD area at the Lebak Bulus and Fatmawati stations. This study will use two methods of calculating trip generation, namely Trips per Area (TPL) and Average Trips (TPR) as well as two modal split values to get the amount of potential increase in MRT Jakarta ridership. The modal split value used is the modal split benchmark and the existing modal split in Jakarta. In this study, it is known that the results of the potential increase in ridership in the Lebak Bulus and Fatmawati TOD areas increased by more than 50% of the daily average ridership of the existing MRT Jakarta in 2019.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina
Abstrak :
Latar belakang: Trietylene glycol dimethacrylate (TEGDMA) merupakan salah satu monomer yang terkandung dalam bahan tambal resin komposit. Jika resin komposit mengalami polimerisasi tidak sempurna, TEGDMA dengan mudah terlepas ke dalam rongga mulut dalam beberapa menit hingga jam setelah penambalan, kemudian berpenetrasi mencapai pulpa. TEGDMA yang terlepas dilaporkan bersifat sitotoksik. Tujuan: Menentukan efek TEGDMA (4 mM, 8 mM, dan 12 mM) terhadap protein total dan profil protein medium kultur sel-sel pulpa gigi. Metode: Sel-sel pulpa didapat dari jaringan pulpa gigi sehat yang baru diekstraksi, kemudian dikultur pada medium kultur DMEM. Setelah sel kultur tampak confluent (±2 malam), dilakukan subkultur yang kemudian digunakan sebagai sampel pada penelitian ini. Selanjutnya, kultur sel-sel pulpa gigi pada kelompok perlakuan masing-masing dipapar TEGDMA 4 mM, 8 mM, dan 12 mM. dan diinkubasi pada suhu 37°C, 5% CO2 selama 24 jam. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak dipaparkan TEGDMA. Konsentrasi protein total medium kultur diukur menggunakan Bradford protein assay lalu dibaca dengan microplate reader pada panjang gelombang 655 nm. Kemudian, identifikasi profil protein medium kultur dilakukan dengan metode SDS PAGE. Hasil: Nilai rerata konsentrasi protein total medium kultur (µg/ml ± SD) kelompok perlakuan TEGDMA 4 mM, 8 mM, dan 12 mM berturut turut adalah 28635.85 ± 2373.39, 35288.41 ± 3469.47, dan 38199.79 ± 2752.47. Nilai-nilai tersebut lebih tinggi daripada kelompok kontrol 27073.83 µg/ml ± 2772.46. Analisis statistik one way ANOVA menunjukan terdapat perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan TEGDMA 8 mM dan 12 mM dengan kelompok kontrol (p<0,05). Hasil identifikasi profil protein medium kultur menunjukan tampak perubahan profil protein pada setiap kelompok setelah pemaparan TEGDMA 4 mM, 8 mM, dan 12 mM. Kesimpulan: Pada penelitian ini konsentrasi protein total medium kultur meningkat dan profil protein medium kultur mengalami perubahan setelah pemaparan TEGDMA 4 mM, 8 mM, dan 12 mM pada sel-sel pulpa.
Background: Trietylene glycol dimethacrylate (TEGDMA) is one of monomer that contained in composite resin restoration. TEGDMA could be released from composite resins to the oral cavity following incomplete polymerization in a few minutes to hours after the placement of restoration, and then the monomers of TEGDMA could penetrate the dental pulp. TEGDMA that released was reported has cytotoxic effects. Objectives: To determine the effect of TEGDMA (4 mM, 8 mM, dan 12 mM) on total protein and protein profile of culture medium of the dental pulp cells. Methods: The pulp cells were isolated from the pulp of the freshly extracted teeth, and cultured in culture medium of DMEM. After the cells visually confluent (±2 nights), subcultured to be used as samples. Afterwards, the cells culture in treatment group were treated with TEGDMA 4 mM, 8 mM, dan 12 mM and incubated at 37°C, 5% CO2 for 24 hours. Whereas, in control group without TEGDMA exposure. The concentration of total protein in culture medium was measured by Bradford protein assay then were read by microplate reader in 655 nm. Then, the protein profile of culture medium was identified by SDS PAGE method. Result: The mean of total protein of culture medium (µg/ml ± SD) on treatment groups of TEGDMA 4 mM, 8 mM, dan 12 mM were 28635.85 ± 2373.39, 35288.41 ± 3469.47, and 38199.79 ± 2752.47 were higher than the controls 27073.83 ± 2772.46. One way ANOVA statistic analysis showed that treatment group of TEGDMA 8 mM and 12 mM were significant different compared with the control group (p<0,05). The protein profile of culture medium was altered after TEGDMA exposure. Conclusion: In this research the total protein of culture medium was increased and its protein profile was altered after exposure of TEGDMA 4 mM, 8 mM, and 12 mM to dental pulp cells.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rona Malam Karina
Abstrak :
Pemakaian castor oil sebagai pelumas untuk mesin-mesin modern tidak bisa dilakukan karena mudah teroksidasi sehingga akan terbentuk resin dan deposit yang dapat menyebabkan penyumbatan. Resin dan deposit ini terbentuk karena minyak nabati mempunyai ikatan rangkap karbon yang mudah teroksidasi dalam struktur molekulnya. Untuk meningkatkan stabilitas oksidasi castor oil, pada penelitian ini dilakukan melalui dua cara. Pertama yaitu pencampuran antara castor oil dengan 4 macam aditif antioksidan yaitu Octadecyl-3-(3,5-di-tertbutyl-4-hydroxyphenyl)-propionate (P), Pentaerythritol Tetrakis (3-(3,5-di-tert-butyl-4-hydroxyphenyl)propionate) (F), Phenyl-alpha-naphthylamines (A) dan Zinc Dialkyldithiophosphate (Zn). Kedua memodifikasi castor oil melalui proses awal transesterifikasi Untuk menguji ketahanan oksidasi digunakan metode microoxidation tester dan oksidation bulk, melalui metode ini diketahui nilai TAN, viskositas dan massa deposit. Hasil penelitian didapat bahwa castor oil yang ditambahkan aditif A (Phenyl-alphanaphthylamines) sebesar 1 %-berat memiliki tingkat oksidasi sangat baik dibanding dengan 3 macam aditif yang digunakan dalam penelitian ini. Stabilitas oksidasi castor oil dapat ditingkatkan melalui modifikasi castor oil dan menghasilkan produk ECOME dan COME Gliserol yang kualitas ketahanan oksidasinya makin baik dan stabil dibanding dengan castor oil murni. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil TAN, viskositas dan massa deposit, yang hasil kenaikannya semakin berkurang sehingga ketahanan oksidasinya meningkat. Serta dengan didukung indeks viskositas yang nilainya sangat tinggi dan memenuhi persyaratan base oil minyak lumas mesin dari API, castor oil hasil modifikasi dapat digunakan sebagai minyak lumas dasar.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16181
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nasoetion, Karina
Abstrak :
Tugas akhir ini merupakan Iaporan kegiatan penulis yang disusun untuk memberikan rekomendasi dalam meningkatkan ketrampilan kepemimpinan situasional bagi pimpinan karyawan PT Citra Marga Nusaphala Pcrsada Tbk yang menempati posisis Eselon II dan Ill. Pclatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi kerja para karyawan, sesuai dengan visi dan misi perusahaan yang diperbaharui pada tahun 2001. PT CMNP Tbk mengalami ujian yang sangat berat akibat dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 yang masih terasa hingga kini. Perubahan kondisi sosial dan instabilitas politik berdampak pula terhadap kinerja perusahaan antara lain dikaitkannya keberadaan Citra Marga dengan stigma masa Ialu. Dalam rangka mengatasi permasalahan ini, maka berbagai kebijakan dan langkah-langkah strategis mulai diambil, sehingga perusahaan dapat bangkit dan berkembang. Pada 6 Juni 2001, diputuskan bahwa PT CMINP Tbk akan memperluas bidang usaha mereka ke dalam usaha infrastruktur lainnya seperti telekomunikasi, transportasi, propeni, pembangunan sarana jalan, pipanisasi, pengadaan lisrlik, air, minyak dan gas dan lain-lainnya. Perluasan bidang usaha juga mendorong PT CMNP Tbk mengadakan reorganisasi dan perubahan visi dan misi yang terangkurn di dalam program jangka panjang yang disebut “Cirra Marga Prima 2025”. Konsekuensi dari reorganisasi ini adalah dituntutnya para karyawan untuk meningkatkan kinerja mereka. Kinerja karyawan sangat tergantung kepada atasan, yang dipercaya dapat membantu pemenuhan kebutuhan karyawan dalam mengembangkan diri dalam bekerja dan dapat memotivasi kerja mereka sehingga akan meningkatkan produktifitas dan menciptakan lingkungan kerja yang baik. Fakta yang telah diuraikan di atas menimbulkan berbagai pemikiran di dalam pemikiran penulis, yaitu: Untuk membantu pemenuhan kebutuhan perkembangan diri karyawan, maka dibutuhkan pimpinan yang dapat menjadi fasilitator Pimpinan yang efektif dipercaya mampu diagnosa kebutuhan karyawannya dan mampu menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka sesuai dengan tuntutan lingkungan kerja. Kunci dari seluruh organisasi adalah kinerja dari karyawannya, dan kualitas kinerja karyawan sangat tergantung kepada sikap mereka terhadap atasannya. Itu sebabnya motivasi menjadi bagian yang sangat penting dalam menentukan kinerja karyawan karena motivasi menggambarkan mengapa seseorang memilih perilaku tertentu untuk mencapai tujuan pribadi ataupun organisasi. Untuk periode 2001-2005 yang temanya adalah Reposizioning for Suvtainable Growth, peningkatan produktivitas tidak dapat dilakukan karena keseluruhan pendapatan diperoleh hanya dari bidang usaha JIUT. Ada baiknya pada periode ini dilakukan peningkatan kualitas pelayanan konsumen. Usaha peningkatan produktiiitas dapat dilakukan pada periods berikutnya, yaitu saat bidang usaha infrastruktur lainnya sudah berjalan. Dari perhitungan statistik yang dilakukan, hasilnya adalah kuesioner terbukti valid dan reliable. Dimana gaya kepemimpinan yang dorninan pada Eselon II adalah coaching (50%), dan Eselon III adalah supporzing (59,1%). Pada pengujian hipotesa, terbukti ada hubungan antara kepemimpinan situasional dan motivasi kerja yang hasil perhitungan Chi-Square untuk Eselon Il adalah 0,036 dan eselon III adalah 0.0l5. Sedangkan penggolongan tingknt perkembangan (D) untuk Eselon II dan III rata-rata adalah D2 (76%) dan D3 (l4%). Ada beberapa solusi yang dapat diajukan oleh penulis. Pertama adalah menjalankan pelatihan coaching yang tujuannya adalah untuk meningkatkan ketrampilan kepemimpinan situasional. Kemudian penulis juga merekornendaslkan agar dilakukan peningkatan kualitas pelayanan yang dilaksanakan oleh karyawan eselon IV, karena langsung berhubungan dengan pelanggan jalan tol Tujuannya adalah untuk meningkatkan company image.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>