Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kaluara, Feby Hendola
"Sebagai mahasiswi arsitektur, pertanyaan mengenai pentingnya bentuk fisik kota di tengah deru informasi, perkembangan teknologi, dan segala sesuatu yang mampu didapat secara instan sering kali menghampiri pikiran saya. Tulisan ini merupakan sebuah usaha untuk menjawab sesuatu yang sangat mendasar di antara dinamika kehidupan urban tersebut: makna kematian pada sebuah pemakaman ketika media sosial online mendominasi. Kurang lebih di sini saya mencoba menilik bentuk material dan virtual Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata? sebuah pemakaman yang sangat simbolis dan menyimpan banyak cerita perjuangan?dan interpretasi masyarakat Jakarta yang asik dengan rutinitas dunia mayanya terhadap pemakaman tersebut. Sebagian dari penilikan ini adalah hasil refleksi dari teori dasein Heidegger, konsepsi ruang yang diperkasai oleh Tarthang Tulku dan sekilas mengenai konsepsi virtual-aktual yang diusung oleh Deleuze. Topik kematian sendiri saya ambil karena berhubungan erat dengan eksistensi manusia. Saya pikir meskipun perubahan yang terjadi pada kehidupan manusia terus terjadi, selalu ada titik henti yang begitu mendasar hingga mampu menjadi titik balik manusia untuk merefleksikan dirinya. Kematian adalah salah satunya. Hal ini tentu berkaitan dengan bagaimana arsitektur membentuk ruang untuk pengalaman kematian. Dapat dikatakan tulisan ini merupakan upaya menilik kembali fungsi arsitektur, khususnya arsitektur kematian, pada kota Jakarta di tengah deru perubahan dan perkembangan zaman.

As an architecture student, questions about how important physics of a city in the era of information and technology development?when everything can be received instantly?often come through my head. This writing is an attempt to answer a very basic thing in the dynamic life of urban: the interpretation of death on a cemetery while online social media dominating. I try to observe carefully the material and virtual form of Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata? a heroes cemetery which is very symbolic and has many stories about fighting for independence?and interpretation of Jakarta society who has been busied by ?virtual reality? about that cemetery. A part of this observation is also a reflection of some theories: Heidegger?s dasein, Tulku?s conception of space, and Deleuze?s interpretation about virtual-actual. I choose death as the topic because it is much related to human existence. I think there must be some very basic point among all of the changes which makes everyone can stop or turn around to reflect their selves. Death is one of those points. This is, of course, also related to how architecture creates space to experience the death. This writing can be said as an exertion to rethink the function of architecture, especially architecture of death, while changes and developments continuously coming in the city of Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42442
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kaluara, Feby Hendola
"ABSTRAK
Sebuah kota hadir tidak melalui fisiknya saja, tetapi juga melalui hal-hal yang kasatmata, seperti memori. Ingatan manusia terhadap lingkung sekitarnya menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam ranah perancangan perkotaan karena persepsi manusia juga terkait dengannya, terlebih jika ingatan tersebut terkait dengan kehilangan atau duka yang dirasakan akibat suatu peristiwa yang terjadi di suatu kota. Berkaitan dengan hal itu, tesis ini diawali dari keingintahuan saya, sebagai mahasiswi perancangan perkotaan, terhadap pengaruh suatu peristiwa yang tragis—atau kerap disebut “tragedi”—pada ruang mengenang di sebuah kota. Dalam menghadapi suatu kehilangan akibat peristiwa tragis, seseorang sering kali merasakan kesan tertentu yang menuntut untuk diejawantahkan. Kesan atau fitur yang muncul karena ketidakhadirann peristiwa yang menghentak rutinitas itu disebut “absential feature”. Konsepsi inilah yang mengaitkan ‘tragedi’ dengan urgensi ruang mengenang di ranah publik. Dari hasil penilikan hal tersebut, munculah ide perancangan kawasan mengenang sebuah peristiwa kelam di ruang Kota Jakarta: Tragedi Semanggi. Dengan memetaforakan Semanggi yang begitu riuh dengan lalu lalang manusia dan kendaraan, serta menilik ‘absential feature’ yang timbul akibat persitiwa di tahun 1998/1999 tersebut, munculah beberapa hal yang menjadi dasar hasil akhir dari tesis perancangan ini, yakni guidelines perancangan Persimpangan Reformasi—titik singgah pengenangan Tragedi Semanggi.

ABSTRACT
A city presents not only with its physical appearance but also with its intangible thing within it, such as memory. Human’s memory about their environing space needs to be noticed in urban design because it also impacts on their perception, especially if it is about loss or grief as an effect of an event in a city. Regarding that fact, this thesis was began by me, as an urban design student, questioning impact of a tragic event—or is usually called as “tragedy”—on commemorating space in a city. Human tend to feel certain impression to face their grief as an impact of a tragic event. Impression or feature created by an absence stomping event is called “absential feature”. This conception gives a link between ‘tragedy’ and the urgency of commemorating space in public. By assessing deeper towards that conception, I found an idea to create a memorial area for commemorating a dark event in Jakarta: Semanggi Tragedy. By metaphorizing Semanggi, which was full of the hustle and bustle of vehicles and human’s circulation, and comparing its physical change before and after the tragedy, I could decide basic things for this design thesis that was eventually manifested into some guidelines for Persimpangan Reformasi—a transit point for the commemoration of Semanggi Tragedy. "
2013
T35627
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library