Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Justine Yohana Mardhianti
Abstrak :
Remaja perempuan yang hamil di luar pernikahan mendapatkan stigma dan diskriminasi dari institusi sosial terkecil yaitu keluarga hingga masyarakat luas. Mereka dianggap sebagai pelanggar norma karena gagal menjaga dirinya sendiri dan mematuhi peran berbasis gender yang disematkan kepada mereka. Hal ini berpengaruh terhadap pembentukan agensi mereka. Penelitian ini berusaha menjelaskan agensi remaja perempuan yang hamil di luar pernikahan yang diperlemah oleh konstruksi sosial dan juga relasi kuasa yang timpang antara diri mereka dan agen-agen di sekitar mereka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa agensi remaja perempuan yang hamil di luar pernikahan diperlemah oleh konstruksi sosial sejak sebelum ia mengalami kehamilan. Identitasnya sebagai perempuan membuat mereka dinilai sebagai individu subordinat dan mendapatkan perlakuan tidak adil. Sebagai remaja yang tidak mengikuti konstruksi sosial membuat mereka dianggap sebagai individu yang tidak bertanggung jawab. Hal ini menyebabkan agensi di dalam diri mereka menjadi lemah. Lemahnya agensi mereka membuat diri mereka berada di posisi yang rentan akan pergaulan bebas yang berujung pada kehamilan di luar pernikahan. Setelah hamil di luar pernikahan mereka mendapatkan identitas yang terstigma untuk kedua kalinya yang membuat agensi di dalam diri mereka semakin lemah. Konstruksi sosial pembagian peran berbasis gender dan juga relasi kuasa yang timpang dengan agen lain membuat agensi mereka semakin tereduksi, sehingga sulit bagi para remaja perempuan yang hamil di luar pernikahan untuk kembali berfungsi sosial di dalam masyarakat. ......Adolescent girls who experienced unwanted pregnancy face stigma and discrimination from their family, as well as their community. They are considered as violator of norms due to their failure to protect themselves and conform with their gender based role. This affects to the formation of their agency. This study tries to explain the agency of adolescent girls who experienced unwanted pregnancy which weakened by social construction and unequal power relation between themselves and other agents. This study uses qualitative methods with phenomenology approach. This study concludes that agency of adolescent girls with unwanted pregnancy is weakened by social construction even before they experienced unwanted pregnancy. Their identity as women makes them valued as subordinate individuals and obtained unfair treatment. As teenager who do not conform with social construction, they were considered as irresponsible individuals. This led to subdued agency. Their subdued agency causes them to be vulnerable to promiscuity that results in unwanted pregnancy. After experienced unwanted pregnancy, they obtain stigmatized identity for the second time which makes their agency even weaker. Social construction of gender based role, as well as unequal power relation cause their agency reduced, thus making it difficult for these adolescent girls to return as functioning agent in their community.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Justine Yohana Mardhianti
Abstrak :
ABSTRAK
Sistem pendidikan di Indonesia belum banyak membuka peluang bagi anak-anak difabel untuk memiliki kesempatan yang sama seperti anak-anak nondifabel mendapatkan pengalaman belajar di situasi kelas biasa. Keberadaan sekolah inklusi membuka peluang bagi anak-anak difabel mendapatkan kesempatan ini. Untuk mendapatkan kondisi inklusif yang kondusif dibutuhkan sistem sosial yang baik di dalam sekolah, agar anak-anak difabel mendapatkan kondisi yang penuh toleransi dan nyaman untuk belajar. Teknik pengamatan dan wawancara digunakan untuk mendapatkan hasil yang deskriptif untuk menjelaskan keadaan sistem sosial dan relasi yang berjalan antar subsistem di sekolah. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan teori-teori dan konsep yang relevan untuk mendapatkan pemahaman mengenai interaksi antar subsistem, relasi yang berjalan, dan sistem sosial yang terbentuk dari relasirelasi tersebut sehingga tercipta suatu kondisi yang kondusif bagi seluruh anak untuk belajar di sekolah. jalinan relasi antar subsistem sekolah, seperti pemilik sekolah, kepala sekolah, guru, murid, dan orang tua membentuk suatu sistem sosial yang tidak selalu berjalan mulus tetapi mampu membuat kondisi inklusif yang menunjang suasanya kondusif saat belajar.
ABSTRACT
Education system in Indonesia still in limited condition for different ability children to have a chance for studying in regular class situation. School with inclusion system opens these chances. To get inclusive condition, we need a good social system in that school, so that children with different ability can get a condition which full of toleration and comfort for them to study. Observation and in-depth interviews are used to get much more descriptive results for explaining the condition about social system and relation between subsystems in school. The data is then analyzed with relevant theory and concept, to get an understanding about interaction between subsystem, work of relations, and social system which constructed from those relations, so that the condusive condition could be constructed. Relationship which exists between subsystems in school, such as, the owner of the school, headmaster, teachers, students and parents form a social system. This system not always runs smoothly, but still can maintain inclusive condition which support condusive atmosphere while learning.
2016
S64354
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library