Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Justarina Sinta Marisi Nalborhu; Suharwan Argadikusuma
Abstrak :
ABSTRAK
Sasaran pertumbuhan perekonomian Indonesia yang ditar getkan dalam Pelita IV dan Repelita V adalah rata?rata 5 % per tahun. Salah satu faktor yang. menunjang tingkat pencapaian sasaran diatas adalah perlunya nilai investasi dan masyarakat sebesar Rp 131,5 trilyun.

Bursa saham sebagai salah satu instrumen pasar modal diharapkan dapat menggali potensi masyarakat dan swasta untuk memenuhi kebutuhan investasi tersebut, serta mengarah kan dana masyarakat ke dalam sektor-sektor yang produktif

Keadaan pasar modal di Indonesia masih berada pada tahapan perkembangan awal. Pada tingkat perkembangan mana sangat dlbutuhkan pemantauan terhadap faktor?faktor yang dapat menganggu efektifitas serta efisiensi pasar modal.

Tulisan ini bertujuan untuk melakukan studi. tentang tingkat pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pasar modal, untuk kemudian dapat memberikan saran saran guna mengantisipasi masalah masalah yang akan dihadapi.

Faktor?faktor tersebut dapat dikelompokkan dalarn fak tor?faktor rasional dan irrasional. Besarnya pengaruh faktor rasional menggambarkan suatu keadaan pasar yang sangat efislen, dimana informasi sangat transparan dan keputusan didasarkan atas perhitungan yang teliti. Dalam keadaan ini peluang memperoleh keuntungan di pasar modal sangat rendah. Besarnya pengaruh faktor Irrasional menggam barkan keadaan pasar yang tidak efisien, dalam keadaan ini peluang memperoleh keuntungan dan pasar modal sangat bersi fat spekulatif. Penilaku pasar spekulatif cenderung kepada keadaan hiperaktif, yang dikhawatirkan dalam jangka panjang akan mempunyai dampak yang negatif terhadap perkembangan pasar modal.

Sampai dengan tanggal 24 November 1989 baru 85 perusa haan yang masuk ke pasar modal. Jumlah dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 4.898,1 milyar, yang terdiri dari 65 perusahaan menerbitkan saham dengan nilai perdana sebesar Rp 3.402,9 milyar dan 21 perusahaan menerbitkan obligasi dengan nilai perdana Rp 1.492,2 mflyar, serta 1 perusahaan mener bitkan sekuritas dengan nilai perdana Rp 3 milyar.

Dalam Pasar Modal Indonesia terdapat empat golongan pelaku, yaitu Investor (Pemodal); sektor bisnis/pencari modal (Emiten); Badan Pemerintah dan Lembaga Penunjang Pasar Modal yang terdiri atas, Underwriter, Akuntan Publik, Nota ris, Konsultan Hukum, Perusahaan Penilai (Appraisal), Peran tara Pedagang Efek (Broker) dan Pedagang Efek (Trader).

Permasalahan yang secara kiasik dihadapi pasar modal adalah perkiraan nilai harga saham, dan untuk itu dikenal 2 pendekatan teoritis yaitu pendekatan fundamental dan pende katan teknis.

Penelitian mengenai tingkat harga saham serta perilakunya telah banyak dilakukan. Diantaranya Menton H. Miller and Franco Modigliani, yang menjelaskan hubungan antara deviden, earning dan growth rate. Sebagai implemen tasi dan teori tersebut, Volkert S. Whitbeck dan Manown Kisor, Jr. melakukan analisis kombinasi terhadap perilaku 135 saham di bursa Amerika Serikat. Dengan menggunakan pendekatan yang dilakukan oleh Volkert S. Whitbeck dan Manown Kisor, Jr., studi ini berusaha melakukan pengamatan terhadap perilaku pasar saham di Indonesia.

Pengamatan dilakukan dengan penerapan model Volkert terhadap perilaku harga saham dan 24 saham perusahaan yang go-public sebelum era deregulasi dan 20 buah saham perusa haan yang go?public setelah era deregulasi.

Temuan yang diperoleh dari penelitian ini, antara lain, pasar modal di Indonesia sedarig menuju pada suatu bentuk yang mengikuti mekanisme pasar. Hal ini terjadi sebagai akibat dan diberlakukannya serangkaian deregulasi dalam bidang keuangan dan perdagangari, sejak tahun 1987.

Dalam perjalanannya sejak tahun 1987, terdapat perilaku pasar yang menarik untuk diamati yaitu bahwa sebelum deregu lasi motivasi perdagangan saham lebìh berdasarkan perolehan deviden. Motif perdagangan seperti ini memiliki waktu jual beli yang relative lebih panjang, sedangkan jumlah saham masih terbatas, sehingga mengakibatkan mutasi perdagangan saham menjadì kurang dinamis dan mengakibatkan pula likuidi tas pasar yang rendah.

Setelah diberlakukannya diregulasi, terdapat pergeseran motif perdagangan saham dan motive perolehan deviden ke motif perolehan capital gain. Motif perolehan capital gain rnempunyai periode jual ? beli yang bersifat lebih berjangka pendek, yang mendorong terjadinya mutasi perdagangan saham yang dinamis sehingga likuiditas pasar menjadi lebih baik.

Harga saham 24 perusahaan lama yang dalam periode 1972?1987 tidak mempunyai kesempatan di?revalue? oleh pasar, tetapi mekanisme pasar segera melakukan ?revaluasi? atas harga 24 saham tersebut. Terjadinya mekanisme ? revaluasi ? pasar tersebut telah menimbulkan permintaan yang sangat meningkat terhadap ke-24 saham tersebut yang diikuti oleh meningkatnya harga kedua puluh saham secara mengejutkan.

Kelebihan permintaan untuk saham saham tersebut telah menimbulkan ?band wagon effect? yang dimanfaatkan oleh beberapa emiten yang segera melemparkan saham saham perusa haan baru.

Investor kurang menyadari bahwa terdapat pembedaan perilaku harga saham antara kelompok ?lama? dan kelompok ?baru? dimana capital gain dan saham saham baru telah dinikmati oleh pemilik perusahaan dalam bentuk ?agio?.

Pada akhirnya mekanisme pasar melakukan koreksi terha dap saham saham baru sehingga tampak permintaan dan harga dan saham saham baru cenderung menurun.

Dari hasil studi juga diidentifikasi kejadian kejadian yang mempanguruhi faktor-faktor irasional yang antara lain meningkat pada saat saat :

- Diberlakukannya peraturan pemerintah.

- Terjadi emisi saham baru.

Bagi para Investor disarankan untuk lebih memperhatikan saham saham transisi, pasar trani, kiasifiasi serta jenis jenis saham dan informasi perkembangan perusahaan, dan pengaruhnya terhadap harga saham.

Bagi para emiten disarankan untuk mempertimbangkan pemanfaatan momentum perilaku hiperaktif investor dalam upaya memperoleh perolehan, tetapi harus mempertimbangkan resiko citra perusahaan ?go?public?, karena citra ini dapat membawa dampak akumulatip terhadap operasi perusahaan.

Bagi Bapepam dan lembaga keuangan terkait lainnya, disarankan untuk memperbaiki effisiensi market, meningkatkan efektivitas, memperbaiki kualitas para pelaku pasar modal seperti perantara, underwriter, akuntan publik dan penilai antara lain derigan mendorong terwujudnya kode etik pro-fesi dan usaha.
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library