Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Juniarto
"Peternakan ayam PT Indocentral Desa Sukatani merupakan peternakan ayam petelur yang berdiri sejak 1979. Jumlah ayam petelur pada peternakan sebesar 100.000 ekor. Salah satu dampak negatif dari adanya peternakan adalah bau yang disebabkan oleh konsentrasi gas amoniak yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh konsentrasi amoniak dari peternakan ayam PT Indocentral Desa Sukatani terhadap gangguan kesehatan pekerja dan masyarakat sekitar. Konsentrasi amoniak diukur dengan menggunakan metode spektrofotometer-Nessler pada panjang gelombang 425 nm. Variasi titik pengambilan sampel konsentrasi amoniak didasarkan pada jenis kandang dan umur ayam. Pengaruh konsentrasi amoniak di udara dengan gangguan kesehatan dinyatakan dalam bentuk korelasi, yang didapatkan dengan menggunakan korelasi Momen Product Pearson. Konsentrasi rata-rata amoniak yang didapatkan pada area peternakan ayam PT Indocentral sebesar 38,1 ppm. Konsentrasi maksimum ditemukan sebesar 100,6 ppm pada area kandang ayam dewasa.

PT Indocentral poultry is used for breeding laying hen that has been building in 1979. This poultry have 100,000 laying hen. One of the negative impact form poultry is odor proceed form high ammonia concentration. This study analyzes influence of ammonia concentration from PT Indocentral poultry toward health disruption of worker and surrounding community. Ammonia concentration was measured by spectrophotometer-Nessler method with 425 nm wavelength. Variation of test point ammonia concentration was based of cage type and hen age. The influence of ammonia concentration in air with health disruption was expressed in correlation. This correlation was gotten from Momen Product Pearson Correlation. The average of ammonia concentration from this study in PT Indocentral poutry is 38,1 ppm. This study found the maximum of ammonia concentration is 100,6 ppm in cage of adult hen."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1206
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Juniarto S.
"Pada buJan Februari 2001, Pemerintah telah menetapkan Undang-Undang no 36 tahun 1999 yang merupakan deregulasi Pemerintah di bidang telekomunikasi. Dengan munculnya Undang-Undang tersebut, industri telekomunikasi di indonesia yang sejak krisis ekonomi tahun 1998 sempat mati suri menjadi makin semarak.
Hak monopoli/duopoli dalam bidang penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia yang selama ini hanya dimiliki oleb kedua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Indosat (sambungan Iangsung internasional) dan PT Telkom (sambungan telepon tetap - lokal) diakhiri. Investor-investor lokal asing dan lokal dapat melakukan investasi di bidang jasa telekomunikasi tanpa harus menyertakan kedua BUMN tersebut, seperti yang pernah diberlakukan selama ini. Hal ini tentu saja menjadi pemicu tumbulnya perusahaan-perusahaan jasa telekomunikasi baru di Indonesia, terutama jasa telekomunikasi selular.
Jasa telekomunikasi selular GSM (Global System for Mobile Communication) yang saat ini pelanggannya terus tumbuh dengan pesat pun tak luput dari incaran para investor. Tidak kurang ada 10 perusahaan telekomunikasi selular baru yang berdiri dengan menggunakan teknologi GSM 1800. Perusahaan-perusahaan tersebut berdiri dengan memiliki ijin operasional secara regional maupun nasional. PT Telkom dan PT Indosat pun tertarik untuk mengambil bagian dari jasa telekomunikasi selular ini dengan mendirikan anak perusahaan baru yaltu : PT Telkom Mobile dan PT Indosat Multi Media Mobile (IMMM).
Hal ini tentu saja akan membuat para operator lelepon selular GSM yang sudah lama beroperasi yaitu PT Satelindo, PT Telkomsel dan PT Excelcomindo maupun operator selular AMPS (Advanced Mobile Phone System) harus merubah strateginya untuk menghadapi kompetitor-kompetitor baru di bisnis ini khususnya PT Satelindo yang menjadi pembahasan utama dalam tugas akhir ini.
PT Satelindo yang pada awalnya merupakan perusahaan operator telekomunikasi yang berstatuskan PMA (Penanaman Modal Asing), mempunyai peluang untuk mengembangkan strategi berdasarkan kompetensi Inti yang dimilikinya. Hal ini disebabkan PT Satelindo mempunyai sumber daya manusia yang banyak dan berkuaLitas dengan penguasaaa alcan teknologi telekomunikasi yang paling Lengkap dibandingkan para pesaingnya yaitu dengan core business-nya pada jasa telekomunikasi selular, satelit dan sambungan langsung internasional (SLI 008).
Infrastraktur yang demikian lengkap yang dimiliki oleh PT Satelindo tersebut tidak dimiliki oleh para kompetitor-kompetitor lainnya. Hal demikian seharusnya dapat membuat PT Satelindo menjadi Perusahaan Telekomunikasi selular terbesar di Indonesia. Namun kenyataan yang ada di pasar tidaklah seperti itu. Saat ini PT Satelindo hanya menjadi perusahaan telekomunikasi selular nomor 2 di bawah PT Telkomsel dari segi banyaknya pelanggan maupun pendapatan per tahunnya. Belum lagi dengan bermunculannya perusahaan-perusahaan telekomunikasi selular baru yang tentu saja tidak boleh diabaikan begitu saja.
Untuk mengatasi hal tersebut PT Satelindo memerlukan beberapa pembenahan di dalam organisasnya seperti : perubahan struktur organisasi dan sistem mutriks ke regi omit, peru bahan strukiur tarif yang diperlakukan maupun penambahanpenatmbah an infrastrjktur baru yang diharapkan dapat menunjang perkembangan jurnlah pelanggan PT Sateiindo di masa yang akan datang dan yang tidak kalab pentingnya adaLah peningkatan kualita.s jaringan. Usaha-usaha yang dilakukan tidak hanya dengan melakukan pembenahan internal, belajar dan kesalahan strategi promosi yang dilakukan, pada saat ini PT Satelindo mulai menggiatkan kegiatan promosinya di media-media massa seperti koran, majalah, TV bahkan dengan membuat suarn program acara yang dikenat dengan nama SLI 008.
Aliansi strategis dengan pihak operator luar negeri pun dilakukan dengan maksud untuk memperluas wilayah roaming yang dapat dilakukan oleh pengguna telepon selular Satelindo dan yang terakhir (mulai tanggal 08 Mei 2001) adalah dengan melakukan dengan pihak operator GSM dalam negeri yaitu dengan PT Telkomsel dan PT Excelcomindo dalam melakukan kerja sama pengiriman pesan (sms) antar operator, suatu fasilitas yang dahulunya hanya bisa dilakukan oleh para pelanggan yang mempunyai operator yang sama.
Diharapkan dengan cara-cara ini posisi PT Satelindo sebagai salah satu operator telekomunikasi selular di tanah air akan semakin kuat dan dapat bertahan menghadapi para kompetitornya baik yang lama maupun yang akan beroperasi di Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3391
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damar Juniarto
"Dengan penduduk sekitar 245.500.000 jiwa manusia, Indonesia merupakan pangsa pasar yang besar bagi industri sepeda motor. Data penjualan motor Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) memperlihatkan permintaan pasar akan sepeda motor dari tahun ke tahun cenderung meningkat.Melihat peluang ini, TVS Motor Company mulai menjajaki pasar sepeda motor dengan meluncurkan produk motor 4 tak berkapasitas 110 cc tipe TVS Neo sejak tahun 2007. TVS Neo harus berkompetisi dalam iklim pasar sepeda motor telah dikuasai 99% oleh manufaktur motor Jepang, juga harus berkompetisi dalam pesan komunikasi yang padat, serta kompetisi harga di kelas low-end.
Tugas Karya Akhir ini mengulas rencana Program Komunikasi Terpadu (Integrated Marketing Communication) untuk meningkatkan ekuitas merek (brand equity) TVS Neo agar produk ini meraih respon positif dari pasar pengguna sepeda motor di Indonesia. Dari hasil survey ditemukan kenyataan bahwa komunikasi TVS Neo mengesampingkan komunikasi corporate dan menimbulkan kekhawatiran konsumen. Penulis tertarik untuk mengajukan program komunikasi pemasaran terpadu untuk meningkatkan ekuitas merek TVS Neo. Dengan biaya 12 milyar rupiah di tahun 2010, penulis membangun big idea ?Motor dengan segala kelebihan yang diimpikan orang? dan diukung dengan strategi penetrasi pesan dengan pendekatan rasional dan Unique Selling Proposition (USP)

With more than 245,500,000 people, Indonesia becomes a big market for motor bike market. Motorbike sales data from Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) shows the demand for motor bike grow year by year. TVS Motor Company sees this as an opportunity and starts to launch TVS Neo 110 cc 4-stroke since 2007. TVS Neo must competes to motor bike market that dominated 99% by Japan manufactur, and also must competes in the cluttered communication, and in the price competition in low-end class.
This thesis tries to provide a planning of Integrated Marketing Communication to increase TVS Neo brand equity. In the end, hopefully this product will gain positive responses from the market. From survey result, the fact that TVS Neo communication already put away corporate communication and this raise consumer?s doubts. With budget IDR 12 billion in the year 2010, this draft based on the big idea ?A bike that have competitive advantage more than every one dream of and provide a strategy that suggest rational approach and Unique Selling Proposition (USP) approach."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5145
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Juniarto
"Tesis ini membahas tentang hubungan electronic word-of-mouth (e-WOM) di social media & brand image terhadap keputusan pembelian (Studi pada restoran Sumoboo). Desain penelitian ini adalah penelitian quasi experimental. Responden adalah pegawai swasta yang bekerja di Kompas Gramedia Divisi Corporate Comptroller yang berjumlah 32 orang. Peneliti mendapatkan data primer melalui suvei kepada para responden. Kemudian, peneliti mendapatkan data sekunder melalui konten di media sosial, seperti Twitter & Instagram, kemudian dari literatur-literatur pendukung. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa electronic word-of-mouth di social media berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian juga menunjukkan brand image berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Kemudian, dari hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa electronic word-of-mouth di social media & brand image secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Ketiga hasil penelitian tersebut terdapat baik di dalam kelompok eksperimen maupun di dalam kelompok kontrol.
Hasil penelitian terakhir menunjukkan electronic word-of-mouth di social media berpengaruh terhadap brand image, khusus untuk kelompok eksperimen, tidak dalam kelompok kontrol. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peneliti lainnya untuk mengembangkan variabel saluran komunikasi pemasaran lainnya yang turut berkontribusi dalam meningkatkan keputusan pembelian konsumen. Implikasi berikutnya adalah untuk memberi manfaat untuk penelitian selanjutnya dalam menentukan variabel-variabel lain yang turut mempengaruhi keputusan pembelian. Implikasi bagi para praktisi di dunia pemasaran agar menggunakan e-wom dan brand image sebagai alat untuk melakukan pemasaran suatu produk.

This thesis discusses the relationship of electronic word-of-mouth (e-WOM) in social media & brand image towards Purchase Decision (Study at Sumoboo Cafe).This research use quasi-experimental approach. Respondents are employees who work at Kompas Gramedia Corporate Comptroller Division, 32 persons. Researchers obtain primary data through a survey to respondents. Then, the secondary data was taken from contents in social media, particularly Twitter & Instagram, and also literature support. Data is analyzed with multivariate linear regression.
The result of this research shows electronic word-of-mouth (e-WOM) in social media gives influence to purchase decision. The results of this research also results brand image influences to purchase decision. Next, the result of this research shows electronic word-of-mouth (e-WOM) in social media and brand image simultaneously affects to purchase decision. Three results of this research can be seen both in experiment respondent and control respondents.
The last result of this research shows electronic word-of-mouth (e-WOM) in social media influences to brand image, particularly in experiment respondents, not in control respondents. This study is expected to give a contribution for other researchers to develop other marketing communication tool variables who give a contribution to increase a consumer purchase decision. Next implication is to give a benefit for the next research in determining other variables which influence to consumer purchase decision. The implication for marketing communication practices is to use e-wom and brand image as tools to promote a product
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45944
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Eric Juniarto
"ABSTRAK
Latar Belakang: Cedera utama pada otot levator ani avulsi seringkali merupakan konsekuensi umum dari persalinan per vaginam. Sekitar 13-36 perempuan yang melahirkan per vaginam, terutama pertama kali,, mengalami avulsi otot levator ani. Sampai saat ini, penelitian yang berhubungan dengan area hiatal levator ani masih terbatas.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan area hiatal otot levator ani perempuan nullipara, primipara dan multipara saat istirahat/kontraksi dan manuver Valsalva serta kejadian avulsi.Metode: Penelitian ini menggunakan studi potong lintang dengan melihat hasil pemeriksaan ultrasonografi transperineal yang dilakukan pada pasien perempuan nullipara, primipara dan multipara yang datang ke poli Obstetri dan Ginekologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Mei 2015 ndash; Juni 2016.Hasil: Terdapat perbedaan bermakna untuk area hiatal otot levator ani pada saat valsava maupun istirahat untuk ketiga kelompok penelitian dengan p = 0.028 dan p = 0.012 . Saat valsava, perbedaan area hiatal otot levator ani ditemukan pada kelompok nulipara dan multipara dengan perbedaan rerata yaitu 22,26 5,45 cm2. Saat istirahat, perbedaan area hiatal otot levator ani ditemukan pada kelompok nulipara dan multipara dengan perbedaan rerata yaitu 10,70 2,26 cm2. Avulsi terjadi pada 1 dari 45 2,2 pada perempuan primipara dan perempuan multipara.Kesimpulan : Terdapat perbedaan bermakna untuk area hiatal otot levator ani pada saat maneuver Valsava maupun istirahat untuk ketiga kelompok penelitian. Kata kunci: area hiatal levator ani, avulsi, multipara, nulipara, primipara

ABSTRACT
Background Levator ani muscle avulsion is a common consequence of vaginal childbirth that occurs in approximately 13 36 of women, mainly during the first vaginal delivery. As far as we are aware, studies assessing levator hiatus are still limited. Aim The aim of this study is to determine the relationship between hiatus of nulliparous, primiparous and multiparous woman at valsava and rest, and the prevalence of avulsion. Methods A cross sectional study design was used by evaluating the transperinal ultrasound results of all nulliparous, primiparous, and multiparous women in the Reproductive Clinic of Cipto Mangunkusumo during the period of May 2015 to June 2016. Results There were significant differences in levator hiatus between nulliparous, primiparous and multiparous woman during Valsava maneuver and at rest, averaging 22,26 5,45 cm2 p 0.028 and 10,70 2,26 cm2 p 0.012 , respectively. Levator ani muscle avulsion occurred in 1 out of 46 2.2 women from the primiparous and multiparous group.Conclusion There were significant differences in levator hiatus during Valsalva and rest between the groups. Keywords avulsion, levator hiatus, multiparous, nulliparous, primiparous"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library