Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Johanes
"Penduduk yang melakukan migrasi dari Jawa ke Kalimantan Timur jumlahnya cukup banyak setiap waktu. Hal ini terlihat dari adanya migrasi bersih (net migration) yang selalu positif dari Jawa ke Kalimantan Timur sejak tahun 1980 sampai dengan 2000, Migran asal Jawa sebagai bagian dari penduduk mempunyai pengaruh terhadap kualitas penduduk Kalimantan Timur secara keseluruhan. Kualitas penduduk tersebut erat kaitannya dengan keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang berwawasan kependudukan dan berkelanjutan.
Namun bagaiman sesungguhnya tingkat penghasilan migran tersebut? Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pencapaian penghasilan migran baik laki-laki maupun perempuan. Secara lebih khusus ingin mengetahui bagaimana karakteristik. modal manusia maupun modal budaya mempengaruhi penghasilan mereka.
Data yang digunakan adalah SP 2000 Modul Kependudukan dengan responden migran risen dari Jawa di Kalimantan Timur, berumur 15 sampai 64 tahun, dan telah memiliki penghasilan.
Penelitian dilakukan secara deskriptif maupun inferensial. Analisis deskriptif dilakukan dengan cars tabulasi berdimensi dua dan tabulasi silang untuk menggambarkan penghasilan migran, prediktor modal manusia dan modal budaya sedangkan analisis inferensial dilakukan dengan menggunakan hierarchical linear models (HLM) untuk menggambarkan pengaruh modal manusia dan modal budaya terhadap peneagaian penghasilan migran. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan paket SPSS (Statistical Package for Social Sciences) untuk menganalisis data baik secara deskriptif maupun inferensial.
Variabel yang digunakan diterapkan secara bertingkat yaitu level-1 dan level-2. Analisis level-1 atau level individu atau level mikro digunakan untuk melihat pengaruh modal manusia terhadap penghasilan migran sedangkan analisis level-2 atau level kelompok wilayah atau makro digunakan untuk melihat pengaruh modal budaya terhadap penghasilan kelompok migran. Pada level-1 variabel terikat yang digunakan adalah penghasilan migran dengan variabel bebasnya adalah tingkat pendidikan dan jumlah jam kerja sedangkan pada fevel-2 variabel yang digunakan adalah rata-rata penghasilan, kelompok migran berdasarkan wilayah sebagai variabel terikat dengan variabel bebasnya adalah rata-rata lama sekolah dan kepadatan penduduk asli migran di Kalimantan Timur.
Hasil yang diperoleh secara deskriptif menunjukan bahwa penghasilan migran laki-laki mencapai Rp 749.515 per bulan sedangkan migran perempuan mencapai Rp. 283.530 per bulan.Hasil inferensial menunjukkan bahwa penghasilan rata rata kelompok migran laki-laki mencapai Rp. 1.113.546; per bulan dan migran perempuan mencapai Rp. 294.490,- per bulan dan secara umum pencapaian pendidikan mempunyai peren penting terhadap pencapaian penghasilan migan khususnya bagi migran laki-laki sedangkan bagi migran perempuan secara statistik hasilnya tidak signifikan dan hat ini sangat berkaitan dengan keterbatasan data SP 2000 Modul Kependudukan."
2004
T14892
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johanes
"Infeksi Saluran Penfasasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur dan kapang yang ada dalam debu berukuran tertentu. Dapat golongkan dengan Pneumonia berat dan bukan Pnemonia untuk kelompok umur kurang dari dua bulan dan Pnemonia berat, Pnemonia sedang dan bukan Pnemonia untuk kelompok umur dua bulan sampai lima tahun. Kejadian ISPA diperkirakan 10-20% penderita penyakit di Indonesia atau dengan kejadian 1102.542 kasus yang dilaporkan oleh Puskesmas dan 810.124 kasus yang dilaporkan rumah sakit. Di Kabupaten Lima Puluh Kota khususnya di Kecamatan Payakumbuh masih merupakan masalah kesehatan yang utama dimana persentasenya 42,39 % tertinggi dalam 10 penyakit terbanyak yang di laporkan Puskesmas Kato Baru Simalanggang.
Penelitian ini untuk mengetahui sejauh mama pajanan PM10 terhadap resiko ISPA pada Balita tahun 2006 dengan lingkungan rumah dan sumber pencemaran dalam rumah lainnya dalam rumah sebagai faktor yang mempengaruhi. Penelitian ini menggunakan rancangan Cross sectional dengan populasi balita yang berada di Kecamatan Payakumbuh sedangkan yang menjadi sample adalah balita yang terpilih dengan six!imatic random sampling. Data diperoleh dengan pengukuran kadar PM10, dan kelembaban, observasi dan pengamatan terhadap luas ventilasi dan iuas rumah dan wawancara dengan menggunakan kuisioner terhadap responden. Analisis data meliputi anal isis Univariat, Bivariat, Multivariat dan Uji lnteraksi.
Hasil uji Bivariat terdapat lima variabel yang mempunyai hubungan yang berrnakna dengan kejadian ISPA Balita yaitu: PM10. luas ventilasi rurnah, kepadatan hunian, kebiasaan merokok anggota keluarga dan bahan bakar masak dengan nilai p < 0,05, yaitu PMio OR = 3,07 (95%CI: 1,98 - 4,76) nilai p = 0,00, luas ventilasi OR = 3,48 (95%CI: 2,23 - 5,43) nilai p = 0,00, kepadatan hunian OR = 1,95 (95%CI: 1,15 - 3,32) nilai p = 0,02 kebiaaan merokok OR = 1,76 (95%CI: 1,08 - 2,87) nilai p = 0,03, dan bahan bakar masak OR = 3,74 (95% CI : 1,87 - 7,45) nilai p = 0,00 dengan kejadian ISPA Balita. Dinas Kesehatan Kabupaten, Dinas Kesehatan Propinsi, dan Departemen Kesehatan diharapkan menggalakkan upaya imunisasi dalam pencegahan terhadap ISPA.. Untuk pelaksanaan program pemberantasan penyakit ISPA perlu ditunjang dengan persyaratan perumahan sehat dan patut jadi kajian bagi Dinas Kesehatan Kabupaten, Propinsi maupun Departemen Kesehatan, Kepada masyarakat disarankan agar ventilasi rumah minimal 10 % dan luas lantai dan perlunya diberi penyuluhan kepada masyarakat agar tidak merokok dalam rumah dan penggunaan bahan bakar gas untuk keperluan memasak sehari-hari.

Acute respiratory infections (ARI) are a group of diseases that can be induced by air pollution in homes. In Indonesia, the prevalence of ARI is estimated around 10-20% of cases, 1,702,542 cases reported from community health centres (Puskesmas) and 810,124 cases reported from hospitals. In Lima Puluh Kota District, especially in Payakumbuh Subdistrict, ARI remains a major health problem where it is one of the top tell diseases reported by Moto Baru Simalanggang Community Health Center with a prevalence of 42.39%.
The objective of this study is to elucidate the extent of PMIO in affecting risks of ART among toddlers during 2006, with house environment and pollution sources in homes as affecting factors. This study used a cross-sectional research design using systematic random sampling, with toddlers in Payakumbuh Sub District as samples. Data obtained by measuring the level of PMIO and humidity, observing the coverage of ventilation and house area, as well as conducting interviews using questionnaire. Data were analyzed with univariate, bivariate.
Bivariate analysis results showed that there are five variables with significant correlation with the incidence of ARI among toddlers. all with p values < 0.05, namely PM 10 with p value = 0.00 and OR = 3.07 (95%Cl: 1.98-4.76), coverage of ventilation in homes with p value = 0.00 and OR = 3.48 (95%CI: 2.23-5.43), population density in homes with p value = 0.02 and OR = 1.95 (95%CI: L15-3.32), smoking habit within family members with p value = 0.03 and OR = 1.76 (95%CI: 1.08-2.87), and fuel used for cooking with p value = 0.00 and OR = 3.74 (95%C1: 1.87-7.45), It is suggested that the community should he educated to not smoke inside the house, ensure that houses have coverage of ventilation of at least 10% of floor area, and never bring the children along when cooking in the kitchen. District and Provincial Health Offices and Ministry of Health should provide health education to the community regarding all of the above."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19351
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johanes
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
TA2091
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Win Johanes
"Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian diet rendah kalori seimbang selama 14 hari terhadap berat badan (BB), indeks massa tubuh (IMT), tebal lipatan kulit total. (TLK), massa lemak tubuh (ML), massa tubuh bebas lemak (MBL), rasio lingkar pinggang-lingkar panggul (R Lpi-Lpa) , dan kadar leptin serum.
Tempat : Rumah Sakit Sumba Waras, Grogol
Bahan dan cara: Penelitian ini merupakan studi eksperimentai pra dan pasca pemberian diet rendah kalori seimbang 915,23 kkal dengan komposisi 55,81% karbohidrat, 19,46% protein dan 24,73% lemak selama 14 hari terhadap 39 subyek perempuan obes (19-55 tahun) yang telah memenuhi kriteria penerimaan dan penolakan. Data yang dikumpulkan meliputi data karateristik demografi, data asupan energi dan makronutrien, antropornetri, komposisi tubuh, dan kadar leptin serum.
Hasil : Terjadi penurunan berat badan secara bermakna (p<0,05) dari 70,99 ± 8,62 menjadi 68,81 ± 8,36 kg (3,07%); penurunan IMT secara bermakna (p<0,05) dari 30,20 ± 3,11 kg/m2 menjadi 29,36 ± 2,94 kg/m2 ( 3,04%); penurunan TLK secara bermakna (p<0,05) dari 99,32 ± 12,07 mm menjadi 91,29 f 10,85 mm (8,08%); penurunan ML secara bermakna (p<0,05) dari 35,41 ± 2,75 % menjadi 33,65 ± 2,73% (1,76 %) peningkatan persentase MBL secara bermakna. (p<0,O5) dari 64,59 2,74 menjadi 66,35 2,73% (2,72%);penurunan Lpi secara bermakna (p<0,O5) dari 85,87 7,31 menjadi 83,35 ± 7,09 cm (2,93%); penurunan Lpa secara bermakna (p<0,05) Bari 107,59 ± 6,67 menjadi 106,49 f 6,37 cm (1,02%); penurunan R Lpi-Lpa secara bermakna (p(O,O5) dari 0,80 ± 0,05 menjadi 0,78 ± 0,04 (2,24 %); penurunan kadar leptin serum secara bermalma (p<0,05) dari 23,31 (12,06-71,22) menjadi 18,18 (7,90-65,11) pg/mL (22,01 %); ditemukan korelasi positif antara kadar leptin serum dengan ML secara bermakna (p<0,05) sebelum perlakuan 0=0,47 ; p t,003) dan sesudah perlakuan (r3,57 ; p=0,001).
Simpulan : Pemberian diet rendah kalori seimbang sebesar 915,23 kkal/h selama 14 hari dapat dengan efektif menurunkan berat badan, IMT, tebal lemak bawah kulit, persentase lemak, meningkatkan persentase massa bebas lemak, menurunkan rasio lingkar pinggang lingkar panggul dan kadar leptin serum, serta ditemukan korelasi positif bermakna antara massa lemak tubuh dan leptin serum baik sebelum maupun sesudah perlakuan.

Objective : To identify the effect of balanced low-calorie diet for 14 days on body weight (BW), body mass index (BMI), total skin fold thickness (SFT), fat mass (FM), fat-free mass (FFM), waist to hip ratio (WHR) and serum leptin level.
Place : Sumber Waras Hospital, Grogol
Material and Method : This study is a pre- and post-experimental balanced low-calorie diet 915.23 kcallday with the composition of 55.81 % carbohydrate, 19.46 % protein and 24.73 % fat for 14 days on 39 obese-women subjects (19-55 years old) who have met the inclusion and exclusion criteria. The collected data include demographic characteristic, macronutrient and energy intake, as well as of anthropometry, FM, FFM, and serum leptin level.
Results : Body weight reduction occurs significantly (p<0.05) from 70.99 ± 8.62 to 68.81 ± 8.36 kg (3,07%), BMI reduction is significant (p<0.45) from 30,20 + 3,11kglm2 to 29,36 ± 2,94 kghn' (3,04%); significantly reduced SFT (p<0.05) from 99,32 ± 12,07 mm to 91,29 ± 10,85 mm (8,08%); significantly reduced FM (p<0,05) from 35.41 ± 2.75% to 33.65 ± 2.73% (1.76%); significantly increased FFM percentage (P<0.05) from 64.59 ± 2.74 to 66.35 ± 2.73 (2.72%); significantly reduced WC (waist circumference) (p<0.05) from 85.87 ± 7.31 to 83.35 ± 7.09 (2.93%); significantly reduced HC (hip circumference) (p<0.05) from 107.59 ± 6.67 to 106.49 ± 6.37 (1.02%); significantly reduced WHR (p<0.05) from 0.80 ± 0.05 to 0.78 ± 0.04 (2.24%); significantly reduced serum leptin level (p<0.05) from 23.31 (12.06 - 71.22) to 18.18 (7.90 - 65.11) (22.01%); positive correlation is observed between serum leptin level and FM significantly (p<0,05) before treatment (r= 0.47; p = 0.003) and after treatment (r=0,57;
Conclusions : Balanced low-calorie diet may effectively reduce body weight, BMI, skin fold thickness, percentage of fat mass, to increase percentage of fat free mass, to reduce waist to hip ratio and serum leptin level. There is a statistically significant positive correlation between serum leptin and body fat mass both before and after treatment.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
T12428
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fernandez, Johanes
"BERDISKUSI tentang otonomi daerah, kita tidak dapat memisahkannya dari pembagian ke-wenahgan dan wilayah di dalam suatu hegara. Penyerahan otonomi daerah me-miliki perbedaan antara satu negara dengan negara yang lain, pembagian kewenangan yang dianut oleh negara kesatuan akan jauh berbeda dengan negara federasi atau serikat"
1992
JIIS-2-1992-26
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mikhael Johanes
"Gambar telah menjadi instrumen utama yang digunakan oleh arsitek untuk bekerja. Sekarang, perkembangan teknologi dan media memberikan beragam pilihan instrumen yang dapat digunakan oleh arsitek. Peran gambar dalam proses perancangan arsitektur kemudian tampaknya bergeser akibat berkembangnya instrumen lain seperti komputer. Tulisan ini akan mencoba untuk menganalisis bagaimana gambar dan representasi bekerja dalam arsitektur dan menemukan potensi yang membuatnya masih relevan hingga saat ini. Penelusuran yang dilakukan akhirnya menunjukkan bahwa gambar tetap memiliki peran signifikan dalam proses perancangan arsitektur. Representasi yang terjadi di dalam gambar dan bagaimana perancang dapat bereksperimen melalui gambar tersebut membuatnya tetap menjadi media yang menarik bagi arsitek.

Drawings have become the main instrument used by architects to work. Developments in technology and media provide a wide selection of instruments that can be used by architects. The role of drawing in architectural design process then seems changed because the developments. This writing will try to analyze how drawings and representations work in architecture, and discover the potential aspects that make it still relevant to the present. The searches show that drawings retain a significant role in the process of architectural design. Representation that occurs in the drawings and how the designer can experiment with it make drawings still interesting to use by architects until now."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42672
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mikhael Johanes
"Tesis ini menelusuri peran representasi dalam perancangan arsitektur. Dengan memahami mekanisme pada penggunaan media representasi, arsitektur dapat dipahami sebagai proses translasi antara ide dan material. Penggunaan media representasi secara tidak langsung mempengaruhi bagaimana proses translasi antara ide dan material tersebut terjadi. Transformasi yang terjadi pada representasi ini dipandang sebagai potensi yang patut ditelusuri.
Penelusuran dilakukan secara teoritikal dengan memanfaatkan fotografi sebagai media representasi yang telah populer saat ini. Penelusuran berakhir pada penggunaan 'spatial cloud' sebagai alternatif dalam melihat ruang pada arsitektur secara lebih subjektif dan kontingen dengan memanfaatkan fragmentasi yang terjadi pada representasi. Pada akhirnya, proses penelusuran ini merupakan suatu cara lain untuk memahami arsitektur dan dapat dimanfaatkan untuk membuka peluang-peluang spasial baru dalam perancangan arsitektur.

This thesis invetigates the role of representation in architecture. By understanding the mechanism within representation, architecture is understood as a translation between ideas and materiality. This translation is indirectly affected by the representation which is seen as a kind of possibility of transformation. Thereby, this transformation inevitably becomes a kind of possibility of architecture.
The investigation is conducted theoritically using the representation of photograph which is already a popular medium in our everyday life. By identifying the fragmentation in the process of representing, the investigation results in 'spatial cloud' as alternative in seeing the space in architecture in a more subjective and contingent way. Finally, this investigation of representation becomes an alternative way to understand architecture which can be used to open spatial possibilities in architectural design.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T34984
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Charles Johanes
"ABSTRAK
Kecemasan dapat memperburuk kualitas hidup serta kemampuan pasien kanker prostat dalam mengambil keputusan. Identifikasi dini terhadap gangguan kecemasan sangat penting dalam melakukan tatalaksana kanker prostat yang baik. Penelitian ini bertujuan menentukan tingkatan kecemasan pada pasien kanker prostat stadium awal dibandingkan dengan stadium lanjut.

ABSTRACT
Anxiety can worsen prostate cancer patients rsquo decision making and quality of life. Early identification of anxiety disorders is thus very important for excellent prostate cancer treatment. This study aimed to determine the levels of anxiety in patients with early stage prostate cancer compared with advanced stage disease."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58858
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Johanes
"ABSTRAK
Pada saat nilai tukar Rupiah cenderung mengalami
depresiasi, tingkat suku bunga deposito Rupiah yang relatif
tinggi dibanding dalam valas belum memberikan kepastian
bahwa masyarakat akan memilih deposito Rupiah. Pilihan ini
masih dipengaruhi oleh ekspektasi masyarakat terhadap
perkembangan nilai tukar tersebut. Jika ekspektasi tersebut
menyimpulkan bahwa tingkat depresiasi Rupiah ternyata lebih
tinggi dibanding dengan selisih antara tingkat suku bunga
deposito Rupiah dengan valas maka bagi masyarakat akan lebih
menguntungkan memilih deposito valas. Jika ekspektasi
tersebut menyimpulkan sebaliknya maka bagi masyarakat akan
lebih menguntungkan memilih deposito Rupiah.
Dalam sistem nilai tukar Rupiah yang tetap (fixed
exchange rate system) spekulasi deposito tersebut tetap
berlangsung, namun sifatnya sangat diskrit. Kai tan
perkembangan sebelumnya dengan sekarang dan masa datang
seakan tidak ada. Keadaan ini tak ubahnya seperti sebuah
grafik fungsi yang terputus-putus - namun erratic. Hal ini
dimungkinkan karena begitu besarnya intervensi Pemerintah
terhadap pengendalian nilai tukar Rupiah terhadap valuta
asing. Perilaku Pemerintah merupakan indikator pokok untuk
memperkirakan perkembangan nilai tukar Rupiah di masa yang
akan datang. Dalam sistim ini, peran mekanisme pasar tidak
dominan dalam menentukan tingkat harga Rupiah terhadap satu
satuan valuta asing tertentu.
Dalam sistem nilai tukar yang mengambang (managed
floating), intervensi Pemerintah jauh dikurangi. Oleh karena
itu mekanisme pasar semakin besar peranannya dalam
menentukan harga Rupiah. Spekulasi yang melibatkan nilai
tukar menjadi lebih dinamik dan lebih dapat digambarkan
adanya saling keterkaitan antara perkembangan periode
sebelumnya dengan sekarang dan yang akan datang. Dalam
memperkirakan nilai tukar Rupiah terhadap valuta asing
tertentu, telah dapat dimanfaatkan berbagai variabel yang
kepekaannya terhadap perkembangan pasar sangat besar seperti
tingkat perubahan nilai tukar itu sendiri, tingkat suku
bunga Rupiah, tingkat suku bunga valas, laju inflasi
domestik dan luar negeri. Jika semua variabel ini dinyatakan
dalam sebuah persamaan matematik maka akan diperoleh
hubungan berikut :
it= (iFx + d +INFd) - (iRp + INFf)
Seandainya laju inflasi domestik (INFd) dianggap sama
atau mungkin tidak dapat dibandingkan dengan laju inflasi di
luar negeri tempat valas berasal (INFf), maka akan diperoleh
kondisi berikut: IT= (iFx + d - iRp) dengan pola interaksi
Variabel IT disebut juga differensial tingkat suku
bunga. Masyarakat akan cenderung memilih deposito valas
bilamana angka IT positif. Oleh karena itu kondisi nilai IT
merupakan indikator langsung bagi masyarakat untuk
menentukan pilihan apakah mendepositokan uangnya dalam valas
atau Rupiah.
Jika nilai IT cenderung meningkat maka akan
meningkatkan jumlah deposito valas masyarakat dalam bank.
Sebaliknya, jika nilai IT mengecil maka insentif dari
deposito valas akan turut mengecil sehingga mengalihkan
pilihan masyarakat kepada deposito dalam Rupiah.
Pada Kondisi I digambarkan bahwa dalam keadaan dimana
tingkat suku bunga deposito Rupiah lebih tinggi dibanding
tingkat suku bunga deposito dalam salah satu valas dan pada
saat yang sama ni lai tukar Rupiah terhadap valas tersebut
cenderung mengalami apresiasi, maka deposito Rupiah akan
lebih menguntungkan dibanding dalam valas.
Akan tetapi jika pada saat yang sama justru ter jadi
depresiasi terhadap Rupiah, disini masyarakat menghadapi dua
pi l ihan deposito Rupiah atau val as tersebut. Deposito
Rupiah dipilih jika selisih tingkat suku bunga deposito
Rupiah dan valas tersebut jauh lebih tinggi dibanding
tingkat depresiasi Rupiah. Sebaliknya, masyarakat akan
cenderung memilih deposito dalam valas jika selisih antar
tingkat suku bunga tersebut lebih kecil dari tingkat
depresiasi Rupiah. Dalam keadaan ini, depresiasi Rupiah
merupakan disinsentif terhadap investasi deposito dalam
Rupiah.
Sementara itu Kondisi II menggambarkan keadaan tingkat
suku bunga yang berlawanan dengan Kondisi I di atas.
Bi lamana tingkat suku bunga deposito Rupiah lebih rendah
dibanding tingkat suku bunga dalam valas, dan pada saat yang
sama nilai tukar Rupiah terhadap valas tersebut cenderung
meningkat
deposito
(apresiasi),
dalam valas
maka masyarakat cenderung memilih
jika selisih tingkat suku bunga
dibanding tingkat apresiasi Rupiah.
tingkat bunga tersebut lebih rendah
tersebut lebih besar
Namun jika selisih
dibanding tingkat apresiasi Rupiah maka pilihan masyarakat
cenderung jatuh pada deposito Rupiah. Bilamana terjadi
depresiasi Rupiah dalam Kondisi II ini terhadap valas
tersebut maka deposito yang dipilih adalah deposito dalam
Rupiah.
Secara umum disimpulkan bahwa tiap pi l ihan jatuh pada
deposito Rupiah, maka tanda variabel IT senantiasa negatif.
Jika tanda IT adalah positif ini merupakan indikasi adanya
insentif yang lebih besar yang bisa diperoleh masyarakat
jika melakukan investasi dalam deposito valas.
Kondisi I lebih relevan bagi perekonomian Indonesia
sebagaimana dijelaskan berikut ini. Mengingat tingkat
ketidakpastian (uncertainty) dalam perekonomian Indonesia
secara umum masih lebih tinggi dibanding negara pembanding
dalam studi ini, maka tingkat resiko investasi di Indonesia
pun menjadi relatif lebih tinggi. Karena tingkat suku bunga
merupakan cermin sebagian dari tingkat resiko tersebut (high
risk-high return, low risk-low return) maka otomatis tingkat
suku bunga di Indonesia senantiasa cenderung lebih tinggi
"
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>