Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Johan
Abstrak :
Pada akhir tahun 2015, PT Data Citra Mandiri “Perusahaan” dengan merek dagang iBox membuka gerai retail Apple Authorized Reseller di Pulau Lombok dengan target Payback Period adalah 1,39 tahun atau 1 tahun 4 bulan 20 hari. Namun dari data aktual, Perusahaan tidak memenuhi target yang telah disepakati. Hal ini terjadi karena tidak tercapainya target penjualan dan varians yang terjadi antara data aktual dan anggaran terutama pada beban operasional seperti biaya pengiriman. Oleh karena itu, Perusahaan sedang merumuskan tindak lanjut atas proyek ekspansi ini apakah layak dilanjutkan. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan, dilakukan studi kelayakan dengan memperhitungkan proyeksi arus kas yang masuk ke Perusahaan dan proyeksi arus kas yang keluar berdasarkan data aktual untuk memberikan gambaran yang sebenarnya. Selisih antara nilai arus kas masuk dan keluar dilakukan proses diskonto dengan tingkat diskon tertentu sesuai dengan periode terjadinya. Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan memperlihatkan bahwa nilai net present value proyek ini sebesar Rp1.471.969.556 dengan discounted payback period 2 tahun 10 bulan dan 6 hari. ......At the end of 2015, PT Data Citra Mandiri “the Company” while having iBox brand made an opening of retail outlet Apple Authorized Reseller with Payback Period target of 1.39 year or 1 year 4 months 20 days. Unfortunately, from the actual data, the Company is unable to achieve the target. This happens because the Company is having under target for the sales performance and variance of operating expenses between actual data and budget such as distribution expenses. Therefore, the Company is having a formulation to respond regarding to continue or not on the project. As the basis of the decision making, feasibility study is performed by calculated the projection of cash inflow and cash outflow based on the actual data to represent the reality. The difference between cash inflow and outflow being discounted with certain discount rate in accordance with the period incurred. From the research done show that the net present value for this project is Rp1,471,969,556 with discounted payback period 2 years 10 months and 6 days.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johan S.
Abstrak :
Penelitian yang telah dilakukan untuk mengeliminasi SOX dengan menggunakan katalis CuO/Zeolit ternyata memakan biaya yang besar terutama dalam menentukan kondisi-kondisi optimum dari preparasi katalis tersebut, mengingat parameter-parameter kondisi preparasi katalis, yang banyak jumlahnya, itu dilakukan secara trial dan error dalam penelitian laboratorium. Salah satu metode yang banyak mendapat perhatian karena keunggulannya dalam memecahkan permasalahan yang melibatkan banyak parameter adalah Jaringan Neural Artitisial. Oleh karena itu kondisi preparasi katalis CuO/Zeolit akan disimulasikan oleh jaringan neural propagasi maju dengan metode pelatihan jaringan Algoritma Genetik. Parameter preparasi yang akan disimulasikan adalah suhu kalsinasi dan % loading yang akan menentukan parameter luas permukaan. Metode preparasi katalis yang digunakan adalah metode presipitasi dan metode impregnasi sulfat. Data-data preparasi katalis diambil penelitian RUT IV FTUI. Hasil simulasi menunjukkan bahwa jaringan neural dengan pelatihan algoritma genetik dapat mensimulasikan preparasi katalis CuO/Zeolit dengan metode presipitasi dengan persentase kesalahan 3.56 % terhadap data aktual. Preparasi katalis dengan metode impregnasi nitrat mempunyai kesalahan yang cukup tinggi yaitu 23.58 %. Analisa simulasi menunjukkan bahwa data latih yang digunakan untuk pelatihan jaringan dan parameter-parameter algoritma genetik mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap akurasi simulasi jaringan neural.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49231
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johan
Abstrak :
ABSTRAK
Dimetil eter (DME) adalah salah satu bahan bakar alternatif terbarukan yang dapat menggantikan pemakaian energi fosil di Indonesia. Penggunaan senyawa ini menghasilkan pembakaran yang efisien serta ramah lingkungan. Akan tetapi, dimetil eter diketahui menyebabkan degradasi pada material karet, yang banyak digunakan sebagai sealant ataupun selang pada tempat penyimpanan bahan bakar dari mesin pembakaran. Hingga penelitian ini, setiap jenis material karet mengalami degradasi yang berbeda-beda sehubungan dengan senyawa ini. Oleh karena itu, penelitian ini utamanya ditujukan untuk menentukan jenis degradasi material karet, khususnya karet alam vulkanisat, terhadap dimetil eter. Selain itu, penelitian ini hendak melihat pengaruh komposisi filler dan petroleum oil dari karet alam vulkanisat terhadap degradasi tersebut. Eksperimen yang dilaksanakan mencakup: sintesis, uji degradasi, karakterisasi mekanis dan morfologi. Nilai komposisi filler yang dipakai untuk sintesis yaitu: 10, 30, dan 60 phr; sedangkan nilai komposisi petroleum oil yang dipakai adalah 0, 10, dan 20 phr. Uji degradasi karet alam vulkanisat dilakukan dengan merendam seluruh sampel dalam pressure vessel yang berisi dimetil eter cair, yang diperoleh dari proses pencairan fasa gasnya. Karakterisasi mekanis yang dilakukan mencakup: % perubahan massa, kekuatan tensile, elongasi maksimum, dan kekerasan. Karakterisasi morofologinya berupa pengamatan langsung dan scanning electron microscopy (SEM). Data-data karakterisasi tersebut menunjukkan bahwa karet alam vulkanisat mengalami degradasi jenis absorpsi dan ekstraksi oleh karena dimetil eter. Adapun penambahan komposisi filler ditemukan dapat mengurangi pengaruh degradasi, sedangkan penambahan komposisi petroleum oil justru memperparah degradasi. Namun demikian, petroleum oil juga dibutuhkan karena dapat membuat distribusi filler merata pada seluruh bagian karet alam vulkanisat. Maka dari itu, dengan meninjau keseluruhan data tersebut, didapatkan bahwa komposisi filler dan petroleum oil yang memberikan perlindungan paling optimal terhadap degradasi oleh dimetil eter masing-masing bernilai 30 phr dan 10 phr.
ABSTRACT
Dimethyl ether (DME) is one of the renewable energy that could replace the usage of fossil fuel in Indonesia. The usage of this compound could produce efficient and environmental-friendly combustion. However, based on previous research, dimethyl ether is found to cause degradation on rubber-based materials, which are used as sealant or hose inside the fuel tanker of combustion engines. Until this research, it is found that each types of rubber has suffered different kinds of degradation that caused by dimethyl ether. Therefore, the main goal of this research is to determine what kind of degradation will happen on rubber, especially vulcanized natural rubber, that cause by dimethyl ether. Moreover, this research is going to see the effect of filler and petroleum oil composition contained in vulcanized natural rubber against that degradation. There are three parts of experiments will conducted: synthesis, degradation testing, mechanical and morphology characterization. The variation value of filler composition used are 10, 30, and 60 phr; while the variation value of petroleum oil composition are 0, 10, and 20 phr. Degradation testing is done by immersing all samples inside pressure vessel that have been filled with liquid dimethyl ether, which produced from its gas by liquefaction process. Mechanical characterization that observed includes: % change of mass, tensile strength, maximum elongation, and hardness. On the other side, morphology characterization is done by direct observation and scanning electron microscopy (SEM). Those datas reveals that vulcanized natural rubber suffer absorption and extraction, two types of degradation, because of dimethyl ether. Increasing of filler composition could reduce the impact of degradation, while increasing of petroleum oil composition will give the opposite results. However, it is also found that petroleum still must needed to make distribution of filler goes through all parts of rubber. Therefore, based on these datas, we get that 30 phr of filler and 10 phr of petroleum pil will give the optimal protection on vulcanized natural rubber against degradation caused by dimethyl ether.
[, ], 2014
S58944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johan
Abstrak :
Pemrograman berorientasi agen merupakan suatu paradigma baru dalam rekayasa perangkat lunak. Pendekatan ini memodelkan aplikasi sebagai kumpulan agen, yang diantaranya bersifat otonom, proaktif, dan mampu untuk berkomunikasi sehingga mampu membawa konsep dari teori kecerdasan buatan ke dalam bidang sistem terdistribusi. Agen bergerak yang menerapkan konsep pergerakan kode, data dan keadaan antar perangkat jaringan merupakan hasil dari kedua disiplin ilmu tersebut.

Dalam skripsi ini dilakukan pengembangan sebuah aplikasi untuk otomatisasi sistem transportasi monorail berbasis teknologi multi-agen. Aplikasi ini dikembangkan dengan menggunakan Java Agent DEvelopment Framework (JADE) dan MySQL. JADE merupakan salah satu platform middleware terbuka yang berorientasi pada agen dan dibangun dengan bahasa pemrograman Java. Sedangkan MySQL adalah sebuah sistem manajemen database relasional terbuka. Layanan diwujudkan oleh agen-agen yang saling berkomunikasi dan agen-agen yang bergerak. Agen-agen tersebut masing-masing merepresentasikan pusat akses data (agen server), tempat keluar masuk penumpang (agen stasiun), dan kendaraan (agen kereta). Suatu agen server dan beberapa agen stasiun dapat didistribusikan pada beberapa komputer dalam suatu jaringan lokal. Sementara agen-agen kereta bergerak antar host tersebut. Semua agen ini tetap terintegrasi dalam suatu sistem intra-platform.

Evaluasi kinerja sistem dilakukan dengan memperhatikan delay pewaktuan, lalu lintas data, penggunaan sistem memori dan waktu CPU. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa delay tidak menjadi suatu isu yang penting, data sebesar 2400 - 22000 byte untuk sebuah komunikasi, konsumsi memori sebesar ±40 MB, dan penggunaan waktu CPU sampai dengan <40% saat sistem idle.
Agent oriented programming is a relatively new software paradigm. This approach models an application as a collection of agents that are characterized by, among other thing, autonomy, proactivity and an ability to communicate, with result that it is able to bring concepts from the theories of artificial intelligence into the mainstream realm of distributed systems. Mobile agents which apply the concept of code, state, and data mobility between networked machines, are results of these two disciplines.

In this work, an application for automation of monorail transportation system is built based on multi-agent technology. This application is developed using Java Agent DEvelopment Framework (JADE) and MySQL. JADE is one of many open source middleware platform that oriented on agent and built with Java language. MySQL is an open source relational database management system. The service is formed by communicating agents and mobile agents. Each agent is representing a main data access center (server agent), the place where passengers enter and exit (station agent) and the vehicle (train agent). A server agent and some station agents can be distributed on several computers in a local network. While the train agents move between these hosts. All the agent are still integrated in a intraplatform system.

Performance evaluation focused on the delay, data traffic, CPU time and system memory usage. Evaluation results show that delay is not an important issue, 2400 - 22000 bytes of data on a communication, memory usage is ±40 MB, and CPU time usage is up to <40% when the system is idle.
2008
S40579
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Johan
Abstrak :
ABSTRAK Latar belakang: Nyeri pasca bedah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan perubahan klinis dan fisiologis yang terkait dengan peningkatan mortalitas, morbiditas dan biaya rawat serta menurunnya kualitas hidup pasien. Sebaliknya, penggunaan analgetik yang berlebihan dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping obat. Studi prospektif ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan analgetik (jenis, dosis, frekuensi dan cara pemberian analgetik) dan menilai keadekuatan tatalaksana nyeri, tingkat kepuasan pasien terhadap penatalaksanaan nyeri, efek samping dan interaksi obat analgetik pada pasien pasca bedah sesar emergency. Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional prospektif pada pasien pasca bedah sesar emergency yang dirawat di ruang perawatan Departemen Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSUPN-CM) dalam periode Juli 2015 - Januari 2016. Keadekuatan tatalaksana nyeri dinilai berdasarkan pain management index (PMI). Tingkat kepuasan pasien terhadap tatalaksana nyeri dinilai menggunakan American Pain Society Patient Outcome Questionnaire (APSPOQ). Hubungan keadekuatan tatalaksana nyeri dengan tingkat kepuasan pasien dievaluasi dengan uji Fisher's exact. Analisis statistik dilakukan menggunakan SPSS versi 20. Hasil penelitian: Dari 92 pasien bedah sesar emergency yang dirawat di ruang inap RSUPN-CM, 80 pasien memenuhi kriteria inklusi dan menjadi subjek penelitian. Terdapat 19 pasien (8.7%) yang selama perawatan diberikan 2 jenis AINS secara bersamaan dan 28 analgetik (41.8%) yang pada hari pertama perawatan frekuensi pemberiannya kurang. Sebagian besar pasien masih merasakan nyeri dengan numeric rating scale (NRS)>3 dalam 24 jam pasca bedah:59 pasien (73.75%) merasakannya saat aktivitas dan 7 pasien (8.75%) saat istirahat. Median tingkat kepuasan pasien terhadap penatalaksanaan nyeri selama di ruang perawatan berdasarkan skor APSPOQ adalah 7.50 (range 0-10). Tidak terdapat hubungan antara tingkat kepuasan pasien dengan kontrol intensitas nyeri, baik saat beraktivitas (Fisher's exact test, p=0.537) maupun saat istirahat (Fisher's exact test, p=0.1616). Pada penelitian ini terdapat 2 potensi terjadinya interaksi obat yaitu ketoprofen dan natrium diklonefak dengan bisoprolol. Kesimpulan:Penatalaksanaan nyeri pasca bedah sesar emergency di RSUPN-CM masih optimal; sebagian besar (73.75% pasien) belum mendapatkan penatalaksanaan nyeri yang adekuat pada 24 jam pasca bedah, meskipun demikian, tingkat kepuasan pasien mencapai skor APSPOQ 7,50.
ABSTRACT Backgroud Uncontrolled post-operative pain can cause clinical and physiological changes leading to increased mortality and morbidity and treatment cost and decreased quality of life. On the other hand, excessive analgetic use can increase the side effects of the drug. The objective of this study was to understand the using pattern of analgetic (type, doses, interval and analgetic used) and to evaluate the pain management of post-operative caesarean section emergency patients (pain intensity, the level of patients satisfaction to pain management, analgetic drug side effects, the appropriateness of pain management). Methods This was a prospective observational study conducted on patients after an emergency caesarean section and treated at The Department of Obstetry and Gynecology, National Center Hospital Cipto Mangunkusumo (RSUPN-CM) during July 2015 - January 2016. The adequacy of pain management were assessed with pain management index (PMI). Level of patient satisfaction to pain management were esesssed with American Pain Society Patient Outcome Questionnaire (APSPOQ). Relationship between level of patient satisfaction and pain intensity were assessed with Fisher's exact test. Statistical analysis was performed by SPSS version 20. Results Out of 92 patients which have undergone emergency caesarean section and treated in RSUPN-CM, 80 patients fulfilled inclusion criteria. There were 19 patients (8.7%) that received 2 type of NSAIDs simultaneously with the total of 28 analgetics (41.8%) were given with interval of administration less than advised by the references during the first 24 hour of the treatment. Most of patients still experienced the pain during treatment with numeric rating scale (NRS) > 3 in first 24 hour post-operative: 59 patients (73.75%) had pain during movement and 8.75% (7 patients) during rest. The study median value of patient satisfaction with pain management was 7.50 (range 0-10). There is no relationship between level of patient satisfaction and pain intensity during movement (p=0.537) and during rest (p=0.161). There were 2 potential drug interaction, namely ketoprofen and sodium diclofenac with bisoprolol. Conclusion About 73.75% patients still experience post-operative pain which indicate that pain management of post-operative emergency caesarean section emergency in CM hospital was not yet adequate, However, level of patient's satisfaction with pain management reach the value of 7,5.
2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Papilaya, Johan
Abstrak :
Formularium Rumah Sakit merupakan suatu daftar obat baku beserta peraturan-peraturannya yang digunakan sebagai pedoman dalam pemakaian obat di suatu rumah sakit yang dipilih secara rasional, berdasarkan informasi obat yang sahih dan sesuai kebutuhan pasien di rumah sakit. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Bekasi yang merupakan rumah sakit kelas C dengan kapasitas tempat tidur 112 buah, dan mempunyai tenaga dokter spesialis di empat bagian dasar maupun unit-unit lainnya. Komite Farmasi dan Terapi yang terbentuk sejak 1989 telah berhasil membuat Formularium Rumah Sakit yang merupakan salah satu tugas dari komite tersebut. Kenyataan yang ditemukan menunjukan bahwa Formularium Rumah Sakit ini belum digunakan secara optimal seperti terlihat di unit rawat jalan empat besar yaitu unit bedah, kesehatan anak, kebidanan dan penyakit kandungan serta unit penyakit dalam. Ditemukan 54,25 % resep antibiotik dan 59,91 % macam antibiotik serta 46,7 % resep analgetik dan 49,2 % macam analgetik yang menyimpang dari Formularium Rumah Sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang berhubungan dengan penggunaan Formularium Rumah Sakit di unit rawat jalan RSUD Bekasi dan upaya peningkatan penggunaannya. Penggunaan Formularium Rumah Sakit diukur dengan prosentase penggunaan antibiotik dan analgetik karena kedua macam obat inilah yang paling sering ditulis dokter dalam prakteknya. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan responden sebanyak 36 orang yang terdiri dari dokter umum, dokter spesialis maupun dokter gigi. Dengan melakukan wawancara dan pengisian kuesioner dicarilah hubungan variabelvariabel yang diduga secara teeri maupun empiris berhubungan dengan penggunaan Formularium Rumah Sakit. Dengan uji chi-square dan uji korelasi Pearson's didapati 2 variabel mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik, sedangkan 7 variabel lainnya tidak terbukti mempunyai hubungan bermakna secara statistik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa lama kerja dokter berhubungan dengan penggunaan analgetik dan ada tidaknya buku petunjuk yang informatif berhubungan dengan penggunaan antibiotik 'sesuai Formularium Rumah Sakit. Sedangkan variabel lainnya yaitu: umur dokter, pendidikan, pengetahuan dokter, sikap dokter, ketersediaan obat, kepercayaan dokter, dan komunikasi dokter tidak berhubungan dengan penggunaan anatibiotik maupun analgetik sesuai Formularium Rumah Sakit. Korelasi tertinggi antara variabel babas dan variabel terikat terdapat pada variabel komunikasi dokter dengan penggunaan analgetik sedangkan yang terendah antara umur dokter dengan penggunaan antibiotik. Disarankan agar diterbitkan buku petunjuk penggunaan Formularium Rumah Sakit yang berukuran saku bagi tiap dokter di RSUD Bekasi, dan Formularium perlu direvisi secara berkala disesuaikan dengan pola penyakit dan kemajuan industri farmasi. Disarankan pula agar Komite Farmasi dan Terapi perlu ditingkatkan perannya sebagai penyebar informasi tentang Formularium Rumah Sakit dan evaluasi secara periodik terhadap penggunaannya perlu dilaksanakan untuk menilai kepatuhan penggunaan Formularium Rumah Sakit tersebut.
Hospital Formulary is a list of raw drugs and its regulations used as a directive in medicines usage at rationally elected hospital, in accordance with genuine medicines information and in line with patients requirements at hospital. The research id conducted at Regional General Hospital Bekasi which is made up C-level hospital with 112 beds capacities, and consist of. medical specialist in four ground part units and other units. Pharmacy and Therapy Committee which was formed since 1989 is succeed to create Hospital Formulary which constitutes one of the committee task. The fact that the Hospital Formulary has not optimally used as shown in four big part of outer treatment unit, that is in surgical operation unit, children health, obstetry and gynecology unit and internal decease units as well. It is found 54,25 %, of antibiotic prescription, 59,91 % sort of antibiotics, 46,7 % analgesics prescription and 49,2 % sort of analgesics which deviates from Hospital Formularium. The purpose of this research is to identify any factors related to Hospital Formulary usage at outer treatment unit Regional General Hospital Bekasi and an effort to improve the usage. Hospital Formularium usage is measured with antibiotic and analgetic prosentage usage since the two kind of medicines are frequently recommended by doctor in their practicing. This research type is analytic descriptive with total respondents is 36 people which consists of general practice, specialist and dentists. Conducting some interviews and filling questioners the variables are founded which is estimated theoretically or empirically have to do with Hospital Formularium usage. By means of chi-square and Pearson's correlation test, it is found out 2 variables which significant correlation statistically each other, while other 7 variables proved no significant correlation statistically. This research concludes that the length of doctor working is in line with analgetic usage and no informative guidance books as the antibiotic usage up to Hospital Formulary. While other variables are : doctor's age, education, doctoral's knowledge, doctor behavior, drugs supply, doctor belief and communication do not have to do both with anti-biotic usage and analgetic in accordance with Hospital Formularium. The highest correlation between free variable and unfree variable existed on doctor communication variable with analgetic usage while the lowest is doctor's age with antibiotic usage. It is recommended to publish a pocket directive book concerning Hospital Formulary usage for every doctors at Regional General Hospital Bekasi, and the formulary has to be revised periodically which is corresponded with diseases types and the advanced of pharmacy industry. It is suggested also that Pharmacy and Therapy Committee plays more import-ant roles as an information disseminator regarding Hospital Formularium and does periodic evaluation on its usage to appraise the Hospital Formulary usage disciplines.
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wendi Johan
Abstrak :
Bank adalah merupakan salah satu penunjang pembangunan yang mempunyai fungsi sebagai lembaga intermediasi antara masyarakat yang membutuhkan dana dan masyarakat yang memiliki kelebihan dana. Dana yang dihimpun dari masyarakat disalurkan dalam bentuk kredit. Untuk menjamin pelunasan kredit diperlukan agunan, walaupun agunan bukan merupakan hal yang mutlak dalam pembelian kredit. Permasalahannya adalah bagaimana ketentuan Undang-undang Perbankan mengenai kewenangan bank untuk membeli agunan, dan bagaimana aspek pembelian agunan berupa tanah oleh bank bila ditinjau dari ketentuan pendaftaran tanah dan ketentuan Perpajakan. Metode penelitian yang digunakan deskriptif eksplanatoris, dengan cara memberikan gambaran secara jelas dan akurat mengenai bagaimana bank memperkecil resiko terjadinya kredit macet. Metode pendekatan yang digunakan adalah metode yuridis normative yaitu penelitian kepustakaan. Kewenangan bank membeli agunan guna terhindar dari kredit macet (debius) diperluas dengan diundangkannya Undang-undang nomor 10 Tahun 1998. akibat pembelian agunan berupa tanah timbul masalah lain menyangkut ketentuan hukum pendaftaran tanah dan ketentuan perpajakan. Kronologis pembelian agunan oleh bank sampai dengan pembelian kembali agunan tersebut terdapat dua kali peristiwa jual beli, konsekuensi hukum yang harus dipenuhi yaitu pembayaran PPh sebanyak dua kali dan BPHTB sebanyak dua kali, sehingga upaya bank untuk menghindari kredit macet belum terpenuhi. Untuk itu diperlukan penyamaan persepsi sehubungan dengan hal tersebut.
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T14558
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pattiselanno, Roberth Johan
Abstrak :
Rumah sakit M. Ridwan Meuraksa merupakan RS Tingkat II Kesdam Jaya yang dalam perkembangannya sering mengalami pergantian pimpinan (rata-rata setiap 18 bulan dalam sembilan tahun terakhir). Masing-masing pimpinan mempunyai kebijakan sendiri-sendiri dalam mengelola rumah sakit, yang dibuat tanpa suatu rencana yang matang. Hal ini disebabkan karena belum adanya suatu rencana strategis sebagai dasar pengembangan rumah sakit ini di masa yang akan datang. Kondisi inilah yang melatar belakangi dilakukannya penelitian ini, dengan harapan dapat disusunnya suatu perencanaan strategis melalui analisis situasi yang ada di RS M. Ridwan Meuraksa saat ini. Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun suatu perencanaan strategis RS M. Ridwan Meuraksa tahun 2002 - 2007 yang benar-benar representatif dengan melibatkan pimpinan rumah sakit, para dokter serta karyawan lainnya yang menjadi anggota tim perencanaan strategis. Penelitian ini dilakukan dengan metode Operational Research dengan telaah dan analisis data serta pengamatan langsung terhadap kondisi dan situasi RS M. Ridwan Meuraksa. Penyusunan strategi dilakukan melalui tiga tahapan. Tahap I (input stage) dilakukan analisis situasi dengan menggunakan matriks EFE dan IFE. Tahap II (matching stage) menggunakan matriks TOWS dan IE, dan tahap III (decision stage) dengan menggunakan QSPM. Dalam menentukan critical success factors maupun dalam pembobotan, dilakukan dengan metode CDMG. Hasil penelitian, dengan matriks TOWS didapatkan posisi RS M. Ridwan Meuraksa berada pada kuadran 2 yaitu Internal Fix-it Quadrant (penguatan internal). Dengan matriks IE, posisi RS M. Ridwan Meuraksa berada pada sel V yaitu posisi Hold and Maintain. Setelah dilakukan penyesuaian (matching), didapat strategi yang direkomendasikan oleh kedua matriks tersebut, yaitu strategi pengembangan produk (product development). Setelah disepakati produk-produk yang akan dikembangkan, dilakukan penilaian untuk menentukan skala prioritas dengan menggunakan QSPM. Hasilnya adalah paket pemeriksaan endoskopi mendapat prioritas sebagai produk utama yang akan dikembangkan. Agar strategi terpilih dapat diimplementasikan dan berjalan sesuai perencanaan, perlu dilakukan penjabaran ke dalam program kerja tahunan yang lebih spesifik, serta didukung dengan program sosialisasi baik kepada karyawan maupun kepada induk organisasi RS M. Ridwan Meuraksa, dalam hal ini Kesdam Jaya.
Mohammad Ridwan Meuraksa hospital is a level II Hospital of Kesdam Jaya which in the last nine years has undergone various changes at the management level at the average of every 18 months. Each of the new management has implemented his own policy, all of which lacking in comprehensive planning. This is due to the absence of a strategic plan as a base for future development of the hospital. It is against this backdrop that this study is conducted, with the view that a strategic plan can be developed through analysis of the current situation at M. Ridwan Meuraksa Hospital. The objective of the study is to formulate a representative strategic plan of M. Ridwan Meuraksa Hospital for the period of 2002-2007 with the involvement of hospital managers, doctors, and other staffs which constitute the strategic planning team. The study is conducted with Operational Research method with data analysis and direct observation of the condition at M. Ridwan Meuraksa Hospital. The formulation of the strategy is implemented through 3 (three) stages. Stage I (the input stage) is situational analysis using EFE and IFE matrixes. Stage H (the matching stage) using TOWS and IE matrixes, and stage III (the decision stage) is using QSPM. CDMG method is used in deciding of critical success factors and scoring for every matrixes. The result of the study is, with TOWS matrix we found M. Ridwan Meuraksa Hospital position in 2nd quadrant, namely the Internal Fix-it Quadrant. By using IE matrix, we found the M. Ridwan Meuraksa Hospital position in cell V, in Hold and Maintain position. After matching, it is found that the recommended strategy by both matrixes is Product Development strategy. Upon agreement of products to be further developed, an assessment is carried out to determine the scale of priority with QSPM. The result of which is endoscopic examination is selected as the main product to be developed. So as to enable the implementation of the selected strategy in accordance with the planning, it is important to put it into a more specific yearly program, supported through socialization of the program to all staff members and also to Kesdam Jaya, the core organization M. Ridwan Meuraksa Hospital.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T3346
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vonny Setiaries Johan
Abstrak :
Penelitian ini dilatarbelakangi terdapatnya pengembalian produk kemasan hasil produksi PT. X oleh konsumennya akibat tebal tipisnya bahan. Hal tersebut didukung oleh penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa masalah cacat yang terbesar di PT. X adalah masalah ketebalan. Penelitian ini bertujuan mendapatkan toleransi ketebalan untuk beberapa artikel yang dianalisa, memberikan usulan perbaikan prosedur untuk mendapatkan ketebalan lid cup yang sesuai dengan toleransi, dan menghitung biaya akibat kegagalan dalam memproduksi lid cup yang tidak sesuai dengan standar. Penelitian ini dibatasi hanya pada tebal lid cup, yaitu plastik kemasan penutup air minuman dalam kemasan berbentuk gelas (cup), untuk merek A, merek B dan merek C dan proses yang diamati adalah proses ekstrusi laminasi.

Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data dengan menggunakan peta kontrol (control chart) yang terkendali, dimana tidak terdapat variasi penyebab khusus, diperoleh bahwa toleransi untuk merek A adalah UCL = 70,09µ, mean 68,48µ dan LCL 66,88µ. Untuk merek B diperoleh UCL = 68,32µ, mean 66,92g dan LCL 65,52µ dan merek C diperoleh UCL = 69,52g, mean 68,20µ dan LCL 66,89µ. Untuk menganalisa lebih lanjut mengenai masalah ketebalan tersebut digunakan diagram sebab akibat untuk mengetahui penyebab dari tebal lid cup di luar standar. Penyebab-penyebab tersebut dikelompokkan dari segi manusia, mesin, metode, material dan lingkungan. Penyebab-penyebab tersebut diprioritasi dengan menggunakan pair comparison matrix dan diperoleh bahwa penyebab utama dari ketabalan lid cup di luar standar adalah setting temperatur, t-die tidak optimal, stel deckle bar, kurangnya pengawasan dan kurangnya tindak lanjut informasi dari QC.

Setelah diketahui penyebab-penyebab utama tersebut selanjutkan memberikan usulan-usulan perbaikan proseddur untuk memperoleh tebal lid cup yang diinginkan, antara lain: pengontrolan temperatur diperketat, pembersihan t-die secara berkala dan penerusan informasi dari QC ke bagian produksi, khususnya mengenai ketebalan.

Analisis biaya kualitas dilakukan untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan untuk menangani produk yang memiliki kualitas yang buruk dan upaya pencegahannya serta penilaiannya. Dari analisis biaya tersebut diperoleh bahwa komponen/unsur biaya kualitas terbesar di PT.X adalah biaya akibat kegagalan dalam, yaitu biaya waste yang mencapai 95% dari total biaya kegagalan. Jika dibandingkan dengan harga penjualan yang diterima oleh PT.X maka biaya kualitas sebesar 12,89%, oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan tindakan pencegahan dan perbaikan pada faktor-faktor penyebab ketebalan, dan dengan demikian perusahaan akan mampu menghemat biaya yang dikeluarkan akibat kualitas produk yang jelek.
This research is based on the customer's return of PT X?s packaging products because of the material thickness. From the last research it is concluded that the material thickness is the major problem of PT X. The aim of this research is to obtain the thickness tolerance limits for the analysis's product, to give the procedure improvement proposal to obtain lid cup's thickness which is met the tolerance limits and to count the cost of production's standard lid cup failure. Lid cup is a plastic cover of glass size mineral water from label A, B and C and the observed process is the extrusion laminating process. The limitation of this research is only by the thickness. The controllable control chart is used in data collecting and processing. The tolerance limits for label A is UCL 70.09 micron meter, mean = 68.48 micron meter and UCL = 66.88 micron meter. For label B UCL = 68,3211µ mean 66,9211µ and UCL 65,5211µ and for label C UCL = 69,5211µ mean 68,20µ and LCL 66,8911µ.

For further analysis about the thickness problem, cause and effect diagram is used to found causes of lid cup thickness, which is out of standardization; These causes are group based on men, machines, methods, materials and environments. These causes are prioritized which use pair comparison matrix, and the result is the main cause of lid cup thickness out of standardization is instable temperature setting, t-die is not optimal, uncleanly steel deckle bar, lack of monitoring and lack of quality control follow up information.

After main causes are found, the study is continued with giving procedure improvement proposal to obtain desirable lid cup thickness, such as tighter temperature control, regularly tie die cleaning and quality control information flows to production department, especially thickness.

Quality cost analysis is done to found costs which is caused by control and failure. The biggest quality cost is waste cost that 95% of total failure cost. If compared with sales of PT X the quality cost achieved 12,89% of total sales per year. Thus, with improvement from thickness effects factor above and controlling the quality, the company will be able to reduce expended cost caused by poor of quality product.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T3403
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talesu, Johan
Abstrak :
Tujuan : Untuk menilai efikasi latihan intensitas rendah Hairmyres terhadap kapasitas fungsional menggunakan Uji Jalan Enam Menit (UJ6M) dan kualitas hidup menurut St. George's Respiratory Questionnaire (SGRQ) pada penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Metode : Studi intervensi pre-eksperimental pra dan pasca perlakuan pada satu kelompok. Sampel dilatih senam Hairmyres selama delapan minggu, 5 kali per minggu, 2 kali dihadapan peneliti. Data UJ6M diambil sebelum, pada empat minggu dan akhir latihan, data SGRQ diambil sebelum dan sesudah latihan . Tempat : RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan RSU Persababatan. Subyek : Didapat 17 pasien PPOK sedang dan berat yang mengikuti latihan, tiga orang gugur sehingga sisa 14 orang dari minimum sampel delapan orang. Hasil : Selisih rerata jarak UJ6M antara awal dan akhir perlakuan dan antara minggu keempat dan akhir perlakuan menunjukkan perbedaan sangat bermakna (p=0,000), selisih antara awal dan minggu keempat perlakuan menunjukkan perbedaan bermakna (p=0,016). Selisih rerata nilai SGRQ pada awal dan akhir perlakuan menunjukkan perbedaan bermakna pada komponen Aktivitas, Dampak dan Total (p<0,05), sedangkan pada komponen Gejala tidak didapat perbedaan bermakna (p>O,05). Kesimpulan : Kapasitas fungsional berdasarkan UJ6M dan kualitas hidup menurut SGRQ pada pasien PPOK meningkat secara sangat bermakna setelah melakukan senam Hairmyres. Kata kunci : PPOK, Latihan intensitas rendah, UJ6M, SGRQ.
Objective : To evaluate the efficacy of low-intensity Hairmyres exercises on the functional capacity using Six Minutes Walking Test (6MWT) and quality of Life according to St. George's respiratory questionnaire (SGRQ) on Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) patients. Method : Pre-experimental intervention, before and after on one subject group. Samples use Hairmyres exercise for eight weeks, 5 times a week, of which two are done in front of the researcher. 6MWT is taken pre, on week four, and post exercise periods. SGRQ is taken pre and post exercise periods. Location : RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo and RSU Persahabatan. Subject : 17 moderate to severe COPD patients participated in the study. Three dropped out leaving 14 patients out of eight minimum samples. Result : Mean difference of 6MWT between pre and post intervention, and between fourth week and post intervention shows highly significant results (p=0.000). Mean difference between pre and fourth week intervention shows significant results (p=0.016). Mean difference of SGRQ between pre and post intervention shows significant results on Activity, Impact and Total components (p0.05) Conclusion : The functional capacity based on 6MWT and quality of life according to SGRQ on COPD patients significantly increases after doing Hairmyres exercises. Key words : COPD, low-intensity exercise, 6MWT, SGRQ
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>