Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Johan Harlan
"Tujuan: Untuk mengkaji pengaruh perilaku tipe A serta sifat-sifat yang berkaitan, yaitu hostilitas, kesinisan, dan kemarahan terhadap kejadian nyeri kepala tipe tegang pada kelompok mahasiswa yang berasal dari lingkungan semi-perkotaan.
Metode: Seratus tujuh belas penderita nyeri kepala-tipe tegang dan 117 subjek bebas nyeri kepala direkrut melalui sampling konsekutif yang dilakukan terhadap mahasiswa yang memenuhi panggilan untuk ikut serta dalam penelitian. Peserta yang terpilih menjalani anamnesis, pemeriksaan medis umum dan neurologis, serta uji MMPI parsial yang terdiri atas skala validitas dan skala perilaku, yaitu skala tipe A, hostilitas, kesinisan, dan kemarahan. Sembilan penderita nyeri kepala dan tujuh subjek bebas nyeri kepala dikeluarkan karena menunjukkan profil invaliditas persisten pada hasil uji MMPI, sehingga diperoleh sampel akhir sebesar 218 orang responden. Empat model logistik ganda dikembangkan untuk mengestimasi pengaruh masing-masing skala perilaku MMPI terhadap nyeri kepala tipe-tegang dengan mengendalikan perancu potensial.
Hasil: Tiap pasangan skala perilaku MMPI menunjukkan korelasi yang bermakna secara statistik. Penderita nyeri kepala secara bermakna cenderung untuk memperoleh skor yang lebih tinggi pada tiap skala perilaku MMPI. Dengan mengendalikan faktor usia, jenis kelamin, dan indeks massa tubuh, rasio imbangan suaian nyeri kepala-tipe tegang untuk skor tinggi pada skala tipe A, hostilitas, kesinisan, dan kemarahan masing-masing adalah ÔR = 5.4 (IK 95% 2.9-9.9), ÔR = 3.9 (IK 95% 2.2-7.1), ÔR = 3.6 (IK 95% 2.0-6.4), dan ÔR = 6.1 (IK 95% 3.2﷓11.8). Keempat skala perilaku dapat dipersatukan menjadi satu skala perilaku gabungan, yang juga menunjukkan kemaknaan dalam hubungannya dengan kejadian nyeri kepala-tipe tegang.
Kesimpulan: Perilaku tipe A serta sifat-sifat yang berkaitan, yaitu hostilitas, kesinisan, dan kemarahan merupakan faktor risiko bagi nyeri kepala-tipe tegang, baik secara independen maupun simultan. Probabilitas kejadian nyeri kepala-tipe tegang bagi individu tertentu pada berbagai tingkat prevalensi nyeri kepala-tipe tegang dalam populasi dapat diprediksi berdasarkan nilai skor perilaku gabungannya.

Objective: To investigate the effect of type A behavior and it?s related contents, namely hostility, cynicism, and anger on the occurrence of tension-type headache among university students from semi-urban community.
Methods: One hundred seventeen tension-type headache sufferers and 117 headache-free controls were recruited consecutively among those who accepted the invitations to participate in the study. They underwent medical interviews, general medical and neurological examinations, and partial MMPI tests, consisted of validity scales and behavioral content scales, i.e. type A, hostility, cynicism, anger scales. Nine headache sufferers and seven headache-free controls were excluded due to persistent invalidity profiles in MMPI test results, yielded to a total final sample of 218 respondents. Four multiple logistic regressions were developed to estimate the effect that each MMPI behavioral scale would have on tension-type headache while controlling for potential confounders.
Results: The correlations among the MMPI behavioral scales were all statistically significant. Headache sufferers were significantly more likely to achieve higher scores on each MMPI behavioral scale. Controlling for age, sex, and body mass index, adjusted odds ratios of tension﷓type headache for the high scores on type A, hostility, cynicism, and anger were ÔR = 5.4 (95% CI 2.9-9.9), ÔR = 3.9 (95% CI 2.2-7.1), ÔR, = 3.6 (95% CI 2.0-6.4), and ÔR = 6.1 (95% CI 3.2-11.8), respectively. Four behavior scales could be incorporated into single combined behavior scale, which was also significantly associated with the occurrence of tension-type headache.
Conclusion: Type A behavior and its related contents, namely hostility, cynicism, and hostility, either independently or simultaneously are risk factors for tension-type headache. Probability for the occurrence of tension-type headache in a certain subject at various level of tension-type headache prevalence in the population can be predicted by using the score on combined behavior scale.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
D576
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johan Harlan
"Tujuan penelitian ini adalah menentukan besar efek beberapa faktor, yaitu usia ibu, jumlah kehamilan, dan jarak antar kelahiran terhadap kejadian BBLR, Serta menentukan bentuk hubungan antara beberapa faktor tersebut dengan kejadian BBLR.
Sumber data untuk penelitian ini adalah data sekunder Penelitian AKB dengan Teknik Kelahiran Terdahulu di Kabupaten Bogor 1989-1990 dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. Setelah melalui proses pembersihan, diperoleh data kelahiran hidup tunggal sebanyak 3,869 untuk kelompok ibu primipara dan 8,437 untuk kelompok ibu multipara.
Dari hasil analisis data diperoleh angka estimasi insidens BBLR sebesar 13.2% (95% CI: 12.1-14.2%) untuk keloppok ibu primipara serta 7.92 (95% CI: 7.3-8.42) untuk ke1om§ok ibu multipara. Harga rata-rata tertimbang estimasi insidens BBLR untuk seluruh sampel penelitian ini adalah 9.5% (952 CI: 8.3-10.7%).
Dengan menggunakan model regresi logistik, diadakan penyesuaian dengan beberapa faktor lain, yaitu tingkat pendidikan ibu, fasilitas persalinan, jumlah anak masih hidup, jumlah lahir mati. Serta jenis kelamin bayi. Setelah diadakan penyesuaian, ternyata untuk kelompok ibu primipara ditemukan adanya hubungan non-linear antara faktor usia ibu dengan kejadian BBLR, dengan kategori usia terbaik untuk melahirkan ditinjau dari segi resiko kejadian BBLR adalah 21-25 tahun (addS ratio terhadap kategori usia < 20 tahun: 0.74).
Untuk kelompok ibu multipara juga ditemukan hubungan non-linear antara faktor usia ibu dan jarak antar kelahiran dengan kejadian BBLR, dan antara kedua faktor tersebut terdapat interaksi. Pada kelompok ibu multipara dengan jarak antar kelahiran > 3.00 tahun, kategori usia ibu terbaik untuk melahirkan ditinjau dari segi kejadian BBLR adalah 28-35 tahun (adds ratio terhadap kategori usia < 25 tahun: 0.77).
Dengan adanya pengumpulan data sejenis secara berkelanjutan oleh binas Kesehatan Kabupaten Bogor, diperlukan penelitian lanjutan tentang kejadian BBLR membantu perencanaan serta pelaksanaan program kesehatan tujuan menurunkan insidens BBLR di Kabupaten Bogor."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1991
T2763
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library