Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jellyca Anton
"Tujuan: Studi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi asosiasi antara peningkatan ekspresi c-Met dengan kesintasan pasien glioblastoma multiform (GBM). Metode: Telaah sistematis dan meta-analisis dilakukan pada artikel terkait dari pangkalan data PubMed, EBSCOhost, Scopus, dan Cochrane. Pencarian berakhir pada 31 Oktober 2020. Sejumlah total 7 studi dikutsertakan dalam telaah sistematis dan analisis. Hasil: Seluruh studi dalam telaah sistematis ini menggunakan imunohistokimia dalam menentukan ekspresi protein c-Met. Hasil memperlihatkan bahwa laju positifitas peningkatan c-Met terdeteksi pada sekitar 33,9%-60,5% pasien GBM. Peningkatan ekspresi c-Met berhubungan dengan kesintasan hidup OS (HR: 1,74; 95% CI: 1,482-2,043; Z=6,756; p<0,001) dan kesintasan bebas progresifitas (HR: 1,66; 95% CI: 1,327-2,066; Z=4,464; p<0,001) yang lebih pendek pada pasien GBM. Heterogenitias subjek yang rendah tampak pada analisis kedua kesintasan ini, nilai I2 7,8% dan 0,0%. Kesimpulan: Peningkatan ekspresi c-Met berhubungan signifikan dengan kesintasan hidup keseluruhan dan kesintasan bebas progresifitas pada pasien GBM, sehingga c-Met dapat dijadikan indikator prognostik potensial pada GBM.

Objective: The aim of this study is to evaluate the association of c-Met overexpression with survival of glioblastoma multiforme (GBM) patients. Method: A systematic review with meta-analyses was conducted on related articles from PubMed, EBSCOhost, Scopus, and Cochrane databases with last updated search on October 31, 2020. A total of 7 studies regarding c-Met overexpression and overall survival (OS) and/or progression free survival (PFS) are included in this study. Result: All studies used immunohistochemistry to examine the expression of c-Met protein. The results showed that the positive rate of c-Met overexpression was detected in approximately 33,9% - 60,5% of GBM patients. c-Met overexpression was related to worse OS (HR: 1,74; 95% CI: 1,482-2,043; Z=6,756; p<0,001) and PFS (HR: 1,66; 95% CI: 1,327-2,066; Z=4,464; p<0,001) in GBM patients. Low heterogeneity of subjects was found in both OS and PFS analyses, I2 values were 7,8% and 0,0%, respectively. Conclusion: In conclusion, c-Met overexpression is significantly related to shorter OS and PFS in GBM patients, so c-Met can be considered as a potential prognostic indicator in GBM."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jellyca Anton
"Glutamin merupakan asam amino yang berperan penting dalam menjaga homeostasis dari fungsi sel tertentu, di antaranya adalah proliferasi sel limfosit. Penurunan kadar glutamin plasma terjadi pada hewan coba dengan kanker, yang berdampak pada peningkatan kerentanan terhadap infeksi. Beberapa penelitian melaporkan bahwa suplementasi glutamin dapat mencegah terjadinya mukositis oral akibat radiasi, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien kanker kepala leher dengan radioterapi. Penelitian dengan desain potong lintang ini dilakukan di Departemen Radioterapi RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antara kadar glutamin plasma terhadap total lymphocyte count TLC dan kualitas hidup pada pasien kanker kepala leher dengan radioterapi. Dari total 52 subjek yang mengikuti penelitian ini, didapatkan median usia 50,50 18-62 tahun dan 63,46 adalah subjek laki-laki. Nasofaring merupakan lokasi kanker tersering. Sekitar 70 subjek berada pada stadium IV dan mendapatkan kombinasi radioterapi dan kemoterapi. Status gizi sebagian besar subjek masih tergolong normal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara kadar glutamin plasma terhadap TLC dan kualitas hidup pada pasien kanker kepala leher dengan radioterapi. Meskipun demikian, beberapa data dalam penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai adanya masalah nutrisi yang dialami pasien kanker kepala leher dengan radioterapi. Data tersebut antara lain lebih dari 60 subjek memiliki asupan kalori dan protein harian yang kurang, kemudian didapatkan juga kadar glutamin plasma semua subjek yang sangat rendah, dengan rerata 7,77 3,32 ?mol/l. Beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab terjadinya hal tersebut adalah proses penyakit kanker, lokasi pertumbuhan kanker, efek samping terapi, serta kebutuhan yang sangat tinggi akan glutamin untuk fungsi fisiologis tubuh.

Glutamin is an amino acid that plays an important role in maintaining the homeostasis of many cells, including the proliferation of lymphocytes. A decrease in plasma glutamine level was observed in rats with cancer, which could increase the susceptibility to infection. Several studies showed that glutamine supplementation could prevent oral mucositis induced by radiation, so this could increase the quality of life of head and neck cancer patients receiving radiotherapy. This cross sectional study conducted at Radiotherapy Department, RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, aimed to investigate the correlations of plasma glutamin level with total lymphocyte count TLC and quality of life in head and neck cancer patients receiving radiotherapy. A total of 52 subjects participated in this study, with median age 50,50 18 62 years old and 63,46 subjects were male. Nasopharynx was the most common site affected. About 70 subjects were at stage IV cancer and receiving a combination of radiotherapy and chemotherapy. Most of the subjects had a normal nutritional status according to body mass index BMI.
The results of this study showed no correlations of plasma glutamine level with TLC and quality of life in head and neck cancer patients receiving radiotherapy. However, data from this study revealed nutritional problems that happened in head and neck cancer patients receiving radiotherapy. These data include more than 60 of subjects had below normal limit daily calorie and protein intakes, and the plasma glutamine level of all subjects was very low, with mean 7,77 3,32 mol l. Several factors predicted to be the cause of these problems are the process of the disease, cancer growth location, side effects of therapy, as well as a high need of glutamine for physiological functions of the body.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library