Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jehezkiel Kenneth Guilio
Abstrak :
Pasien terkonfirmasi positif COVID-19 dengan derajat keparahan sedang, dan berat atau kritis di Indonesia perlu mendapat pengobatan sehingga sembuh. Salah satu obat yang dianjurkan oleh pemerintah untuk mengobati COVID-19 adalah remdesivir. Penggunaan dan peresepan remdesvir yang banyak digunakan untuk pasien COVID-19 derajat sedang dan berat atau kritis di Indonesia membuka peluang terjadinya kesalahan yang akan menyebabkan pengobatan pada pasien COVID-19 tidak efektif seperti masalah terkait obat (MTO). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis MTO remdesivir pada pasien COVID-19 di Rumah Sakit Universitas Indonesia tahun 2021. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil secara retrospektif dari daftar resep dan rekam medis pasien. Klasifikasi MTO yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan klasifikasi Hepler dan Strand. Analisis dilakukan pada 132 pasien COVID-19 yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil dari penelitian menunjukkan adanya MTO remdesivir pada pasien COVID-19 di RSUI tahun 2021 sebanyak 15 kejadian dengan persentase indikasi yang tidak diobati sebesar 0%, kesalahan pemilihan obat 6,67%, dosis subterapi 0%, dosis berlebih 0%, kegagalan dalam penerimaan obat 0%, reaksi obat tidak diinginkan 66,67%, interaksi obat 26,67%, dan penggunaan obat tanpa indikasi 0%. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa terapi pengobatan remdesvir pada pasien COVID-19 di RSUI tahun 2021 sudah berjalan baik dan sesuai pedoman yang ditetapkan pemerintah. Potensi terbesar terjadinya kejadian MTO pada pengobatan remdesivir pada pasien COVID-19 di RSUI adalah reaksi obat tidak diinginkan (ROTD). ......Patients who are confirmed positive for COVID-19 with moderate, severe or critical condition in Indonesia need to receive the proper treatment for adequate recovery. One of the drugs recommended by the government to treat COVID-19 is remdesivir. The use and prescription of remdesivir, which is frequently used for moderate, severe or critical COVID-19 in Indonesia, opens up possibilities of errors to occur that can cause the treatment for COVID-19 patients to be ineffective, such as drug-related problems (DRPs). This study aims to analyze the drug-related problems of remdesivir among COVID-19 patients in Universitas Indonesia Hospital (RSUI) in 2021. This study was conducted using a descriptive, cross-sectional study design. A secondary data was used by retrospective data collection from prescription lists and patient medical records. The DRP classification used in this study was Hepler and Strand classification. Analysis was performed on a total of 132 COVID-19 patients who met the inclusion criteria. Results showed that there were 15 events of drug-related problems of remdesivir among COVID-19 patiens in RSUI in 2021, with 0% untreated indications, 6.67% improper drug selection, 0% subtherapeutic dosage, 0% overdosage, 0% failure to receive drugs, 66.67% adverse drug reaction, 26.67% drug interactions, and 0% drug use without indication. Based on the analysis, it can be concluded that remdesivir treatment in COVID-19 patients at RSUI in 2021 had been done appropriately and in accordance to the government guidelines. The greatest potential of DRP event to occur in remdesivir treatment in COVID-19 patients at RSUI is adverse drug reactions (ADR).
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jehezkiel Kenneth Guilio
Abstrak :
Sediaan cair atau liquid menjadi salah satu jenis produk yang banyak di pasarkan oleh PT SOHO Industri Pharmasi. Dalam proses produksinya, sediaan cair melalui 4 proses produksi utama yaitu penimbangan, pencampuran, pengisian, dan pengemasan. Proses pengemasan merupakan salah satu langkah yang dilakukan untuk melindungi obat dari lingkungan sekitarnya. Proses pengemasan merupakan salah satu langkah yang dilakukan untuk melindungi obat dari lingkungan sekitarnya sehingga kualitas obat dapat tetap terjaga hingga sampai ke tangan konsumen. Proses pengemasan sekunder sediaan cair dilakukan dengan mesin kemas (cartoning) Jih Cheng dan IMA yang dioperasikan oleh operator. Produksi sediaan cair di PT Soho Industri Pharmasi sepanjang tahun 2022 belum memberikan hasil yang memuaskan.Salah satu faktor yang berperan besar terhadap nilai OEE yang rendah di departemen Liquid Production PT Soho Industri Pharmasi adalah frekuensi kejadian lost time saat proses cartoning pada mesin kemas Jih Cheng dan IMA yang tinggi. Laporan ini akan berfokus dalam melakukan verifikasi settingan parameter untuk mesin kemas Jih Cheng dan IMA yang digunakan untuk untuk melakukan settingan mesin sehingga proses pengemasan di black area Liquid Production dapat berjalan secara optimal. ...... Liquid preparations are one of the many types of products marketed by PT SOHO Industri Pharmasi. In the production process, liquid preparations go through 4 main production processes, namely weighing, mixing, filling and packaging. The packaging process is one of the steps taken to protect the drug from the surrounding environment. The packaging process is one of the steps taken to protect the drug from the surrounding environment so that the quality of the drug can be maintained until it reaches the consumer. The secondary packaging process for liquid preparations is carried out using Jih Cheng and IMA cartoning machines operated by operators. Production of liquid preparations at PT Soho Industri Pharmasi throughout 2022 has not produced satisfactory results. One of the factors that plays a major role in the low OEE value in the Liquid Production department of PT Soho Industri Pharmasi is the frequency of lost time events during the cartoning process on Jih Cheng packaging machines and high IMAs. This report will focus on verifying the parameter settings for the Jih Cheng and IMA packaging machines which are used to make machine settings so that the packaging process in the Liquid Production black area can run optimally.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jehezkiel Kenneth Guilio
Abstrak :
Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan langsung yang diberikan apoteker kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan terjadinya risiko efek samping karena obat, untuk tujuan keselamatan pasien sehingga kualitas hidup pasien terjamin. Salah satu kegiatan pelayanan farmasi klinik yang penting dilakukan oleh apoteker di apotek adalah pengkajian dan pelayanan resep. Pengkajian resep merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menganalisa kemungkinan terjadinya masalah terkait obat yang terdapat pada resep. Aspek yang dikaji untuk melihat kemungkinan terjadinya masalah terkait obat adalah aspek administrasi, farmasetik, dan klinis dari resep yang diberikan dokter. Dengan dilakukannya pengkajian resep ini, diharapkan terjadinya kesalahan pemberian obat (medication error) pada pasien dapat diminimalisir. Kesalahan yang terjadi pada proses peresepan obat dapat merugikan pasien karena dapat menyebabkan terapi obat yang diberikan pada pasien mengalami kegagalan. Pada laporan ini, dilakukan pengkajian resep obat yang berada di Klinik Kimia Farma Buncit Raya yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Dengan begitu, penulis berharap resep yang diresepkan dapat memberikan obat yang sesuai dengan aspek administrasi, farmasetika, dan klinis yang telah diatur oleh perundang-undangan. Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan, masih memiliki beberapa kekurangan informasi yang perlu dilengkapi dan ditindaklanjuti baik pada aspek administrasi, farmasetika, dan klinis. ......Clinical pharmacy services are direct services provided by pharmacists to patients in order to improve therapeutic outcomes and minimize the risk of side effects due to drugs, for the purpose of patient safety so that the patient's quality of life is guaranteed. One of the important clinical pharmacy service activities carried out by pharmacists in pharmacies is reviewing and serving prescriptions. Prescription review is an activity carried out to analyze the possibility of problems related to the drugs contained in the prescription. The aspects that are studied to see the possibility of drug-related problems are the administrative, pharmaceutical, and clinical aspects of the prescription given by the doctor. By conducting this prescription review, it is hoped that medication errors in patients can be minimized. Errors that occur in the process of prescribing drugs can be detrimental to patients because they can cause drug therapy given to patients to fail. In this report, an assessment of drug prescriptions was carried out at the Kimia Farma Buncit Raya Clinic which had never been done before. That way, the authors hope that the prescriptions prescribed can provide drugs that are in accordance with administrative, pharmaceutical, and clinical aspects that have been regulated by law. Based on the results of the studies conducted, there are still some information deficiencies that need to be completed and followed up on both the administrative, pharmaceutical, and clinical aspects.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jehezkiel Kenneth Guilio
Abstrak :

Psikotropika merupakan zat/bahan baku atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku Dalam distribusi obat golongan psikotropika, Pedagang Besar Farmasi memiliki peran penting dan menjadi satu-satunya instansi yang memiliki kewenangan untuk mendistribusikan obat psikotropika. Pedagang Besar Farmasi (PBF) merupakan perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. PBF seperti Kimia Farma Trading and Distribution Jakarta 3 menlakukan kegiatan pengelolaan obat golongan psikotropika berdasarkan Undang-Undang No.3 Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi dan Pedoman CDOB Tahun 2020. Pengelolaan obat golongan psikotropika yang dilakukan KFTD Jakarta 3 antara lain kegiatan pengadaan, penyimpanan, penyaluran, pemusnahan, serta pencatatan dan pelaporan obat psikotropika. Dalam laporan ini, akan dilakukan evaluasi pengelolaan obat psikotropika di PT Kimia Farma Trading and Distribution Jakarta 3 dengan menggunakan skala guttman. Secara keseluruhan evaluasi pengelolaan obat psikotropika di PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 3 termasuk dalam kategori “baik” dengan rata-rata persentase 97%. ......Psychotropics are substances/raw materials or drugs, both natural and synthetic, non-narcotics, which have psychoactive properties through a selective effect on the central nervous system which causes specific changes in mental activity and behavior. In the distribution of psychotropic class drugs, Pharmaceutical Wholesalers have an important role and become the only the only agency that has the authority to distribute psychotropic drugs. Pharmaceutical Wholesalers (PBF) are companies in the form of legal entities that have permits for the procurement, storage, distribution of drugs and/or medicinal ingredients in large quantities in accordance with statutory provisions. PBF, such as Kimia Farma Trading and Distribution Jakarta 3, manages psychotropic drugs based on Law No. 3 of 2015 concerning Circulation, Storage, Destruction and Reporting of Narcotics, Psychotropics and Pharmacy Precursors and the 2020 CDOB Guidelines. Management of psychotropic drugs carried out by KFTD Jakarta 3 included procurement, storage, distribution, destruction, as well as recording and reporting of psychotropic drugs. In this report, an evaluation of the management of psychotropic drugs at PT Kimia Farma Trading and Distribution Jakarta 3 will be carried out using the guttman scale. Overall the evaluation of the management of psychotropic drugs at PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 3 is included in the "good" category with an average percentage of 97%.

Depok: Universitas Indonesia. Fakultas Farmasi, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jehezkiel Kenneth Guilio
Abstrak :

Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan kegiatan yang dilakukan apoteker untuk memastikan terapi obat yang diberikan pasien aman, efektif dan rasional.  Tujuan dilakukan kegiatan PTO adalah meningkatkan efektivitas terapi dan menurunkan risiko terjadinya Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD), meminimalkan biaya pengobatan serta menghormati pilihan pasien. Dengan dilakukannya kegiatan PTO, diharapkan terapi obat yang diberikan kepada pasien dapat terhindar dari risiko klinik dan meningkatkan efektivitas biaya terapi pada pasien. Beberapa kriteria pasien yang diprioritaskan untuk dilakukannya kegiatan PTO adalah pasien dengan multi penyakit yang menerima polifarmasi serta pasien dengan gangguan fungsi organ seperti hati dan ginjal. Contoh kasus yang perlu dilakukannya PTO adalah pasien Tn. IZN yang didiagnosis utama gagal jantung kongestif dan penyakit ginjal kronis serta diagnosis penyerta hiperplasia prostat yang dirawat inap di Ruang Anggrek RSUD Tarakan. Setelah dilakukannya PTO, ditemukan beberapa masalah terkait obat yang dapat diidentifikasi berdasarkan panduan PCNE dan metode Hepler and Strand yaitu indikasi tanpa terapi, interaksi obat, dosis obat berlebih, dan kesalahan pemilihan obat pada pengobatan yang diterima pasien Tn. IZN. Masalah terkait obat yang muncul dapat direkomendasikan penyelesaian berupa pemberian obat yang sesuai, pemantauan efek terapi obat melalui hasil laboratorium dan gejala yang timbulkan, pemberian jeda konsumsi obat, dan penyeseuiaan dosis sesuai tatalaksana dan kondisi pasien. ......Drug Therapy Monitoring (PTO) is an activity carried out by pharmacists to ensure drug therapy given to patients is safe, effective and rational. The purpose of PTO activities is to increase the effectiveness of therapy and reduce the risk of unwanted drug reactions (ROTD), minimize medical costs and respect patient choices. By carrying out PTO activities, it is hoped that drug therapy given to patients can avoid clinical risks and increase the cost-effectiveness of therapy for patients. Some of the criteria for prioritized patients for carrying out PTO activities are patients with multiple diseases who receive polypharmacy and patients with impaired organ function such as the liver and kidneys. An example of a case where PTO needs to be done is the patient Mr. IZN who was diagnosed primarily with congestive heart failure and chronic kidney disease as well as a concomitant diagnosis of prostatic hyperplasia who was hospitalized in the Orchid Room of Tarakan General Hospital. After the PTO was carried out, several drug-related problems were found which could be identified based on the PCNE guidelines and the Hepler and Strand method, namely indications for no therapy, drug interactions, drug overdosage, and drug selection errors in the treatment Tn's patient received. IZN. Drug-related problems that arise can be recommended for solutions in the form of administering appropriate drugs, monitoring the effects of drug therapy through laboratory results and the symptoms they cause, giving pauses in drug consumption, and adjusting doses according to the management and condition of the patient.

 

Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library