Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jatayu Jiwanda M.
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini adalah sebuah eksplanasi konsep anatta dalam pemikiran Buddhisme. Konsep anatta menggagas penolakan akan adanya eksistensi diri, jiwa atau atman. Penolakan ini merupakan sikap anti fondasional dan kritik terhadap pemikiran tradisi Brahmanisme Hindu dengan menolak realitas tunggal dan metafisis yang menopang realitas. Ide mengenai ldquo;diri rdquo; dianggap sebagai suatu khayalan, kepercayaan yang keliru yang telah menghasilkan suatu pandangan yang berbahaya mengenai ldquo;aku rdquo; atau ldquo;keakuan rdquo;, hasrat yang mementingkan diri sendiri selfish , keterikatan, kebencian, egoisme yang justru menjadi sumber penderitaan dukkha . Manusia hanyalah entitas yang selalu berubah-ubah sehingga segala ketetapan diri tidak dimungkinkan. Konsep ini adalah suatu jalan untuk pembebasan penderitaan itu sendiri. Muatan etis yang terkandung tidak lain memberikan kritik terhadap individualisme atau pementingan diri sendiri dalam setiap tindakan manusia. Individualisme ini diakari oleh hasrat tanha untuk mempertahankan eksistensi dirinya, memperoleh kejayaan dari kenikmatannya termasuk klaim identitas seutuhnya. Dengan menanggalkan segala hasrat kepemilikan atau motivasi pribadi dalam tindakan adalah jalan menuju pencerahan nibbana.
ABSTRACT
This thesis is an explanation anatta concept in Buddhism thought. Anatta doctrine in Buddhism rejects the idea of any self existence, soul, or atman. This rejection acts as anti foundational attitude and critique towards Brahmanism Hindu by denying any single reality and metaphysic that support reality. The concept of ldquo self rdquo is considered as an illusion and false belief that constructs a hostile viewpoint of ldquo I rdquo or ldquo mine rdquo , a desire that put oneself above everything else selfish , attachment, hatred, and egoism that instead becomes the source of suffering dukkha . According to Anatta, human is merely an always changing entity, therefore any idea of self permanence is impossible. This concept is a way to free human from the suffering itself. The ethical content in it give critics toward individualism and egoism in every deed of human. This individualism is based on desire tanha to retain one rsquo s existence, gaining glory from its joy and includes a full claim of one rsquo s identity. By throwing away every desire for possession or personal motivation in every deed is a way into enlightment nibbana .
2017
T48168
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jatayu Jiwanda M
Abstrak :
Pemaknaan penderitaan sebagai realitas kehidupan adalah momen yang dapat kita temukan dalam pemikiran Buddhisme. Latar belakang pemikiran buddhisme baik secara ontologis, epistemologis dan aksiologis terhadap pemaknaan realitas kehidupan inilah menjadi dasar dalam penulisan skripsi ini. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan fenomenologi-hermeneutis dalam menganalisa konsep Dukkha. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan penderitaan sebagai pemaknaan realitas kehidupan, hal tersebut memberikan relevansi terhadap kehidupan manusia. Hasil dari penelitian ini adalah pemahaman terhadap penderitaan (dukkha) yang tidak hanya dipahami sebagai konsepsi semata melainkan bentuk penghayatan dari pengalaman-pengalaman hidup Siddhatta Gautama. Sang Buddha melihat kondisi kehidupan manusia dan proses kehidupan yang berjalan terus menerus. ......The meaning of Suffering as a reality of life is the moment where we can found in the thought of buddhism. The basic reason of the thought view as well as ontological, epistemological and axiological of the meaning of Buddhism become a basic in this research.This research uses the descriptive analysis and hermeneutic phenomenology method to analyze the concept of dukkha. The purpose of this study is to explain suffering as a meaning of life, which give a relevance to human life. The result of this study is an understanding of suffering that is not only understood as concept merely, although as a form contemplation Siddhatta Gautama. Buddha’s view is human condition and processes of life always continuous.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library