Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Januar
Abstrak :
Kabinet Hatta 1940, dikenal juga sebagai Kabinet Presidensial, adalah suatu kabinet yang lahir dari situasi krisis republik yang diakibatkan oleb Perjanjian Renville. Kabinet ini mendapat dukungan yang kuat dari partai politik yang besar seperti Masyumi dan PNI. Dukungan yang besar ini memudahkan Hatta untuk mengada_kan konsolidasi politik dalam rangka merealisasikan program kabinetnya. Hal ini mendapat tantangan dari Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang dipimpin oleh Amir Syarifudin. Usaha FDR untuk menjatuhkan Kabinet Hatta ini dilakukan dengan cara konstitusional dan inkonstitusional...
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S12242
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Eric Januar
Abstrak :
Dengan semakin terbatasnya lahan untuk pembangunan fasilitas yang diperlukan manusia mengakibatkan tidak dapat dihindarinya pembangunan diatas tanah lempung lunak. Secara umum tanah lempung lunak adalah suatu jenis tanah kohesif yang mempunyai sifat yang sangat kurang menguntungkan dalam konstruksi teknik sipil yaitu kuat geser rendah dan kompresibilitasnya yang besar. Kuat geser yang rendah mengakibatkan terbatasnya beban (beban sementara ataupun beban tetap) yang dapat bekerja diatasnya sedangkan kompresibilitas yang besar mengakibatkan terjadinya penurunan setelah pembangunan selesai. Oleh karena itu terbatasnya lahan dan tidak dapat dihindarinya pembangunan diatas tanah lunak maka perlu diadakannya perbaikan pada tanah lunak. Banyak cara yang dilakukan untuk perbaikan tanah lunak agar dapat meningkatkan kekuatan geser dan memperkecil kompresibilitasnya. Salah satu caranya adalah dengan metode Preloading , seperti yang digunakan dalam panelitian ini pada tanah lempung lunak Meruya, Jakarta Barat. Preloading adalah pemberian beban awal terlebih dahulu sebelum pelaksanaan beban konstruksi agar tanah tersebut terkonsolidasi dahulu sehingga tanah telah termampatkan, setelah itu disingkirkan sewaktu konstruksi mulai dilaksanakan sehingga dengan prapembebanan ini dapat memperkecil penurunan sisa (residual settlement), mempercepat waktu penurunan dan dapat meningkatkan kekualan gesemya. Preloading yang dilaksanakan di dalam laboratorium terhadap tanah lempung lunak ini adalah dengan menggunakan alat uji Triaksial dengan kondisi Terkonsolidasi Terdrainasi yang dilakukan dengan cara memberikan beban konsolidasi sebesar 1,5 kali Pe (prakonsolidasi) kemudian setelah itu beban konsolidasi dilepas selama 1 hari dan dilanjutkan dengan melakukan kompresi sampai tanah mengalami keruntuhan. Hasil pengujian ini dianalisa dengan menggunakan Mohr Coulomb dan Stress Path lalu dibandingkan dengan data tes UU (kondisi sebelum preloading) sehingga dapat diketahui pengaruh preloading terhadap peningkatan kekuatan geser tanah.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T8541
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kwari Januar
Abstrak :
Pendahuluan: Osteogenesis imperfecta(OI) merupakan penyakit langka dengan dampak yang luas. Anak dengan OI mengalami gangguan mobilitas dan deformitas karena fraktur multipel dan berulang, memiliki masalah psikososial, masalah mental emosional juga masalah ekonomi (finansial) sebagai dampak tidak langsung, hingga akhirnya berpengaruh terhadap kualitas hidup. Klasifikasi OI berdasarkan keparahan klinis yakni ringan-sedang dan berat. Keparahan klinis OI berkorelasi dengan beratnya penyakit. Sejauh ini belum ada penelitian yang fokus terhadap aspek holistik dan korelasinya dengan QoL OI. Metode: Penelitian potong lintang secara daring dilaksanakan dari Agustus 2020 hingga Desember 2020 menggunakan berbagai kuesioner (PEDS QL 4.0 untuk QoL, SDQ untuk masalah mental emosional, PSC untuk masalah psikososial dan World Bank untuk evaluasi masalah finansial) pasien OI umur 4-18 tahun. Selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui faktor mana yang lebih berpengaruh. Hasil: Lima puluh subjek ikut serta dalam penelitian ini. Kualitas hidup berhubungan dengan keparahan penyakit berdasarkan laporan orangtua p=0.029 PR=5.474, kepatuhan terapi bisfosfonat memengaruhi QoL berdasarkan laporan anak p=0.043 PR=3.167 sementara keparahan OI tidak memengaruhi masalah mental emosional, psikososial dan ekonomi. Penurunan QoL berhubungan dengan masalah fisik dan psikososial menurut laporan anak dan laporan orangtua. Kesimpulan: Keparahan klinis OI berhubungan dengan QoL yang rendah, tidak ditemukan masalah psikososial, mental emosional dan ekonomi. ......Introduction: Osteogenesis Imperfecta (OI) is a rare disease with multiple impact. Children with OI have mobility disorder and deformity due to multiple and recurrent fractures, psychosocial problems, mental emotional problems and also socioeconomic problem (financial) as indirect results, which could affect Quality of Life (QoL). OI classification according to clinical severity level mild-moderate and severe. Clinical severity of OI correlate with disease burden. No research focus on holistic aspect and it correlation with OI QoL. Methods: We conducted a cross sectional research via daring from August 2020 to December 2020 using multiple questionnaires (PEDS QL 4.0 for QoL, SDQ for mental emotional problems, PSC for psychosocial problems and World Bank for assessing financial problems) to OI patients age 4-18 years. After obtain the QoL value, we conducted analysis to reveal most influencing factors. Results: Fifty subjects participated in this research. QoL have association with severity of disease according to parent report p=0.029 PR=5.474, bisphosphonate compliance according to children report p=0.043 PR=3.167), OI severity has no association with mental emotional, psychosocial and economic. QoL decrease associated with physical and psychosocial problems. Conclusion: Osteogenesis imperfecta severity associate with low QoL, without affect mental emotional, psychosocial and economic.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sitorus, Rico Januar
Abstrak :
Penyalahgunaan narkotika merupakan masalah kesehatan yang sangat penting di seluruh dunia yang dapat mengakibatkan ketergantungan, kerugian ekonomi, kerugian kesehatan dan dampak sosial. Di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, penyalahgunaan narkotika dari tahun ke tahun tetap tinggi. Angka yang pernah menggunakan narkotika di populasi diperkirakan sebesar 2,4 % dengan laki-laki jauh lebih besar daripada perempuan. Berdasarkan kelompok umur, prevalensi penyalahguna narkotika yang paling tinggi pada kelompok usia kelompok usia 20-29 tahun sebesar yaitu 4,41 % sedangkan yang paling rendah pada kelompok usia di atas 40 tahun sebesar 1,06 %. (BNN, 2012). Penelitian ini bertujuan mengetahui efek tahapan rehabilitasi melalui skor rata-rata self efficacy sebelum mengikuti komunitas terapeutik dibanding dengan sesudah mengikuti komunitas terapeutik pasien ketergantungan narkotika. Penelitian ini menggunakan desain before and after yang bersifat longitudinal, dimana pengukuran terhadap outcome dilakukan beberapa kali (berulang). Pada penelitian ini pengukuran terhadap self efficacy dilakukan sebanyak empat kali. Hasil penelitian ini membuktikan ada perbedaan yang bermakna skor rata-rata self efficacy sebelum komunitas terapeutik dibanding dengan skor rata-rata self efficacy sesudah komunitas terapeutik, nilai p = 0,014 < (α ; 0,05). Pasien telah menjalani tahapan komunitas terapeutik selama dua bulan atau 60 hari. Pada tahapan komunitas terapeutik selama satu bulan pertama, terlihat bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna skor rata-rata self efficacy bila dibandingkan dengan skor rata-rata self efficacy sebelum komunitas terapeutik, p value 0,25 > (α ; 0,05), tetapi pada komunitas terapeutik bulan kedua terlihat ada perbedaan yang bermakna skor rata-rata self efficacy dibandingkan dengan sebelum komunitas terapeutik, nilai p = 0,005 < (α ; 0,05). Dari peningkatan skor rata-rata self efficacy, terbukti bahwa program ini bermanfaat bagi pasien dengan ketergantungan narkotika yang akan menjalani rehabilitasi dengan menjalani program minimal 60 hari atau dua bulan.
Drug abuse is a very important health problem worldwide which can lead to dependence, economic loss, loss of health and social impacts. In Indonesia as a developing country, drug abuse over the years remains high. Figures ever using drugs in a population is estimated at 2.4% with males much larger than females. By age group, the prevalence of drug abusers is highest in the age group of 20-29 years age group is 4.41% while the lowest in the age group above 40 years amounted to 1.06%. (BNN, 2012). This study aims to determine the effect of the rehabilitation phase through an average score of self-efficacy before following therapeutic communities compared with patients after participating in a therapeutic community drug dependence. The design of this study before and after that is longitudinal, where the measurement of the outcome done several times (repeated). In this study, measurement of self-efficacy was done four times. The results of this research prove there were significant differences in mean score before the self efficacy of therapeutic communities compared with an average score of self-efficacy after therapeutic communities, p value 0.014 < (α; 0.05). Patients had undergone stages of therapeutic communities for two months or 60 days. At the stage of therapeutic communities during the first month, it appears that there are no significant differences of mean score of self-efficacy when compared to the average score of self-efficacy prior to therapeutic communities, p value 0.25 > (α; 0.05), but the therapeutic communities in both show no significant differences mean score of self-efficacy compared to prior therapeutic communities, p value 0.0005 <(α; 0.05). The increase in the average score of self-efficacy, proved that this program is very beneficial for patients with drug addiction which will undergo a program of rehabilitation with a minimum of 60 days or two months.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maifi Januar
Abstrak :
ABSTRAK
Kemacetan lalu lintas yang terjadi di hampir semua ruas jalan di pusat kota Jakarta bahkan di jalan akses ke pemukiman peduduk adalah hal yang di jumpai setiap hari pada jam-jam tertentu. Angkutan massal yang ada seperti KRL (Kereta listrik) disesaki oleh penumpang bahkan terkadang sebagian badan dari penumpang yang memaksa naik berada diluar kereta.

Dalam menunjang sistem transportasi modem, subway (kereta bawah tanah) menjadi solusi yang dapat diandalakan, terlebih lagi dengan ketersedian ruang kota (permukaan tanah) yang sangat terbatas. Sistem tranportasi yang sudah banyak dikembangkan diberbagai negara ini terbukti efektif untuk mengatasi masalah tranportasi perkotaan.

Dalam penentuan rute-rute yang harus dilewati oleh subway (MRT, Mass Rapid Transit) terkadang harus melewati bangunan yang ada di permukaan tanah. Pelaksanaan kontruksi terowongan harus sangat perhatikan masalah yang akan timbul pada permukaan tanah yang dilalui terowongan, termasuk bangunan dan sarana penunjang lainya. Untuk itu, perencanaan harus dilakukan sebaik mungkin dan pemilihan sitem penerowongan dan konstruksi harus mempertimbangan kondisi yang ada.

Metode penerowongan yang dianalisa adalah metode shield tunneling, yaitu metode yang menggunakan alat pemotong dan pendorong tanah berupa silinder yang terbuat dari baja dan dengan segera dilakukan Linning pada terowongan sehingga dapat mengantisipasi stabilitas tanah.

Simulasi dilakukan dengan satu program yang Metode Elemen Hingga yaitu Sage Crisp dengan 2 model analisa yaitu : Elasto-plastis dan Konsep Kondisi Kritis Cam Clay (Critical State Soil Mechanic). Analisa dilakukan dengan 2-D (dua dimensi) dengan model regangan bidang (plane strain).

Penurunan atau pergerakan tanah secara lateral akibat konstruksi terowongan bawah kota untuk subway merupakan suatu pertimbangan penting dalam merencanakan suatu terowongan. Dengan metode elemen hingga, penurunan tanah tersebut dapat diprediksi dengan model analisa mengacu pada kondisi yang ada. Tulisan akan menampilkan hasil-hasil simulasi yang dilakukan.

Analisa ditekankan pada penurunan permukaan tanah, penurunan pondasi bangunan.
2000
S34876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranu Januar
Abstrak :
Thermophoretic force adalah gaya yang menyebabkan partikel bergerak pada permukaan pemindahan kalor yang disebabkan oleh perbedaan temperatur. Simulasi ini dilaksanakan untuk membandingkan hasil simului dengan eksperimen. Perangkat lunak yang diggunakan untuk simulasi ini adalah Fluent 5.3. Simulasi ini diawali dengan pembuatan model peralaian eksperimen menurut data ada, yang menggunakan jarak antar plat sebesar 4 cm 4.5 cm dan 5 cm dan pada temperaxur yang berbeda, temperatur yang digunakan adalah 30°, 50° dan 100° kemudian meneliti berbagai kernungkinan bergeralmya partikel yang dialdbatkan oleh gaya lain di samping Thermophoreric force seperti gaya apung, gerak Brown, electophoresis dan Sajinan LM Force. Hasil simulasi menunjukkan panikel tersebut bergerak ke temperarur yang Iebih rendah, semakin besar perbedaan temperatur yang diberkan maka semakin besar pula gaya yang di terima oleh partikel tersebut. ......Thermophoretic force is the movement of particle causes an existence of force, which because of different temperature at surface of heat transfers because the force particles move to the lower temperature. This simulation is done to compare the result of simulation with expeximent. The software used for this simulation is Fluent 5.3. This simulation early by making model of research appliance x according to existing data that is using distance between plate equal to 4 cm 4.5 cm and 5 cm and different temperature used are 33°, 50° and 100° then analyze possibilities movement of particle effected by force besides the Thermophoretic force like buoyancy, Brownian, electrophoresis and SaEinan lih foree. Result of simulation shows the particle move to the lower temperature, greater of given different temperature hence is greater of foroe happen to ‘the panicle.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37765
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, David Januar
Abstrak :
Pervasive computing adalah sebuah konsep teknologi yang berbaur dengan lingkungan. Sistem yang mengimplementasikan pervasive computing akan dapat berinteraksi dengan user tanpa disadari oleh user tersebut, akan tetapi tetap dapat memenuhi kebutuhan user tersebut. Sistem yang demikian mempunyai beberapa karakteristik tertentu, yaitu mobile, embedded, dan invisible. Skripsi ini bertujuan untuk merancang dan merealisasikan suatu sistem berbasis konsep pervasive computing. Sistem yang dinamakan SmartClass ini dapat membantu user yaitu dosen yang mengajar pada suatu kelas dalam hal identifikasi dosen tersebut. Sistem ini juga membantu dosen tersebut melakukan transfer file yang akan dipresentasikan saat itu serta mempersiapkan presentasi itu sendiri dengan cara aktivasi aplikasi presentasi serta aktivasi LCD Projector yang digunakan dalam presentasi. Semua hal tersebut dilakukan dengan meminimalisasi interaksi dengan dosen tersebut. Sistem SmartClass memiliki tiga fungsi utama, yaitu identifikasi user, transfer file serta komunikasi dengan hardware. Identifikasi user dilakukan dengan cara mengidentifikasi MAC Address dari laptop yang dibawa oleh user. Transfer file dilakukan dengan bantuan Java networking, yaitu menggunakan metode stream socket. Bahasa pemrograman Java juga digunakan untuk mengaktifkan aplikasi yang digunakan untuk membuka file yang telah ditransfer. Sedangkan komunikasi antara server dan hardware dilakukan dengan menggunakan media perantara kabel serial dan metode komunikasi RS-232C antara server dan hardware. Pengujian unjuk kerja sistem SmartClass dilakukan pada fungsi transfer file dari sistem ini. Hasil pengujian menunjukkan suatu hubungan berbanding lurus antara waktu transfer file dengan ukuran dari file tersebut. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa waktu transfer suatu file untuk pertama kalinya cenderung lebih lama dibandingkan waktu transfer file yang sama untuk kedua kalinya.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40276
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, Januar
Abstrak :
Surging merupakan salah satu fenomena penting dalam proses pengeboran minyak. Surging merupakan tekanan tinggi yang terjadi saat casing atau pipa pengeboran drill string dimasukkan ke dalam sumur. Jika tekanan surging lebih tinggi dari tekanan formasi tanah akan menyebabkan lost circulation dan memunculkan ancaman terhadap safety dan lingkungan Surging dikendalikan oleh parameter reologi fluida pengeboran dan hidrolika. Penelitian tentang karakteristik tekanan surging pada sumur pengeboran telah dilakukan dengan tujuan untuk memahami pengaruh reologi fluida dan kecepatan drill string Penelitian dilakukan dengan skala laboratorium dengan eksperimental setup berupa pipa akrilik berdiameter 54 mm dengan panjang 3 meter yang berfungsi sebagai lubang pengeboran dan pipa besi berdiameter 33 mm yang berfungsi sebagai sepanjang 3 meter yang berfungsi sebagai drill string. Tekanan pada dinding sumur diukur menggunakan pressure differential tranducer pada berbagai kecepatan drill string dan beberapa jenis fluida pengeboran. Fluida pengeboran yang digunakan adalah air dan campuran air dengan Bentonite dengan berbagai konsentrasi. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa reologi fluida pengeboran dan kecepatan drill string mempengaruhi tekanan surging Hasil pengukuran juga menunjukkan kesesuaian yang baik dengan model matematisnya. Dari penelitian didapatkan kesimpulan bahwa naiknya konsentrasi bentonite maupun kecepatan drill string menyebabkan tekanan surge yang dihasilkan juga akan semakin besar.
Surging is one of the important phenomena in process of oil drilling well. Surging is a high pressure that occurs when the casing or drill string is lowered or run into the well. If the surging pressure higher than formation pressure it will cause lost circulation and evoke a threat to safety and environment. Surging is controlled by parameter of drilling fluid rheology and hydraulics. Research on the characteristics of surging pressure in drilling wells has been conducted in order to understand the influence of the fluid rheology and the speed of the drill string. The study was conducted by a laboratory scale experimental setup with a 54 mm diameter acrylic pipe with length of 3 meters which serves as drilling holes and 33 mm diameter steel pipe with length 3 meters which serves as the drill string. Pressure on the wall of the well was measured using a differential pressure transducer at various speed drill string and several type of drilling fluid The drilling fluid used is water and water mixed with Bentonite with various concentrations. The experimental results showed that the drilling fluid rheology and the speed of the drill string affect surging pressure The measurement results also showed good agreement with mathematical models. From the study it was concluded that the increase in the concentration of Bentonite or speed drill string causes pressure surges generated will also be greater.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S51717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triwahyu Rahmatu Januar
Abstrak :
Analisa getaran pada struktur poros propeller kapal adalah suatu permasalahan yang cukup kompleks. Selain daripada struktur sistem propulsi kapal yang rumit, kondisi operasi yang dialami poros juga berpengaruh terhadap eksitasi yang diterima poros tersebut. Dengan hadirnya metode elemen hingga, analisa getaran pada poros propeller kapal dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan akurat. Dengan lingkup permasalahan yang diteliti dapat berupa analisa frekuensi natural struktur, dan juga respon harmonik akibat pembebanan yang diterima struktur tersebut. Dari analisa frekuensi natural (modal analysis) didapatkan nilai frekuensi natural tiga mode awalnya adalah sebesar 43.875 Hz, 82.12 Hz, dan 91.112 Hz. Sedangkan dalam analisa Harmonic Response menunjukan faktor dari pembebanan torsional mempunyai pengaruh yang lebih besar di bandingkan dengan pembebanan longitudinalnya dengan nilai deformasi yang dihasilkan sebesar 3.58 mm berbanding 0.23 mm pada kondisi kecepatan maksimum operasinya (942 RPM atau 15.7 Hz). Sedangkan untuk pembebanan kombinasi longitudinal dan torsional menghasilkan nilai deformasi sebesar 3.605 mm dengan nilai tegangan sebesar 150.79 Mpa, dan memenuhi batas tegangan yang diijinkan sebesar 158.824 Mpa.
Vibration analysis on the structure of the ship propeller shaft is a problem that is quite complex. Other than the ship's propulsion system structures are complicated, the operating conditions the shaft also influence on the excitation of the shaft is received . With the presence of the finite element method, vibration analysis on the ship propeller shaft can be done easily, quickly, and accurately. With the scope of problems that can be researched analysis of natural frequency of the structure, and also the harmonic response due to the imposition of such a structure is accepted. From the analysis of the frequency of natural (modal analysis) obtained the value of natural frequencies of three mode is initially 43.875 Hz, 82.12 Hz, 91.112 Hz. and Whereas the analysis of Harmonic Response of torsional loading factor of having a bigger influence in compare with the imposition of longitudinal loading with the value of the resulting deformation of 3.58 mm to 0.23 mm at the maximum speed of its operation conditions (942 RPM or 15.7 Hz). Whereas for the combination longitudinal and torsional produce value deformation of 3.605 mm and value stress of 150.79 mpa, and meet the allowable stress limit as permitted by 158.824 mpa.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55460
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>